Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KARAKTERISTIK BUBUR INSTAN MP-ASI BERBASIS SORGUM PUTIH (Sorghum bicolor (L.) Moench) DAN WORTEL (Daucus caronta L.) (Characteristic of Instant Complementary Food for Breast Milk from White Sorghum and Carrots) Diki Nanang Surahman; Wisnu Cahyadi; Alethea Stania; Wawan Agustina
Biopropal Industri Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.492 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i2.5330

Abstract

Commercial instant porridge using rice as carbohydrate source, thus needs alternatives to reduce dependency. Sorghum has higher protein, calcium and iron content compared to rice and corn also has functional ingredients such as antioxidants, vitamins and minerals. This study aimed to determine the optimal formula of instant porridge for complementary food-breast milk (MP-ASI) from white sorghum flour enriched with carrots. The research method consisted of preliminary and primary research. Preliminary research included testing tanin levels and phytic acid of sorghum and determining the upper and lower limits of application design experts. The main research included optimization of formulations and testing of MP-ASI instant porridge sample response using the D-Optimal Mixture design expert application.Based on the analysis of design expert 10.0 application, optimum formula consisted of white sorghum flour 12.76% and carrots 6.44% with a desirability value of 0.567. Based on the results of physical, chemical and organoleptic analysis, the formulation of instant baby porridge needs to be reformulated to meet the needs of fat content, dietary fiber content and beta-carotene content.Keywords: carrot, complementary food, design expert, instant porridge, white  sorghumABSTRAKBubur instan komersial umumnya menggunakan beras sebagai sumber karbohidrat sehingga perlu dilakukan upaya pencarian alternatif untuk mengurangi ketergantungan. Sorgum memiliki kandungan protein, kalsium dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras dan jagung serta memiliki kandungan bahan fungsional seperti antioksidan, vitamin dan mineral. Tujuan penelitian ini untuk menentukan formula yang optimal pada pembuatan bubur instan Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI) berbahan baku tepung sorgum putih yang diperkaya dengan wortel. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan meliputi pengujian kadar tanin dan asam fitat sorgum dan penentuan batas atas dan bawah pada aplikasi design expert. Penelitian utama meliputi optimasi formula dan pengujian respon bubur instan MP-ASI sorgum putih dan wortel menggunakan aplikasi design expert metode Mixture D-Optimal. Berdasarkan analisis aplikasi design expert 10.0 dihasilkan formula optimum tepung sorgum putih sebesar 12,76% dan wortel sebesar 6,44% dengan nilai kesukaan sebesar 0,567. Berdasarkan hasil analisis fisik, kimia dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa formulasi bubur bayi instan perlu dilakukan reformulasi untuk memenuhi kebutuhan kadar lemak, kadar serat pangan dan kadar betakaroten.Kata kunci: bubur instan, design expert, MP-ASI, sorgum putih, wortel
PENDUGAAN UMUR SIMPAN SNACK BAR PISANG DENGAN METODE ARRHENIUS PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA (Estimation of Banana Snack Bar Shelf Life with Different Storage Temperatures Using Arrhenius Method) Diki Nanang Surahman; Riyanti Ekafitri; Dewi Desnilasari; Lia Ratnawati; Jesica Miranda; Wisnu Cahyadi; Ashri Indriati
Biopropal Industri Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v11i2.5898

Abstract

ABSTRACTBanana snack bar is one of the snacks made from banana and banana flour, rod-shaped, and consumed as a snack. Shelf life information about the product is needed to ensure that the product is still good for consumption and has not been damaged. Therefore, this study aimed to determine the estimated shelf life of banana snack bars using the Arrhenius method. This method was carried out at three storage temperatures representing cold, ambient, and heat temperatures with 15, 30, and 45 oC for 35 days and observed every 7 days. The parameters observed include water content, water activity (Aw), texture (hardness and crispiness), and total yeast/mold. The results showed that texture was the first damaged parameter at 15 and 30 oC with k value (quality reduction constant) 0.0057 and 0.0064. While at 45 oC, hardness broke sooner than other parameters with k value 0.0097. This means that banana snack bar products are starting to be unacceptable, mainly due to changes in texture. Based on the results obtained, it is known that the banana snack bar has an estimated shelf life of 75.67 days if stored at room temperature 30 oC and longer shelf life if stored at 15 0C, which is 84.96 days.Keywords: banana snack bar, shelf life product, Arrhenius, storage temperatures, storage timeABSTRAKSnack bar pisang merupakan makanan ringan yang terbuat dari pisang dan tepung pisang mentah, berbentuk batang dan dikonsumsi sebagai camilan. Informasi umur simpan produk diperlukan untuk menjamin bahwa produk masih layak dikonsumsi dan belum mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendugaan umur simpan snack bar pisang menggunakan metode Arrhenius.  Pengujian pendugaan umur simpan dengan metode Arrhenius dilakukan pada tiga suhu penyimpanan mewakili suhu dingin, ruang dan panas yaitu 15, 30 dan 45 oC selama 35 hari dengan waktu pengamatan setiap 7 hari. Adapun parameter yang diamati meliputi kadar air, aktivitas air (Aw), tekstur (kekerasan dan kerenyahan) dan total kapang khamir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa snack bar pisang mengalami kerusakan yang lebih cepat pada parameter tekstur yaitu kerenyahan pada suhu 15 dan 30 oC ditandai dengan nilai k (konstanta penurunan mutu) yang tinggi yaitu 0,0057 dan 0,0064. Sementara itu, kerusakan pada suhu 45 oC paling cepat terjadi pada parameter kekerasan dengan nilai k 0,0097. Hal ini berarti produk snack bar pisang mulai tidak dapat diterima terutama disebabkan oleh perubahan tekstur. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa snack bar pisang memiliki pendugaan umur simpan selama 75,67 hari jika disimpan pada suhu ruang 30 oC dan memiliki pendugaan umur simpan yang lebih lama jika disimpan pada suhu dingin 15 oC yaitu 84,96 hari.Kata kunci: snack bar pisang, umur simpan, Arrhenius, suhu penyimpanan, waktu penyimpanan
EVALUASI STABILITAS ZAT BESI DAN ASAM FOLAT SERTA NILAI GIZI DAN PENERIMAAN SENSORI BANANA FLAKE - Evaluation of Folic Acid and Iron Stability, Nutrition and Sensory Value of Banana Flake Riyanti Ekafitri; Nok Afifah; Diki Nanang Surahman; Nur Kartika Indah Mayasti; Fitri Laelatul Qodriah; Wisnu Cahyadi
Biopropal Industri Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.131 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i1.4624

Abstract

Iron and folic acid deficiency are causes of anemia among children and adolescents. Iron and folic acid fortification on banana flake products as a breakfast food is one of efforts to increase the consumption of vitamins and minerals. This study aimed to evaluate nutritional value and sensory reception of fortified banana flake products for school age children and determine the stability of iron and folic acid during processing. Banana flake was made using variation of fortification in the form of iron, folic acid and combination of both. The analysis included iron and folic acid, nutritional value (proximate, dietary fiber and calorie calculation) and sensory properties. The results showed during the process, fortified folic acid was relatively unstable with a decrease of 46.27-76.61% due to the roasting process. Iron was more stable than folic acid with a lower decrease of 44-51.39%. Fortification of folic acid and iron in general did not have a significant effect on nutritional value and sensory banana flake. Water content, ash content, protein, carbohydrate and caloric content of successively fortified banana flakes were ranged from 2.14-2.38%; 3.31-3.39%; 6.47-6.61%; 86.11-86.30%; 384-386.34 kcal / 100 g. Banana flake has sensory reception in the preferred range to be very preferred.Keywords: banana flake, folic acid, iron mineral, nutrition, sensoryABSTRAKDefisiensi zat besi dan asam folat merupakan penyebab penting anemia di kalangan anak-anak dan remaja sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral untuk membantu menanggulangi hal tersebut. Salah satunya dengan fortifikasi zat besi dan asam folat pada produk banana flake sebagai makanan sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas zat besi dan asam folat selama proses pengolahan banana flake serta nilai gizi produk banana flake terfortifikasi dan penerimaan sensori banana flake terfortifikasi sebagai makanan sarapan untuk anak usia sekolah. Banana flake dibuat dengan perlakuan jenis fortifikan berupa zat besi, asam folat dan gabungan zat besi dan asam folat. Analisa yang dilakukan meliputi kandungan zat besi dan asam folat, nilai gizi (proksimat, serat pangan dan perhitungan kalori) dan sifat sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengolahan banana flake, asam folat yang difortifikasi relatif tidak stabil dengan penurunan sebesar 46,27-76,61% akibat adanya proses pemanggangan. Zat besi lebih stabil dibandingkan asam folat dengan penurunan yang lebih rendah yaitu 44-51,39%. Tidak terdapat  interaksi negatif pada fortifikasi asam folat dan zat besi secara bersamaan. Fortifikasi asam folat dan zat besi secara umum tidak berpengaruh signifikan pada nilai gizi dan sensori banana flake. Kadar air, kadar abu, kadar protein, karbohidrat dan kalori banana flake terfortifikasi berturut berkisar antara 2,14-2,38%; 3,31-3,39%; 6,47-6,61%; 86,11-86,30%; 384-386,34 kkal/100 g. Produk ini tergolong tinggi serat pangan, asam folat dan zat besi, rendah lemak dan nilai kalori yang mencukupi pensyaratan makanan sarapan. Banana flake memiliki penerimaan sensori pada kisaran disukai hingga sangat disukai.Kata kunci: asam folat, banana flake, gizi, sensori, zat besi
The Effect of Mixed-Fruit Juice on Uterine Contractions and Cervical Dilatation During the First Stage of Delivery Bellia Loranthifolia Martasari; Wisnu Cahyadi; Gaga Irawan Nugraha; Farid Husin; Hadi Susiarno; Yudi Mulyana Hidayat; Mieke Hemiawati Satari
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.214 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i1.2908

Abstract

Energy imbalance in delivery can inhibit the action of glycolytic enzymes and interfere with chemical reactions in muscle cells. These nuisances may interfere with uterine contractions that obstruct cervical dilatation. Therefore, mothers require a nutritional alternative which is practical, generates energy quickly and supplies glucose needed for uterine contractions. These can be fulfilled with a mixed-fruit juice beverage. Mixed-fruit juice consists of fruits, Tunisian dates, honey, and red beans. This study aims to analyze the effect of the mixed-fruit extract on uterine contraction and cervical dilatation during the first stage of delivery. This study used a randomized controlled trial design. The target population was all the mothers who would give birth in Bandung city in March−April 2017. The samples of this study were the gravida <4 who would give birth at the Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar/PONED (Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care/BEONC) Puskesmas (Public Health Center) Ibrahim Ajie, Puter, Garuda, Pagarsih, and Padasuka, consisting of 30 subjects as the treatment group and other 30 subjects as the control group. Uterine contractions and cervical dilatation were measured clinically and recorded on partograph. The analysis of data was done using the chi-square test, independent t test, and Mann-Whitney test. The results showed that there was the effect of mix-juice on the frequency, the duration and the intensity of uterine contractions and cervical dilatation with p value<0.05 and relative risk (RR) values respectively of 1.3, 3.3, 2.6, 1.7. In conclusion, consuming mixed-fruit juice during the first stage of delivery give a significant impact on the progress of uterine contractions and cervical dilatation.PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN MIX JUICE TERHADAP KONTRAKSI UTERUS DAN PEMBUKAAN SERVIKS SELAMA KALA I PERSALINANKetidakseimbangan energi saat persalinan dapat menghambat kerja enzim glikolitik dan mengganggu reaksi kimia dalam sel otot sehingga dapat menghambat kontraksi otot dan pembukaan serviks. Perlu alternatif nutrisi ibu bersalin yang praktis, cepat menghasilkan energi, dan memberikan asupan glukosa yang dibutuhkan untuk kontraksi uterus dalam bentuk minuman mix juice. Mix juice ini mengandung buah-buahan, kurma tunisia, madu, dan kacang merah. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian minuman mix juice terhadap kontraksi uterus dan pembukaan serviks selama kala I persalinan. Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial. Populasi target adalah semua ibu yang akan melahirkan di Kota Bandung pada bulan Maret−April 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah gravida <4 yang akan melahirkan di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED) Ibrahim Ajie, Puter, Garuda, Pagarsih, dan Padasuka, yaitu 30 subjek pada kelompok perlakuan dan 30 subjek pada kelompok kontrol. Kontraksi uterus dan pembukaan serviks diukur secara klinis dan dicatat pada partograf. Analisis data menggunakan uji chi-kuadrat, uji t independen, dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian didapatkan pengaruh pemberian minuman mix juice terhadap frekuensi, lama dan intensitas kontraksi uterus, serta pembukaan serviks dengan nilai p<0,05 dan nilai RR masing-masing sebesar 1,3; 3,3; 2,6; 1,7. Simpulan, pemberian minuman mix juice selama kala I persalinan berpengaruh terhadap kemajuan kontraksi uterus dan pembukaan serviks.
Mixed Juice Consumption During Labor to the Mother's Blood Lactate Levels Rezah Andriani; Mieke Hemiawati Satari; Yudi Mulyana Hidayat; Farid Husin; Gaga Irawan Nugraha; Hadi Susiarno; Wisnu Cahyadi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.136 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i3.2907

Abstract

Maternal nutritional needs aim to prevent fatigue marked by lactate accumulation. Mix juice is made for the needs of the mother's energy quickly and reduces the accumulation of lactate. The objective of this study was to find out the influence of mix juice during labor to the mother's blood lactate levels. This study used a randomized controlled trial pretest-posttest group design. This research was carried out at the Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar/PONED (Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care/BEONC) Puskesmas (Public Health Center) Garuda, Puter, Pagarsih, Padasuka, and Ibrahim Aji in Bandung city in March–April 2017. The population was all mothers who gave birth in Bandung. Sampling was carried out randomization, the number of samples of 60 people in treatment and control group. The treatment group received mix juice during labor, while the control group was free to eat and drink. The result was analyzed using comparative-numerical categorical analysis test, and the mean difference was analyzed using unpaired t test. The results showed the average increased in blood lactate levels in the treatment group (1.9 mmol/L) was lower than in the control group (4.0 mmol/L). Statistically, there was a significant difference in elevated blood lactate levels after intervention between the treatment and control group. Mothers who did not receive the mix juice in labor have a risk of elevated blood lactate levels 4 times higher than the mothers who received the mix juice. Conclusion, giving mix juice to the labor process affects the prevention of maternal blood lactate levels. KONSUMSI MINUMAN MIX JUICE PADA PERSALINAN UNTUK KADAR LAKTAT DARAH IBUKebutuhan nutrisi ibu bersalin bertujuan mencegah kelelahan yang ditandai dengan akumulasi laktat. Mix juice dibuat untuk memenuhi kebutuhan energi ibu bersalin secara cepat dan mengurangi penumpukan laktat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian mix juice terhadap kadar laktat darah ibu. Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial pretest-posttest group. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Garuda, Puter, Pagarsih, Padasuka, dan Ibrahim Aji di Kota Bandung pada Maret–April 2017. Populasi penelitian adalah semua ibu yang akan melahirkan di Kota Bandung. Penarikan sampel dilakukan secara acak yang berjumlah 60 orang pada kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan mix juice selama persalinan, sedangkan kelompok kontrol dibebaskan untuk makan dan minum. Hasil dianalisis menggunakan uji analisis komparatif kategorik numerik dan perbedaan rerata dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian didapatkan rerata kenaikan kadar laktat darah pada kelompok perlakuan (1,9 mmol/L) lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol (4,0 mmol/L). Secara statistik terdapat perbedaan bermakna dalam kenaikan kadar laktat darah setelah intervensi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Ibu yang tidak mendapatkan mix juice pada persalinan memiliki risiko kenaikan kadar laktat darah 4 kali lebih tinggi dibanding dengan ibu yang mendapatkan mix juice pada persalinan. Simpulan, pemberian mix juice pada proses persalinan berpengaruh terhadap pencegahan peningkatan kadar laktat darah ibu.
PENGARUH KONSENTRASI GULA STEVIA DAN PENAMBAHAN ASAM ASKORBAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOKTIL BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) wisnu cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 2 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.418 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i2.1046

Abstract

Bawang dayak merupakan salah satu umbi yang mengandung kadar antioksidan yang tinggi serta dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, sehingga dapat dilakukan diversifikasi pengolahan bawang dayak sebagai makanan fungsional yaitu pembuatan koktil bawang dayak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah memanfaatkan tanaman bawang dayak sebagai bahan baku koktil, dan mempelajari pengaruh konsentrasi gula stevia serta pengaruh penambahan asam askorbat terhadap karakteristik koktil bawang dayak. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dan ulangan sebanyak 3 kali. faktor yang pertama yaitu konsentrasi gula stevia (A) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu a1(0.1%), a2 (0.2%), dan a3 (0.3%) serta konsentrasi asam askorbat (B) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu b1 (200 ppm), b2 (400 ppm), dan b3 (600 ppm). Respon pada penelitian ini adalah respon organoleptik yang meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur. Respon kimia meliputi kadar antioksidan, kadar vitamin C, dan pH serta respon fisik yang meliputi kadar total padatan terlarut. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi gula stevia berpengaruh nyata terhadap kadar total padatan terlarut (0Brix), rasa, nilai pH, penambahan asam askorbat berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C, nilai pH, warna, rasa. Berdasarkan hasil scoring statistic bahwa produk koktil bawang dayak yang terpilih adalah a3b1 (konsentrasi gula stevia 0.3%, dengan konsentrasi asam askorbat 200 ppm) memiliki nilai kadar antioksidan sebesar 700.293 ppm pada pengenceran 1000 ppm.
KAJIAN PERBANDINGAN TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor) DENGAN TEPUNG GANYONG (Canna edulis) DAN KONSENTRASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta L) TERHADAP KARAKTERISTIK NUGGET Wisnu Cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 3 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.189 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i3.1268

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong dan konsentrasi ikan kembung pada karakteristik nugget. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan dan meningkatkan produktivitas pangan lokal sebagai diversifikasi makanan yang dapat diterima oleh masyarakat, memberikan informasi tentang bahan-bahan alternatif yang terbuat dari tepung sorgum, tepung ganyong dan ikan kembung sebagai komoditas lokal, serta meningkatkan penggunaan nilai dan nilai ekonomi dari tepung sorgum, tepung ganyong dan ikan kembung. Metode penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menganalisis kadar air bahan baku untuk tepung sorgum dan tepung ganyong. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 3X3 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong (1: 2, 2: 2, dan 2: 1) dan faktor kedua adalah konsentrasi ikan kembung (50%, 55%, dan 60%). Respon variabel dalam penelitian ini adalah uji organoleptik termasuk warna, rasa, tekstur dan rasa. Respon kimia meliputi penentuan kadar air, kandungan karbohidrat, kandungan protein, kandungan lemak, dan kandungan serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tepung sorgum 10,78% kadar air dan pada tepung ganyong adalah 10,29%. Berdasarkan hasil pemilihan sampel terbaik, produk yang dipilih diperoleh dalam perlakuan a2b3 dari perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong (1: 1) dan konsentrasi ikan kembung (60%) dengan kadar air 51,63%, protein 14,73%, lemak 5,47%, karbohidrat 6,35%, dan serat kasar 3,90%.
KORELASI CAMPURAN STARTER LACTOBACILLUS PLANTARUM DENGAN STREPTOCOCCUS THERMOPHILLUS TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN SINBIOTIK UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) KUNING wisnu cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 6 No 1 (2019): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.933 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v6i1.1507

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi campuran starter Lactobacillus plantarum dan Streptococcus thermophillus terhadap karakteristik minuman sinbiotik ubi jalar kuning. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu inokulasi bakteri, pembuatan starter, pembuatan sari ubi jalar, dan penentuan jumlah sel, penelitian utama yaitu melihat korelasi antara campuran starter yang digunakan terhadap respon yang dilakukan yaitu respon organoleptik, kimia, dan respon mikrobiologi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji organoleptik pada atribut rasa, aroma dan tekstur memiliki korelasi terhadap campuran starter, pada analisis mikrobiologi hitung jumlah sel menggunakan metode TPC pada bakteri Lactobacillus plantarum yaitu 2.39 x 107 pada bakteri Streptococcus thermophillus yaitu 2.53 x 107, pada respon kimia di dapatkan hasil % serat, pH, Viskositas, asam laktat dan aktivitas antioksidan memiliki korelasi terhadap campuran starter.
PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM Wisnu Cahyadi; Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.999 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.649

Abstract

Sorbet merupakan salah satu makanan pencuci mulut dimana berasal dari pencampuran sari buah, sukrosa dan bahan penstabil yang memiliki bentuk menyerupai es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi keduanya terhadap karakteristik sorbet murbei hitam. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang terpilih menggunakan uji organoleptik. Pada uji organoleptik penelitian pendahuluan memiliki tahapan yang terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Sedangkan pada penelitian utama yaitu menentukan konsentrasi bahan penstabil CMC dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok). Tahapan penelitian utama terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil CMC, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Bahan penstabil yang terpilih di penelitian pendahuluan yaitu CMC. Hasil dari penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penstabil berpengaruh terhadap tekstur, overrun, kadar air dan vitamin C. Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur, kadar air dan vitamin C. Interaksi antara konsentrasi bahan penstabil CMC dan konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap tekstur dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet murbei hitam terpilih adalah perlakuan sampel a3b3 (konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari uji organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan aktivitas antioksidan 1954,388 ppm, kadar air 65,76%, vitamin C 22,16 mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %.
Optimasi Formula dan Karakterisasi Produk Cookies Berbahan Dasar Pasta Kacang Mete (Anacardium occidentale L) Wawan Agustina; Nadya Fitri Dzakia; Wisnu Cahyadi; Diki Nanang Surahman; Ade Chandra Iwansyah
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6088

Abstract

Kacang mete merupakan salah satu komoditas potensial dengan kandungan gizi yang baik dan dapat diolah menjadi aneka produk turunannya. Kacang mete dapat diolah menjadi pasta dan selanjutnya dikembangkan menjadi produk cookies. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh formula yang optimal pada pembuatan cookies berbahan dasar pasta kacang mete dan tepung terigu. Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi karakterisasi kacang mete sebelum dan setelah pemanggangan, pembuatan pasta kacang mete, dan penentuan batas atas dan batas bawah untuk penelitian utama melalui uji hedonik. Penelitian utama meliputi optimalisasi formula cookies berbahan dasar pasta kacang mete dan tepung terigu menggunakan program Design Expert 11.0 Metode D-optimal. Berdasarkan analisis dengan program tersebut dihasilkan formula optimal yaitu dengan penggunaan pasta kacang mete sebanyak 12,52% dan tepung terigu sebanyak 23,48% dengan nilai desirability sebesar 0,500. Berdasarkan hasil analisis fisikokimia, mikrobiologi dan organoleptik dapat disimpulkan bahwa formula optimal pada cookies kacang mete telah memenuhi standar mutu berdasarkan SNI 01-2973-2011 mengenai biskuit.