Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMBANGUNAN KRI PERUSAK KAWAL RUDAL (PKR 10514) Dandy Nugraha; I Nengah Putra Apriyanto; Ade Muhammad; George Royke Deksino; Afpriyanto Afpriyanto; Muhammad Dimas Barazki
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 7 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i7.2023.3473-3481

Abstract

Kemandirian industri pertahanan berperan mendukung kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI dalam menjalankan tugas operasi. Kemampuan dan kesiapan memproduksi alutsista sebagai indikator kemandirian industri pertahanan ingin ditunjukan oleh PT PAL Indonesia (Persero) dengan membangun kekuatan alutsista TNI AL, yaitu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) berjenis Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 menggunakan basis desain Ship Integrated Geometrical Modularirty Approach (SIGMA). Namun terdapat gap antara target dengan kondisi aktual, PT PAL Indonesia (Persero) harus bekerjasama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda dalam membangun KRI berjenis PKR 10514 tersebut. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif, bertujuan melakukan konstruksi fenomena atau gap kemudian menemukan dan mengembangkan teori-teori yang dibangun melalui data sekunder. Maka penelitian ini melakukan analisis kesisteman (system thinking) terhadap gap serta analisis strategi dengan metode SWOT untuk menentukan strategi sebagai solusi gap tersebut. Berdasarkan hasil analisis system thinking menunjukan kerjasama luar negeri dalam pembangunan KRI berjenis PKR 10514 dapat meningkatkan kesiapan PT PAL Indonesia (Persero) memproduksi alutsista TNI AL. Kemudian diversifikasi strategi dan melakukan lebih banyak strategi baru yang bersifat taktis dalam membangun KRI berjenis PKR 10514 menjadi strategi terbaik berdasarkan hasil analisis SWOT. Sehingga tercapai kemandirian industri pertahanan dengan kapabilitas SDM dalam penguasaan teknologi tinggi untuk mendukung kekuatan alutsista TNI AL.
Analisis Peranan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Bakamla RI Dalam Pengadaan Kapal Patroli Melalui Model Triple Helix Pratondo Ario Seno Sudiro; I Nengah Putra Apriyanto; Jupriyanto
Jurnal Lemhannas RI Vol 10 No 3 (2022)
Publisher : Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55960/jlri.v10i3.296

Abstract

Dalam melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia, Bakamla RI memerlukan Kapal Patroli sebagai fungsi penindakan. Namun saat ini Bakamla RI masih kekurangan kapal dalam menjaga wilayah perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis mengenai peranan Direktorat Penelitian dan Pengembangan Bakamla RI dalam pengadaan Kapal Patroli melalui Model Triple Helix. Direktorat Penelitian dan Pengembangan Keamanan Laut (Dirlitbangkamla) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif dengan SWOT sebagai Perangkat Analisisnya. Metode Kualitatif adalah metode analisis yang menempatkan peneliti sebagai instrumen. Analisis SWOT merupakan metode perumusan strategi dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Penelitian ini menghasilkan output berupa empat strategi yakni Strategi Kekuatan-Peluang (Strategi S-O), Strategi Kekuatan-Ancaman (Strategi S-T), Strategi Kelemahan-Peluang (Strategi W-O), dan Strategi Kelemahan-Ancaman (Strategi W-T). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya Model Triple Helix menjadi perhatian utama Dirlitbangkamla dalam melaksanakan tugas dan fungsinya termasuk berkaitan dengan pengadaan Kapal Patroli Bakamla RI.
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal Pada Pemenuhan Alutsista dalam Negeri Chabib Shofhani; I Nengah Putra Apriyanto; I B Putera Jandhana
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v2i1.282

Abstract

Latar belakang: Pengembangan Prototipe Rudal Petir merupakan kegiatan pengembangan Prototipe Rudal Petir pada tahun 2017, yang sudah berhasil terbang autopilot mengikuti waypoint. Terkait hal ini Balitbang Kemhan melaksanakan Litbang Pengembangan Prototipe Rudal Petir ini bekerja sama dengan PT. Sari Bahari. Tujuan penelitian: Pada kegiatan Pengembangan Prototipe Rudal Petir tahap I – IV adalah bertujuan untuk meningkatkan jarak jangkau, kecepatan dan auto pilot system. Sedangkan pada tahap II – IV adalah pembuatan sistem Seeker, penggunaan Booster pada sistem peluncuran dan penggunaan warhead dengan model impact. Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian: Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan Iptek di bidang rudal serta kemandirian nasional khususnya pemenuhan Alutsista dalam negeri sehingga perlu keberpihakan dari pemerintah pada pengembangan rudal petir ini untuk mendorong industri  pertahanan nasional, dalam meningkatkan posisi tawar bangsa dan negara Indonesia di kawasan serta meningkatkan efek penggentar atau deterrence effect, juga dapat meningkatkan pemanfaatan tenaga ahli bangsa yang berpotensi dalam pengembangan dan pembuatan alutsista  yang merupakan asset bangsa. Kesimpulan: Berdasarkan konsep desain yang telah dikembangkan pada rudal petir ini, berkaitan dengan kemandirian produk dan teknologi yang dikuasai sepenuhnya oleh bangsa Indonesia yang dihasilkan dari kemampuan dalam negeri, dengan beberapa komponen yang masih dibeli dari luar adalah komponen generik saja, yang dilakukan melalui integrasi untuk menjadi modul atas subsistem secara mandiri.