Sari - Politeknik Santo Paulus Surakarta, Ajeng Novita
Politeknik Santo Paulus Surakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI DESA REJOSO KLATEN Sari - Politeknik Santo Paulus Surakarta, Ajeng Novita; Hanifah - Stikes Mambaul Ulum Surakarta, Lilik
IJMS - Indonesian Journal on Medical Science Vol 7, No 1 (2020): IJMS 2020
Publisher : IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Reproductive health according to the WHO definition is a state of physical, mental, whole well-being, not solely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system and its functions and processes. The level of education that has not been evenly distributed and is still low causes the information received about the reproductive health of sting to be limited. An increased level of education can increase self-confidence, insight and the ability to play a good role for yourself and the family associated with reproductive health. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of fertile-age woman about reproductive health. This research is a descriptive study with cross sectional approach. The research sample was 30 women of childbearing age in the Rejoso district Area using purposive sampling technique. Data collection techniques using questionnaires and checklists. Data analysis techniques using frequency distribution. The results showed that the level of respondents' knowledge about reproductive health based on the age characteristics of the majority of respondents had enough categories namely as many as 11 respondents (64.8%), at the age of 21-25 years, the level of knowledge of respondents based on the characteristics of the majority of education in the category of less namely the level of education Senior High School as many as 4 respondents (66.6%). The level of knowledge of respondents based on the characteristics of parity that has a good category that is 4 respondents (57, 2%) have parity 1.Keywords: Reproduction health, fertile-age woman Abstrak: Kesehatan reproduksi menurut definisi WHO adalah suatu keadaan sejahtera fisik , mental, utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan proses-prosesnya. Tingkat pendidikan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang di terima tentang kesehatan reproduksi sengat terbatas. Tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemampuan untuk berperan yang baik bagi diri sendiri maupun keluasrga yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah wanita usia subur di wilayah Desa Rejoso Klaten sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan checklist. Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi berdasarkan karakteristik umur mayoritas responden memiliki kategori cukup yakni sebanyak 11 responden (64,8%), pada umur 21-25 tahun, tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan mayoritas dalam kategori kurang yakni tingkat pendidikan SMA sebanyak 4 responden (66,6%). Tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik paritas yang memiliki kategori baik yakni 4 responden (57, 2%) memiliki paritas 1.Kata kunci :  kesehatan reproduksi, wanita usia subur
Pemeriksaan Angka Kuman, Kapang/Khamir Dan Identifikasi Bakteri Patogen Pada Jamu Beras Kencur di Pasar Tradisional Kota Surakarta Monita, Krisanti; Sari, Ajeng Novita; Nurhayati - Politeknik Santo Paulus Surakarta, Nurhayati
IJMS - Indonesian Journal on Medical Science Vol 8, No 2 (2021): IJMS 2021
Publisher : IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Beras-Kencur Herb is a traditional drink that was made by non-standard ingredient and through simple processing. These are believed could be a contributing factor of bacterial and fungal contamination. The National Supervisory Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia (BPOM RI) regulation number 12 year 2014 regarding quality requirement for traditional medicine stated that traditional medicine has to be free from E.coli, Salmonella sp., Shigella sp. and the Total Yeast and Mold Count (TYMC) <103 coloni/g. This study aimed to investigate the contamination of coliform bacteria and yeast/mold on Beras-Kencur Herb that was sold in the traditional market in Surakarta City. This study was a descriptive comparison with 14 Beras-Kencur Herb samples. This study found that Beras-Kencur Herb contained 100% of coliform bacteria, 50% of E.coli, 28.6% of Salmonella sp., 85.7% of Shigella sp. with the lowest TYMC was 0 coloni/ml and the highest was 7,5 x 101 coloni/ml. Meanwhile, the funguses were found are Aspergillus sp., Penicillium sp., Mucor sp. and Candida sp. As conclusion, the samples of Beras-Kencur Herb that were sold in the traditional market in Surakarta City have been contaminated by Coliform bacteria, yet the TYMC ratio was met the requirement set by BPOM RI.Keywords: Herb, Coliform, Yeast Mold NumberAbstrak: Jamu gendong beras kencur merupakan minuman tradisional yang dibuat menggunakan pengolahan sederhana dan bahan yang belum terstandart. Hal tersebut dapat menjadi faktor adanya kontaminasi bakteri dan jamur. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional tidak mengandung bakteri E.coli, Salmonella sp., Shigella sp. dan batas AKK <103 koloni/g. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri Coliform dan Kapang/Khamir pada jamu gendong beras kencur yang dijual di pasar tradisional Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan deskriptif komparatif dengan jumlah 14 sampel jamu gendong beras kencur. Hasil pemeriksaan bakteri Coliform pada jamu gendong beras kencur 100% mengandung bakteri Coliform, terdapat kontaminasi bakteri E.coli (50%), Salmonella sp. (28,6%), Shigella sp. (85,7%) dengan nilai AKK terendah 0 koloni/ml dan tertinggi 7,5 x 101 koloni/ml. Sedangkan jamur yang ditemukan adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., Mucor sp. dan Candida sp. Sehingga sampel jamu gendong beras kencur yang dijual di pasar tradisional Kota Surakarta tercemar bakteri Coliform dan memiliki nilai AKK yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BPOM.Kata kunci : Jamu, Coliform, Angka Kapang Khamir (AKK)
ANALISIS HASIL PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA MAHASISWA Danik Riawati; Ajeng Novita Sari; Syarifah Syarifah
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 11, No 1 (2020): JANUARI
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.37 KB) | DOI: 10.36419/jkebin.v11i1.331

Abstract

Latar belakang: Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan cara untuk mengetahui apakah seseorang mengalami anemia maupaun tidak. Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dengan cara memahami dan mengimplementasikan pemeriksaan hemoglobin pada saat praktikum penyadapan darah. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara hasil praktikum pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Indeks Massa Tubuh pada mahasiswa. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester 3B di AKBARA yang pratikum penyadapan darah. Subyek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 3B yang praktikum penyadapan darah pada bulan Desember 2019 sebanyak 33 responden. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Analisa data menggunakan analisa univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi kendall’s tau-b. Hasil: Karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan umur >19 tahun 12 responden (36,4%) dan perempuan yang tidak mengalami anemia sebanyak 15 responden (45,5%) serta perempuan sebagian besar memiliki IMT 18,5-25 sebanyak 16 responden (48,5%), responden perempuan yang memiliki IMT 18,5-25 mengalami anemia sebanyak 12 responden (40%). Simpulan: Tidak ada hubungan antara hasil praktikum pemeriksaan kadar hemoglobin dengan Indeks Massa Tubuh pada mahasiswa prodi DIII Teknologi Bank Darah Surakarta.
KARAKTERISTIK KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Lilik Hanifah; Ajeng Novita Sari
Avicenna : Journal of Health Research Vol 3, No 1 (2020): MARET
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.788 KB) | DOI: 10.36419/avicenna.v3i1.350

Abstract

Latar Belakang : Kanker serviks merupakan suatu keganasan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak terkontrol. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melalukan pemeriksaan kesehatan serviks secara dini (skrining), karena gejala kanker serviks tidak terlihat sampai stadium yang lebih parah Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kader posyandu dalam upaya deteksi dini kanker serviks Metode : Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader posyandu di Mojosongo Jebres Surakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah actidental sampling pada kader posyandu yang hadir pada kegiatan refresing kader yaitu sejumlah 46 kader posyandu. Alat pengumpulan data berupa angket. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi. Hasil : Kader posyandu mayoritas melakukan deteksi dini kanker servik baik melalui iva tes maupun papsmear sejumlah 32 orang (69,6%). Karakteristik usia responden adalah mayoritas usia reproduktif yaitu 30 orang (65,2%) pendidikan responden mayoritas adalah pendidikan menengah yaitu 25 orang (54,3%), pekerjaan responden mayoritas adalah tidak bekerja yaitu 39 orang (84,8%) dan paritas responden adalah mayoritas memiliki 1 – 2 anak yaitu 27 orang (58,7%). Kader posyandu yang melakukan deteksi dini kanker servik mayoritas pada usia reproduktif yaitu 18 orang (56,2%), mayoritas pada pendidikan menengah yaitu 18 orang (56,3%), mayoritas pada kader posyandu yang tidak bekerja yaitu 28 orang (87,5%) dan mayoritas pada paritas 1 – 2 anak yaitu 17 orang (53,1%). Simpulan: Karakteristik kader posyandu yang melakukan deteksi dini kanker servik adalah mayoritas pada usia reproduktif, pendidikan menengah, kader posyandu yang tidak bekerja dan memiliki paritas 1 – 2 anak.
ANALISIS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR TERHADAP STATUS GIZI BALITA Lilik Hanifah; Ajeng Novita Sari
Avicenna : Journal of Health Research Vol 4, No 1 (2021): MARET
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/avicenna.v4i1.466

Abstract

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN KULIT PADA BAYI DAN BALITA DI DESA GONILAN Ajeng Novita Sari; Lilik Hanifah
Avicenna : Journal of Health Research Vol 3, No 2 (2020): OKTOBER
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/avicenna.v3i2.415

Abstract

Latar Belakang : Berbagai macam penyakit kulit saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Masalah kulit pada anak sangat beragam penyebabnya. Pengetahuan orangtua terutama ibu sangat erat kaitannya dengan pendidikan, sehingga akan mempengaruhi perilaku orangtua dalam menjaga kesehatan kulit pada anaknya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kulit pada bayi dan balita RW VIII Desa Gonilan Pada Tahun 2020. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi dan balita di RW VIII Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun 2020 sebanyak 46 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dimana saat penelitian dijumpai responden sebanyak 30 ibu yang memiliki bayi dan balita. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan jenis distribusi frekuensi. Hasil penelitian : penelitian dari tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kulit pada bayi dan balita mayoritas memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 orang (63,33%). Berdasarkan karakteristik umur responden mayoritas pada umur 23-29 tahun yaitu sebanyak 11 orang (36,67%), berdasarkan karakteristik pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 10 orang (33,33%), berdasarkan karakteristik pekerjaan responden mayoritas responden tidak bekerja yaitu sebanyak 16 orang (53,33%) berdasarkan karakteristik jumlah anak responden mayoritas jumlah anak 2 yaitu sebanyak 14 orang (46,67%). Simpulan : Di desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2020 tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kulit pada bayi dan balita memiliki pengetahuan dengan kategori cukup (63,33%).
PENGARUH TEH DAUN KELOR (Moringa oleifera L) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PENDERITA ANEMIA Andrias Priyas Hastuti; Ajeng Novita Sari
Avicenna : Journal of Health Research Vol 5, No 1 (2022): MARET
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/avicenna.v5i1.590

Abstract

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kesehatan Reproduksi Di Desa Rejoso Klaten Ajeng Novita Sari - Politeknik Santo Paulus Surakarta; Lilik Hanifah - Stikes Mambaul Ulum Surakarta
Indonesian Journal on Medical Science Vol 7 No 1 (2020): IJMS 2020
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Bhakti Mulial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.824 KB)

Abstract

Abstract: Reproductive health according to the WHO definition is a state of physical, mental, whole well-being, not solely free from disease or disability in all matters relating to the reproductive system and its functions and processes. The level of education that has not been evenly distributed and is still low causes the information received about the reproductive health of sting to be limited. An increased level of education can increase self-confidence, insight and the ability to play a good role for yourself and the family associated with reproductive health. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of fertile-age woman about reproductive health. This research is a descriptive study with cross sectional approach. The research sample was 30 women of childbearing age in the Rejoso district Area using purposive sampling technique. Data collection techniques using questionnaires and checklists. Data analysis techniques using frequency distribution. The results showed that the level of respondents' knowledge about reproductive health based on the age characteristics of the majority of respondents had enough categories namely as many as 11 respondents (64.8%), at the age of 21-25 years, the level of knowledge of respondents based on the characteristics of the majority of education in the category of less namely the level of education Senior High School as many as 4 respondents (66.6%). The level of knowledge of respondents based on the characteristics of parity that has a good category that is 4 respondents (57, 2%) have parity 1.Keywords: Reproduction health, fertile-age woman Abstrak: Kesehatan reproduksi menurut definisi WHO adalah suatu keadaan sejahtera fisik , mental, utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan proses-prosesnya. Tingkat pendidikan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang di terima tentang kesehatan reproduksi sengat terbatas. Tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemampuan untuk berperan yang baik bagi diri sendiri maupun keluasrga yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah wanita usia subur di wilayah Desa Rejoso Klaten sebanyak 30 orang dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan checklist. Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi berdasarkan karakteristik umur mayoritas responden memiliki kategori cukup yakni sebanyak 11 responden (64,8%), pada umur 21-25 tahun, tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan mayoritas dalam kategori kurang yakni tingkat pendidikan SMA sebanyak 4 responden (66,6%). Tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik paritas yang memiliki kategori baik yakni 4 responden (57, 2%) memiliki paritas 1.Kata kunci :  kesehatan reproduksi, wanita usia subur
Pemeriksaan Angka Kuman, Kapang/Khamir Dan Identifikasi Bakteri Patogen Pada Jamu Beras Kencur di Pasar Tradisional Kota Surakarta Krisanti Monita; Ajeng Novita Sari; Nurhayati Nurhayati - Politeknik Santo Paulus Surakarta
Indonesian Journal on Medical Science Vol 8 No 2 (2021): IJMS 2021
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Bhakti Mulial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.698 KB)

Abstract

Abstract: Beras-Kencur Herb is a traditional drink that was made by non-standard ingredient and through simple processing. These are believed could be a contributing factor of bacterial and fungal contamination. The National Supervisory Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia (BPOM RI) regulation number 12 year 2014 regarding quality requirement for traditional medicine stated that traditional medicine has to be free from E.coli, Salmonella sp., Shigella sp. and the Total Yeast and Mold Count (TYMC) <103 coloni/g. This study aimed to investigate the contamination of coliform bacteria and yeast/mold on Beras-Kencur Herb that was sold in the traditional market in Surakarta City. This study was a descriptive comparison with 14 Beras-Kencur Herb samples. This study found that Beras-Kencur Herb contained 100% of coliform bacteria, 50% of E.coli, 28.6% of Salmonella sp., 85.7% of Shigella sp. with the lowest TYMC was 0 coloni/ml and the highest was 7,5 x 101 coloni/ml. Meanwhile, the funguses were found are Aspergillus sp., Penicillium sp., Mucor sp. and Candida sp. As conclusion, the samples of Beras-Kencur Herb that were sold in the traditional market in Surakarta City have been contaminated by Coliform bacteria, yet the TYMC ratio was met the requirement set by BPOM RI.Keywords: Herb, Coliform, Yeast Mold NumberAbstrak: Jamu gendong beras kencur merupakan minuman tradisional yang dibuat menggunakan pengolahan sederhana dan bahan yang belum terstandart. Hal tersebut dapat menjadi faktor adanya kontaminasi bakteri dan jamur. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional tidak mengandung bakteri E.coli, Salmonella sp., Shigella sp. dan batas AKK <103 koloni/g. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri Coliform dan Kapang/Khamir pada jamu gendong beras kencur yang dijual di pasar tradisional Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan deskriptif komparatif dengan jumlah 14 sampel jamu gendong beras kencur. Hasil pemeriksaan bakteri Coliform pada jamu gendong beras kencur 100% mengandung bakteri Coliform, terdapat kontaminasi bakteri E.coli (50%), Salmonella sp. (28,6%), Shigella sp. (85,7%) dengan nilai AKK terendah 0 koloni/ml dan tertinggi 7,5 x 101 koloni/ml. Sedangkan jamur yang ditemukan adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., Mucor sp. dan Candida sp. Sehingga sampel jamu gendong beras kencur yang dijual di pasar tradisional Kota Surakarta tercemar bakteri Coliform dan memiliki nilai AKK yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BPOM.Kata kunci : Jamu, Coliform, Angka Kapang Khamir (AKK)
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK BUNGA DAN BUAH KITOLOD (Isotoma longiflora) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli Laras Aprilia; Ajeng Novita Sari; Nurhayati Nurhayati
Avicenna : Journal of Health Research Vol 5, No 2 (2022): OKTOBER
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/avicenna.v5i2.677

Abstract