I Made Agus Ariawan
Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Udayana

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) Ariawan, I Made Agus
TEKNO Vol 12, No 60 (2014): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Laston adalah salah satu jenis bahan yang digunakan  pada lapisan permukaan perkerasan aspal , yang merupakan campuran antara agregat bergradasi menerus dan aspal sebagai bahan pengikat. Laston menggunakan agregat kasar berupa agregat pecah, dimana berdasarkan bentuknya dapat dikelompokkan atas : bentuk bulat, kubus, lonjong, pipih dan tak beraturan. Bentuk agregat lonjong kurang baik jika dipergunakan berlebihan karena mudah pecah. Oleh karena itu, ASTM D-4791-95 membatasi indeks  lonjong (elongated index) dalam campuran Laston maksimum sebesar 10% terhadap agregat kasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi agregat lonjong pada agregat kasar terhadap karakteristik campuran Laston. Benda uji dirancang berdasarkan kadar aspal optimum dengan kadar agregat lonjong divariasikan dalam agregat kasar. Selanjutnya dilaksanakan perhitungan kepadatan, VIM, VMA dan VFB serta dilakukan pengujian karakteristik campuran dengan test Marshall untuk mendapatkan nilai stabilitas dan flow. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, korelasi dan varian. Berdasarkan analisis regresi dan korelasi, penambahan kadar agregat lonjong sangat kuat mempengaruhi nilai karakteristik campuran Laston (stabilitas, MQ, VMA, VIM dan VFB) dan pengaruh yang kuat terhadap nilai flow. Berdasarkan analisis varian, nilai Fhitung untuk masing-masing karakteristik campuran Laston lebih besar dari Ftabel dengan tingkat kesalahan (α)  5%. Ini membuktikan dengan adanya perubahan perlakuan yaitu dengan memvariasikan kadar agregat lonjong membuat adanya perbedaan nilai karakteristik campuran Laston. Penambahan kadar agregat lonjong membuat nilai stabilitas, MQ, VMA, VIM menurun dan meningkatkan nilai flow serta VFB. Untuk variasi agregat lonjong 0% sampai dengan 10%, nilai karakteristik campuran Laston masih memenuhi persyaratan yang ditentukan DPU (1983), tetapi untuk variasi agregat lonjong 15% dan 20% menghasilkan nilai karakteristik Laston yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan DPU (1983).   Kata kunci :  Laston, agregat lonjong, indeks lonjong (elongated index)
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER Ariawan, I Made Agus
TEKNO Vol 11, No 59 (2013): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agregat bekas merupakan limbah padat yang dihasilkan dari suatu aktivitas pembongkaran, pengadaan konstruksi, ataupun dari reruntuhan bangunan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Bongkaran konstruksi bangunan seperti tembok batako, limbahnya dapat dipertimbangkan untuk dipergunakan sebagai pengganti agregat dalam campuran beton aspal. Indonesia memiliki deposit aspal alam terbesar di dunia yang tersimpan di Pulau Buton dengan jumlah lebih dari 677.000.000 ton (Balitbang Kementrian PU, 2010) tetapi kurang dimanfaatkan secara optimal. Sebagai penerapan KEPMEN No. 35/PRT/M/2006, maka dalam campuran aspal di Indonesia dikembangkan teknologi penggunaan asbuton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik campuran AC-BC dengan menggunakan asbuton BGA 15/25 dengan persentase 3% terhadap jumlah total campuran, agregat kasar berupa agregat alam sedangkan agregat halus dan filler menggunakan limbah pecahan batako. Pada kadar Aspal Optimum sebesar 7,4% diperoleh karakteristik campuran AC ? BC : Stabilitas Marshall 1450 kg, Flow 4,95 mm, Marshall Quotient (MQ) 285 kg/mm, VIM Marshall 5 %, VIM PRD 3,4 %, VMA 16 %, VFB 68 %. Secara umum nilai karakteristik memenuhi persyaratan spesifikasi kecuali nilai MQ. Penggunaan Asbuton mengurangi jumlah agregat halus dan filler dalam campuran, karena dalam Asbuton terdapat kandungan bitumen dan mineral. Penggunaan agregat bekas dari pecahan batako sebagai pengganti agregat halus dan filler mengakibatkan penggunaan kadar aspal yang tinggi.Kata kunci: Limbah Batako, Asbuton, AC ? BC
KELAYAKAN FINANSIAL PEMASANGAN PARKIR METER UNTUK ON STREET PARKIR DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS: JALAN MALUKU) Nyoman Widana Negara; I Made Agus Ariawan; Kadek Dwipa Nursanjaya
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 22, No. 1, Januari 2018
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.266 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2018.v22.i01.p01

Abstract

Pengelolaan parkir di Kota Denpasar dilaksanakan oleh PD. Parkir dengan sistem konvensional berupa karcis/tiket parkir sehingga menimbulkan banyak kebocoran di lapangan, sehingga target parkir tidak tercapai dan Pendapatan Asali Daerah (PAD) rendah. Perkembangan teknologi Parkir dan sistem pembayaran ton tunai sesuai SE No. 810/1866/SJ (Mendagri, 2017), maka Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perhubungan dan PD. Parkir akan menerapkan/atau memasang Parkir Meter Elektronik atau Terminal Parking Electronic (TPE) di ruas Jalan Maluku. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis karakteristik parkir dan kelayakan finansial penerapan Parkir Meter. Data diperoleh dari survai langsung di lapangan dengan teknik manual meliputi data SRP parkir, jumlah kendaraan parkir dan waktu parkir serta data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait. Rancangan penelitian menerapkan 4 skenario: Skenario-1: Tarif nonprogresif sesuai retribusi PD Parkir, skenario-2: tarif progresif dengan tarif per jam untuk mobil Rp.2000 dan Rp.1000 untuk Sepeda Motor, Skenario-3; Tarif progresif incrementally 1 jam pertama tarif sebesar Rp. 4000 untuk mobil dan Rp.2000 untuk sepeda motor dan 1 jam berikut tarif per jam sebesar Rp. 2000 mobil dan Rp.1000 untuk sepeda motor dan Skenario-4; Tarif progresif dengan tarif per jam sebesar Rp.5000 untuk mobil dan Rp.2000 untuk sepeda motor. Analisis kelayakan finansialdigunakan syarat penilaian investasi yaitu NPV, BCR, IRR dan Discounted Pay Back Periode (PBP) dan analisis sensitivitas. Hasisl analisis karakteristik parkir Jalan Maluku masih cukup memadai dengan indikator indeks parkir sepeda motor sebesar 0,7 dan mobil sebesar 0,52, sedangkan analisis finansial menunjukkan ke-4 (empat) skenario layak dalam investasi TPE di Jalan Maluku dengan tingkat pengembalian modal (pay back period) cukup singkat, yaitu 2 tahun pada skenario-1 dan 1 tahun untuk skenario-2. Kata kunci: On street parking, terminal parkir elektronik, kelayakan finansial
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON I Made Agus Ariawan; I.A. Rai Widhiawati
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2 Juli 2010
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.023 KB)

Abstract

Damage to roads that often occurs can form cracks, holes, or the sagged;one of the reasons is lack of gradation of aggregate used in accordance with therequirements. The problem is that it is difficult to determine the appropriateproportion aggregate mix gradation in accordance with specifications and there is alack of understanding of the effect given to the characteristics of the mixture due tothe variation obtained in the range of gradation specifications. The research conducted is to examine the characteristics of the variation of theaggregate gradation value, to analyze the characteristics of Laston mixture resultedfrom aggregate gradation variations, as well as to determine the effect of variationgiven by aggregate gradation on the characteristics of the Laston.The test results show the characteristics values as follows. Variation 1: Stability isof 1123.87 kg (spec.>750 kg), flow 4.96 mm (spec.>2 mm), MQ 226.59 kg/mm(spec.>180 kg/mm), VMA is of 13.68% that is not meet specifications (spec.>15%),VIM 4.453% (spec. 3%-6%), VFB 67.87% (spec.>63%). Variation 2: Stability is of1135.37 kg (spec.>750 kg), flow 4.64 mm (spec.>2 mm), MQ 244.76 kg/mm(spec.>180 kg/mm), VMA 15.48% (spec.>15%), VIM 5.122% (spec. 3%-6%), VFB66.87% (spec.>63%). Ideal Gradation: Stability is of 1143.99 kg (spec.>750 kg),flow of 3.653 mm (spec.>2 mm), MQ 313.21 kg / mm (spec.>180 kg/mm), VMA16.48% (spec.>15%), VIM 5.901% (spec. 3%-6%), VFB 64.2% (spec.>63%).Variation 3: Stability is of 1160.58 kg (spec.>750 kg), flow 3.49 mm (spec.>2 mm),MQ 333.81 kg/mm (spec.>180 kg/mm), VMA 16.57% (spec.>15%), VIM is 6.06%which has not met the specification (spec. 3%-6%), VFB 63.44% (spec.>63%).Variation 4: Stability is of 1176.51 kg (spec.>750 kg), flow 3.18 mm (spec.>2 mm),MQ 370 kg/mm (spec.>180 kg/mm), VMA 16.81% (spec.>15%), VIM is of6.359% that has not met the specification (spec. 3%-6%), VFB is of 62.18% thathas not also met the specifications (spec.>63%).Base on the analysis of variance, Ftest value for each characteristic of mixture(stability = 13.67, Flow = 104.81, MQ = 73.705, VMA = 14.675, VIM = 4.5138,VFB = 1.352) is greater than the Ftable value ( = 3.48) with an error rate () used is5%, degrees of freedom treatment is 4 and degrees of freedom random is 10. Thisproves that with the change in treatment (aggregate gradation variations) makes thedifferences in the characteristics of the Laston.
PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN P.B SUDIRMAN DENPASAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) I Made Agus Ariawan; I Nyoman Widana Negara; I Made Yogi Kusendrayana Putra
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 24, No. 2, Juli 2020
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2020.v24.i02.p03

Abstract

Jalan P.B Sudirman adalah salah satu jalan di Kota Denpasar yang termasuk dalam klasifikasi jalan kolektor kelas III A 4 lajur 2 arah dengan median (4/2 D), memiliki lebar rata-rata 7m dan median 3 m. Perkerasan pada Jalan P.B Sudirman mengalami kerusakan akibat tingginya volume lalu lintas dan beban kendaraan berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan lapisan permukaan, nilai indeks perkerasan, dan kondisi perkerasan jalan. Pavement Condition Index (PCI) merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Panjang jalan yang dianalisis yang terbagi menjadi 4 segmen berdasarkan jumlah simpang yang terdapat pada jalan tersebut. Data primer seperti jenis kerusakan, ukuran kerusakan (lebar, panjang, kedalaman), tingkat keparahan kerusakan (low, medium, high) dan dokumentasi kerusakan diperoleh melalui survey secara manual di lapangan, sedangkan data sekunder seperti layout jalan diperoleh dari instansi terkait. Terdapat 9 jenis kerusakan perkerasan yaitu retak kulit buaya, retak blok, retak memanjang/melintang, alur, retak pinggir, pinggir jalan turun vertikal, lubang, tambalan, pelapukan/pelepasan butir, dengan nilai indeks PCI dan kondisi tiap segmennya yaitu, segmen 1 = 74,49 (satisfactory), segmen 2 = 60 (fair), segmen 3 dan 4 masing-masing bernilai 47,13 dan 52 (poor), serta nilai indeks total Jalan P.B Sudirman dengan nilai 61,64 dengan kondisi fair.
VARIASI AGREGAT PIPIH SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1 Januari 2011
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.295 KB)

Abstract

Laston is a mixture of continuously graded aggregates and asphalt as abinder. Based on its form, the used aggregate is classified as spherical, cube, oval,flaky and irregular. A flaky aggregate is unfavorable to be used as Lastoningredient, because it is broken easily that could affect gradation of aggregate andthe interlocking is weak. Therefore, the Determination of Flekiness indexs BS.812limits aggregate index flaky in the Laston for a maximum of 25%. Research iscarried out to study how the effect of flaky aggregate as coarse aggregate on thecharacteristic of Laston mixture where the Flaky Aggregate used are varied namely0%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% of the total aggregate. By using 6.25% of KAO,the characteristics of the Laston are as follows. Decreases in the value of stabilityfrom 1144 kg to 1096.9 kg, the value of MQ from 313.21 kg/mm to 150.52 kg/mm,the value of VMA from 16.48% to 13.68%, and the value of VIM from 5.90% to2.73%, increases in the flow from 3.65 mm to 7.21 mm, and the value of VFB from64.2% to 80.1% are obtained. Based on regression and correlation analyses, theaddition of flaky aggregate strongly affects the value of the Laston characteristic.The correlation values (r) of each characteristic are greater than 0.97. Based on theanalysis of variance, the value of F count for each Laston characteristic is greaterthan F table of 3.11 with an error rate ( ) of 5%, the degree of freedom treatment v1 = 5 and degrees of freedom random v2 = 12. This proves that by varying thelevel of flaky aggregate makes the difference in the values of the Laston mixturecharacteristics.
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA CAMPURAN EMULSI BERGRADASI RAPAT (CEBR) MENGGUNAKAN AGREGAT BEKAS BONGKARAN BETON I Gusti Raka Purbanto; I Nyoman Arya Thanaya; I Made Agus Ariawan; I Putu Chandra Wibawa
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 2, Juli 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.057 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2019.v23.i02.p02

Abstract

Salah satu alternatif campuran aspal tanpa proses pemanasan campuran agregat dan aspal adalah Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED). Untuk mengurangi penggunaan agregat alam dipergunakan agregat bekas bongkaran beton dikombinasi dengan agregat alam. Tujuan utama penelitian ini untuk menganalisis karakteristik CAED yang menggunakan material diatas, dengan variasi perbandingan agregat bekas bongkaran beton dan agregat alam 3:1; 3:2; 3:3. Material diproporsikan sesuai gradasi tengah, dilembabkan dengan air, ditambah aspal emulsi, diaduk rata, dianginkan kemudian dipadatkan dengan pemadatan marshall 2 x (2x75). Diperoleh hasil perbandingan agregat bongkaran beton dan agregat alam yang dipilih dan memenuhi spesifikasi campuran agregat 3:2 dengan nilai KARO sebesar 7,5%. Karakteristik campuran pada KARO sudah memenuhi spesifikasi diantaranya: stabilitas rendaman 1087,7 kg; porositas 8,723%; dan penyerapan air 2,698%. Stabilitas rendaman maksimal pada campuran tanpa semen dan dengan semen 2% enam sampai tujuh kali dari nilai spesifikasi min 300 kg. Peningkatan stabilitas rendaman hingga masa curing 42 hari pada suhu ruang ruang hampir menyamai stabilitas kekuatan maksimal kondisi full curing. Karakteristik campuran dengan masa simpan sebelum dipadatkan sampai 96 jam masih memenuhi spesifikasi stabilitas rendaman, porositas, dan penyerapan air. Campuran dengan semen 2% pada kondisi full curing, memberi nilai cantabro lebih tinggi dari campuran tanpa semen sebesar 14,452% dan juga memberi nilai kuat tarik tidak langsung lebih besar yaitu 257,0 kPa.
PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC) DENGAN METODE KEPADATAN MUTLAK (PRD) I M. Agus Ariawan
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1 Januari 2007
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.262 KB)

Abstract

AC-BC merupakan salah satu bagian dari lapis perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Secara umum bahan perkerasan campuran AC-BC terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler) dan aspal. Pemecahan agregat dengan menggunakan mesin pemecah (stone crusher) menghasilkan filler sebagai hasil sampingan tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan campuran yang dibutuhkan. Oleh karena itu dicoba untuk mencari solusi dengan menggunakan batu kapur. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik campuran AC-BC dengan penggunaan batu kapur sebagai filler serta dengan diketahuinya karakteristiknya akan membuka wawasan tentang penggunaan batu kapur yang selama ini sebagian besar hanya digunakan sebagai bahan lapis pondasi dalam suatu konstruksi jalan. Aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70, dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5%. Berdasarkan karakteristik agregat, diperoleh komposisi agregat untuk AC-BC : agregat kasar 32% , agregat sedang 10%, agregat halus 54% dan abu batu kapur 4%. Berdasarkan pengujian, didapatkan kadar aspal untuk metode PRD adalah 4,92%, 5,42% dan 5,92%. Untuk campuran AC-BC diperoleh kadar aspal optimum sebesar 5,9% dengan karakteristik sebagai berikut : Stabilitas (kg) = 896,92 > 800, Flow (mm) = 4,09 > 2,0, Marshall Questiont (kg/mm) = 217,28 > 200, VIM Marshall (%) = 5,135 > 4,9 – 5,9, VIM PRD (%) = 2,661> 2,5, VMA (%) = 14,341> 14, VFB (%) = 63,431 > 63. Bila dibandingkan dengan spesifikasi campuran beraspal panas maka batu kapur dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengisi (filler) dalam campuran AC-BC
PENGGUNAAN ECOPAL SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN HANGAT AC-WC I Made Agus Ariawan
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 25, No. 1, Januari 2021
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2021.v25.i01.p01

Abstract

Campuran beraspal hangat (Warm Mix Asphalt/WMA) mulai dikembangkan karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan campuran beraspal panas (Hot Mix Asphalt/HMA). Zeolit dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambah pada WMA, karena sifatnya yang dapat menyimpan air sehingga pencampuran dan pemadatan pada WMA dapat dilakukan pada suhu yang lebih rendah dibanding HMA. Pusat Penelitian Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) turut mengembangkan teknologi WMA dengan memproduksi WMA Zeolit yang diberi nama ECOPAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan pengaruh penambahan ECOPAL pada campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan variasi ECOPAL 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 2,5% pada kadar aspal optimum (KAO). Pencampuran dilakukan pada suhu ±130oC, pemadatan suhu ±115oC, dan hasil penelitian menunjukkan setiap penambahan ECOPAL sebesar 0,5% meningkatkan nilai rata-rata stabilitas sebesar 14,85%; VFB 1,44%; dan kepadatan 0,22%. Sebaliknya, nilai VIM dan VMA cenderung mengalami penurunan, yaitu berturut-turut sebesar 4,34% dan 1,18%, sedangkan nilai flow tidak menunjukkan pola yang teratur terhadap kadar penambahan ECOPAL. Secara keseluruhan, terdapat beberapa campuran yang tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018. Nilai stabilitas dan Marshall Quotient pada kadar ECOPAL 0,5%-1,5% tidak memenuhi spesifikasi. Di samping itu, nilai VIM pada kadar ECOPAL 0,5% juga tidak memenuhi spesifikasi. Campuran dengan kadar ECOPAL 2,5% menghasilkan karakteristik terbaik, yaitu dengan nilai stabilitas 1101,91 kg; flow 3,13 mm; MQ 351,5 kg/mm; VIM 4,304%; VMA 15,374%; VFB 72,012%; serta kepadatan 2,226 gr/cm3. Nilai-nilai ini mendekati karakteristik AC-WC pada campuran panas. Kata Kunci: AC-WC, warm mix asphalt (WMA), zeolit, ECOPAL
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN RUAS JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) I Wayan Juniarta; Dewa Made Priyantha Wedagama; I Made Agus Ariawan
JURNAL SPEKTRAN Vol 9 No 2 (2021)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2021.v09.i02.p07

Abstract

Budget limitations are a problem in road handling programming. The purpose of this study is to determine the hierarchical arrangement and quantitative measurements of each sub-criteria so that a mathematical formula is formed to develop a priority scale for handling district roads with the study location in Klungkung Regency. The decision making method used is Analytical Hierarchy Process (AHP). The hierarchical arrangement of the research results consisting of Level-1 is the objective, namely determining the priority scale for handling district roads in Klungkung Regency. Level-2 is a criterion, and Level-3 is a sub-criteria that affects the criteria. The criteria used are i). Network system (A) with sub-criteria for road conditions (A1), pavement width (A2) and disaster-prone areas (A3), ii). Land Use System (B) with sub-criteria for access to government offices (B1), to areas of tourist attraction (B2), to strategic transportation areas (B3), and to areas of holy places and cultural heritage (B4), iii). Movement System Criteria (C) with sub-criteria LHR (C1), and iv). Institutional System Criteria (D) with subcriteria included in the proposal in the Musrenbang (D1), according to the direction of RENSTRA (D2), and equal distribution of road stability (D3). The weights of each sub-criteria A1, A2, A3, B1, B2, B3, B4, C1, D1, D2, and D3 are 15.23%, 7.80%, 5.80%, 3.25%, respectively. 9.50%, 8.10%, 3.24%, 19.9%, 6.32%, 7.63%, and 13.24%. The mathematical formula based on the weight of the quantitative measurements, namely Y = 15.23A1 + 7.80A2 + 5.80A3 + 3.25B1 + 9.50B2 + 8.10B3 + 3,24B4 + 19.9C1 + 6,32D1 + 7,63D2 + 13 , 24D3. Obtained a priority scale arrangement of road handling, namely 62 very high priority scale roads, 58 high priority scale roads, 60 medium priority scale roads, 59 low priority scale roads, and 60 very low priority scale roads.