Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Sintesis Anisol Menggunakan N-Setil N,N,N-Trim Etil Ammonium Bromida sebagai Katalis Transfer Fasa Fachriyah, Enny; Sumardjo, Damin; Arsalan, Sausan Syakib
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 2, No 4 (1999): Volume 2 Issue 4 Year 1999
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3543.264 KB) | DOI: 10.14710/jksa.2.4.118-121

Abstract

Telah dilakukan sintesis anisol dengan cara mereaksikan fenol, natrium hidroksida dan dimetil sulfat dalam pelarut metilen klorida dengan N-setil-N,N,N-trimetil amonium bromida digunakan sebagai katalis transfer fasa. Hasil sintesis yang diperoleh ditentukan indeks bias dan bobot jenisnya serta dilakukan analisis dengan kromatografi gas dan spektroskopi infra merah. Hasil yang diperoleh mempunyai indeks bias pada 20°C (nD20) sebesar 1,51025 dan bobot jenis pada 18°C (ρ18) sebesar 0,99725. Analisa dengan kromatografi gas menunjukkan kemurnian 98,68% dengan spektroskopi infra merah menunjukkan adanya gugus – OCH3 dan gugus aromatik. Diperkirakan produk adalah anisol.
Sintesis dan Karakterisasi Katalis Pd/Ce/Zeolit Taslimah, Taslimah; Prayitno, Tono Eko; Sumardjo, Damin; Anwar, Chairil
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 7, No 3 (2004): Volume 7 Issue 3 Year 2004
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.399 KB) | DOI: 10.14710/jksa.7.3.68-71

Abstract

Telah dilakukan sintesis katalis Pd/Ce/Zeolit, sintesis dilakukan dengan cara impregnasi larutan garam palladium dan serium pada zeolit , kalsinasi dilakukan pada suhu 600 ºC dengan dialiri N2 selama 4 jam kemudian O2 selama 1 jam selanjutnya direduksi dengan H2 pada 900 ºC selama 5 jam. Karakterisasi katalis dilakukan dengan menggunakan difraktometer sinar-X dan uji katalitik dilakukan terhadap umpan gas CO, banyaknya CO yang terkonversi ditentukan dengan kromatografi gas. Disimpulkan bahwa spesies logam yang terbentuk adalah Pd(0), PdO, PdO2, Ce2O3,dan Ce6O11. Katalis Pd/Ce/zeolit pada konsentrasi Ce 3 % adalah yang terbaik mempunyai ukuran partikel PdO/ Ce2O3 279,09/263,69 dengan kemampuan konversi terhadap gas CO 78,789 % pada suhu 700 ºC.
Sintesis Garam SnCl2 dari Bahan Kemasan Berlapis Timah Taslimah, Taslimah; Ismail, Ruslan; Sumardjo, Damin
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 6, No 3 (2003): Volume 6 Issue 3 Year 2003
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2578.136 KB) | DOI: 10.14710/jksa.6.3.5-8

Abstract

Telah dilakukan sintesis garam SnCl2 dengan bahan baku bahan kemasan berlapis timah. Sintesis dilakukan dengan merefluks oksida timah dengan larutan HCl, NaCl atau KCl selama 2 jam pada suhu 200 oC . Campuran disaring dalam keadaan panas, filtrat didinginkan, endapan yang terbentuk dipisahkan.Karakterisasi produk dilakukan dengan menentukan titik leleh dan daya reduksinya.Disimpulkan bahwa sebagai sumber ion Cl- yang baik berturut-turut HCl, KCl dan NaCl. Garam Yang dihasilkan berwarna putih keabu-abuan mempunyai kisaran titik leleh 243 – 248 oC dan bersifat sebagai reduktor.
Pengaruh Perlakuan Hidrotermal terhadap Komposisi Mineral Penyusun Zeolit Alam Taslimah, Taslimah; Prayitno, Tono Eko; Muharam, Salih; Sumardjo, Damin
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 7, No 2 (2004): Volume 7 Issue 2 Year 2004
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.202 KB) | DOI: 10.14710/jksa.7.2.46-49

Abstract

Telah dilakukan modifikasi zeolit dengan perlakuan hidrotermal. Modifikasi zeolit dilakukan dengan pencucian asam, selanjutnya mencampurkan larutan tetrametilammonium bromida ke dalam zeolit kemudian dipanaskan pada 200 ºC dalam autoklaf selama 48 jam dengan pengadukan berkala selama 5 menit per jam, dik-eringkan pada 120 ºC selanjutnya dikalsinasi pada suhu 500 ºC selama 5,5 jam. Karakterisasi hasil dilakukan dengan difraktometer sinar-X. Disimpulkan bahwa adanya perlakuan hidrotermal merubah komposisi mineral zeolit, klinoptilolit berkurang 11,62 %, mordenit meningkat 18,37 % serta meningkatkan kristalinitas kedua min-eral tersebut.
Oksidasi Lemak Dalam Daging Kelinci dan Ayam pada Kondisi Penyimpanan yang Berbeda Sarjono, Purbowatiningrum Ria; Sumardjo, Damin; Wuryanti, Wuryanti; Mulyani, Nies Suci
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 2, No 4 (1999): Volume 2 Issue 4 Year 1999
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3677.663 KB) | DOI: 10.14710/jksa.2.4.128-132

Abstract

Ketengikan akibat oksidasi merupakan masalah yang serius pada daging selama penyimpanan. Telah dilakukan penelitian untuk mengukur tingkat oksidasi pada daging kelinci dan ayam selama 1 sampai 9 hari penyimpanan dengan angka TBA sebagai parameter. Aldehid hasil oksidasi dari lemak akan membentuk kompleks berwarna dengan TBA yang intensitas warnanya diukur dengan UV -Vis pada panjang gelombang 450 nm untuk daging ayam dan 447 nm untuk daging kelinci. Kondisi penyimpanan dilakukan dengan pembungkus plastik dan pembungkus kedap udara pada suhu 4°C terhadap daging cacah dan utuh. Pada daging kelinci dengan pembungkus plastik dan pembungkus kedap udara baik cacah maupun utuh memiliki angka TBA yang lebih tinggi dibandingkan daging ayam. Namun daging kelinci dan ayam mengalami penurunan angka TBA dengan menggunakan pembungkus kedap udara.Dari hasil eksperimen diperoleh lemak total daging kelinci 2,949% dan daging ayam 7,2902%. Sedangkan daging kelinci memiliki lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan daging ayam. Semakin lama penyimpanan oksidasi lemak yang terjadi semakin besar. Tetapi dapat dihambat dengan menggunakan pembungkus kedap udara
Optimasi Waktu Destilasi Uap dan Identifikasi Komponen Minyak Kulit Jeruk Siam (Citrus Nobilis L.) Fachriyah, Enny; Sumardjo, Damin; Kurnia, Any
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 5, No 1 (2002): Volume 5 Issue 1 Year 2002
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2412.884 KB) | DOI: 10.14710/jksa.5.1.12-14

Abstract

Aroma jeruk banyak digunakan dalam berbagai produk makanan, minuman, kosmetika dan farmasi. Aroma jeruk alami berasal dari minyak atsiri, mudah diperoleh dari kulit buah jeruk. Salah satu jeruk yang banyak dimanfaatkan sebagai minuman adalah jeruk Siam. Sisa pembuatan minuman jeruk dapat dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri. Isolasi minyak atsiri dari kulit jeruk siam (Citrus nobilis L) telah dilakukan dengan metode distilasi uap. Waktu distilasi divariasi untuk menentukan waktu optimum. Selanjutnya ditentukan rendemen minyak yang diperoleh, indeks bias dan berat jenis. Komponen minyak kulit jeruk Siam diidentifikasi dengan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu optimum untuk distilasi minyak kulit jeruk Siam adalah 4 jam dengan rendemen 1,234%. Indeks bias minyak pada 20°C sebesar 1,4705 dan berat jenis pada 25°C sebesar 0,8339. Data GC-MS menunjukkan dalam minyak kulit jeruk Siam terdapat lima komponen yang berhasil diidentifikasi yakni α-pinen, β-pinen, mirsen, limonen dan linalool.
Pemerangkapan Garam Ammonium Sulfat dalam Zeolit Taslimah, Taslimah; Muharam, Salih; Sumardjo, Damin
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 6, No 2 (2003): Volume 6 Issue 2 Year 2003
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2451.084 KB) | DOI: 10.14710/jksa.6.2.5-7

Abstract

Modifikasi zeolit alam menjadi material penyimpan hara telah dilakukan dengan cara impreknasi basah. Impreknasi dilakukan dengan merendam zeolit dalam larutan ammonium sulfat pada konsentrasi 13,2% - 39,6%(b/v) dengan selang 6,6%. Kalsinasi zeolit hasil dilakukan pada suhu 250ï‚°C selama 4 jam, karakterisasi hasil dilakukan engan menggunakan difraktometer sinar-X dan spektrofotometer infra merah.Disimpulkan bahwa molekul ammonium sulfat terperangkap dalam zeolit dalam bentuk (NH4)2Ca(SO4)2. Perlakuan kalsinasi pada 250ï‚°C selama 4 jam tidak merubah struktur zeolit.
Penanganan Limbah Fenol dengan Peroksidase Hasil Isolasi dari Lobak (Horseradish) Sumardjo, Damin; Wuryanti, Wuryanti
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 1, No 1 (1998): Volume 1 Issue 1 Year 1998
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2223.289 KB) | DOI: 10.14710/jksa.1.1.11-14

Abstract

Dalam air limbah industri, banyak dijumpai komponen fenol yang bersifat racun. Karena itu pada penelitian ini dicoba untuk menghilangkan komponen fenol dengan cara proses enzimatik. Enzim yang digunakan adalah peroksidase yang berasal dari jenis tumbuhan yaitu lobak (Horseradish). Lobak seberat 0,5 kg dihomogenkan dalam blender dengan 100 mL K2HPO4 0,1 M, disaring, ditambahkan (NH4)2SO4 secara bertingkat (0-5%, 5-20%, 20-40%, 40-65% ) dalam supernatan, kemudian dipisahkan. Endapan yang didapat ditambah buffer Tris-HCl 0,05 M pH 7 dan didialisis dengan menggunakan membran selopan selama 12 jam dengan buffer yang sama. Hasil ekstrak kasar dan fraksinasi dengan kejenuhan yang berbeda terhadap (NH4)2SO4 diaplikasikan pada sampel limbah. Setelah dilakukan uji pendahuluan, 0,5 mL air limbah ditambah 0,3 mL H2O2 0,1 M dan 3 mL enzim ekstrak kasar dan hasil dialisis. Setelah dianalisa, kadar fenol dalam limbah dapat diturunkan dari 1,068 ppm menjadi 0,689 (35,53%), 0,436 (59,13%), 0,641 (39,96%), 0,736 (31,09%), dan 0,783 ppm (26,66%) masing-masing untuk ekstrak kasar, dan hasil dialisis 0-5%, 5-20%, 20-40%, 40-65%. Dari hasil eksperimen di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar kandungan enzim semakin besar pula penurunan kadar fenol dalam air limbah