Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi Pada Lansia di Puskesmas III Denpasar Utara Tahun 2012 Wulandari, Ratna; Putra, Kadek Agus Dwija; Sandi, I wayan
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 4 No 01 (2018)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.975 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: The prevalence of isolated systolic hypertension (HST) is expected to occur approximately 25% in the age group of 60-90 years, and found as much as 59.1% in males and 61.9% in females. This research aims to determine the factors related to the incidence of hypertension in the elderly. Methods: This study uses a descriptive analytical design with the Cross Sectional approach. The research samples used are seniors aged ≥ 60 years and older with Consecutive Sampling technique in the working area of Puskesmas III North Denpasar. Data retrieval takes place from April to May 2012 by filling out questionnaires, measuring weight, height and blood pressure. The Data obtained is analyzed univariate and bivariate using Chi-Square test. Results: Based on the analysis gained that the factors associated with the occurrence of hypertension in the elderly are The age factor (OR: 10,833; 95% CI: 1,961-59,834), Gender factor (OR: 7,467; 95% CI: 1,400-39,837), Genetic factor (OR: 10,083; 95% CI: 1,658-61,330), Activity factors (OR: 0,095; 95% CI: 0,017-0,529), and the habit of drinking coffee (OR: 15,556; 95% CI: 2,586-93,571). Conclusion: Age, gender, genetic, activity and coffee habits are factors related to hypertension in the elderly. Expected parties are more promoting health programs in the elderly, especially on hypertensive diseases ABSTRAK Latar belakang: Prevalensi Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST) diperkirakan terjadi  sekitar 25% pada kelompok umur 60-90 tahun, dan ditemukan sebanyak 59,1% pada laki-laki dan 61,9% pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian yang digunakan adalah lansia yang berumur ≥ 60 tahun keatas dengan`menggunakan teknik Consecutive Sampling di wilayah kerja puskesmas III Denpasar Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2012 dengan cara pengisian kuesioner, pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil: berdasarkan analisis diperoleh bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada lansia adalah faktor umur (OR:10,833; 95%CI: 1,961-59,834), faktor jenis kelamin (OR:7,467; 95%CI:1,400-39,837), faktor genetik (OR:10,083; 95%CI:1,658-61,330), faktor aktivitas (OR:0,095; 95%CI:0,017-0,529), dan kebiasaan minum kopi (OR:15,556; 95%CI:2,586-93,571). Simpulan: Faktor umur, jenis kelamin, genetik, aktifitas dan kebiasaan minum kopi merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertensi pada lansia. Diharapkan pihak terkait lebih mempromosikan program-program kesehatan pada lansia, khususnya mengenai penyakit hipertensi.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tuberkolosis Tentang Pencegahan Penularan Tuberkolosis Bawantari, Luh Kadek Suteri; Putra, Kadek Agus Dwija; Wijaya, I Made Sukma; Srinadi, Desak Made
Jurnal Kesehatan Medika Udayana Vol 4 No 02 (2018)
Publisher : Akademi Keperawatan Kesdam IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.495 KB)

Abstract

Background: Tuberculosis is a major public health problem and Indonesia's future threat. The World Health Organization (WHO) states that Asia is one of the regions with the highest spread of TB in the world. And Indonesia is the third largest contributor in the world with 539,000 cases and 101,000 deaths per year. This study aims to describe the level of knowledge of tuberculosis patients about preventing tuberculosis transmission. Methods: This study uses descriptive analytical design with Cross Sectional approach. The sample in this study were patients who underwent tuberculosis examination and treatment at the Blahbatuh Health Center II in Gianyar Regency, amounting to 30 people, using the Nonprobability sampling sampling technique namely Total sampling. Data collection was carried out by interview using questionnaire guidelines which included prevention of tuberculosis transmission. The data obtained then carried out descriptive statistical analysis using the SPSS program. Results: Based on the analysis of the characteristics of respondents obtained that of the 30 respondents studied, as many as 12 people (40%) respondents aged 41-50 years, 15 people (50%) respondents attended education up to high school (SMA), and as many as 11 people (37%) respondents work in the private sector. Descriptive analysis on the level of knowledge about prevention of tuberculosis transmission found that, as many as 16 people (54%) had a good level of knowledge, 10 people (33%) respondents had sufficient level of knowledge, and 4 people (13%) had less knowledge. Conclusion: Most respondents (54%) had a good level of knowledge, 33% had sufficient level of knowledge and only 13% of respondents had insufficient knowledge about preventing tuberculosis transmission. It is expected that the related parties will be more aggressive in promoting tuberculosis, especially for sufferers and their family members.   ABSTRAK Latar belakang: Penyakit tuberkulosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dan ancaman masa depan Indonesia. World Health Organization (WHO), menyatakan Asia termasuk kawasan dengan penyebaran TBC tertinggi di dunia. Dan Indonesia merupakan penyumbang terbesar ke-3 di dunia dengan 539.000 kasus dan 101.000 kematian pertahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasien tuberkulosis tentang pencegahan penularan tuberculosis. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani pemeriksaan dan pengobatan  TBC di Puskesmas II Blahbatuh Kabupaten Gianyar yang berjumlah 30 orang, dengan menggunakan teknik sampling Nonprobability sampling yaitu Total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan pedoman kuesioner yang meliputi tentang pencegahan penularan tuberkulosis. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis statistic deskriptif menggunakan program spss. Hasil: Berdasarkan analisis pada karakteristik responden diperoleh bahwa dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 12 orang (40%) responden berumur 41-50 tahun, 15 orang (50%) responden mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah atas (SMA), dan sebanyak 11 orang (37%) responden bekerja di bidang swasta. Analisis deskriptif pada tingkat pengetahuan tentang pencegahan penularan tuberculosis diperoleh bahwa, sebanyak 16 orang (54%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 10 orang (33%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 4 orang (13%)  memiliki pengetahuan kurang. Simpulan: Sebagian besar responden (54%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 33% memiliki tingkat pengetahuan cukup dan hanya 13% responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang pencegahan penularan tuberkulosis. Diharapkan pihak terkait lebih gencar dalam mempromosikan tentang penyakit tuberculosis khususnya pada penderita dan anggota keluarganya.
PEMBERDAYAAN ANAK SDN 2 BATUAN KALER SUKAWATI GIANYAR DALAM OPTIMALISASI UNIT KESEHATAN SEKOLAH MELALUI PELATIHAN DOKTER KECIL Ni Made Diah Pusparini Pendet; Ni Putu Eka Febianingsih; Desak Made Puja Astuti; I Kadek Agus Dwija Putra
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.268 KB) | DOI: 10.47859/wuj.v1i1.115

Abstract

The School Health Unit or Unit Kesehatan Sekolah (UKS) aims toimproved healthy live habits and the health status of students. The goal of UKS canbe achieved if it has cadres with good knowledge, abilities and skills to implementedand transmitted healthy live behaviors to their environment. The UKS cadre is calleda Little Doctor. The purpose of this activity was to increase student participation inthe UKS program at SDN 2 Batuan Kaler Sukawati. Method: This activity wascarried out at SDN 2 Batuan Kaler Sukawati, with the Community Empoweringapproach. A total of 10 selected students were trained for 3 days (January 24th - 26th2014). The training done by lectures, discussions and demonstrations. Results: Basedon the evaluation in the form of pretest and posttest, it was found that there was anincrease in the knowledge of the students / Little Doctors, from 50% to 80%. Thetraining also provided enrichment about UKS for teachers in SDN 2 Batuan Kaler.Conclusion: UKS cadres were formed, namely Little Doctors in SDN 2 Batuan Kalerwith 10 students, with a good level of knowledge (80%) after 3 days of training. It isexpected that the established Little Doctors can become health cadres for peers, theschool environment and home environment to apply the healthy live.
GAMBARAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN TINGKAT KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI ASRAMA KOMPI SENAPAN B YONMEK 741/GN MASCETI GIANYAR Idrus Sardi; Kadek Agus Dwija Putra
Bali Health Published Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.07 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v4i1.64

Abstract

Latar Belakang : Karies gigi disebabkan oleh multi faktor, salah satunya yaitu terjadi karena anak gemar mengkonsumsi makanan manis dan lengket yang digolongkan sebagai makanan kariogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian karies gigi dan tingkat konsumsi makanan kariogenik pada anak usia prasekolah. Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrpitif. Dengan menggunakan teknik sampling nonprobability (purposive sampling), jumlah sampel 33 anak dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdapat 10 pernyataan, analisa data dengan analisis univariat. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, Sebagian besar berumur 5 tahun, tingkat konsumsi makanan kariogenik paling banyak pada  kategori sedang (60,6%), serta 87,9% anak mengalami karies gigi. Simpulan: Dari hasil penelitian didapatkan tingkat konsumsi makanan kariogenik pada anak usia prasekolah memiliki tingkat konsumsi makanan kariogenik pada tingkat sedang dan menyebabkan hampir seluruh anak mengalami karies gigi.
GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA DI DESA GUMBRIH I Made Yudi Antara; Kadek Agus Dwija Putra; NLP. S Yudhawati; I Gede Yudiana Putra
Bali Health Published Journal Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.305 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v4i1.83

Abstract

Latar belakang: Peningkatan jumlah lanjut usia membutuhkan penanganan yang serius, ini dikarenakan secara alamiah lansia mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi maupun mentalnya. Hasil penetitian yang dilakukan sebelumnya didapatkan hasil bahwa kebanyakan lansia mengalami depresi ringan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada lanjut usia yang tinggal di desa Gumbrih, berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Status Perkawinan dan Tempat tinggal. Metode: Observasional yang bersifat deskriptif, untuk pengambilan datanya menggunakan kuisioner Geriatric Disstres Scale (GDS) dengan 15 item pertanyaan yang dilakukan selama 7 minggu. Hasil: Pada penelitian didapatkan subyek penelitian rata-rata berusia 60-69 tahun sebanyak 56,1%, Dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 51,5%, rata-rata berpendidikan terakhir SD (Sekolah Dasar) sebanyak 54,4%, sudah menikah yaitu sebanyak 80,1%, dan tinggal dengan keluarga sebanyak 94,2%. Pada penelitian diperoleh 71,3% yang normal/tidak depresi, 25.7% yang depresi ringan, 1,8%  mengalami depresi sedang dan 0.6% mengalami depresi berat. Simpulan: Sebagian besar responden berusia 60-69 tahun, Berjenis kelamin laki laki, berpendidikan sekolah dasar (SD) dan memiliki tingkat depresi normal (Tidak depresi).
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN I ABIANSEMAL BADUNG Ni Putu Eka Febianingsih; Kadek Agus Dwija Putra; Gede Yudiana Putra
Bali Health Published Journal Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.981 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v1i1.102

Abstract

Background: High prevalence of anemia exists in the developing country where its causes are multi-factorial. One of the most vulnerable populations are adolescent girl. This study aims to know the prevalence and risk factor of anemia among adolescent girls in Abiansemal High School Methods: Cross sectional study was conduct with a total of 254 individuals comprising healthy participated. The relevant information was collected with interviews, anthropometric measurements and Hemoglobin assay. Multivariate Poisson Regression analysis was done to analysis the risk factor. Results: The prevalence of anemia was found to be 71.3% (22.8% mild anemia, 47.2% moderate anemia and 1.2% severe anemia). Mean age of the adolescent girls was 15.5 ± 0.66 years old. Multivariate analysis showed that the strongest predictors of anemia associated with adolescent girls is eating frequency ? 2 times a day (aPR:1.55; 95% CI: 1.32 to 1.81), excessive menstrual bleeding (aPR: 1, 35; 95% CI 1.17 to 1.56), vegetarian diet (aPR: 1.23; 95% CI 1.08 to 1.41) and drinking tea during meals (aPR: 1.17; 95% CI 1.01 to 1.36). However, the level of knowledge, socioeconomic status, and BMI did not contribute significantly in this study. Conclusions: High prevalence of anemia in adolescent girls of Abiansemal High School. Anemia screening should be done regularly and giving iron tablets to adolescent girls.
Gambaran Kadar Asam Urat, Gula Darah Dan Kolesterol Pada Lansia Di Br. Dinas Kutuh Kelod, Kerambitan, Tabanan Ni Komang Putri Agustini; Kadek Agus Dwija Putra
Bali Health Published Journal Vol. 2 No. 2 (2020): Desember : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.467 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v2i2.241

Abstract

Background: The world's elderly population reached 13.4% in 2013 and is predicted to increase to 25.3% in 2050. The prevalence of high uric acid levels in the elderly in Indonesia reaches 11.9%, high blood sugar levels reach 35.3. %, and high cholesterol levels as much as 10%. This study aims to determine the level of uric acid, blood sugar and cholesterol in the elderly. Methods: This study used a descriptive analytic design with a cross sectional approach. The research sample used was the elderly aged ? 60 years and over by using the simple random sampling technique in Banjar Dinas Kutuh Kelod, Kerambitan, Tabanan. Data collection was carried out from 7 to 8 June 2020 by means of face-to-face interviews using questionnaire guidelines for respondent characteristics data, and direct examination of uric acid, blood sugar and cholesterol levels using Easy Touch GCU. The data obtained were analyzed using the univariate spss application. Results: Based on univariate analysis, it was found that most of the respondents were 13.2% aged 60 and 69 years, 55.3% were female, 65.8% at the primary education level (SD), and 39.5% worked as farmers. In the bivariate analysis, it was found that most of the respondents or 55.3% had abnormal uric acid levels, 39.5% had abnormal blood sugar levels and 44.7% had abnormal cholesterol levels. Conclusion: Most of the respondents have abnormal uric acid levels while blood sugar and cholesterol are mostly still in the normal category. It is hoped that related parties will continue to carry out screening or early detection, especially in the elderly group, in order to reduce the incidence of non-communicable diseases (PTM) in the elderly.
Determinant Factor for Stunting in Toddler Widayati, Kurniasih; Putra, I kadek Agus Dwija; Dewi, Ni Luh Made Asri
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1: March 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.482 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i1.381

Abstract

Stunting (failure to thrive) is a chronic nutritional problem in children under five which is characterized by a height that is shorter than its age. Stunting is a threat to the nation’s competitiveness. The side effects are disruption of brain development, intelligence, physical growth disorders, and metabolic disorders in the child’s body. The research objective was to determine the determinant factors causing stunting in Sukawati Gianyar District. The research design was a case-control with a sample size of 47 cases and 144 controls, all of which were selected within a certain time period, namely 1-16 August 2020 in Sukawati Subdistrict, Gianyar Regency. Cases were respondents whose height was less suitable for age and controls were toddlers with height according to age. Data were collected using a questionnaire that asks about maternal factors, child factors, environmental factors and health service factors. Univariate analysis is used to determine the characteristics of respondents, bivariate to determine OR and, multivariate logistic regression method to determine Adjusted OR. The bivariate analysis showed that the factors that increased the risk of stunting were maternal height with OR = 3,260 (95% CI: 1,567-6,783), Gravida OR = 2,719 (95% CI: 1,256-5,889), Birth weight with OR = 0.217 (95% CI: 0.165-0.286), Multivariate analysis showed that the determinant variable which significantly increased the risk of stunting was maternal height with OR = 3.5 (95% CI: 1.6-7.9), Gravida with OR = 3.394. (95% CI: 1.368-8.416) and breastfeeding initiation counseling with OR = 0.392 (95% CI: 0.158 0.974). Mother's height and Gravida are risk factors for stunting in Sukawati District, Gianyar Regency, Bali. Abstrak: Stunting (gagal tumbuh) merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari usianya. Stunting merupakan ancaman bagi daya saing bangsa. Efek sampingnya adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme pada tubuh anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan penyebab stunting di Kecamatan Sukawati Gianyar. Rancangan penelitian adalah  case control dengan ukuran sampel 47 kasus dan 144 kontrol yang semuanya dipilih dalam kurun waktu tertentu yaitu tanggal 1-16 Agustus 2020 di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Kasus adalah responden yang didapatkan tinggi badan kurang sesuai dengan umur dan kontrol adalah bayi dengan tinggi badan sesuai dengan umurnya. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang menanyakan tentang faktor ibu, faktor anak, faktor lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui karakteristik responden, bivariat untuk mengetahui OR  dan, metode regresi logistik multivariat untuk menentukan Adjusted OR. Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang meningkatkan risiko stunting adalah tinggi badan ibu dengan OR = 3,260 (95% CI: 1,567-6,783), Gravida OR = 2,719 (95% CI: 1,256-5,889), Berat Badan Lahir  dengan OR = 0,217 (95 % CI: 0,165-0,286), Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel determinant meningkatkan risiko stunting secara signifikan adalah tinggi badan ibu dengan OR = 3,5 (95% CI: 1,6-7,9), Gravida  dengan OR= 3,394 (95%CI: 1,368-8,416) dan penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini dengan OR=0,392 (95%CI: 0,158 0,974). Tinggi badan Ibu dan Gravida merupakan faktor risiko stunting di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Bali.
MASALAH PSIKOLOGIS DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL SELAMA PANDEMI COVID-19 Ni Luh Putu Suardini Yudhawati; Shofi Khaqul Ilmy; I Kadek Agus Dwija Putra; Made Wina Krisnayani
PROSIDING SIMPOSIUM KESEHATAN NASIONAL Vol. 1 No. 1 (2022): Simposium Kesehatan Nasional
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.448 KB)

Abstract

Lansia dengan hipertensi rentan mengalami masalah psikologis dalam kehidupannya, yang menimbulkan ketidaknyamanan dan mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan masalah psikologis dan kualitas hidup lansia dengan hipertensi. Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada 21 lansia dengan hipertensi di PSTW Wana Seraya Denpasar. Hasil menunjukkan bahwa: 1) Lansia memiliki tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang normal; 2) Sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup yang kurang; 3) Terdapat hubungan signifikan antara masalah psikologis dan kualitas hidup lansia dengan hipertensi. Sehingga, perawat harus memperhatikan faktor protektif, predisposisi, dan presipitasi dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Pendidikan Kesehatan Cara Mengatasi Cemas Pada Lansia Dengan Hipertensi Ni LUh Putu Suardini Yudhawati; Silvia Intan Wardani; Ni Made Wina Krisnayani; I Kadek Agus Dwija Putra
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol 4 No 3 (2022): Vol. 4 No. 3 Desember 2022
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v4i3.928

Abstract

ABSTRAK Pandemi covid -19 dikhawatirkan akan berdampak pada psikologis pada masyarakat maupun seseorang dalam hal ini ibu ibu PKK ,masalah baru pun muncul dari cemas sampai dengan stress akibat tertekan,permasalahan yang sering terjadi pada masa pandemic covid-19 adalah munculnya rasa cemas akibat PPKM yang berkepanjangan sehingga membatasi gerak dan aktivitas masyarakat atau ibu ibu PKK terutama yang sedang mempunyai penyakit hipertensi akibat terbatasnya akses keluar rumah ataupun kesarana Kesehatan.Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah sebagai media dalam menambah wawasan ataupun pengetahuan masyarakat,sharing informasi tentang Pendidikan Kesehatan Cara Mengatasi Cemas Pada Ibu Ibu Pkk Dengan Hipertensi Di Desa Tibu Beneng Kuta Utara,sehingga dampak buruk akibat cemas dan penyakit hipertensi dapat di atasi.Metode yang digunakan adalah dengan memberikan Pendidikan Kesehatan Cara Mengatasi Cemas pada ibu ibu PKK dengan tehnik relaksasi nafas dalam. Pencapaian target dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dapat diukur dengan hasil mencapai 90% pengetahuan meningkat. Kesimpulan bahwa dengan memberikan pendidikan Kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu ibu PKK tentang masalah kecemasan. Disarankan kepada ibu ibu PKK agar lebih aktif menggali informasi terkait penyakit hipertensi atau cara mengatasi cemas. Kata kunci : Ibu – ibu PKK, Kecemasan, Hipertensi, Pendidikan Kesehatan