Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN STRES INFERTILITAS DENGAN KESEPIAN PADA WANITA INFERTIL DI BALI I Gusti Agung Istri Teresna Anindhita; Diah Widiawati Retnoningtias; Agnes Utari Hanum Ayuningtias
Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 23, No 1: Februari 2021
Publisher : Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26486/psikologi.v23i1.1411

Abstract

Kesepian merupakan salah satu fenomena kehidupan yang dapat dialami oleh siapa saja dan oleh seluruh kalangan usia. Kesepian dapat muncul ketika seseorang menghakimi dirinya apabila tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau tidak dapat menjadi sosok individu yang diinginkannya. Hal ini dapat memunculkan perasaan kegagalan dalam diri seseorang yang salah satunya diakibatkan karena belum hadirnya seorang anak dalam pernikahan pasangan suami istri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres infertilitas dengan kesepian pada wanita infertill di Bali. Partisipan dalam penelitian ini adalah 119 orang wanita yang telah menikah selama (minimal) satu tahun, tidak menggunakan alat kontrasepsi, belum memiliki keturunan, dan bertempat tinggal di Bali. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan teknik pengumpulan data menggunakan skala psikologi The Copenhagen Multi-centre Psychosocial Infertility Fertility Problem Stress Scales (COMPI FPSS) dan UCLA Loneliness Scale Version 3 yang masing-masing telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan telah melalui proses uji kesahihan dan keajegan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan statistika non-parametrik dan diperoleh hasil bahwa r hitung r tabel (0.336 0.05) yang juga menunjukkan bahwa semakin tinggi stres infertilitas yang dimiliki wanita infertil, semakin tinggi pula kesepian yang dirasakannya dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan nilai r hitung sebesar 0.366, stres infertilitas dan kesepian telah ditemukan memiliki tingkat hubungan yang lemah karena terdapat faktor-faktor lain diluar stres infertilitas yang dapat menyebabkan munculnya perasaan kesepian. Selain itu, antara  kategori skor stres infertilitas dan kategori skor kesepian dengan kategori usia kronologis dan kategori usia pernikahan partisipan juga ditemukan tidak memiliki hubungan.  
Persepsi Daya Tarik Seksual Penduduk Lokal Terhadap Wisatawan Asing Listiyani Dewi Hartika; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Shafira P; Alexandra Auliffe; Assrid Assrid; Linda Sandy; Putri Vanezia
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 6, No 1 (2022): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Keberadaan wisatawan asing di Bali tentu saja akan menimbulkan persepsi tersendiri bagi penduduk setempat atau penduduk lokal. Persepsi seseorang mengenai sesuatu hal tentu akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakan yang akan dilakukannya. Pada hal ini salah satu sikap yang dapat dipengaruhi oleh persepsi yang dimiliki orang lokal atau penduduk lokal terhadap wisatawan asing ialah daya tarik seksual. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami secara mendalam gambaran persepsi dan kemudian melihat bentuk-bentuk persepsi yang timbul dari penduduk lokal terhadap daya tarik seksual wisatawan asing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif jenis Grounded Theory. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang bertempat tinggal di Kabupaten Badung, Bali dengan usia 20-40 tahun atau yang tergolong dalam dewasa muda dan memenuhi kriteria-kriteria penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan persepsi penduduk lokal yang dapat memunculkan daya tarik seksual pada wisatawan asing ialah faktor fisik, sifat, prestise, adaptif, pengalaman, bersenang-senang, pemenuhan kebutuhan seksual dan emosional, serta Bali sebagai daerah wisata.Kata kunci: persepsi daya tarik seksual, penduduk lokal, wisatawan asing
Hubungan Spiritual Tourism dan Coping dengan Kebahagiaan pada Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali Gusti Ayu Diliana Saraswati Devi; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Listiyani Dewi Hartika
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 2 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.861 KB)

Abstract

Abstrak. Spiritual tourism merupakan perjalanan yang bermotif agama atau spiritual yang dapat menimbulkan rasa damai, harmonis, sehat, dan bahagia, sehingga bisa menjadi coping dalam mengurangi kondisi yang membebani individu agar tidak menimbulkan stres. Hal ini diduga mampu meningkatkan kebahagiaan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritual tourism dan coping dengan kebahagiaan pada perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan metode korelasional dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 133 partisipan (usia 20-65 tahun) yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampel kuota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa spiritual tourism, coping dan kebahagiaan memiliki korelasi yang positif, selain itu hasil menunjukan spiritual tourism dan coping dapat memprediksikan kebahagiaan (r = 0.521). Karena spiritual tourism tidak terlepas dari kegiatan spiritual dan berwisata, dari kedua hal ini masing-masing memiliki manfaat tersendiri dalam meningkatkan kebahagiaan, sedangkan coping dilihat dari beberapa kegiatan spiritual tourism yang sering dilakukan oleh perkumpulan tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial dan dukungan sosial bagi individu sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan.Kata Kunci: spiritual tourism, coping, kebahagiaan, perkumpulan ISKCON.Abstract. Spiritual tourism is a pilgrimage with religious or spiritual motives that bring peace, harmony, health, and happiness. Based on that definition, Spiritual tourism may also be a coping for any situation that can make people stress. This study aims to define the relationship between spiritual tourism, coping and happiness among members of International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) in Bali. Participants of this study were consisted of 133 members of ISKCON in Bali with an age range of 20-65 years. This study used multiple regression analytic to test three variables: spiritual tourism, coping stress, and happiness. Results showed a significant positive correlation between spiritual tourism, coping stress and happiness (p<.05). Furthermore, spiritual tourism and coping may predict happiness (r=.521). The implications of this findings are further discussed.Keywords: spiritual tourism, coping, happiness, ISKCO
Religiusitas Sebagai Faktor Pendukung Kepuasan Hidup Lansia di Bali Agnes Utari Hanum Ayuningtias
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 1 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.913 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian kepuasan hidup di Indonesia banyak dihubungkan dengan topik-topik lainnya, namun belum ditelaah lebih dalam terutama pada lansia. Teori tentang kepuasan hidup pun dikembangkan di negara-negara maju dengan karakteristik partisipan yang berbeda dengan Indonesia, terutama di Bali. Lansia di Bali masih memiliki tugas adat dalam bentuk ngayah. Kekhasan lansia tersebut yang mendasari penelitian ini dengan tujuan mengeksplorasi faktor-faktor yang mendukung kepuasan hidup lansia di Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dianalisis dengan mengacu pada grounded theory. Data diambil melalui wawancara pada 313 lansia di empat kabupaten dan satu kotamadya yang ada di Bali. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan beberapa faktor yang dominan muncul sebagai respon yaitu relasi yang berkualitas, religiusitas, dan keadaan sosial ekonomi. Religiusitas merupakan temuan baru yang belum ada di penelitian terdahulu.Kata Kunci: lansia, kepuasan hidup, religiusitas
Kesejahteraan Psikologis Lansia yang Tidak Mempunyai Anak Laki-Laki di Panti Sosial Tresna Werdha X Bali Ni Putu Lilik Agestin; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Dermawan Waruwu
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.951 KB)

Abstract

Abstrak. Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) X yang tidak mempunyai anak laki-laki memiliki permasalahan mengenai relasi yang kurang baik dengan penghuni Panti dan Keluarga. Relasi kurang baik itu muncul karena perasaan malu narasumber dan itu berdampak terhadap hubungannya dengan sesama penghuni Panti. Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan dan menemukan faktor-faktor dimensi kesejahteraan psikologis lansia yang tidak mempunyai anak laki-laki di PSTW X Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dianalisis secara Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konflik psikologis yang dialami lansia sebelum tinggal di PSTW X yaitu sikap lansia yang melakukan penolakan terhadap tanggung jawab di desanya mengenai ngayah karena kekuatan fisik yang menurun. Kemudian persepsi lansia mengenai gender bahwa anak perempuan tidak seharusnya merawat orang tua dan kebutuhan lansia untuk dirawat (caregiver) yang membuat lansia berinisiatif tinggal di PSTW X. Dari keenam dimensi kesejahteraan psikologis lansia, ada lima dimensi yang terpenuhi yaitu penerimaan diri, hubungan positif terhadap orang lain, otonomi, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Dengan demikian terjadi perubahan dalam kesejahteraan psikologisnya, di saat lansia memikirkan konfliknya kembali dan itu berpengaruh di lingkungan PSTW X.Kata Kunci: Lansia, Kesejahteraan Psikologis, InterpretativeAbstract. Elderly in Werdha Nurshing Home (PSTW) x has no boys have problems about the relationship is not good with The residents and families. Relations less well it appears because of the feeling of shame Speaker and it affect his relationship with fellow residents of the care. Thus researchers interested in conducting research with the aim of describing and understanding the psychological well-being of the elderly in PSTW X who did not have the boy. This study uses qualitative methods with the phenomenology of approach are analyzed in Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The results showed that the psychological conflicts experienced by the elderly before lived in X PSTW i.e. elderly attitude that does the rejection of responsibility in his village about ngayah due to declining physical strength. Then the perception of the elderly regarding gender that girls aren't supposed to care for the elderly and elderly needs to be treated (caregiver) that make the elderly initiative resides in PSTW x. Of the six dimensions of psychological well-being of the elderly, there are five dimensions are met i.e. self-acceptance, positive relationship towards other people, autonomy, purpose of life and personal growth. Thus there are changes in their psychological well-being, while the elderly think conflict is back and it's influential environment PSTW X.Keywords: The Elderly, Psychological Well-being, Interpretative Phenomenological Analysis Werdha Nurshing Home. Phenomenological Analysis (IPA), Panti Sosial Werdha.
My Nationality or My Ethnicity? The Pride and Attitudes of Balinese Youth as Citizen of Indonesia Surijah, Edwin Adrianta; Ayuningtias, Agnes Utari Hanum; Hartika, Listiyani Dewi; Suryani, Angela Oktavia
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 23, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prior research on national identity focused on immigrants and racial discrimination. The current study aims to analyze national identity in Indonesia, a country with various ethnicities, especially on Bali. We hypothesized that multicultural attitudes, ethnic identity, and multicultural communication predict national identity. Four hundred undergraduate students completed the questionnaires. Data was analyzed with regression analysis entry method. Our hypothesis was partially supported. The contextual concept and understanding were discussed in explaining the research findings along with its implications
Hubungan Internet Addiction Terhadap Kualitas Tidur pada Mahasiswa Praysten Vallen Gilbert Marciando; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Diah Widiawati Retnoningtias
JURNAL PSIMAWA Vol 5 No 2 (2022): EDISI 8
Publisher : Fakultas Psikologi dan Humaniora- Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jp.v5i2.2110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris hubungan antara internet addiction terhadap kualitas tidur. Pengukuran internet addiction dan kualitas tidur dilakukan pada mahasiswa aktif dari berbagai universitas di Indonesia dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan Google form yang disebarkan melalui Whatsapp Group dan Direct Messenger untuk menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Pengujian dilakukan menggunakan alat ukur Pittsburgh Sleep Quality Index dan Internet Addiction Test dengan hasil yang sahih dan ajeg. Hipotesis diuji menggunakan korelasi Spearman dengan sig 0,000, koefisien korelasi 0,276 yang menandakan terdapat hubungan yang Signifikan antara kedua variabel dengan kekuatan hubungan yang lemah. Hasil 0,724 variabel penentu kualitas tidur lainnya bukan menjadi fokus dalam penelitian ini.
Gambaran Loneliness terhadap Lansia yang Mengalami Kedukaan pada Masa Pandemi Covid-19 di Denpasar, Bali Gusti Ayu Gita Ananda Murni; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Tio Rosalina
Humanitas (Jurnal Psikologi) Vol 6 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/humanitas.v6i3.5397

Abstract

This study aims to discover in depth the description of loneliness in the elderly of Balinese ethnicity who experiences grief for life partners and how the feelings of loneliness are felt by individuals when experiencing grief events in their lives. The study uses a qualitative method. The approach used in this study is phenomenology with the elderly subject of Balinese ethnicity, who experienced grief events due to being left by their life partner, located in Bali. The data collection method used is by interviewing the subject and informant. The forms of data analysis used are data reduction, data interpretation, data categorization, and data grouping according to themes, and making narratives from the results obtained. The results obtained from this study are the feeling of the loneliness felt by the elderly due to different grief events. This result can influence by internal (individual) factors such as emotions, the individual's personal and external (social) aspects, such as family, friends, neighbors, and the shape of the house, both of which have a very important role in shaping the feeling of loneliness in the elderly who experience grief. It can conclude that the feeling of loneliness that can be felt by the elderly depends on how the elderly respond to the grief event.
HUBUNGAN ANTARA LONELINESS DEWASA AWAL DAN ONLINE DATING PADA MASA PANDEMI DI BALI Ida Bagus Agung Dwi Semara Putra; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Diah Widiawati Retnoningtias
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 4 (2021): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1154.518 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara perasaanloneliness yang dialami pada masa dewasa awal terhadap penggunaan aplikasi online datingpada masa pandemi di Bali. Penelitian ini menggunakan teori loneliness, teori pekembangandewasa awal dan teori penggunaan aplikasi online dating. Penelitian ini menggunakan ujikorelasi non-parametric test Spearman's. Partisipan penelitian ini berjumlah 160 dengankreteria orang dengan.rentang usia18-30 tahun.menggunakan online dating dan berdomisi diBali Penelitian ini menugunakan alat ukur Revised UCLA Loneliness Scale yang di buat olehDan rusell dengan nilai cronbach's alpha reliabilitas sebesar 0,855 dan Penggunaan aplikasionline dating yang di buat oleh peneliti dengan nilai Koefisien cronbach's alpha reliabilitassebesar 0,757. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai Sig. (2-tailed) 0,630 maka tidak adakorelasi yang signifikan antara loneliness dan online dating dikarenakan nilai Sig. (2-tailed) > 0,05.Kata kunci: dewasa Awal; loneliness; online dating; pandemi Covid-19.
KAMPANYE EDUKASI MASYARAKAT SERTA PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS ORANG DENGAN SKIZOFRENIA Listiyani Dewi Hartika; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Edwin Adrianta Surijah; Ari Indra Dewi; I Rai Hardika; Ni Ketut Jeni Adhi; Dermawan Waruwu; I Wayan Damayana; Tio Rosalina
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol 1 (2018): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.23 KB)

Abstract

ABSTRAKOrang dengan Skizofrenia (ODS) seringkali mendapat perlakuan buruk dari masyarakat karena dianggap ‘gila’, tidak dapat mandiri, dan tidak mendapat hak-hak seperti yang dimiliki oleh masyarakat lainnya. Diskriminasi ini yang menggerakkan terciptanya kerja sama dengan rumah berdaya untuk membuat suatu program yang dapat mendekatkan ODS dengan masyarakat. Program ini terdiri dari tiga bagian, yaitu pendampingan psikologis ODS yang berlokasi di Rumah Berdaya, kampanye kesehatan mental bersama ODS di Lapangan Lumintang, ditutup dengan seminar dan talkshow bersama ODS di Aula Universitas Dhyana Pura. Dari rangkaian kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih membuka diri terhadap kehadiran ODS yang telah pulih dalam lingkungan sekitar mereka. Di sisi lain, program ini juga diharapkan dapat membantu ODS dalam menyesuaikan diri di lingkungan sekitar mereka setelah masa pengobatan Skizofrenia selesai dilakukan. Jadi, program ini tidak hanya berguna bagi pihak ODS dan keluarga, namun juga masyarakat umum yang belum memiliki pemahaman tentang gangguan skizofrenia.Kata kunci: Skizofrenia, Rumah Berdaya Denpasar, BaliABSTRACTPeople with Schizophrenia (ODS) often get bad treatment from the community because they are considered 'crazy', cannot be independent, and do not get rights like those of other communities. This discrimination drives the creation of cooperation with empowered homes to create a program that can bring ODS closer to the community. The program consists of three parts, namely the psychological assistance of ODS located in Rumah Berdaya, a mental health campaign with ODS at Lumintang Field, closed with seminars and talk shows with ODS at the Dhyana Pura University Hall. From the series of activities, it is expected that the community can be more open to the presence of ODS who have recovered in their surroundings. On the other hand, this program is also expected to help ODS in adjusting to the environment around them after the completion of the Schizophrenia treatment. So, this program is not only useful for ODS and families, but also for the general public who do not yet have an understanding of schizophrenic disorders.Keywords: Schizophrenia, Rumah Berdaya Denpasar, Bali