Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Management of Shivering in Post-Spinal Anesthesia Using Warming Blankets and Warm Fluid Therapy Arina Qona'ah; Novi Enis Rosuliana; I Made Amartha Bratasena; Wahyu Cahyono
Jurnal Ners Vol. 14 No. 3 (2019): Special Issue
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.805 KB) | DOI: 10.20473/jn.v14i3.17166

Abstract

Hypothermia is a common and serious complication of spinal surgery and it is associated with many harmful perioperative outcomes. The aim of this study was to compare the effectiveness of warming blankets and warm fluid therapy to manage shivering. A quasi-experiment with a non-equivalent control group was applied as the research design. There were 60 patients involved in the study. The instrument of this study was a warmer fluid modification, a warming blanket and a cotton blanket. The data was analyzed using an applied paired t-test and independent t-test. After 60 minutes of the intervention, the mean and SD of body temperature of the patients receiving warm fluids was 36.71 ± 0.18, a warming blanket was 36.12 ± 0.35, and the control group was 35.76 ± 0.22. The p values were 0,000. Warm fluid therapy and warming blankets are significant in terms of increasing the body temperature of post-spinal anesthesia patients. Warm fluids are more effective than warming blanket. Warming blankets and warm fluid therapy can be used as a way to increase the body temperature of patients with hypothermia.
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KASUS STUNTING PADA ANAK USIA 12-59 BULAN Novi Enis Rosuliana; Falqurriati Ainun; Nurul Ilmi; Arina Qonaa’ah; Febriati Astuti
coba Vol 10 No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v10i2.405

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linear yang disebabkan oleh adanya malnutrisi asupan zat gizi maupun penyakit infeksi yang bersifat kronis. Kejadian tersebut terjadi secara berulang ditunjukkan dengan nilai Z-Score tinggi badan menurut usia(TB/U) kurang dari -2 standar devisiasi (SD) berdasarkan standar WHO. Pola asuh adalah penyebab tidak langsung dari kejadian stunting dan apabila tidak dilaksanakan dengan baik dapat menjadi penyebab langsung dari kejadian stunting, artinya pola asuh adalah faktor dominan sebagai penyebab stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dengan kasus stunting pada anak usia 12-59 bulan di salah satu Puskesmas Kabupaten Bima. Metode: Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah 270 ibu yang memiliki anak stunting usia 12-59 bulan pada tahun 2019. Teknik sampling menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 65 responden. Pengumpulan data pola asuh ibu menggunakan kuesioner pola asuh ibu, sedangkan untuk data stunting menggunakan microtoise dan tabel z-score. Analisa data menggunakan korelasi spearman rank dengan taraf kesalahan 5%. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara pola asuh ibu dalam hal pemberian makan dengan kasus stunting pada anak usia 12-59 bulan di salah satu Puskesmas Kabupaten Bima dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Diskusi: Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dalam hal pemberian makan dengan kasus stunting pada anak usia 12-59 bulan di salah satu Puskesmas Kabupaten Bima. Pentingnya peningkatan pemahaman dalam hal pola pengasuhan dalam pemberian makan pada ibu dengan balita. Kata Kunci: Anak usia 12-59 months, Pola asuh ibu, Stunting
COMMUNITY SKILL BUILDING TERHADAP KECENDERUNGAN MENIKAH DINI PADA REMAJA Novi Enis Rosuliana; Robiatul Adawiyah; Dina Fithriana
coba Vol 9 No 1 (2020): Nopember 2020
Publisher : Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32831/jik.v9i1.305

Abstract

Pernikahan usia dini masih banyak dijumpai di negara berkembang salah satunya Indonesia. Masyarakat sebagaian besar belum menyadari akan bahaya kehamilan atau melahirkan pada ibu yang menikah pada usia kurang dari 20 tahun. Tinjauan program secara intensif dalam upaya memberdayakan anak perempuan bisa efektif dalam mencegah pernikahan anak lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Community Skill Building terhadap kecenderungan menikah dini pada remaja putri di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan pre test post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang terdiri atas kelompok kontrol dan intervensi. Istrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner kecenderungan menikah dini yang terdiri atas 47 item pernyataan. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney U Test dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil uji analisa Mann Whitney U Test dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.024 < nilai α 0,05, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian community skill building pada remaja terhadap kecenderungan menikah dini. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemberian community skill building dapat menurunkan kecenderungan menikah dini pada remaja putri. Rekomendasi penelitian adalah terlaksananya program pembinaan pada remaja putri khususnya tentang dampak dari menikah dini. Kata Kunci: Community Skill Building; Menikah dini; remaja putri
Improving Child Safety Through Health Education Underwear Rules, Growth Monitoring, And Disaster Preparedness Sofia Februanti; Ai Cahyati; Dini Mariani; Novi Enis Rosuliana
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.712 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.2157

Abstract

Schools are part of a community unit consisting of students, teachers, principals, and other employees. Elementary students and teachers, as well as employees, will spend a lot of time at the school. Many problems can be helped to solve in schools, such as preventing sexual violence through underwear rules, monitoring growth and development, and disaster preparedness. All of these activities can be carried out in a series of community service activities at an elementary school (SD) in the city of Tasikmalaya. Community service activities are applications of research results conducted by lecturers at the Nursing Study Program, Department of Nursing, Poltekkes, Ministry of Health, Tasikmalaya. The method of activities carried out included the provision of health education about underwear rules, measuring the weight and height of elementary school children, and how to manage disaster mitigation in the Tasikmalaya area. The facilities and infrastructure used are laptops, in focus, body scales, height measurements, and disaster simulation tools. The results of the activity include an increase in the knowledge and skills of participants or elementary school children about underwear rules and disaster mitigation. Most elementary school children have growth that is by their age