Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Potensi Metabolit Sekunder, Antosianin Total dan Antioksidan Beras Wakawondu (Oriza nivara L.) Endemik Buton Utara Nasrudin, Nasrudin; Ruslin, Ruslin; Jabbar, Asriullah; Nurlansi, Nurlansi; Mulyana, Wa Ode; Wandira, Ayu
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 2024: Suppl. 6, No. 2 (Universitas Halu Uleo Conference)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v6i2.53352

Abstract

Wakawondu merupakan beras yang berwarna merah endemik Buton Utara mempunyai tekstur, rasa dan aroma yang khas menjadi pembeda dengan beras yang berwarna merah lainya, sehingga menarik dikembangkan potensinya untuk diversifikasi pangan berkhasiat kesehatan. Karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi metabolit sekunder dan antosianin total serta aktivitas antioksidan beras wakawondu yang diperoleh di pasaran. Serbuk wakawondu dimaserasi dengan etanol 96% yang diasamkan dengan HCl 1%. Kandungan metabolit sekunder ditentukan dengan metode fitokimia, kadar antosianin total dengan metode pH differensial dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol wakawondu yang diperoleh di pasaran mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, flavonoid dan polifenol dengan kadar antosianin total 3,156 mg/100 g lebih tinggi diatas rata-rata beras berwarna merah lainya dan nilai IC50 antioksidan 241,55±0,2147 µg/mL, sedangkan vitamin C 11,923±0,2197 µg/mL sebagai antioksidan standar. Disimpulkan bahwa potensi antosianin ekstrak etanol wakawondu diatas rata-rata beras berwarna merah lainya, terkonfirmasi dengan hasil skrining fitokimia yang positif mengandung flavonoid dan polifenol.
Profil Dan Rasionalitas Penggunaan Antidiabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di RSUD Kota Kendari Jabbar, Asriullah; Y, Muhammad Ilyas; Pascayantri, Asniar; Qur’ani, Qur’ani; Mubarak, Mubarak; Irma, Irma; Nirwati, Andi
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology 2024: Suppl. 6, No. 2 (Universitas Halu Uleo Conference)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v6i2.52642

Abstract

Pengelolaan diabetes melitus tipe II yang tepat sebaiknya mengikuti pengobatan yang rasional. Penggunaan obat antidiabetik yang rasional menjadi hal penting dalam mencapai terapi yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dan rasionalitas penggunaan antidiabetik, serta korelasi rasionalitas pengobatan terhadap kadar glukosa darah pasien. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental observasional dengan rancangan penelitian retrospektif, kemudian hasil yang diperoleh di analisis secara deskriptif. Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji Chi-square. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 82 pasien diabetes rawat inap di RSUD Kota Kendari Tahun 2021-2022. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antidiabetik kombinasi (36,58%) dan antidiabetik tunggal (63,41%). Berdasarkan kerasionalan penggunaan antidiabetik yaitu tepat obat (17,07%),  tidak tepat obat (82,92%,) tepat pasien 10,97%, tidak tepat pasien 89,02%, tepat dosis dan tepat interval waktu pemberian (100%). Penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara rasionalitas tepat obat dengan kadar glukosa darah (p>0,05) dan rasinolitas tepat pasien dengan kadar glukosa darah (p>0,05), namun terdapat hubungan antara rasionalitas tepat obat dengan komorbid (p< 0,05) dan rasionalitas tepat pasien dengan komorbid (p< 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan sebagian besar pasien diabetes rawat inap RSUD Kota Kendari berusia 45-59 tahun dengan jenis kelamin perempuan serta hipertensi sebagai penyakit penyerta terbanyak, rasionalitas penggunaan obat secara umum masih dibawah 100% dan tidak terdapat hubungan antara rasionalitas pengobatan dengan kadar glukosa darah, namun terdapat hubungan dengan komorbid.