Claim Missing Document
Check
Articles

Studi Perencanaan Pintu Air Irigasi Dengan Bahan Baja Ringan Pada Saluran Irigasi Tambak Di Desa Permisan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo Handika Setya Wijaya
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v12i2.1979

Abstract

Sistem operasi pendistribusian air payau di Daerah Irigasi Tambak selama ini masih mengunakan sistem tradisional dan seringkali menimbulkan dampak tidak maksimal hasil produksi tambak. Untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu dilakukan perencanaan konstruksi pintu air ini bertujuan untuk mendukung pendistribusian air irigasi dan mengoptimalkan sistem pembagian air lebih terstruktur serta menigkatkan produksifitas lahan tambak. Konstruksi pintu air yang direncanakan adalah pintu air dengan bahan baja ringan untuk pembagian air payau di daerah irigasi tambak. Dimensi saluran adalah berdasarkan kondisi di lapangan yaitu dengan kondisi pada titik P1, P2 dan P3. Daerah yang akan dilayani adalah Kali Buyuk dengan luas area 25 ha, kebutuhan air pada saat pengisian P1 = 3,33 lt/det/ha, P2 = 23,31t/det/ha, P3=  49,95 lt/det/ha, debit air yang kebutuhan pada setiap titik adalah P1 =  0,01 m3/det, P2 = 0,023 dan P3 = 0,049, dengan tebal pintu bahan baja ringan pada P1 = 0,266 cm, P2 = 0,28 cm dan P3 = 0,279 cm dan momen maximal pada setiap titik sebagai berikut P1 = 4865 kg/cm, P2 = 5382 kg/cm, P3 = 5382 kg/cm dengan diameter pada setiap stang pintu adalah P1 = 2,03 cm, P2 = 2,04 cm, P3 = 2,09 cm.
PENGARUH BUKAAN (OPENING) TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG Handika Setya Wijaya
Media Teknik Sipil Vol. 15 No. 1 (2017): Februari
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jmts.v15i1.4491

Abstract

Dalam konstruksi bangunan-bangunan modern, instalasi perpipaan dibutuhkan untuk mengakamodasi kebutuhan mekanikal dan elektrikal. Salah satu alternatif rencana untuk melewatkan instalasi perpipaan tersebut adalah dengan membuat bukaan (opening) pada balok. Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar pengaruh pemberian beberapa variasi jumlah bukaan yang diberikan di zona tarik beton terhadap kekuatan dan kekakuan lentur balok beton bertulang. Pengujian yang dilakunan adalah pengujian lentur dengan benda uji balok berukuran (15 x 25 x 200) cm. Variasi penelitian ini yaitu jumlah bukaan berdiameter 5 cm yang berjumlah dua bukaan (BB2) dan empat bukaan (BB4) dan balok tanpa bukaan (BK). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bukaan pada zona tarik beton mereduksi kekuatan lentur meskipun tidak signifikan. Jika dibandingkan dengan BK, reduksi kekuatan lentur untuk balok BB2 sebesar 1.26% dan reduksi untuk balok BB4 sebesar 5.66%. Untuk kekakuan lentur pada kondisi praretak, terjadi reduksi kekakuan lentur. Jika dibandingkan dengan BK, reduksi kekakuan lentur untuk balok BB2 sebesar 9% dan reduksi untuk balok BB4 sebesar 15.24%. Untuk kekakuan lentur pada kondisi pascaretak, terjadi reduksi kekakuan lentur juga. Jika dibandingkan dengan BK, reduksi kekakuan lentur untuk balok BB2 sebesar 13.03% dan reduksi untuk balok BB4 sebesar 18.68%.
UJI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH PADA BETON DENGAN SERAT KAWAT NYAMUK PADA MUTU FC’ = 19,3 MPA Handika Setya Wijaya; Adrianus Tandi
Prokons: Jurnal Teknik Sipil Vol. 14 No. 1 February 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/prokons.v14i1.241

Abstract

Concrete is one of the construction materials that is currently widely used by the community to build buildings. This is evidenced by the large number of construction of buildings, roads, irrigation channels and other construction. Until now, Indonesian people still use a little concrete. The problem that we want to know is how the effect of adding mosquito wire fiber to compressive strength, tensile strength and elastic modulus of concrete using concrete quality fc '= 19.3 MPa. The purpose of this study is to add additional mosquito wire fiber can be used as an added component of concrete components that have high strength and good quality but are economically valuable for compressive strength, tensile strength and elastic modulus. The method used is secondary and primary data. The results of this study are compressive strength 0% = 15,839 MPa, 1% = 13,657 MPa, 3% = 10,137 MPa, 5% = 9,173 MPa, tensile strength 0% = 7,392 MPa, 1% = 8,205 MPa, 3% = 8,504 MPa, 5% = 9,038 MPa. and elastic modulus 0% = 29131,385 N / mm2, 1% = 14575.68 N / mm2, 3% = 10303,133 N / mm2, 5% = 7030,893 N / mm2. The results of this study found that the addition of mosquito wire fiber can reduce the compressive strength of concrete and modulus. While the tensile strength and modulus of elasticity increase. So that the mosquito wire is not suitable for concrete compressive strength and elastic modulus.
Kajian Desain Jembatan Sederhana Tipe Hollow Section Truss (HST) dari Material Kayu Kamper Handika Setya Wijaya; Azwar Erizaldy
Jurnal Fondasi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jft.v9i2.8522

Abstract

Indonesia memiliki lebih dari 80 ribu desa. Setiap desa, setidaknya membutuhkan tiga hingga empat jembatan untuk menyeberangi sungai, dan untuk mengakses fasilitas lainnya. Kebutuhan jembatan  yang banyak tersebut tidak dibarengi dengan anggaran negara yang dialokasikan terhadap pembangunan jembatan di desa-desa. Karena pembangunan jembatan membutuhkan biaya yang relatif mahal. Teknologi terkini dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam membangun jembatan di desa adalah teknologi “Judesa”. Teknologi Judesa telah dianggap sebagai jembatan yang eknomis padahal anggaran yang dikeluarkan relatif besar yaitu 370 juta. Maka dari itu penelitian ini menawarkan desain jembatan dengan rekayasa kayu dengan tipe rangka menggunakan inovasi “Hollow Section Truss (HST)” yang memiliki keunggulan yaitu kuat, lebih ekonomis dan berkearifan lokal karena material utama kayu dapat dicari di desa-desa setempat. Penampang Hollow Section akan meningkatkan inersia yang lebih besar dari pada kayu dengan penampang padat/ solid dengan luas penampang yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mencari jenis rangka yang kuat untuk diterapkan pada Hollow Section Truss. Dari hasil penelitian didapatkan Jembatan tipe rangka K (K Truss) memiliki rasio perkalian antara kekuatan dan penggunaan bahan paling baik dibandingkan dengan tipe rangka yang lain (Baltimore, Howe, Pratt, dan Warren). Jembatan K-Truss dengan inovasi HST mampu mengefisiensi bahan sebesar 14.90% untuk batang tarik dan 13% untuk batang tekan jika dibandingkan dengan jembatan K-Truss Konvensional.
PERBANDINGAN KEKAKUAN PUNTIR (TORSIONAL STIFFNESS) ANTARA BALOK KAYU KAMPER BERPENAMPANG HOLLOW (BOX BEAM) DAN SOLID Handika Setya Wijaya; Blima Oktaviastuti
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v2i2.730

Abstract

Indonesia is one of ten countries which the largest wood producer in the world. Wood is one of green materials if it’s compared with concrete and steel material. Wood is renewable material too. The problem of using wood for building construction is less of wood with large section dimension. So, engeenered wood appear to solve this problem. One of engeenered wood types is box beam. Box beam can increase inertia of material if it’s compared to traditional wood beam with same section dimension area. The purpose of this experiment is to know the comparasion about torsional stiffness between wood box beam and wood traditional beam. The result of this experiment show that Beam 1 (T.40.40) or traditional beam have torsional stiffness about 105,90 kg.m/rad. Beam 2 (T.45.45.12) is about 159,69 kg.m/rad. Beam 3 (T.50.50.10) is about 190,22 kg.m/rad. And at last, Beam 4 (T.58.58.8) is about 252,89 kg.m/rad. From the result, there are linier chart relationship between torsional stiffness and ratio of wall thickness and section dimension of box beam (t/a). The aplication of box beam should be developed. We hope box beam can be aplicated by people beacause torsional stiffness of box beam is larger than traditional wood beam exactly.
Perbandingan Nilai Lendutan Jembatan Rangka Antara Box Beam Section dan Konvensional dari Kayu Kamper Sebagai Penghubung Antar Dusun Handika Setya Wijaya; Andy Kristafi Arifianto
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019): EDISI MARET 2019
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.733 KB) | DOI: 10.33366/rekabuana.v4i1.1107

Abstract

Indonesia memiliki lebih dari 80 ribu desa sebagai satuan administrasi terkecil dari NKRI. Setiap desa, setidaknya membutuhkan tiga hingga empat jembatan untuk menyeberangi sungai, dan untuk mengakses fasilitas lainnya. Kebutuhan jembatan  yang banyak tersebut tidak dibarengi dengan anggaran negara yang dialokasikan terhadap pembangunan jembatan di desa-desa. Salah satu alternative konstruksi jembatan adalah dari material kayu juga merupakan material yang terbaharukan. Kendala dalam penggunaan kayu untuk konstruksi bangunan adalah kelangkaan kayu dengan dimensi  besar. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka  munculah  kayu  rekayasa (engeenered wood), salah satunya yaitu box beam. Box beam terbukti dapat meningkatkan inersia suatu bahan jika dibandingkan balok kayu konvensional dengan luas penampang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbandingan kekakuan antara jembatan kayu konvensional dan jembatan kayu menggunakan elemen box beam dari Kayu Kamper. Unsur kekakuan bias dinilai dari besarnya lendutan yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari perbandingan box beam dan balok kayu biasa ternyata box beam menghasilkan lendutan untuk B.58.58.8 lendutannya 0.852mm. Untuk balok B.50.50.10 lendutan yang terjadi 0.894 mm. Untuk balok B.45.45.12 lendutan yang terjadi 0.931 mm. Sedangkan untuk balok control B.40.40.20 lendutan yang terjadi 0.950 mm.  Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa box beam memiliki lendutan yang lebih kecil dari pada jembatan rangka dengan balok control (konvensional). Dan bisa menjadi rekomendasi pemilihan tipe struktur jembatan bentang pendek untuk Pedesaan karena lebih kaku.
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN BEKAS UNTUK BAHAN TAMBAH CAMPURAN ATB (ASPHALT TREATED BASE) Blima Oktaviastuti; Handika Setya Wijaya; Prana Indrawan
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018): EDISI MARET 2018
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.118 KB) | DOI: 10.33366/rekabuana.v3i1.914

Abstract

The growing need of motor vehicles each year must be balanced with the supporting facilities. Roads to support the smooth driving of using motor vehicles, always require maintenance in case of damage. The need for materials for road construction every year will always increase, one of them asphalt needs. Therefore, some alternative waste utilization is needed so that the asphalt needs can be fulfilled. A lot of waste that can be used as a mixture of asphalt, one of which used tires every year is always increasing in number. The objectives of this research are: (1) To know Marshall parameters from 0%, 1.5%, 3%, 4,5%, and 6% of used tire waste, and (2) To know the additional level of waste the best used tires as additives to the ATB mixture are reviewed against stability. This research uses a quantitative method approach with experimental research design. The research design includes several stages: aggregate material, tire powder, and asphalt, then the stage of making the specimens to determine the optimum asphalt content with 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6 %, 6.5%, after it was found that the optimum bitumen content was then subjected to the manufacture of test specimens with the addition of used tire powder with a range of 0%, 1.5%, 3%, 4.5%, 6% of the weight of the aggregate. The results of the research are: (1) the increasing number of used tire powder tends to decrease the stability value, (2) the addition of the best tire powder is at the tire powder level of 1.5% by obtaining a stability value of 1293 kg.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kelompok Pengrajin Mebel di Desa Sawahan Kecamatan Turen Kabupaten Malang Handika Setya Wijaya; Sinar Perbawani Abrina Anggraini; Asnah Asnah
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 5, No 2 (2021): EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v5i2.2679

Abstract

Micro, small and medium enterprises (MSMEs) processing wood in furniture is Wahyuillahi Furniture in Turen District, Malang Regency. This furniture business has been developed for about three years and continues today. The purpose of this activity is to develop the production of Wahyuillahi Furniture's furniture business by improving the quality of the production and packaging process through increasing the capacity of human resources, which is expected to increase the marketing reach of partners wider so that partners' income will increase and can improve the standard of living of the family. The method used is to provide training on marketing communication techniques, training and mentoring on E-Commerce; Provide tool assistance in the form of a more effective combination of a planner and a split saw; Provide training on BEP analysis and SWOT analysis, and simple finance; Conduct counseling and training activities on the understanding of engineered wood and furniture design. The service results are an increase in production from 0.8125 m3/month to 1.6 m3/month; The increase in consumer needs is increasing by an average of 17%. Turnover increased by 400%. The types of products produced increased by 200%. The refining process time is about three times faster; The length of the wood splitting process is 2.5 times faster; The number of marketing areas increased 2.5 times. The next plan is that the service team will periodically visit partners, namely Wahyu divine furniture, to help solve the problem.ABSTRAKSalah satu usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengolahan kayu berupa mebel bernama Mebel Wahyuillahi Furniture di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Usaha mebel ini telah dikembangkan sekitar 3 tahun dan bertahan hingga saat ini. Tujuan kegiatan ini adalah mengembangkan produksi usaha mebel Wahyuillahi Furniture dengan memperbaiki kualitas proses produksi dan pengemasan melalui peningkatkan kemampuan SDM yang diharapankan dapat meningkatkan daya jangkau pemasaran mitra semakin luas, sehingga pendapatan mitra akan bertambah dan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga. Metode yang digunakan adalah memberikan pelatihan tentang teknik komunikasi pemasaran, pelatihan dan pendampingan tentang E-Commerce; Memberikan bantuan alat berupa kombinasi multifungsi alat planner dan gergaji belah yang lebih efektif; Memberikan pelatihan tentang analisa BEP dan analisis SWOT, dan keuangan sederhana; Melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang pemahaman kayu rekayasa dan design furniture. Hasil pengabdian yaitu peningkatan produksi yang awalnya 0.8125 m3/bulan menjadi 1.6 m3/bulan; Peningkatan kebutuhan konsumen rata-rata naik 17%. Omzet naik 400%. Jenis produk yang dihasilkan naik 200%. Lama proses penghalusan menjadi lebih cepat sekitar 3 kali lipat; Lama proses pembelahan kayu lebih cepat 2,5 kali lipat; Jumlah daerah pemasaran naik 2,5 kali lipat. Rencana selanjutnya yaitu tim pengabdi akan secara berkala mengunjungi mitra yaitu Wahyu illahi furniture untuk membantu pemecahan problem solving.
Perancangan Struktur Bangunan Central Sterile Supply Department (CSSD) Rumah Sakit Mawaddah Medika Mojokerto Galih Damar Pandulu; Mukhlis Pribadi; Handika Setya Wijaya; Diana Ningrum
JAST : Jurnal Aplikasi Sains dan Teknologi Vol 5, No 2 (2021): EDISI DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jast.v5i2.2676

Abstract

Mawaddah Medika Hospital requires personnel who have building expertise and require supporting equipment in terms of supervision and analysis to calculate building structures that meet standards. The purpose of this community service is the application of the Structural Analysis And Design (STAAD) Pro V8i application to calculate safe building structures that hospitals must provide to support their activities. The results of calculating the dimensions of the concrete and its reinforcement are based on the axial moments and forces carried on the Central Steril Supply Department building. Structural calculation method with Structural Analysis And Design (STAAD) Pro V8i. As a result of this community service activity, partners receive assistance in planning the structure of the building so that an effective planning implementation can be obtained.ABSTRAKRumah Sakit Mawaddah Medika, membutuhkan  kompetensi personil yang mempunyai keahlian Bangunan Gedung, serta membutuhkan  peralatan yang mendukung dalam hal survei maupun peralatan analisa untuk menghitung struktur bangunan gedung yang memenuhi standar.. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penerapan aplikasi teknologi  Structural Analysis And Design (STAAD) Pro V8i untuk perhitungan struktur bangunan gedung yang aman yang harus disediakan oleh rumah sakit untuk menunjang aktivitasnya. Hasil perhitungan menentukan dimensi beton dan tulangannya berdasarkan momen aksial dan gaya yang dipikul pada gedung Central Steril Supply Department. Metode perhitungan struktural dengan Structural Analysis And Design (STAAD) Pro V8i. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, mitra memperoleh pendampingan perencanaan struktur bangunan gedung sehingga diperoleh implementasi perencanaan yang efektif dan efisien
Pengaruh Variasi Abu Sekam Padi Dengan Agregat Alam Lembata-NTT Pada Beton Mutu fc’ 19,3 MPa Handika Setya Wijaya; Antonius Ola Blikon
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 6 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.666 KB) | DOI: 10.33506/rb.v6i2.1145

Abstract

Beton merupakan hal yang paling utama dalam suatu konstruksi. Hampir setiap aspek pembangunan tidak terlepas dari beton. Sebagai contoh dalam sebua jenis pekerjaan pembangunan seperti jalan, gedung, jembatan juga jenis pekerjaan pembangunan lainnya, hampir tidak lepas dari adanya beton, beton merupakan bahan bangunan yang terdiri dari campuran agregat kasar ,agregat halus, air sebagai bahan pelarut, dan semen sebagai bahan pengikat. Sekam padi memiliki kandungan mineral yang sama dengan kandungan mineral pada semen, yang mana kandungan tersebut dikenal sebagai kandungan silica. Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh abu sekam padi terhadap mutu beton Fc1 19,3 MPa. Perhitungan perencanaan campuran beton menggunakan buku panduan praktikum merencanakan SNI 03-2834-2000. Pengambilan data dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji silinder berjumlah 12 buah dengan campuran 19,3 MPa dengan menggunakan variasi abu sekam padi sebanyak 0%, 5%, 10%, dan 15%. Dari nilai kuat tekan beton masing-masing variasi abu sekam padi, nilai kuat tekan yang paling rendah berada pada campuran beton yang menggunakan variasi 15 % abu sekam padi dengan nilai kuat tekan 8,91 MPa, 5 % penambahan abu sekam padi dengan nilai 11,46 MPa, dan 10 % penambahan abu sekam Padi sebanyak 14,67 MPa, sedangkan pada beton normal nilai kuat tekan beton adalah 17,76 MPa dimana dari nilai beton normal mengalami penurunan.