Putri, Agustin Soewitomo
Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Angelion:%20Jurnal%20Teologi%20dan%20Pendidikan%20Kristen

Penyelamatan Bumi dan Isinya dalam Pandangan Ekoteologi: Sebuah Analisis Biblikal Agustin Soewitomo Putri
Angelion Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.951 KB) | DOI: 10.38189/jan.v1i2.76

Abstract

The development of the world, especially in relation to the condition of the earth which includes nature and its environment, increases the time it experiences an increasingly dire situation. News about the occurrence of floods, smog that causes pollution, land damage and marine pollution due to uncontrolled plastic waste and garbage and various forms of environmental pollution have become news that is commonly heard and even tends to be considered wind. Earth's worsening conditions can no longer be underestimated. The condition of the earth will affect the continuity of human civilization in the future and the inevitable consequence is that today's humans are also responsible for the condition and health of the earth which will be passed on to their children and grandchildren. While on the other hand, religion, with its teachings that talk more about heaven, is accused of being the cause of all causes of damage due to human neglect of nature. This is where Ecotheology is expected to become a bridge to resolve this gap so that understanding of God and care for all of His creation are connected with the biblical explanation. This study aims to present the biblical idea of saving the earth and its contents, so that Christians can share responsibility for the management of the earth. As for the conclusion are: First, humans must return to the original concept of its formation, as guardians, preservers, managers of the earth with full power but not done arbitrarily. Second, saving the earth actually begins with a mandate for humans to protect their own race, the task of procreating and multiplying is the task of balancing the existing population, the task of balancing also includes being responsible for education for the next generations. Third, the laws in the Old Testament provide an important concept which until today can be a pattern for humans to care for the preservation of nature. Fourth, the concept of redemption carried out by Christ includes the restoration of the earth and everything in it and this restoration requires cooperation and awareness from humans to work for it.Perkembangan dunia, khususnya berhubungan dengan kondisi bumi yang meliputi alam dan lingkungannya, bertambah waktu mengalami keadaan yang semakin memprihatinkan. Berita tentang terjadinya banjir, kabut asap yang mengakibatkan polusi, kerusakan tanah dan pencemaran laut akibat limbah plastik dan sampah yang tak terkendali dan berbagai bentuk pencemaran-pencemaran lingkungan telah menjadi pemberitaan yang biasa didengar bahkan cenderung dianggap angin lalu. Kondisi bumi yang makin buruk ini tidak lagi bisa disepelekan. Keadaan bumi akan mempengaruhi kelangsungan peradaban manusia di masa depan dan konsekuensi yang tak dapat dielakkan adalah manusia jaman sekarang turut bertanggungjawab atas keadaan dan kesehatan bumi yang akan diwariskan kepada anak cucunya. Sementara di pihak lain, agama dengan ajarannya yang lebih banyak berbicara tentang surga, dituding menjadi penyebab segala pemicu kerusakan karena pengabaian manusia terhadap alam. Di sinilah Ekoteologi diharapkan menjadi jembatan untuk menyelesaikan kesenjangan tersebut sehingga pemahaman tentang Allah dan perawatan terhadap seluruh ciptaan-Nya terhubung dengan penjelasan Alkitab. Penelitian ini bertujuan mengemukakan gagasan Alkitab tentang penyelamatan bumi dan isinya, sehingga orang-orang Kristen ikut bertanggung jawab terhadap pengelolaan bumi. Adapun sebagai kesimpulan adalah: Pertama, manusia harus kembali kepada konsep awal pembentukannya, sebagai penjaga, pemelihara, pengelola bumi dengan kekuasaan yang penuh namun bukan dikerjakan dengan sewenang-wenang. Kedua, penyelamatan bumi justru diawali dengan mandat untuk manusia menjaga rasnya sendiri, tugas beranak cucu dan bertambah banyak adalah tugas untuk menyeimbangkan populasi yang ada, tugas menyeimbangkan juga meliputi tugas bertanggung jawab untuk pendidikan bagi generasi-generasi berikutnya. Ketiga, hukum-hukum dalam Perjanjian Lama memberikan konsep penting yang hingga hari ini dapat menjadi pola manusia untuk merawat kelestarian alam. Keempat, konsep penebusan yang dilakukan oleh Kristus mencakup pemulihan atas bumi dan segala isinya dan pemulihan tersebut memerlukan kerjasama dan kesadaran dari manusia untuk mengusahakannya.