Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANG TUA MELALUI KELAS BALITA DI DESA LENDA CIBAL BARAT Fransiska Nova Nanur; Eufrasia Prinata Padeng; Jayanti Petronela Janggu; Reineldis Trisnawati; Eugenius Rada Masri
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2020): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v3i2.402

Abstract

Masalah kesehatan balita seperti gizi buruk selalu menjadi prioritas badan kesehatan dunia maupun Indonesia. Gizi buruk selalu menempati urutan pertama penyebab kematian balita. Orang tua sebagai caregiver utama anak menjadi agen penting dalam peningkatan status gizi balita. Kegiatan kelas balita ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua terkait perawatan anak balita sehari-hari, imunisasi, ASI eksklusif, MP-ASI dan gizi seimbang. Kelas Balita ini diadakan di desa Lenda Kecamatan Cibal Barat. Jumlah peserta 50 orang yaitu orang tua bayi usia 0-5 tahun. Metode kegiatan adalah memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi sehari-hari, Imunisasi, ASI Eksklusif, Jadwal pemberian MP-ASI, gizi seimbang. Pengetahuan orang tua setelah mengikuti kelas balita ini dilaporkan meningkat. Diharapkan peningkatan pengetahuan ini dapat mengubah perilaku orang tua dalam praktik pemberian makan dan perawatan balita sehingga status gizi balita meningkat
THE GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 DI PUSKESMAS BANGKA KENDA Eufrasia Prinata Padeng
Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jmkm.v6i2.2150

Abstract

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi usia 6-24 bulan. Namun pada kenyataannya tidak semua ibu memberikan makanan pendamping ASI pada waktu yang tepat. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pendamping ASI oleh ibu antara lain pengetahuan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) di Puskesmas Bangka Kenda. Penelitian ini di rancang menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian ini berjumlah 73 orang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari ibu memiliki pengetahuan yang cukup (42,5%). Secara umum, kategori pengetahuan yang cukup ini terjadi karena ibu menganggap bahwa MP-ASI lebih baik diberikan pada usia kurang dari 6 bulan. Saran, berdasarkan hasil penelitian, maka pengetahuan tentang makanan pendamping ASI sangat perlu ditingkatkan dengan pemberian informasi yaitu dengan kegiatan penyuluhan gizi pada anak, pembagian leaflet, diskusi ataupun bentuk kajian bisa menjadi pilihan referensi sebagai upaya untuk terwujudnya peningkatan pengetahuan pada ibu yang masih memiliki tingkat pengetahuan cukup
The Empowerment of Cadres to Improve the Health Quality of Infants and Toddlers Through Education About Infant Massage in the Working Area of ​​Watu Alo Health Center, Wae Ri'i District, Manggarai Regency Dionesia Laput; Eufrasia Prinata Padeng; Reineldis Elsidianastika Trisnawati; Fransiska Daiman Gasul
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2021): Desember 2021
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.393 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v5i4.936

Abstract

Tumbuh kembang pada bayi tidak terlepas dari konsep pertumbuhan dan perkembangan. Orang tua dapat memberikan stimulasi atau rangsangan yang baik untuk perkembangan potensinya secara maksimal. Tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh faktor nutrisi yang tercukupi, lingkungan keluarga yang mendukung, saah satunya adalah dengan melakukan pijat bayi. Berdasarkan hasil survey didapatkan bahwa kader dan ibu –ibu didaerah ini belum pernah mendapat penyuluhan ataupun pelatihan tentang tata cara memijat bayi yang baik dan benar. Masyarakat setempat biasanya membawa bayinya pada pijat tradisional yang dilakukan oleh dukun ataupun dipijat sendiri dirumah dengan metode sepengetahuannya mereka saja. Solusi awal yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah memberikan memberikan pengetahuan kepada kader tentang teori dasar pijat bayi untuk meningkatkan kesehatan bayi dan praktik pijat bayi agar kader lebih paham dan mengerti cara memijat bayi yang baik dan benar. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kegiatan ini menambah wawasan dan pengalaman pada kader, ibu-ibu yang memiliki balita dan bidan sehingga dapat memberikan informasi dan menyebarluaskan ilmu yag diperoleh kepada teman, kerabat dan masyarakat disekitar tempat tinggal, sehingga informasi ini dapat meluas pada masyarakat Kata Kunci : Pijat, Bayi, tumbuh,kembang
Pendidikan Kesehatan Melalui Penyuluhan Terkait Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Pembantu Golodukal Eufrasia Prinata Padeng; Dionesia Ocatviani Laput; Oktaviani Dehamur
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2021): Desember 2021
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.416 KB) | DOI: 10.32832/abdidos.v5i4.940

Abstract

ABSTRACT Umbilical cord care is very important in understanding by mothers who have newborns. The incidence of infection in newborns in Indonesia is the second leading cause of death after asphyxia neonatorum. Most newborn infections are tetanus neonatorum which is transmitted through the umbilical cord, therefore it is very important to know how to care for the umbilical cord. This service aims to provide counseling to TM III pregnant women regarding proper and correct umbilical cord care practices so that infection does not occur. The method used in this service is counseling with the help of leaflets and slide shares (power point). The result of this dedication is that pregnant women understand and understand about proper and correct umbilical cord care. Keyword : Counseling, Pregnancy, Umbilical Cord,
Factors predicting of the Implant Contraceptive Used as Family Planning Method among Mothers in Wae Mbeleng Public Health Center, Ruteng Sub District Dionesia Octaviani Laput; Stefanus. P Manongga; Muntasir Muntasir; Eufrasia Prinata Padeng; Fransiska Nova Nanur
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 1 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To achieve optimal maternal health is one of the development agenda in line with the Sustainable Development Goals (SDGs). The said agenda also in line with the government development pathway 2015-2019, to manifest the development priority agenda (Nawacita), particularly on the fifth point namely “increasing the quality of life of Indonesian” through “population development and family planning”. This study aim to identify factors related to the use of implant as contraceptive family planning method in Wae Mbeleng public health center. This study was using analytic cross-sectional design on 392 women on reproductive age selected using multistage random sampling. The variable analyzed in this study such as age characteristic, information from health professionals and spouse’ support collected using structurized questionnaire from January 2019 to March 2019. Data analysis conducted through univariate analysis, bivariate analysis using simple logistic regression test and multivariate analysis using multinomial logistic regression. The study identified that the prevalence of implant use on reproductive age women in Wae Mbeleng public health center was 0,9%. Variables with significant statistic correlation on implant use were age (p=0,005), education (0,000), knowledge (0,000), culture (0,016), information obtain from health professionals (p= 0,000), and spouse’s support (p=0,000). The most impactful variable on implant contraceptive method was the information obtain from health workers. The effort to facilitate the information provision is by engaging public figure and religious leader that considered as role models in order to avoid the misinterpretation of family planning in accordance with each religious beliefs. Kata kunci: reproductive age women, implant
Implementation of Informed Consent on Hormonal Injection Contraceptive Family Plan Method Acceptor: A Phenomenology Study Eufrasia Prinata Padeng; Putriatri Krimasusini Senudin; Dionesia Octaviani Laput; Eugenius Rada Masri
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 2 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v4i2.406

Abstract

Every medical treatment conducted by health professionals have to be based on the consent from patients. This consent obtained through informed consent. Informed consent is a communication process between health professionals and patient on approving the medical treatment. The objective of this study was to identify the implementation of informed consent on the acceptor of hormonal injection contraceptive family plan method. This study was a qualitative study using phenomenology approach, which the data analysis initialized by reducing interview result, then data were verified using data triangulation and the research conclussion developed. The participant of this study were 3 midwives and 1 primary midwife. The study identified three (3) themes on the implementation of informed consent namely human resources, the implementation of informed consent and the related policy to implement informed consent on prefering the hormonal injection contraceptive. The acceptor adherence on signing the informed consent are considered low thus the health education and approach of informed consent from health professionals are important to increase public awareness paetu=icularly the family plan contraceptive acceptor.
Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT Eufrasia Prinata Padeng; Putriatri Krimasusini Senudin; Dionesia Octaviani Laput
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32524/jksp.v4i1.37

Abstract

Exclusive breastfeeding is the best food for babies. The main problem in exclusive breastfeeding is socio-culture, namely in the form of habits and beliefs of a person, especially mothers in terms of exclusive breastfeeding. The main objective of this research is to see the socio-cultural relationship with the success of exclusive breastfeeding in the working area of the Waembeleng Community Health Center, Manggarai, NTT. This research is a quantitative study with a descriptive correlation method using a cross-sectional approach. The sample size is 55 people who were selected by total sampling. The instrument used was a closed questionnaire and analyzed using the Chi-square test. The results of this study indicate that there is a socio-cultural relationship to exclusive breastfeeding because it has a p value = 0.011 (p <0.05). From the univariate results, it was found that most of the respondents aged 20-35 years were 94.6%, with an elementary school education background of 72.8%. Based on the results of this study, it is hoped that mothers under five will increase their knowledge about exclusive breastfeeding by attending counseling and actively participating in posyandu every month so that they always get knowledge about exclusive breastfeeding
The Utilization Of Counseling Flipchart At Integrated Health Post Putriatri Krimasusini Senudin; Eufrasia Prinata Padeng; Eugenius Rada Masri; Yuliana Suryati
Jurnal Kesehatan Prima Vol 14, No 2 (2020): AUGUST
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v14i2.404

Abstract

Integrated health post  is one form of community-based health efforts, which empowers and facilitates the community in obtaining basic health services, to accelerate the reduction in maternal and infant mortality. The Integrated health post  is ideally carried out with a five table system and five basic activities. Integrated health post  in local government clinic kota Ruteng has conducted registration, weighing and filling the Health Towards Card  (KMS) well, but the extension activity was never carried out by kader. Kader often find it difficult, because there is a lack of confidence and are not sure they are able to do counseling, especially for kader who have not attended extension training. In addition, the unavailability of standardized aids to be used when counseling at the Integrated health post . This research was conducted with an observational method with a cross sectional approach followed by 54 kader. Sampling using purposive sampling. The research instruments used were questionnaire and observation sheet. The results showed that the characteristics of respondents based on age were mostly more than 35 years old (51.9%), most had high school education background (70.4%), most of them had been kader  for 1-5 years (53.7% ) and most of them have never attended counseling training (63%).The use of flipcharts by the kader at the time of counseling in  Integrated health post   at the table four was good (51.8%). There is no relationship of age (0.022) and counseling training that has ever been followed (0.285) with the use of Integrated health post  training flipcharts. There is an educational relationship (0,000) and a long time as a kader  (0.001) with the use of counseling flipchart at Integrated health post . It can be concluded that flipchart can help kader  in conducting extension activities at table four  Integrated health post  balita in accordance with the problems and needs of participants. 
OPTIMALISASI KUALITAS BALITA MELALUI PELATIHAN TENTANG SDIDTK PADA KADER DAN PEMBINA PANTI ASUHAN KASIH: OPTIMIZATION OF TODDLERS' GROWHT AND DEVELOPMENT USING EDSGD TRAINING ON KADER AND CARE GIVER OF CHILDREN IN KASIH ORPHANAGE Eufrasia Prinata Padeng
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2020): JPM | September 2020
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v6i2.610

Abstract

ABSTRAK Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Stimulasi deteksi yang dilakukan di Posyandu masih belum lengkap, hanya penimbangan dan pengukuran tinggi badan, sehingga kader belum mampu melakukan deteksi dini secara komprehensif. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan kader serta penambahan ilmu tentang tumbuh kembang anak kepada orang tua asuh di Panti Asuhan. Sasaran pelatihan ini adalah Kader dan pembina panti asuhan. Hasil yang diharapkan adalah para kader dan pembina panti asuhan dapat melakukan Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak balita lebih khusus pada anak-anak di Panti Asuhan Kasih . Kata Kunci : Kader, Peyimpangan , Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang, THE OPTIMIZATION OF TODDLERS' GROWHT AND DEVELOPMENT USING EDSGD TRAINING ON KADER AND CARE GIVER OF CHILDREN IN KASIH ORPHANAGE ABSTRACT The bright future of a country depends on its effort to optimalize children growth and development by provided proper ways to stimulate children growht and development. The right stimulation will stimulate the brain and increase motorik, speech and language, social and autonomy of children based of age. There for the early detection to find out abnormality in children's growth and development is important especially to follow up abnormality that found by parents during child' growth and development. Unfortenetly early detection and stimulation conducted by posyandu as primmary health care for children only focuse on weight and height measurement and neglect another important aspect. Kader as social worker in Posyandu didnt provide comperenship early detection due to the lack of knowledge. The aim of this training is to educate and empower kader and care giver of Orphanage . The target of this training is Kader of Posyandu and the cafe ggiver of orphanage. The expected result is that Kader and care giver of orphanages can conduct Early Detection and Stimulation of Growth and Development (EDSGD) in todler to optimalize their growth and development. Keywords: Kader, abnormality, Early Detection and Stimulation of Growth and Development,
Pelatihan Akupresur Mandiri Pada Ibu Hamil Trimester III Putriatri Krimasusini Senudin; Jayanti Petronela Janggu; Eufrasia Prinata Padeng
Jurnal SOLMA Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v10i1.5661

Abstract

Pada umumnya ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang terjadi selama kehamilan khusunya pada usia kehamilan trimester III. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil perlu untuk diatasi secara mandiri dengan melakukan akupresur. Akupresur dinilai efektif dilakukan pada ibu hamil untuk membantu mengurangi mual muntah, membantu proses induksi persalinan, mengurangi kecemasan, mengurangi nyeri punggung serta mengatasi insomnia. Akupresur juga terbukti aman dilakukan pada ibu hamil, maka kegiatan pengabdian kepda masyarakat dilakukan dengan memberikan pelatihan akupresur mandiri, agar dapat menolong dirinya sendiri pada saat merasakan keluhan – keluhan serta mengurangi ketidaknyamanan fisiologis yang dirasakan pada kehamilan trimester III. Pelatihan akupresur mandiri bertujuan untuk memberikan pengetahuan bagi ibu hamil tentang akupresur dan teknik akupresur yang benar untuk mengatasi ketidanyamanan ada ibu hamil trimester III . Metode yang dilakukan yaitu penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan secara klasikal diawali pretest dan diakhiri posttest. Hasil evaluasi pada kegiatan ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan tentang akupresur pada kategori baik dan cukup dan terjadi penurunan persentase pada kategori kurang.