Wastu Adi Mulyono
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Perawat RSUD Arjawinangun tentang Asuhan Keperawatan Spiritual Sutrisno, Niko; Swasti, Keksi Girindra; Mulyono, Wastu Adi
Journal of Bionursing Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.357 KB) | DOI: 10.20884/bion.v1i1.18

Abstract

Background. Nursing considers humans as complex creatures which different one from another. They consist of biological, social, cultural, psychological and spiritual dimensions. However, the provision of spiritual care is not optimally delivered.Objective. This study was to describe nurses' knowledge, perceptions, and attitudes about spiritual careMethod. An observational study with cross sectional approach was conducted. Totally, 248 nurses worked in RSUD Arjawinangun Cirebon were invited to contribute in the study. The sample was collected by total sampling technique. Self-respon questioners were utilized, included knowledge, SSCRS and attitude scales. Univariate analyses were applied to describe the data.Results. Mosts of respondents indicated 10 years work experience. The education background varied from Diploma to Post-graduate, but the majority was Diploma 3 yrs. Female nurses dominated the sample with age ranged between 25 and 56 years old, but ages 26-35 dominatee the sample. Median scores of knowledge, perceptions and attitudes after being converted into 0-100 scale, all around 64.Conclusion. Scores of knowledge, perceptions and attitudes of Arjawinangun Hospital  nurses about spiritual care were in  mediocre levels.
Persepsi Dan Kesiapan Dosen terhadap Pembelajaran Interprofesional Yuniawan, Arif Eko; Mulyono, Wastu Adi; Setiowati, Dwi
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.2.595

Abstract

Interprofessional Education (IPE) dapat mendorong praktik kolaboratif untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Institusi telah mengenal konsep ini tetapi belum banya yang diadopsi. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti mispersepsi dan ketidaksiapan dari mahasiswa, dosen, dan pengelola. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan fasilitator terhadap IPE dilaporkan baik. Tetapi tidak ada penelitian yang melaporkan perspektif dosen. Penelitian ini untuk menganalisis persepsi dan kesiapan dosen terhadap IPE. Rancangan cross sectional dipersiapakan untuk meneliti persepsi 73 dosen dari jurusan kedokteran, kesehatan masyarakat, keperawatan, farmasi, kedokteran gigi, dan ilmu gizi. Kuesioner IEPS dan RIPLS dimodifikasi, dan dipakai sebagai instrumen pengukuran setelah diuji. Hasil menunjukkan paling banyak responden dari kedokteran (26,0%), perempuan (57,5%), pernah berkolaborasi (95,5%), dan bekerja kurang atau sama dengan 10 tahun (76,7%). Persepsi (84,9%) dan kesiapan (94,5%) adalah baik dan sama diantara dosen di semua jurusan dengan nilai p 0,606 dan 0,535 secara berurutan. Dapat disimpulkan bahwa persepsi dan kesiapan dosen terhadap IPE di setiap jurusan adalah baik. Terdapat hubungan positif yang lemah tetapi bermakna antara persepsi dan kesiapan dosen. Institusi ini perlu membentuk bagian khusus untuk mengelola IPE. Penelitian lanjutan perlu  menggali lebih dalam tentang teknis model pembelajaran IPE.
Pengaruh Pelatihan Gaya Belajar terhadap Peningkatan Indeks Prestasi Mahasiswa Mulyono, Wastu Adi; Purwandari, Haryatiningsih; Permana, Ryan Hara
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 02 No. 3 (2007)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2007.2.3.129

Abstract

This research aimed to understand effect of learning style training toward student’s grade, especially to describe student’s grade before and after training, learning style characteristics to test the effect of learning style training toward increasing of student’s grade . This semi experiment research was designed in pre and post test design and pair t test data analysis. Thirty one students which got grade below 2.5 participated. Learning style training were trained to them for 4 hours along. Student’s grade before and after training were collected and compared. Learning modalities were measured by DePorter Instruments. Research resulted in increasing mean of student grade about 0.58 (SD 0.44) after the training. Most of them had Visual Modality (54.8%) and had Unsequential Abstract Thinking Character (64.5). Pair t-test analyses showed that t=7.26, p value 0.00, α=0.05 one tailed, Learning Style Training influenced student’s grade statistically significant.
Penerapan Spiritualitas di Tempat Kerja Di RSI F dan Hubungannya dengan Kepuasan Kerja Perawat Mulyono, Wastu Adi
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 06 No. 2 (2011)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2011.6.2.333

Abstract

Background.Job satisfaction is significant predictor toward organizational commitment which area one of factors influencing nurse job turnover in hospital with religion background which adopted spiritual values. A research should conduct to investigate relationship between spirituality and job satisfaction. Objective. This research was aimed to identified correlation between spiritual applications and job satisfaction. Method. A case study on RSI F conducted to 84 nurses. Chi square analyses was applied to test the relationship. Results. It was reported that facilitation focused on organization and leadership showed significant relationship p(0,000 and 0,039 on α=0,05), however facilitation focused on individual and group showed no significant relationship with job satisfaction p(0,534 and 0,096 on α=0,05). Conclusion. Job satisfaction can be improved by facilitating organization spirituality as well as leader spirituality. Recomendation. RSI F was recommended to clarify parameter of vision and mission attainment, and to address spiritual leadership training for manager. Following researches were recommended to broaden area on all hospitals with religion background.
Mentoring Kolaborasi Instruktur Klinik Berhubungan dengan Persepsi terhadap Pendidikan Interprofesi Priyandaru, Bayu Aji; Mulyono, Wastu Adi; Setiyani, Rahmi
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 11, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2016.11.1.639

Abstract

Interprofessional collaboration is required to optimize health care. Interprofessional Education (IPE) is one of the strategies to prepare the collaboration skill since at educational stage. The implementation of IPE in the clinical setting can be conducted through the implementation of mentoring collaboration by CI. This study is to examine the relationship between perception of IPE and implementation of mentoring collaboration among Clinical Instructors (CI) in Banyumas Hospital. A cross-sectional study invited total of 175 CI’s to participate. Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS), and the modified Clinical Instructor Behavior Instrument (CIBI) were administered to measure the perception and the mentoring collaboration respectively. Results showed the majority of diploma degree in nursing (65.1 %) and over three years (77.0 %) experience as CI. Female CI population was slightly higher than the male (56.3 % compared to 43.7 %). The average score of CI’s perception of IPE was 83.63 %. Meanwhile, the average score of implementation of mentoring collaboration was 81.83 %. There was a significant relationship between perception of IPE and mentoring collaboration among CIs (p = 0.000 and r= 0.313). It concluded that there was a relationship between perception of IPE and the implementation of mentoring collaboration by CIs in Banyumas Hospital
Hubungan Spiritualitas Perawat Dan Kompetensi Asuhan Spiritual Arini, Hana Nur; Susilowati, Ida; Mulyono, Wastu Adi
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2015.10.2.594

Abstract

Asuhan spiritual  berkaitan dengan  spiritualitas perawat.  Terdapat  beberapa  faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam memberikan asuhan spiritual. Menguasai spiritualitas sendiri akan memberdayakan diri perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan spiritualitas dengan kompetensi spiritual perawat. Studi cross-sectional dirancang untuk menginvesitigasi 59 perawat yang dipilih secara simple random sampling di sebuah rumah sakit tipe B di Jawa Tengah. Kuesiner modifikasi Spiritualitas perawat diukur menggunakan kuesioner modifikasi Utomo, dan kompetensi spiritual diukur dengan modifikasi kuesioner SCC Van Leuween. Kedua kuesioner diuji dan reliabilitasnya mencapai 0.936 and 0.937 secara berurutan. Spearman’s Rank dipilih untuk menguji korelasi. Hasil investigasi menunjukkan spiritualitas perawat paling banyak (50.8%) baik dan kompetensi spiritual perawat (47.45%) adalah bagus dan sangat bagus. Spearman's rank menunjukkan adanya hubungan sedang positif yang bermakna antara kedua variabel (r: +0,504; p: 0,000). Disimpulkan bahwa persespsi perawat terhadap nilai spiritual berkontribusi terhadap perkembangan kemampuan professional untuk memberikan asuhan spiritual. Riset selanjutnya perlu mengkaji berbagai cara untuk memupuk dan mengembangkan baik spiritualitas maupun kompetensi asuhan spiritual.
NURSES’ PERCEPTIONS OF SPIRITUALITY AND SPIRITUAL CARE AND THE CHALLENGES OF LEARNING SPIRITUALITY Mulyono, Wastu Adi; Chen, Chung-Hey
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 14, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2019.14.2.895

Abstract

Background. Nurses face barriers both from the environment and from themselves in providing spiritual care. Their perception to the spirituality as well as the spiritual care may contribute into this situation. Aim. This study was to identify the Indonesian nurse’s perception of spirituality and spiritual care. Methods. A cross-sectional survey investigated 273 nurses in Central Java, Indonesia recruited through a convenience sampling. The Spirituality Spiritual Care Rating Scale (SSCRS) Bahasa Indonesia version was applied to measure the nurses’ perceptions. Six other questions related to nurses’ prior knowledge, responsibilities and work experiences were added. To examine the differences in the nurse’s perception of Spirituality (SP) and Spiritual Care (SC), independent t-test and One-Way ANOVA were applied. Findings. Obtained score means were Spirituality 20.0 (2.0), Spiritual Care 46.2 (4.3), and total SSCRS 66.1 (4.5). There was the significant different perception of spirituality and spiritual care as a total, and in subscale of spirituality based on the geographic location (p=0.006). Respondents felt well informed (52.2%), got training (4.8%), capable of delivering spiritual care (70%), mostly considered the patient spiritual need through listening and observing patients by themselves (67.9%). Conclusion. Nurse perception of spirituality and spiritual care were not different based on respondent characteristics, except the respondents’ work geographical area. Challenges in teaching spirituality were confirmed. This study provided basic information in describing Indonesian nurses’ perception on spirituality and spiritual care.
Pendidikan Kesehatan tentang Gaya Hidup Sehat Pada Remaja Tahap Akhir Made Sumarwati; Wastu Adi Mulyono; Desiyani Nani; Keksi Girindra Swasti; Haidar Amr Abdilah
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.277 KB) | DOI: 10.31294/jabdimas.v5i1.11354

Abstract

Situasi dan kondisi pandemi Covid-19 saat ini memberikan kesadaran bahwa kesehatan adalah suatu investasi yang menjadi fondasi dari ekonomi tangguh, stabil dan produktif. Sebagai investasi, maka semakin dini dikerjakan, maka semakin besar manfaat yang diperoleh. Pengabdian ini ditujukan kepada kelompok remaja akhir untuk meningkatkan gaya hidup sehat dan mampu membuat keputusan dengan penuh kesadaran memilih gaya hidup sehat. Pendidikan kesehatan meliputi berpikir dan membuat keputusan, olah raga, nutrisi, emosi, sosial dan spiritual. Pengabdian ini dilakukan selama periode satu bulan, diawali dengan analisis perilaku hidup sehat sehari-hari pada 68 peserta. Data awal yang diperoleh adalah mayoritas perilaku berada pada kategori tinggi (61,02%), dan 38,98% berada di rentang sedang-rendah; 62,71% memilih hidup sehat dengan 74.57% memiliki kepercayaan diri yang tinggi mampu melakukannya secara konsisten. Evaluasi dilakukan segera dan satu bulan setelah edukasi. Pendidikan kesehatan dilakukan secara online. Setelah pendidikan kesehatan, 83,33% peserta memilih untuk menjalankan perilaku sehat dan 78,79% memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk menerapkannya secara terus menerus. Evaluasi setelah satu bulan berikutnya ditemukan data bahwa masih terdapat perilaku hidup sehat kurang baik sebesar 3,33%. Terjadi penurunan sedikit, baik dalam jumlah remaja yang memutuskan untuk memilih melakukan gaya hidup sehat (75,76%) maupun kepercayaan diri (73,33%). Kesimpulan dari pengabdian masyarakat ini adalah pendidikan kesehatan dapat membantu remaja akhir memutuskan untuk memilih gaya hidup sehat dan meningkatkan kepercayaan diri dalam mengimplementasikannya. Untuk lebih memaksimalkan hasil pendidikan, sangat disarankan melakukan kajian terkait kendala yang dihadapi remaja dalam menjalankan gaya hidup sehat sehingga bisa membangun program yang lebih sesuai.
TAUSIYAH UNTUK PENGENDALIAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO TIMUR Arif Setyo Upoyo; Wastu Adi Mulyono; Arif Imam Hidayat; Akhyarul Anam
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 1 (2016): Januari-Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i1.241

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal dan stroke. Penatalaksanan non farmakologi pada pasien hipertensi primer adalah memodifikasi gaya hidup yang meliputi diet, olahraga dan pengendalian stres.  Tausiyah merupakan salah satu metode untuk menurunkan stres. Tujuan: untuk mengidentifikasi pengaruh tausiyah terhadap tekanan darah penderita hipertensi primer di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Timur. Metode: penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sampel penelitian sejumlah 37 orang, terdiri dari 17 responden sebagai kelompok intervensi dengan diperdengarkan tausiyah selama 20 menit dengan mp.3 player, dan 20 responden sebagai kelompok kontrol. Pembagian sampel dilakukan secara acak sederhana. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Pengujian perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah intervensi menggunakan paired t test, sedangkan untuk mengetahui perbedaan perubahan tekanan darah  pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi menggunakan independent t- test. Hasil: menunjukkan ada perbedaan tekanan darah yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok intervensi (nilai p 0,012), penurunan tekanan darah juga ada perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p 0,03). Pembahasan: tausiyah efektif menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi primer. ABSTRACT Introduction: Hipertension can cause heart deseases, renal deseases and stroke. Treatment non farmacology is modify life style that include diet, physical activity and stress control. Tauziyah is one methoda to control stress.  The objective of research is to identify the influnce of tauziyah toward blood pressure at hipertention patient. The research used quasy experimental. Sample are taked randomized. There were 17 respondent as intervension group and 20 respondent as control group. The intervenstion group got tauziyah for 20 minutes with mp.3 player. Blood pressure is measured before and after intervention with digital tensimetre. Analysis used paired t test and independent t test. There is significant blood pressure difference before and after intervention (p value 0.012) and there is significant decreasing blood pressure difference between intervention and control group. Tausiyah is efective to decrease blood pressure at primary hipertention patients.
Validasi Konstruksi Faktor Model Spirituality and Spiritual Care Rating Scale Versi Bahasa Indonesia (SSCRS-BI) pada Mahasiswa Program Ners Wastu Adi Mulyono
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jkmk.v3i2.557

Abstract

Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien telah hampir ditinggalkan oleh perawat. Respon subjekti perawat terhadap isu spiritualtias dicurigai berkontribusi terhadap tidak adekuatnya asuhan spiritual. Oleh karena itu penelitian terhadap persepsi perawat terhadap isu spiritual ini perlu dikaji, sayangnya alat ukur untuk persepsi  spiritual dan asuhan spiritual masih perlu kajian lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakan SSCRS BI sama atau berbeda dengan versi aslinya.  Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilakukan untuk mengkaji persepsi 131 mahasiswa Program Ners yang sedang praktik profesi di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Confirmatory Factor Analysis diaplikasikan untuk menguji struktur model SSCRS satu faktor dan dua faktor. Reliabilitas SSCRS RS-Bahasa Indonesia juga diukur dari nilai koefisien  Alpha.Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan Nilai CMNI/DF, CFI, TLI, RMSEA setiap model adalah sebagai berikut: Model 1 Original: 1.43, 0.875,0.844,0.875; Model 2, satu factor  17 items: 2.225, 0.420, 0.38125, 0.097; Model 3, satu Factor 15 items: 1.924, 0.728, 0.683, 0.84; Model 4 dua factor model 15 items:1.851, 0.753, 0.78, 0.081. Struktur model dua faktor dengan 15 item terlihat lebih baik dibandingkan dengan yang 17 item (original). Meskipun demikian, Koefisien Alfa Cronbach masih dibawah nilai yang dapat diterima. Tapi  MIIC dapat diterima.