Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Psychological Science and Profession

PENGARUH TERAPI KELOMPOK BERBASIS MINDFUL PARENTING TERHADAP BEBAN PSIKOLOGIS IBU YANG MEMILIKI ANAK CEREBRAL PALSY I Rai Hardika; Diah Widiawati
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.912 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i3.26847

Abstract

Penelitian ini adalah upaya untuk memberikan keterampilan bagi ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy dalam mengatasi kondisi stres pengasuhan yang dialaminya. Stres pengasuhan menyebabkan munculnya beban psikologis yang pada dasarnya berdampak langsung pada kehidupan ibu sebagai pengasuh utama. Penelitian ini menyasar pengaruh yang diberikan oleh program keterampilan mindful parenting terhadap beban psikologis ibu yang memiliki anak dengan cerebral palsy. Penelitian ini menggunakan pendekan eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest design with double pretest. Variabel bebas penelitian yaitu program mindful parenting dan variabel tergantung penelitian yaitu beban psikologis. Adapun cek manipulasi dilakukan menggunakan skala mindful parenting. Latar belakang kelompok dipilih sebagai bagian dari pengumpulan subjek penelitian. Pilihan ini didasarkan pada pengamatan bahwa proses terapi yang melibatkan anak dengan cerebral palsymembutuhkan waktu yang panjang sehingga proses tersebut membentuk ikatan secara tidak langsung antara orang tua yang mengupayakan terapi. Penelitian dilakukan di salah satu kelompok terapi cerebral palsy di B dengan jumlah 6 orang partisipan dengan tenik convenience sampling. Intervensi dilakukan dalam bentuk kelompok terapi dalam pelaksanaan program keterampilan mindful parenting dalam 8 sesi selama 2 minggu. Pengujian hipotesis menggunakan Wilcoxon signed rank test dengan disertai data kualitatif menggunakan observasi, wawancara, dan self-report. Uji hipotesis menunjukkan bahwa program keterampilan mindful parenting secara signifikan menurunkan beban psikologis partisipan dengan nilai z = -2,201 (p = 0,028; p < 0,05). Program mindful parenting memiliki pengaruh terhadap penurunan beban psikologis sebesar 63% (r = -0,63). Berdasarkan analisis tiap aspek beban psikologis disimpulkan bahwa beban psikologis partisipan mengalami perubahan dalam semua aspek. Hal ini didukung oleh peningkatan praktik keterampilan mindfulness yang signifikan dari partisipan. Dapat disimpulkan bahwa orang tua yang mempraktikkan keterampilan mindful parenting dapat membantu mereka dalam menurunkan beban psikologis yang dialami dalam pengasuhan dengan cerebral palsy.
HUBUNGAN RESILIENSI DENGAN INFERTILITY-RELATED STRESS PADA WANITA I Made Ari Nugraha Saputra; Diah Widiawati Retnoningtias; I Rai Hardika
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.342 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i3.29985

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara resiliensi dengan infertility-related stress. Resiliensi adalah kualitas diri individu untuk bangkit atau bertahan dalam situasi sulit, sedangkan infertility-related stress atau stres infertilitas adalah stres yang muncul sebagai akibat dari infertilitas yang dialami. Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode uji korelasional. Partisipan dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalami infertilitas dan bertempat tinggal di Bali (n = 119) yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel resiliensi adalah Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), sedangkan untuk mengukur variabel infertility-related stress menggunakan Copenhagen Multi Central Psychosocial Infertility-Fertility Problem Stress Scale (COMPI-FPSS). Kedua alat ukur tersebut telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, masing-masing memiliki nilai reliabilitas sebesar .923 untuk CD-RISC dan .938 untuk COMPI-FPSS. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara resiliensi dengan infertility-related stress dengan nilai signifikansi .012 (p < .05) dengan koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan negatif dan kekuatan hubungan yang lemah (-.229). Hasil tersebut memiliki arti bahwa makin tinggi tingkat resiliensi yang dimiliki, maka makin rendah tingkat stres infertilitas yang dirasakan dan begitu pula sebaliknya.
SELF-ACCEPTANCE DAN INFERTILITY-RELATED STRESS Dunamis Talitha Exousia Pelupessy; Diah Widiawati Retnoningtias; I Rai Hardika
Journal of Psychological Science and Profession Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v7i1.42843

Abstract

Wanita diharapkan mampu menerima diri dengan kondisi infertilitas agar mengurangi tekanan psikologis. Faktanya, wanita yang mengalami infertilitas cenderung memiliki penerimaan diri rendah yang berdampak terhadap stres. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-acceptance dan infertility-related stress pada wanita. Karakteristik subjek penelitian adalah berjenis kelamin perempuan dan belum memiliki anak setelah menikah selama minimal dua belas bulan. Sampel penelitian berjumlah 68 orang dan didapatkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Self-acceptance diukur dengan Unconditional Self-acceptance Questionnaire – Short Scale milik Popov dan Sokic (2022). Infertility-related stress diukur dengan Copenhagen Multi-Center Infertility Psychosocial Infertility-Fertility Problem Stress Scale dari Sobral et al. (2017). Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik product moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-acceptance berkorelasi negatif dengan infertility–related stress (p = .009 < .05). Dengan kata lain semakin tinggi self-acceptance, maka infertility-related stress yang dirasakan akan semakin menurun. Sementara itu semakin rendah self-acceptance, maka semakin meningkat infertility-related stress. Temuan ini menunjukkan bahwa self-acceptance mampu dicapai dengan adanya dukungan dari lingkungan sosial. Wanita dengan kondisi infertilitas memerlukan dukungan positif dan bukan stigma negatif terkait infertilitas. Temuan ini dapat memunculkan ide penelitian selanjutnya mengenai intervensi berbasis self-acceptance pada wanita dengan kondisi infertilitas.