Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER MELALUI PELATIHAN KADER POSYANDU REMAJA Fransisca Noya; Kadar Ramadhan; Deviana Laurenzy Tadale; Ni Kadek Widyani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.742 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5257

Abstract

Abstrak: Pelaksanaan kegiatan posyandu remaja selama ini belum berjalan dengan baik karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan kader terutama dalam pengukuran antropometri dan penentuan status gizi. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader melalui pelatihan dalam melaksanakan kegiatan posyandu remaja. Metode pengabdian yang akan dilaksanakan memberikan pelatihan pada kader melakukan pengukuran antropometri (BB, TB, LP), mengukur LILA, menentukan IMT sekaligus status gizi remaja. Mitra pada kegiatan ini adalah 5 orang kader posyandu remaja. Evaluasi kegiatan ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan chek list keterampilan pre-posttest. Hasil pelatihan diperoleh peningkatan pengetahuan tentang posyandu remaja dan keterampilan pengukuran antropometri serta penentuan status gizi remaja. Pengetahuan kader sebelum pelatihan pengetahuan cukup 3 orang (60%), pengetahuan kurang 2 orang (40%).  Keterampilan kader 100% tidak terampil. Setelah dilakukan pelatihan kader, seluruh kader  memiliki pengetahuan baik  dan terampil (100%). Abstract: The implementation of youth posyandu activities so far has not been going well due to the lack of knowledge and skills of cadres, especially in anthropometric measurements and determining nutritional status. The purpose of this Community Service (PkM) activity is to increase the knowledge and skills of cadres through training in carrying out youth posyandu activities. The service method that will be carried out provides training for cadres to take anthropometric measurements (BB, TB, LP), measure LILA, determine BMI as well as adolescent nutritional status. Partners in this activity are 5 youth posyandu cadres. Evaluation of this activity uses a knowledge questionnaire and a check list of pre-post test skills. The results of the training obtained increased knowledge about adolescent posyandu and anthropometric measurement skills and determination of adolescent nutritional status. The knowledge of cadres before training is sufficient for 3 people (60%), less knowledge of 2 people (40%). The skills of cadres are 100% unskilled. After training cadres, all cadres have good knowledge and skills (100%).
SKRINING PENYIMPANGAN PERILAKU EMOSIONAL ANAK UMUR 36-72 BULAN MENGGUNAKAN KUESIONER MASALAH PERILAKU EMOSIONAL Fransisca Noya; Lisda Widianti Longgupa; Sony Bernike Magdalena Sitorus
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.638 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9493

Abstract

Abstrak: Masalah emosi dan perilaku yang terjadi pada anak dan remaja merupakan masalah yang cukup serius dan tidak bisa dianggap remeh karena dapat berdampak pada perkembangannya. Tujuan dilaksanakannya Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) adalah untuk:mengetahui penyimpangan perilaku emosional anak usia 36-72 bulan menggunakan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional di Desa Pantangolemba Kecamatan Poso Pesisir Selatan. Mitra dalam pengabdian masyarakat ini adalah ibu yang memiliki anak umur 36-72 bulan di Desa Pantangolemba sebanyak 14 orang. Evaluasi kegiatan ini dari hasil pengisian KMPE. Metode pengabdian yang akan dilakukan yaitu melaksanakan Skrining masalah mental emosional anak usia 36-72 bulan menggunakan KMPE, yang diawali dengan pemberian materi tentang Skrining masalah mental emosional menggunakan KMPE, dan memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya. Tahap selanjutnya melakukan Skrining masalah penimpangan perilaku emosional anak. Selanjutnya melakukan interpretasi skor KMPE yakni normal (tidak ada jawaban ya), kemungkinan penyimpangan (ada 1 jawaban ya) dan abnormal (jawaban ya ≥ 2). Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu berdasarkan interpretasi hasil KMPE jumlah masalah mental emosional terbanyak normal (92,9%) dan berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki terdapat masalah mental emosional kemungkinan penyimpangan (20%) dan pada perempuan semuanya normal (100%).Abstract; Emotional and behavioral problems that occur in children and adolescents are quite serious problems and cannot be underestimated because they can have an impact on their development. The purpose of implementing Community Service (PkM) is to: identify deviations in the emotional behavior of children aged 36-72 months using the Emotional Behavior Problem Questionnaire in Pantangolemba Village, Poso Pesisir Selatan District. The service method that will be carried out is to carry out Skrining for mental emotional problems for children aged 36 -72 months using KMPE, which begins with providing material on Skrining for emotional mental problems using KMPE, and giving mothers the opportunity to ask questions. The next stage is to screen children's emotional behavior deviance problems. Partners in this community service are mothers who have children aged 36-72 months in Pantangolemba Village as many as 14 people. Evaluation of this activity is based on the results of filling out the KMPE. Next, interpret the KMPE score, namely normal (no yes answer), possible deviation (one yes answer) and abnormal (yes answer 2). The results of this community service activity are based on the interpretation of the results of the KMPE the the most normal emotional mental problems (92.9%) and based on gender in men there are emotional mental problems with the possibility of deviation (20%) and in women everything is normal (100%).
IMPLEMENTASI PEMBERIAN EDUKASI CARA MEMBUAT MINUMAN KUNYIT ASAM UNTUK MENGATASI DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI Fransisca Noya; Marlina Fitriya Lailatul K.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16888

Abstract

Abstrak: Frekuensi dismenore pada semua remaja putri pubertas meningkat dari 45% menjadi 75%. Di Indonesia prevalensi dismenorea mencapai 98,8%, ditandai dengan nyeri pada daerah pinggul, dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang manfaat dan cara membuat minuman kunyit asam. Metode pengabdian yang akan dilakukan yaitu meliputi tahap awal yaitu melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh data remaja dan permasalahan terkait haid. Tahap kedua yaitu kegiatan pengabmas meliputi pemberian kuesioner prepost test dan pemberian materi. Tahap akhir kegiatan yaitu monitoring serta evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan ini menggunakan angket pengetahuan pre-posttest. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah pemberian penyuluhan dan cara membuat minuman kunyit asam meningkatkan pengetahuan remaja putri (100%).Abstract: The frequency of dysmenorrhea in all puberty young women increased from 45% to 75%. In Indonesia, the prevalence of dysmenorrhea reaches 98.8%, is characterized by pain in the hip area, and affects daily activities. The purpose of this Community Service (PkM) activity is to increase youth's knowledge about the benefits and how to make sour turmeric drink. The service method that will be carried out includes the initial stage, namely conducting a preliminary study to obtain data on adolescents and problems related to menstruation. The second stage, namely community service activities including giving pre-post test questionnaires and providing material. The final stage of the activity is monitoring and evaluating activities. Evaluation of this activity using a pre-posttest knowledge questionnaire. The result of this community service is the provision of counseling and how to make a sour turmeric drink increases the knowledge of young women (100%).