Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemberdayaan penyandang disabilitas pada objek wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 16, No 1 (2019): Pembelajaran, Kewarganegaraan, dan Sosial
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.106 KB) | DOI: 10.21831/jc.v16i1.22000

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang jenis penyandang disabilitas dan bentuk pemberdayaan penyandang disabilitas pada objek wisata Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya serta dikaji menggunakan teori hegemoni dan praktik sosial. Hasil penelitian menunjukkan: (1) jenis penyandang disabilitas yang diberdayakan pada objek wisata Kuta yaitu tunanetra dan dan tunadaksa; (2) bentuk pemberdayaan penyandang disabilitas yaitu cleaning service, tukang masak, operator CCTV, dan penjual pulsa keliling; (3) penyandang disabilitas kurang diberdayakan pada objek wisata Kuta, sehingga mereka menjadi kelompok yang termarginalkan dan terhegemoni ditengah geliat industri pariwisata. Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat diharapkan agar memberdayakan penyandang disabilitas secara maksimal agar mereka memperoleh pekerjaan yang layak untuk keberlanjutan kehidupannya.---------------------------------------------------------------------------This study examines what types of people with disabilities and how to empower people with disabilities in the tourist attraction of Kuta, Badung Regency, Bali Province? This problem is analyzed qualitatively with a cultural study approach and examined using the theory of hegemony and social practice. The results of the study showed: (1) types of persons with disabilities who were empowered in Kuta's tourist objects, namely blind and disabled people; (2) forms of empowerment namely cleaning service, cooks, CCTV operators, and mobile credit sellers; (3) people with disabilities are less empowered in Kuta tourism objects, so they become the marginal group and hegemony in the midst of the stretch of the tourism industry. The government, employers, and the community are expected to empower persons with disabilities to the fullest so that they get decent jobs for the sustainability of their.
Dinamika Kelelahan Emosi Orang Tua Yang Memiliki ABK Tunagrahita di SLB Kota Denpasar Ayu Elva Cristiani; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Ni Ketut Jeni Adhi; Tio Rosalina
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 5, No 1 (2021): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.734 KB)

Abstract

Abstrak. Kelelahan emosional terjadi pada orang tua yang memiliki ABK Tunagrahita, hal ini terjadi akibar beban kerja, tekanan waktu, kurangnya dukungan sosial hingga stress karena peran yang dilakoni. Masalah yang diulas dalam penelitian ini adalah dinamika kelelahan mosional orang tua yang memiliki ABK tunagrahita di SLB kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi terhadap narasumber yang sesuai kreteria yang ada di SLB kota Denpasar. Adapun hasil penelitian yang ditemukan tanda-tanda dari kelelahan emosional pada narasumber muncul karena memiliki ABK tunagrahita yang membuat narasumber merasa pekerjaan menjadi berat, tidak puas pada diri sendiri, merasa pekerjaan sebagai suatu tuntutan, gelisah memikirkan anak hingga merasa kecewa pada diri sendiri. Kelelahan emosional berdampak pada munculnya perilaku menjadi tidak sabar saat mengurus anak, tidak sabar mendampingi anak belajar, memiliki konflik dengan pasangan, lelah saat mengurus anak dan bekerja, cemas terhadap hal yang terjadi pada anak, kontrol emosi tidak stabil dan merasa kecewa dengan lingkungan sekitar.Kata Kunci: kelelahan emosional, orang tua, ABK tunagrahita
Efektivitas Konseling Eksistensi Humanistik dengan Kebermaknaan Hidup pada Tunanetra Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 1, No 1 (2017): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.14 KB)

Abstract

Abstrak. Akibat dari kondisi disabilitas yang dialami, penderita tuna netra kerap kali merasa kehilangan makna hidup. Penelitian ini hendak menguji implementasi konseling eksistensi humanistik pada peningkatan makna hidup penderita tuna netra. Lima orang penderita tunanetra dipilih untuk mengikuti konseling eksistensi humanistik. Sesi konseling terdiri atas tujuh sesi yang masing-masing sesi dirancang untuk meningkatkan pemahaman diri hingga perubahan sikap. Hasil uji analisis menggunakan teknik Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan kebermaknaan hidup dari partisipan penelitian setelah melalui sesi konseling. Implikasi konseling humanistik dan kebermakanaan hidup pada penelitian ini dibahas lebih lanjut.Kata kunci: kebermaknaan hidup, konseling eksisteni, humanistik, tuna netra
Kecemasan Penyandang Disabilitas dalam Mencari Pekerjaan di Kawasan Wisata Kuta Bali Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 2 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.149 KB)

Abstract

Abstrak. Penyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupun Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas menjadi kelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yang berlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Masalah yang dikaji dalam artikel ini adalah kecemasan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta jenis pekerjaan yang dilakukan di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalah ini dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan dua hal: Pertama, penyandang disabilitas mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan di kawasan wisata Kuta, sehingga mereka terpaksa bekerja yang kurang sesuai dengan potensi dirinya. Kedua, penyandang disabilitas terpaksa bekerja sebagai cleaning service dan operator CCTV di kawasan wisata Kuta. Kecemasan ini akan terus meningkat jika pemerintah dan pengusaha kurang berpihak sera memberdayakan penyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: kecemasan, penyandang disabilitas, kawasan wisata kuta
Dukungan Sosial Pada Anak Yang Mengalami Kekerasan Seksual Luh Putu Devi Sukma W; Ni Ketut Jeni Adhi; Listiyani Dewi Hartika
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 6, No 2 (2022): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus anak yang mengalami Kekerasan Seksual ini membutuhkan adanya Dukungan Sosial baik itu dari orangtua, anggota keluarga yang lain, teman dekat, ataupun orang-orang yang berada disekitar lingkungannya yang bisa dipercaya dan anak merasa aman dan nyaman untuk bisa menceritakan kejadian yang sudah dialaminya. Dukungan Sosial ini penting untuk membangkitkan rasa percaya diri serta anak yang mengalami kasus kekerasan seksual bisa menjalani kesehariannya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan sosial apa saja yang didapatkan pada anak yang mengalami kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui proses wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan pada dua narasumber yang merupakan anak dengan kasus kekerasan seksual di Denpasar, Bali. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kedua narasumber memang benar dengan adanya dukungan sosial yang didapatnya bisa memberikan rasa aman dan nyaman sehingga anak dengan kasus kekerasan seksual ini bisa menjalani kesehariannya dengan baik.Kata Kunci: Dukungan Sosial, Kekerasan Seksual, Anak, Bali
Stres infertilitas dan kepuasan pernikahan Lydia Devy Sugianto; Diah Widiawati Retnoningtias; Ni Ketut Jeni Adhi
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v4i2.24496

Abstract

Penelitian terdahulu menunjukkan perbedaan hasil terkait korelasi antara stres infertilitas dan kepuasan pernikahan. Perbedaan hasil penelitian tersebut memunculkan pertanyaan peneliti mengenai bagaimana sesungguhnya kaitan antara stres infertilitas dengan kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan korelasi antara stres infertilitas dan kepuasan pernikahan pada perempuan yang belum memiliki anak. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode korelasional.   Populasi penelitian adalah perempuan menikah yang belum memiliki keturunan di Bali. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 119 perempuan infertil dengan rentang usia 20-40 tahun, telah menikah lebih dari satu tahun, belum memiliki anak, sedang tidak dalam program penundaan kehamilan atau penggunaan alat kontrasepsi, serta bertempat tinggal di Bali. Pengukuran stres infertilitas dilakukan dengan COMPI Fertility Problem Stress Scale yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan terdiri atas 9 aitem. Pengukuran kepuasan pernikahan menggunakan ENRICH Marital Satisfaction Scale yang terdiri atas 15 aitem. Hasil uji korelasi dengan menggunakan Spearman’s rho menunjukkan nilai signifikasi 0.000 (p<0,01) dengan koefisien korelasi sebesar r=-0.361. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan ada korelasi negatif yang sangat siginifikan antara stres infertilitas dan kepuasan pernikahan.
Kemampuan Regulasi Emosi dan Self Awareness Sebagai Prediktor Kecemasan pada Support Buddy di Lisa Helpline Provinsi Bali Ni Luh Resmiadi; Ni Ketut Jeni Adhi; Yashinta Levy Septiarly
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 23, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v23i1.2713

Abstract

This study aims to find out the extent to which the variabels of Emotion Regulation Self awareness can predict Anxiety. The emotion regulation variabel was measured by an emotion regulation scale based on Thompson's theory (2017), a self-awareness scale based on Morin’s theory (2016) and a counseling anxiety scale based on Stuart's theory (2016). The research was conducted on the support buddy community, LISA Helpline, Bali Province with 113 research samples. The analytical method used is multiple linear regression. The results showed that the variabels of emotion regulation and self awareness can predict anxiety in support buddy.
Kapasitas Kecerdasan Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual Ni Ketut Jeni Adhi; Listiyani Dewi Hartika
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 4 (2021): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.208 KB)

Abstract

ABSTRAKKekerasan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur jika dilihat dari faktorpenyebab salah satunya adalah kemampuan anak dalam menganalisa suatu kejadian masihlemah, anak mudah dibujuk dengan pemberian hadiah, pemenuhan kebutuhan kasih sayangyang kurang, anak kurang mampu berpikir panjang akan dampak suatu kejadian dimana halini disebabkan karena daya tangkap yang kurang. Kemampuan daya tangkap dan analisa initentu saja berada pada kemampuan kognitif (berpikir), sehingga dirasa sangat penting untukmengetahui sejauh mana kapasitas kecerdasan anak yang mengalami kekerasan seksual.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas kecerdasan anak yangmengalami kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.Pengumpulan data melalui proses tes psikologi berupa tes IQ (Wechsler Inteligence Scale forChildren/WISC), wawancara dan observasi, yang dilakukan pada tiga narasumber yangmerupakan anak usia 10-15 tahun yang mengalami kekerasan seksual dan melapor kePolres Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa ketiga narasumber memiliki kapasitas kecerdasan yang kurang yaitu berada di bawahrata-rata dan borderline.Kata kunci: kapasitas kecerdasan, WISC, kekerasan seksual
KECEMASAN PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENCARI PEKERJAAN DI KAWASAN WISATA KUTA BALI Dermawan Waruwu; Ni Ketut Jeni Adhi
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 1 (2018): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.252 KB)

Abstract

ABSTRAKPenyandang disabilitas di Kabupaten Badung tahun 2017 berjumlah 2.862 orang dan terus meningkat setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah Badung maupunPeraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2015 kurang berpihak terhadappenyandang disabilitas. Oleh sebab itu, penyandang disabilitas mengalamikecemasan dalam mencari pekerjaan selama ini. Penyandang disabilitas menjadikelompok termarjinalkan dan terhegemoni di tengah geliat industri pariwisata yangberlimpah dolar di kawasan wisata Kuta tersebut. Masalah yang dikaji dalam artikelini adalah bagaimana bentuk kecemasan penyandang disabilitas dalam mencaripekerjaan di kawasan wisata Kuta Bali serta apa jenis pekerjaan yang dilakukanoleh penyandang disabilitas di kawasan wisata Kuta Bali? Dalam mengkaji masalahini digunakan teori hegemoni dan praktik sosial serta dianalisis secara kualitatifdengan pendekatan kajian budaya. Penelitian ini menghasilkan 2 (dua) hal: (1)Penyandang disabilitas mengalami kecemasan sehingga melakukan pekerjaan yangkurang sesuai dengan potensi dirinya; (2) Penyandang disabilitas terpaksa bekerjasebagai cleaning service dan operator CCTV. Kecemasan ini akan terus meningkatjika pemerintah dan pengusaha tidak memberikan lapangan pekerjaan kepadapenyandang disabilitas yang sesuai dengan potensi dirinya.Kata kunci: Kecemasan, Disabilitas, Kawasan Wisata KutaABSTRACTDisabled people in Badung Regency in 2017 amounted to 2,862 people and continued to increase every year. The Badung government policy and the RegionalRegulation of Bali Province Number 9 of 2015 are less in favor of persons withdisabilities. Therefore, persons with disabilities experience anxiety in finding work.Persons with disabilities are marginalized and hegemony in the midst of a stretch ofthe tourism industry that is abundant in dollars in the tourist area of Kuta. Theproblems examined in this article are What is the form of the anxiety of personswith disabilities in looking for work in the tourist area of Kuta Bali and What kind ofwork is carried out by persons with disabilities in the tourist area of Kuta Bali? Inreviewing this problem we use the theory of hegemony and social practice andanalyze it qualitatively with a cultural study approach. This study produces 2 (two)things: (1) Persons with disabilities experience anxiety so that they do work that isnot in accordance with their potential; (2) Persons with disabilities are forced towork as cleaning services and CCTV operators. This anxiety will continue to increaseif the government and employers do not provide employment to persons withdisabilities that are in accordance with their potential.Keywords: Anxiety, Disability, Kuta Tourism Area
KEBERMAKNAAN HIDUP TUNADAKSA DI YPAC JIMBARAN BALI Ni Ketut Jeni Adhi; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Dermawan Waruwu
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 2 (2019): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.072 KB)

Abstract

ABSTRAKSetiap penyandang disabilitas (tunadaksa) cenderung merasa tidak memiliki nilaikebermaknaan hidup, rasa berkecil hati, perasaan takut terhadap kondisi dirinya, sedihjika ditinggal, dan cenderung memiliki konsep diri yang negatif. Penyandang disabilitasdi Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jimbaran Bali cenderung menarik diri darilingkungannya karena tidak memiliki kebermaknaan hidup. Dalam mengkajipermasalahan di atas digunakan teori Psikologi Humanistik serta dianalisis menggunakanmetode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan Quasi Experiment(equivalent time samples design). Dari metode kuantitatif didapatkan hasil pre test danpost test (p= 0,042 <0,05; z=-2,032). Dengan melihat perbandingan nilai post test danfollow up (p=0,098<0,05; z=-1,656). Hasil penelitian ini ditemukan bahwa konselingeksistensial humanistik efektif meningkatkan kebermaknaan hidup pada tunadaksa diYPAC Jimbaran Bali. Secara kualitatif diperoleh bahwa konseling eksistensial humanistikyang dilakukan peneliti berperan mempercepat proses peningkatan kebermaknaan hiduptunadaksa. Dengan demikian, setiap penyandang diabilitas khususnya tunadaksamampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta memiliki kebermaknaan hidup.Kata kunci: Konseling Eksistensial Humanistik; Peningkatan Kebermaknaan Hidup;Penyandang Disabilitas; Tunadaksa.ABSTRACTEvery person with disabilities (physically challenged) tends to feel that he does not havethe meaningful value of life, feeling discouraged, feeling afraid of his condition, sad whenleft behind, and tends to have a negative self-concept. People with disabilities at theJimbaran Bali Foundation for Disabled Children (YPAC) tend to withdraw from theirenvironment because they do not have the meaning of life. In reviewing the aboveproblems Humanistic Psychology theory is used and analyzed using quantitative andqualitative research methods with the Quasi Experiment (equivalent time samplesdesign) approach. From the quantitative method, the results of the pre-test and posttestwere obtained (p = 0.042 <0.05; z = -2.032). Whereas by looking at thecomparison of the value of post test and follow up (p = 0.098 <0.05; z = -1.656). Theresults of this study found that humanistic existential counseling effectively increased themeaningfulness of life in the quadriplegic at YPAC Jimbaran Bali. Qualitatively, it wasfound that humanistic existential counseling conducted by researchers played a role inaccelerating the process of increasing the meaningfulness of involuntary life. Thus, everyperson with a disability, especially the disabled, is able to adapt to his environment andhas a meaningful life.Keywords: Humanistic Existential Counseling; Increasing the Significance of Life;Disabled Persons; Tunadaksa.