Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH PERIODE PENYIANGAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L.) Lailiyah, Wiharyanti Nur; Widaryanto, Eko; Wicaksono, Karuniawan Puji
Jurnal Produksi Tanaman Vol 2, No 7 (2014)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.975 KB) | DOI: 10.21776/150

Abstract

Kacang panjang adalah sayuran yang sudah lama dikenal banyak orang. Tana-man ini juga dapat membantu menyuburkan tanaman karena pada akar kacang panjang terdapat bintil-bintil Rhizobium sp yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara kemudian merubahnya menjadi dalam ben-tuk yang dibutuhkan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu yang tepat untuk penyi-angan kacang panjang dan mempelajari pengaruh penggunaan herbi-sida Pra-tumbuh pada tanaman kacang panjang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2013 di Desa Gintungan, Kecamatan Kembang-bahu, Kabupaten Lamongan yang terletak pada ketinggian  35m dpl.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok. yang tediri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sedangkan perlakuannya yaitu (P0) Tanpa pengen-dalian gulma, (P1) Penyiangan 2 kali pada waktu 2 dan 4 minggu setelah tanam (P2) Penyiangan 3 kali pada waktu 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam (P3)  Bebas gulma (Penyiangan 5 kali pada waktu 2, 4, 6, 8 dan 10 minggu setelah tanam, (P4) Herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dengan dosis 1,5 liter ha-1 dan (P5)  Herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan penyiangan 4 minggu setelah tanam dengan dosis 1,5 liter ha-1. Pengendalian gulma dengan menggu-nakan herbisida pra-tumbuh dengan kombi-nasi penyiangan 4 minggu setelah taman mampu mening-katkan pertumbuhan kacang panjang dibandingkan dengan perlakuan tanpa penyiangan, tetapi aplikasi herbisida dengan Dosis 1,5 l ha-1 kombinasi penyi-angan 4 mst kurang efektif diaplikasikan pada tanaman kacang panjang. Hasil terbaik dalam meningkatkan hasil tanaman kacang panjang adalah pada perlakuan bebas gulma.   Kata kunci: kacang panjang, herbisida, penyiangan, Gulma
MERINTIS AGROWISATA DESA LATUKAN UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT Wiharyanti Nur Lailiyah
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 2 No 2 (2020): DedikasiMU (Journal of Community Service)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v2i2.1426

Abstract

Proses pembentukan desa agrowisata terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah identifikasi potensi, komitmen masyarakat,pembentukan lembaga, studi banding, pembuatan peraturan desa, dan dampak pariwisata. Kesmua tahap tersebut harus dilewati agar pembentukan desa agrowista berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan.Dalam proses pembentukan desa agrowisata tahapan pertama adalah merintis berdirinya desa agrowisata. Dengan rintisan ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur evaluasi dan sebagai penyemangat masyarakat dan pemerintah desa untuk serius mengerjakan program tersebut. Untuk menjadi desa agrowisata membutuhkan proses yang cukup panjang sehingga komitmen dan kesungguhan dari seluruh elemen masyarakat harus terus dijaga.
SOSIALISASI PERBANYAKAN BIBIT TEBU (Saccharum Offocinarum L.) KLON ROC-01 DENGAN BIBIT ASAL BAGAL I MATA TUNAS DI DESA GINTUNGAN KECAMATAN KEMBANGBAHU LAMONGAN Wiharyanti Nur Lailiyah; Rahmad Jumadi; Suhaili Suhaili; Anang Dwi F
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 4 No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v4i2.3990

Abstract

Masyarakat di desa Gintungan mayoritas penduduknya mata pencahariannya sebagai petani palawija dan perkebunan tebu. Petani tebu di desa ini sebagian besar masih belum menerapkan budidaya secara sempurna. Penggunaan bibit tebu pada umumnya diambil budidaya tanaman tebu sebelumnya dan menggunakan sistem bagal sehingga bibit yang dibutuhkan semakin banyak dan hasil yang didapatkan tergolong sangat rendah. Dengan demikian maka perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang pengenalan pembuatan bibit yang dianggap sebagai trobosan baru untuk meningkatkan produktifitas tanaman tebu. Teknologi budidaya tanaman tebu yang belum dikenal oleh petani adalah penggunaan bibit tebu asal bagal satu mata tunas. Petani tebu biasanya menanam tebu dengan menggunakan bibit bagal dengan 3-4 mata tunas, sehingga untuk penanaman membutuhkan bibit yang banyak. Perlu adanya metode baru dengan menggunakan bibit jenis ini maka kebutuhan bibit untuk budidaya tebu semakin sedikit tetapi dengan bagal mata tunas satu dan metode penanaman yang benar maka bibit tebu tersebut yang ditanam akan tumbuh 100%.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN PANGAN TANPA BORAKS Sutrisno Adi Prayitno; Wiharyanti Nur Lailiyah
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 2 No 1 (2020): DedikasiMU (Journal of Community Service)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v2i1.1213

Abstract

Untuk mewujudkan program Indosenesia menuju masyarakat yang sehat maka harus didasari atas ketersediaan pangan atau makanan yang berprinsip pada ASUH yaitu makanan yang aman, sehat utuh serta halal. Akhir – akhir ini masih marak terdapat isu beredarnya makanan yang tidak sehat karena adanya penggunaan bahan makanan yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Fakta yang ada di lapangan menyatakan banyaknya makanan yang beredar yang masih jauh dari model keamanan, terutama berkaitan dengan BTM dan sanitasi higiene. Banyaknya pelaku usaha atau industri makanan yang semakin hari semakin menjamur, menjadikan kekawatiran tersendiri pada pemerintah. Terutama kecurangan pelaku usaha makanan yang dengan sengaja menambahkan bahan makanan yang berbahaya pada makanan tersebut. Hal tersebutlah yang mendasi adanya kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan makanan sehat tanpa bahan yang membahayakan kesehatan. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan kepada pelaku usaha makanan industri rumah tangga. Tahapan yang digunakan dalam pengabdian tersebut adalah tahap sosialisasi atau penyuluhan, tahap kompetensi peserta pelatihan, tahap pelatihan dan aplikasi dan terakhir adalah tahap evalusi. Para peserta memiliki bnayk antusias dalam pelaksanaany untuk bertanya dan menjawab. Dalam pelatihan dan aplikasinya, peserta mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik. Selain itu peserta memiliki pemahaman yang baik dan peningkatan ilmu dalam bidang kemanan makanan, pengolahan dan kesehatan makanan.
The Effort of Fruit Drop Reduction Coffe Robusta (Coffea canephora) by Pyraclostrobin Wiharyanti Nur Lailiyah; Sutrisno Adi Prayitno
Kontribusia : Research Dissemination for Community Development Vol 4 No 1 (2021): Kontribusia (Research Dissemination for Community Development)
Publisher : OJS Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.737 KB) | DOI: 10.30587/kontribusia.v4i1.1575

Abstract

Robusta coffee (Coffea canephora) is a commodity that has a high economic value among other plantation crops. Coffee is also one of the three non-alcoholic drinks (coffee, tea, chocolate) that is widespread. Indonesia and including a strategic country in the world of international coffee, because Indonesia is the third largest coffee exporting country after Brazil and Vietnam. Coffee productivity in Indonesia averages 11,250 tons per year. The purpose of this study was to study the ability of Pyraclostrobin in coffee fertilization so as to reduce the occurrence of fruit drop and determine the appropriate concentration for the treatment of spraying Pyraclostrobin in fertilization and reduce the occurrence of Robusta coffee fruit drop. This research was conducted in January-September 2016 in the coffee plantation in Tlogosari village, Tirtoyudo sub-district, Malang district which is located at an altitude of 560 m above sea level. The method used in this study was a Randomized Block Design. which consisted of 6 treatments and 4 replications. While the treatment is P0 (without spraying), P1 (Spraying once a week with a concentration of 150 ppm), P2 (Spraying once a week with a concentration of 300 ppm), P3 (Spraying once a week with a concentration of 450 ppm), P4 (Spraying 1 week once with a concentration of 600 ppm), P5 (Spraying once a week with a concentration of 750 ppm). Giving pyraclostrobin with a concentration of 600 ppm can increase the number of fruits compared to the treatment without pyraclostrobin.
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN PENGUJIAN NITROGEN TOTAL PADA PENGENDALIAN KUALITAS PUPUK MAJEMUK NPK (NITROGEN, PHOSPHATE, KALIUM) FORMULA 15-15-15 Andi Lusdiono; Wiharyanti Nur Lailiyah
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i2.2114

Abstract

Nitrogen (N) adalah unsur hara makro esensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Sekarang, berbagai pilihan pupuk mengandung nitrogen dengan kadar tertentu, salah satunya adalah pupuk majemuk NPK triinle 15 atau formula 15-15-15. Karena sifatnya yang penting untuk intensifikasi produksi pertanian, Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomer dokumen SNI 2803:2012 tentang Pupuk NPK Padat. Persyaratan mutu dalam SNI tersebut, harus dipenuhi oleh produsen karena termasuk SNI Wajib melalui pengendalian kualitas yang tertelusur dan dapat dipertanggungjawabkan melalui suatu pengujian dan terbitnya certificate of analysis (CoA). Namun, dalam proses pengujian atau pengendalian kualitas terdapat komponen ketidakpastian yang mempengaruhi keberadaan nilai benar yang ditampilkan dalam CoA yang mana berpengaruh terhadap persepsi konsumen dan pemenuhan standar. Telah dilakukan estimasi ketidakpastian pengujian nitrogen total pada pengendalian kualitas pupuk majemuk NPK (nitrogen, phosphate, kalium) formula 15-15-15 yang diperoleh bahwa hasil pengujian nitrogen sebesar 15,12% dengan nilai ketidakpastian diperluas pada tingkat kepercayaan 95% sebesar 0,12%. Komponen ketidakpastian yang paling besar menyumbang kemungkinan kesalahan adalah dari faktor pengenceran contoh yang dilakukan sebanyak 20 kali. Hasil evaluasi nilai ketidakpastian masih menunjukkan kesesuaian dengan batas perbedaan hasil yang disyaratkan dalam SNI di tingkat 8% dari spesifikasi yang ditawarkan. Berdasarkan hal demikian, nilai benar pengujian nitrogen dalam pupuk NPK formula tripel 15 adalah (15,00 – 15,24)%.
Growth and Production Performance of Sugar Cane (Saccharum officinarum L.) Clon SB 01, SB 04, sb 19, SB 20 in the Village Curahmalang, Jombang Regency Setyo Budi; Wiharyanti Nur Lailiyah
Kontribusia : Research Dissemination for Community Development Vol 6 No 1 (2023): Kontribusia Januari 2023
Publisher : OJS Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/kontribusia.v6i1.4176

Abstract

Sugar productivity decreased in 2015-2016 by 11.76% and reached the lowest productivity in 2017 of 4,985 kg/ha White Crystal Sugar (GKP). The reason could be due to the presence of several types of sugarcane that experienced a decrease in yield during cultivation, such as nutrient deficiencies which resulted in divergent sugarcane plant height. Then the low sugarcane juice contained in sugarcane plants also affected production results. This study aimed to determine the growth and yield performance of sugarcane (Saccharum officinarum L.) clones SB01, SB04, SB19, SB20. This research was conducted in the garden of the Center for Sugarcane Research and Development (P3T) Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Gresik, PG GEMPOLKREP and PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Sumobito District, Jombang Regency from March to June 2021. Materials for observations used clones SB 01, clones SB 04, clones SB 19, and clones SB 20. The variables observed were sugarcane shoots, sugar cane stalks, and sugarcane leaves. Data analysis used descriptive analytical, variability and heritability.
ALTERNATIF USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT HIJAU Caulerpa sp. DENGAN METODE LEPAS DASAR PADA MASYARAKAT PESISIR Andi Rahmad Rahim; Nur Maulida Safitri; Aminin Aminin; Sutrisno Adi Prayitno; Ummul Firmani; Dwi Retnaningtyas Utami; Wiharyanti Nur Lailiyah
DedikasiMU : Journal of Community Service Vol 5 No 1 (2023): DedikasiMU Maret 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/dedikasimu.v5i1.5419

Abstract

Desa Sungai Teluk, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, merupakan daerah pesisir di Pulau Bawean yang memiliki potensi wisata dan marikultur yang tinggi. Mayoritas masyarakat setempat mengandalkan sumberdaya di wilayah pesisir sebagai mata pencaharian, terutama sebagai pembudidaya lobster, nelayan, maupun penggerak wisata alam pesisir. Desa ini memiliki potensi budidaya komoditas perikanan cukup tinggi, salah satu diantaranya adalah rumput laut, yang merupakan produk bernilai ekonomis sebagai bahan baku industri farmasi-kosmetik yang sangat dibutuhkan di pasar global. Namun demikian, hingga saat ini, masyarakat Bawean masih memandang sebelah mata akan komoditas rumput laut ini. Masyarakat masih belum tahu manfaat hingga tata cara pembudidayaan rumput laut. Mereka masih mengambil langsung ke perairan dalam jumlah yang besar dengan harga murah. Jika hal ini dilakukan terus menerus dapat menyebabkan kelangkaan stok. Padahal, telah ditemukan berbagai cara pembudidayaan rumput laut untuk meningkatkan potensi komoditi tersebut sehingga menjadi komoditas penting untuk menopang tingkat perekonomian masyarakat. Hal ini didukung dengan pertimbangan kondisi perairan yang baik, teknologi budidaya yang mudah, waktu pemeliharaan relatif singkat, pasar global yang cukup tersedia, serta tawaran harga yang kompetitif. Metode yang digunakan yaitu FGD (Fokus grub diskusi) meningkatkan produksi dengan sistem lepas dasar, pengolahan pascapanen dan pemasaran hasil panen rumput laut bernilai jual tinggi.
Keragaman Genetik Tanaman dan Produktivitas Tebu Klon Unggul Harapan SB 01, SB 03, SB 12 (Saccharum Officinarum L.) Di Lahan Kering Sambiroto Mojokerto Setyobudi; Wiharyanti Nur Lailiyah; Descha Giatri Cahyaningrum; Rizqa Yuhda Rohmah
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 7 No 1 (2023): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v7i1.494

Abstract

Pada hasil kegiatan pemuliaan yang sebelumnya telah dilaksanakan, diperoleh Klon unggul harapan tebu SB 01, SB 03, SB 12. Klon tebu tersebut memerlukan pengujian lanjut sehingga didapatkan calon varietas unggul baru. Hasil analisa regresi linier menunjukkan bahwa rendemen, hablur, dan bobot tebu pada Klon SB 01, SB 03 dan SB 12 memiliki nilai sig berturut-turut 0,54 ; 0,89 ; 0,69 yang menunjukkan bahwa tetua tidak berpengaruh terhadap hasil parameter rendemen, hablur ataupun bobot tebu Klon. Koefisien keragaman fenotip pada rendemen termasuk dalam kriteria agak rendah sedangkan hablur dan bobot tebu memiliki kriteria tinggi. Koefisien keragaman genetik rendemen termasuk kategori tinggi, hablur memilki kriteria rendah sedangkan bobot tebu memiliki kriteria agak rendah. Rendemen memiliki nilai duga heritabilitas arti luas yang tinggi sehingga faktor genetik memiliki pengaruh tinggi dari pada faktor lingkungan, sedangkan hablur dan bobot tebu memiliki nilai duga heritabilitas rendah sehingga faktor lingkungan memiliki pengaruh lebih tinggi dari pada faktor genetik. Klon SB 01 memiliki kecenderungan mewarisi karakter morfologi dengan varietas VMC71/238 dengan potensi produksi brix 22%, bobot Klon 1.069 ku/ha, rendemen 8,14% dan hablur 86,23 ku/ha. Klon SB 03 memiliki kecenderungan mewarisi karakter morfologi dengan varietas Cening dengan potensi produksi brix 23%, bobot Klon 1.069 ku/ha, rendemen 8,14% dan hablur 86,23 ku/ha. Klon SB 12 memiliki kecenderungan mewarisi persamaan karakter morfologi dengan varietas PSBM 90-1 dengan potensi produksi brix 23%, bobot Klon 1.196 ku/ha, rendemen 9,05 % dan hablur 108,27 ku/ha.
PENGARUH TEKNIK DEFOLIASI DAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK NPK 16:16:16 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Strut.) Aninda Yustika putri; Setyo Budi; Wiharyanti Nur Lailiyah
Journal of Agro Plantation (JAP) Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58466/jap.v2i1.972

Abstract

Sweet corn is the second source of carbohydrates after rice. The purpose of this study was to determine the effect of the Defoliation technique and variations in NPK 16:16:16 doses so as to increase the growth and yield of sweet corn plants. The research was conducted at the Hollywood Experimental Field, Klangonan Village. The time for conducting the research was from August to October 2022. The tools needed during the research included: sickle, machete, hoe, tape measure, ruler, raffia rope, bucket, cellphone, brix and stationery. While the materials needed include: sweet corn seeds, NPK 16:16:16 fertilizer. Two-factor Randomized Block Design (RBD), namely the defoliation technique on sweet corn plants and the application of Pearl NPK fertilizer. The first factor is the defoliation technique (D) and the second factor is Pearl NPK fertilization (P) resulting in 3 levels. Each treatment was repeated 3 times to get 27 experimental units. If the results are significantly different (F Count > F table) then the analysis is continued by using the BNT test at the 5% level. From the results of the study there were significant differences in the application of the defoliation technique and the application of NPK 16:16:16 fertilizer to sweet corn.