Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian

Kekerabatan Bahasa-Bahasa ‘Negara Bawahan’ Majapahit Dalam Kitab Nagarakertagama: Kajian Linguistik Historis Komparatif Jamaluddin Nasution; Dwi Widayati
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 2 (2022): June
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.2.711-724.2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kekerabatan bahasa-bahasa di wilayah yang disebut dalam teks Pupuh XIII di Kitab Negarakertagama yang didominasi oleh bahasa Melayu, seperti Malaya (Malaysia) Jambi, Palembang, Kandis, Siak, Rokan, Kampar, dan Palembang. Dan dalam penelitian ini dipilih bahasa Mandailing (BM), bahasa Minangkabau (BMK) dan bahasa Palembang (BP). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan karena adanya leksikostatistik untuk menghitung persentase perangkat kognat (kekerabatan) dan menghitung tahun pisah ketiga bahasa tersebut. Metode kualitatif digunakan karena akan menentukan bentuk kognat antara BM, BMK, dan BP. Berdasarkan data kekerabatan BM, BMK, dan BP dalam daftar 200 kata Swadesh, ditemukan hasil sebanyak 132 kata yang berkerabat, baik kata yang identik atau kata yang mengalami perubahan bunyi vokal maupun konsonan. Ditemukan 50 kata yang berkerabat identik dan memiliki makna yang sama serta bunyi yang sama untuk BMK dan BP dan kedua bahasa ini memiliki kekerabatan kata yang terbanyak. Dalam perubahan bunyi baik vokal maupun konsonan yang paling banyak adalah antara BMK dengan BP yakni 33 kata. Tahun berpisah antara BM, BMK, dan BP diperkirakan adalah 2022 – 985 = 1037 M (dengan asumsi hitung di tahun 2022). Tahun 1037 M ini dapat dikatakan semasa dengan penjelasan bahwa India/Indochina menganut agama Hindu, budaya, peradaban, teknologi, sistem pemerintahan berbaur dengan masyarakat asli setempat membentuk suatu bangsa, masyarakat, suku, etnik, budaya, peradaban baru sesuai dengan kultur masing-masing daerah tersebut sekitar 1030 M sampai dengan 1365 M.