Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGEMBANGAN MILLON PERSONALITY TYPE INVENTORY (MPTI) SEBAGAI INSTRUMEN PENGUKURAN KEPRIBADIAN DI INDONESIA Airin Triwahyuni; Urip Purwono; Sawitri Supardi Sadarjoen; Eppy Rivai Sapri
Journal of Psychological Science and Profession Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.922 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v3i2.21402

Abstract

Peningkatan angka gangguan kejiwaan di Indonesia menimbulkan kebutuhan akan penanganan yang lebih optimal. Adanya instrumen kepribadian dengan kerangka teoritik yang kuat diharapkan dapat membantu proses penanganan agar lebih efektif. Instrumen kepribadian yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan pada model teoritik dari Theodore Millon yaitu evolutionary model. Terdapat 14 tipe kepribadian yaitu Schizoid, Avoidant, Dependent, Histrionik, Kompulsif, Negativistik, Narsistik, Antisosial, Masokistik, Sadis, Schizotypal, Paranoid, Borderline, dan Melankolik. Tahap pengembangan item dilakukan melalui sebelas uji coba yang melibatkan 1372 partisipan. Form terakhir berisi 254 item yang terdiri dari 249 item kepribadian dan 5 item kontrol. Pilihan respon jawaban adalah YA dan TIDAK. Hasilnya masing-masing kepribadian memiliki reliabilitas alpha yang handal (> 0.7). Reliabilitas tes-retes menunjukan korelasi yang tinggi dengan tes pertama yaitu berkisar antara .744 - .891. Pembuktian validitas dengan validitas isi dari dua orang ahli memperlihatkan kesesuaian dengan definisi masing-masing domain diatas 80%. Validitas struktur internal menunjukan bahwa model yang digunakan dalam pengukuran sesuai dengan model teoritik.
PREVALENSI DAN SUMBER GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA JENJANG SARJANA Clement Eko Prasetio; Airin Triwahyuni
Journal of Psychological Science and Profession Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.552 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v6i2.35867

Abstract

Gangguan psikologis menjadi rentan dialami oleh mahasiswa jenjang sarjana. Penyebab hal tersebut diduga karena terdapat cukup banyak tekanan dan transisi yang harus dialami oleh mereka. Penelitian mengenai gangguan psikologis pada mahasiswa sudah cukup sering dilakukan, hanya saja belum ada yang menggunakan sampel yang bervariasi maupun menelaah aspek-aspek yang menjadi beban psikologis bagi mahasiswa. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gangguan psikologis pada mahasiswa sarjana dan aspek atau area yang menjadi sumber beban psikologis bagi mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasinya adalah mahasiswa sarjana dengan menggunakan stratified random sampling, serta jumlah sampel sebanyak 674 mahasiswa dari 16 fakultas di salah satu universitas. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Report Questionnaire-20 (SRQ-20) untuk mengukut gangguan psikologis. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, seperti rerata, total, dan persentase. Hasilnya, ditemukan bahwa sebagian besar mahasiswa sarjana diindikasikan mengalami gangguan psikologis. Aspek atau area yang paling menjadi beban psikologis mahasiswa adalah area tentang masa depan, yakni karier dan studi lanjutan. Kemudian, hampir sebagian besar mahasiswa merasakan empat hingga enam sumber permasalahan yang menjadi tekanan bagi diri sendiri. Implikasi dari penelitian ini adalah pihak universitas perlu lebih memerhatikan beberapa sumber permasalahan yang dialami oleh mahasiswa, seperti karier yang akan diambil dan penyesuaian akademik, sehingga dapat menentukan intervensi yang lebih sesuai dan mengurangi gangguan psikologis pada mahasiswa.
Psychometric Properties of Self-Report Questionnaire-20 (SRQ-20) Indonesian Version Clement Eko Prasetio; Airin Triwahyuni; Ahmad Gimmy Prathama
Jurnal Psikologi Vol 49, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.507 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.69782

Abstract

The prevalence of mental disorders experienced by the global community, including in Indonesia, is increasing steadily. It is thus necessary to have a time-efficient and valid screening measuring tool as a basis to provide appropriate treatment to mental disorders. The Self-Report Questionnaire-20 (SRQ-20) is a screening tool that is often used in Indonesia to identify mental disorder symptoms. However there is limited study that has attempted to discover the SRQ-20 factors and conducted a construct validity test on them. The purpose of this study was to investigate factors and test the construct validity of SRQ-20 developed by the World Health Organization (WHO). There were 674 students involved in the study. Exploratory factor analysis was used to discover the factors. Evidence based on internal structure using a confirmatory factor analysis was also collected. Findings revealed five factors for the SRQ-20, these are energy, cognitive, depression, physiological, and anxiety. The five factor model is an alternative for classifying symptoms on the SRQ-20. This way, symptoms on the SRQ-20 can be grouped into five factors, of which can assist clinicians take more appropriate and faster action. Findings also revealed, however, that the construct validity of the five factor model needs is less than the one factor model. Therefore, for further research, using a wider population to check the stability of structure across developmental age. SRQ-20 could also be compared with the gold standard measurement to get a predictive validity.
Validitas Konstruk Growth Mindset Scale: Versi Bahasa Indonesia Aida Rahmania; Airin Triwahyuni; Anissa Lestari Kadiyono
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i2.16925

Abstract

Saat ini penelitian di Indonesia mengenai growth mindset mulai banyak diminati. Growth Mindset dianggap sebagai salah satu kunci kesuksesan dalam hidup, karena individu yang yakin bahwa kepintaran dirinya dapat berkembang melalui usaha akan menunjukkan sikap menerima tantangan dan melihat setiap kesulitan sebagai proses belajar untuk meningkatkan kapasitas diri. Alat ukur yang paling umum digunakan adalah Growth Mindset Scale versi 8 item yang telah diadaptasi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti validitas struktur internal Growth Mindset Scale versi Bahasa Indonesia.  Penelitian ini melibatkan 213 (Laki-laki= 32% dan Perempuan= 68%) orang berusia 15 – 45 tahun. Analisis data menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan Lisrel 8.80. Hasil analisis untuk growth mindset sebagai konstruk unidimensional menunjukkan nilai fit yang memadai yaitu RMSEA 0.052, CFI 0.99 dan NNFI 0.98. Nilai reliabilitas alat ukur menggunakan Cronbach Alpha sebesar 0.813. Dikarenakan growth mindset merupakan konstruk positif, analisis CFA juga dilakukan pada model 4 favorable items saja dan didapatkan hasil yang lebih fit dengan nilai RMSEA 0.023, serta CFI dan NNFI 1.00. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua versi memiliki model yang fit namun lebih dianjurkan menggunakan Growth Mindset Scale versi 4 item dalam pengukuran psikologi.
KEPRIBADIAN BIG FIVE SEBAGAI FAKTOR PREDIKTIF TERHADAP RESILIENSI AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT PERTAMA RUMPUN KESEHATAN Rania Fakhirah Khairunnisa; Airin Triwahyuni; Achmad Djunaidi
Journal of Psychological Science and Profession Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v6i3.38596

Abstract

Resiliensi akademik diperlukan oleh mahasiswa untuk menghadapi kesulitan akademik yang berat. Resiliensi akademik yang dimiliki mahasiswa turut berperan dalam menentukan bagaimana mahasiswa menghadapi kesulitan yang dialami dalam perkuliahan. Resiliensi akademik terbentuk dari tiga dimensi, yaitu perseverance, reflecting and adaptive help-seeking, dan negative affect and emotional response. Hal ini terlebih diperlukan oleh mahasiswa tahun pertama dikarenakan mereka sedang berada dalam masa adaptasi yang berpotensi menjadi salah satu kesulitan. Dalam hal menghadapi dan bangkit dari kesulitan, kepribadian terbukti berperan dalam menumbuhkan resiliensi akademik pada orang dewasa. Kebanyakan orang yang mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan adalah orang yang memiliki kapasitas untuk elastis dalam berperilaku atau melakukan adaptasi yang fleksibel untuk menghadapi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran resiliensi akademik dan melihat bagaimana kepribadian Big Five memprediksi resiliensi akademik mahasiswa tahun pertama Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Padjadjaran. Dengan menggunakan metode stratified random sampling, didapatkan responden penelitian sejumlah 176 mahasiswa tingkat pertama Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Padjadjaran. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner Academic Resilience Scale-30 dan Big Five Inventory. Analisis hasil data dilakukan dengan regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas dari responden penelitian memiliki tingkat resiliensi akademik yang tergolong tinggi (skor = 104-144). Kemudian diketahui bahwa kelima traits pada big five personality theory yaitu openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism dapat memprediksi resiliensi akademik (R 2 = .424 p < .05), dengan trait yang paling kuat memprediksi resiliensi akademik pada mahasiswa baru Rumpun Ilmu Kesehatan adalah neuroticism (β = -.270).
Properti Psikometri Reflective Function Questionnaire For Youth Versi Indonesia Annisa Hasna Faadhilah; Airin Triwahyuni
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.76762

Abstract

Reflective Function berperan penting dalam perkembangan remaja untuk mencapai otonomi, identitas diri yang stabil dan regulasi yang adaptif. Namun, belum ada instrumen yang dapat mengukur konstruk tersebut pada remaja di Indonesia. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi properti psikometri instrumen Reflective Function Questionnaire for Youth (RFQY-5) yang diadaptasi untuk mengukur intensitas kemampuan reflective function pada remaja di Indonesia. Prosedur adaptasi menggunakan ITC Guidelines for Translating and Adapting Tests. Dengan convenience sampling, sejumlah 320 partisipan berumur 13-20 tahun menyelesaikan kuesioner secara online. Hasil menunjukkan bahwa RFQY-5 memiliki koefisien reliabilitas yang baik (α = .707) dan dapat membedakan tinggi rendahnya partisipan. Confirmatory Factor Analysis (CFA) digunakan untuk menguji model RFQY-5. Hasil kriteria fit indexes sebagai konstruk unidimensional memiliki kecocokan dengan data penelitian (????2= .198, RMSEA = .038, SRMR = .027, CFI = .992, dan TLI = .984). Kelima item memiliki factor loading yang baik. Bukti validitas berdasarkan hubungan dengan variabel lain menunjukkan korelasi positif yang signifikan dengan Wong and Law Emotional Intelligence Scale (r = .511, p < 0.01). Maka dari itu, RFQY-5 versi Indonesia menjadi alat ukur yang sesuai untuk mengukur reflective function pada remaja di Indonesia.