Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGARUH VARIASI MASSA KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT DURIAN (DURIO ZIBETHINUS) SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENURUNKAN BILANGAN PEROKSIDA DAN BILANGAN ASAM PADA MINYAK GORENG BEKAS Alvika Meta Sari; Anresansia Winesha Pandit; Syamsudin Abdullah
JURNAL KONVERSI Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.10.1.7

Abstract

Proses pemurnian minyak goreng bekas dapat dilakukan melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif. Penelitian ini menggunakan kulit durian sebagai karbon aktif dikarenakan kulit durian mengandung selulosa sekitar 50 – 60 %. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variasi massa karbon aktif dari kulit durian dan massa optimumnya terhadap warna, bau, penurunan bilangan asam, dan penurunan bilangan peroksida minyak goreng bekas. Karbon aktif dibuat dari kulit durian melalui proses karbonisasi pada suhu 600ºC selama 1 jam, kemudian diaktivasi dengan KOH 20%. Produk karbon aktif diaplikasikan sebagai adsorbent pada pemurnian minyak goreng bekas dengan variasi massa karbon aktif (2; 4; 6; 8; 10 gram) dalam 100 mL minyak goreng bekas. Pengujian kualitas minyak goreng bekas dilakukan dengan cara pengujian warna dan bau pada minyak goreng bekas, pengujian nilai bilangan asam dengan metode Alkali-Asidimetri, dan pengujian nilai bilangan peroksida menggunakan titrasi iodometri. Hasil analisa dibandingkan dengan SNI 3741:2013. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan karbon aktif maka bilangan asam dan bilangan peroksida semakin turun. Hasil dimurnikan memenuhi persyaratan SNI 3741:2013 yaitu dengan persyaratan warna dan bau normal, nilai bilangan asam maksimal 0,6 mg/g KOH, dan nilai bilangan peroksida maksimal 10 mek O2/kg. Nilai penurunan bilangan asam dan bilangan peroksida paling optimum yaitu pada massa adsorben 10 gram dengan nilai bilangan asam sebesar 0,1407 mg KOH/g dan nilai efisiensi penurunan 87,65%, kemudian bilangan peroksida sebesar 6,4087 mek/kg O2 dengan nilai efisiensi penurunan sebesar 68,05%. Kata Kunci : Adsorpsi, Karbon Aktif, Karbonisasi, Kulit Durian, Minyak Goreng bekas. 
PENGARUH KONSENTRASI KHITOSAN DAN WAKTU FILTRASI MEMBRAN KHITOSAN TERHADAP PENURUNAN KADAR FOSFAT DALAM LIMBAH DETERJEN Syahrul Ramadhanur; Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.4.1.%p

Abstract

Penanggulangan terhadap pencemaran air limbah yang mengandung senyawa fosfat,  terutama yang berasal dari air limbah deterjen dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi membran. Membran dapat dibuat dari bahan polimer alam yaitu senyawa khitosan yang diperoleh dari khitin yang terdapat di dalam kulit udang. Khitin dapat diubah menjadi khitosan melalui proses deasetilasi menggunakan NaOH 50%. Kualitas khitosan yang diperoleh pada penelitian ini ditentukan dengan FTIR.  Khitosan dilarutkan dalam asam asetat 1%, selanjutnya digunakan untuk membuat membran jenis membrane Ultrafiltrasi dengan variasi konsentrasi khitosan 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% (b/v). Membran tersebut digunakan untuk menurunkan kadar fosfat larutan standar KH2PO4 10 ppm dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90 dan 120 menit. Membran khitosan 3% dan waktu kontak 60 menit merupakan membran terbaik karena mampu menurunkan kadar fosfat dalam larutan standar KH2PO4 10 ppm secara optimal. Besarnya derajat deasetilasi (DD) 84.18%. Kondisi ini diaplikasikan untuk menurunkan kadar fosfat total yang terdapat dalam air limbah deterjen. Hasil pengamatan menunjukkan dapat menurunkan kadar fosfat total dalam air limbah deterjen sampai 97.40% setelah dilakukan filtrasi empat kali dan perubahan pH larutan dari 9 menjadi 8. Kata kunci : Derajat deasetilasi, Membran Khitosan, Fosfat. 
PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH BUAH STROBERI (BUAH AFKIR) Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.2.%p

Abstract

Bioetanol sebagai salah satu bahan bakar alternatif  yang  dapat dibuat dari bahan baku  yang mengandung glukosa, pati maupun selulosa. Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan etanol adalah buah stroberi yang  mudah dan cepat rusak.  Tujuan dari penelitian ini adalah  mencari massa ragi optimum terhadap hasil perolehan  rendemen  dan kualitas bioetanol,  dan  mencari waktu fermentasi  optimum terhadap hasil perolehan rendemen  dan kualitas bioetanol. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan proses fermentasi.  Buah stroberi afkir difermentasi dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan ditambah urea dan NPK dengan variabel massa ragi Saccharomyces cerevisiae  (0,25; 0,50; 0,75; 1,00; 1,25 gr) dan waktu fermentasi 3, 5, 7, 9, 11 dan 13 hari. Setelah terjadi fermentasi maka etanol akan terbentuk.  Campuran  yang terbentuk diperas  untuk diambil cairannya lalu didestilasi untuk mendapatkan etanol.  Dari hasil penelitian ini diperoleh bioetanol dengan kemurnian 3,04 dengan rendemen sebesar 2,8 % pada massa ragi optimum sebanyak 0,75 gr dan  rendemen sebesar  3  % pada  waktu fermentasi optimum 11 hari. Dari hasil penelitian didapat persamaan sebagai berikut : y = -4,142 x2 + 7,181x-0,79 dan R2= 0,816.   
EKSTRAKSI FLAVONOID DARI TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb) DAN APLIKASINYA PADA SABUN TRANSPARAN Alvika Meta Sari; Erba Vidya Cikta
JURNAL KONVERSI Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.5.1.17-23

Abstract

Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb) merupakan salah satu dari sekian tanaman obat tradisional yang ada di Indonesia yang diketahui mengandung flavonoid. Flavonoid ini dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Sedangkan pemanfaatan temu ireng masih sebatas sebagai obat tradisional. Maka perlu ada pemanfaatan temu ireng pada bidang yang lain.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak temu ireng dengan metode ekstraksi maserasi, mencari pengaruh waktu maserasi terhadap rendemen ekstrak flavonoid dari temu ireng, mendapatkan waktu maserasi yang optimal dan membuat sabun padat transparan dengan penambahan ekstrak temu ireng. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi maserasi dalam pelarut metanol 96% volume dan ratio volume pelarut 1:5 dengan lama waktu maserasi divariasikan 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, dan 24 jam untuk mendapatkan flavonoid dari temu ireng. Hasilnya dianalisis dengan uji warna, dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil ekstrak flavonoid temu ireng (Curcuma aeruginosa) dibandingkan dengan pembanding kuersetin dimana dalam standar tersebut telah diketahui pasti kandungan flavonoid. Ekstrak yang terbaik lalu ditambahkan pada pembuatan sabun padat transparan. Semakin lama waktu maserasi semakin besar rendemen yang didapatkan. Hasil rendemen terbaik didapatkan pada waktu maserasi 24 jam sebesar 7,83%. Hubungan antara variabel waktu maserasi terhadap rendemen (% massa) dapat disajikan  dengan persamaan y= 0.002x + 0.012 dengan R2 = 0.989 dan kadar flavonoid terbaik yang didapat adalah 3.5 μg/mL dengan persamaan y = 0.114x+1.050 dengan R² = 0.879. Sabun padat transparan yang dihasilkan mempunyai pH 9, kandungan alkali 0,048 dan kadar air 0,31. Kata kunci: flavonoid, maserasi, sabun padat transparan, temu ireng  
PEMBUATAN SELULOSA ASETAT BERBAHAN DASAR NATA DE SOYA Adityo Sawong Seto; Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.2.1.%p

Abstract

Selulosa asetat umumnya dibuat dengan mengunakan sumber selulosa yang berasal dari kayu dan kapas, penggunaan kayu dan kapas tersebut pun akan semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan akan selulosa asetat dari tahun ketahun yang kemudian akan dapat menimbulkan gangguan pada kelestarian alam, oleh karena itu diperlukan sumber selulosa lain untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini kami memanfaatkan limbah produksi tahu sebagai sumber altematif selulosa dalam pembuatan selulosa asetat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan katalis terhadap rendemen dan kadar asetil dari selulosa asetat yang dihasilkan dan mengetahui volume katalis yang optimal untuk menghasilkan selulosa asetat.Limbah tahu yang tidak dimanfaalkan dijadikan bahan dasar untuk membuat selulosa (nata de soya), nata de soya dibuat dari limbah tahu dengan bantuan bakteri acetobacter xylinium yang kemudian dikeringkan dan dihaluskan untuk menghasilkan serbuk selulosa Serbuk selulosa kemudian direaksikan dengan pereaksi asetilisasi asam asetat anhidrat dengan bantuan katalis H2SO4 (p) dan dalam pemanasan 40°C yang kemudian menjadi selulosa asetaiPada penelitian ini dilakukan variasi terhadap volume katalis dengan variasi volume 0,25 ml, 0,5 ml, 0,75 ml, 1 ml, 1,25 ml, dan 1,5 ml untuk mendapatkan jumlah volume yang optimal dalam mendapatkan selulosa asetat. Dari penelitian yang dilakukan didapat volume katalis yang paling optimal adalah 1ml dengan rendemen sebesar 67,93% dan kadar asetil sebesar 44,42%. Kadar asetil yang terkandung tersebut melebihi standar yang tercantum dalam SNI yaitu 39-40%. Kata kunci : selulosa asetat, nata de soya, katalis 
PENGARUH WAKTU PENGADUKAN TERHADAP RENDEMEN NANOPARTIKEL KITOSAN PADA PROSES PEMBUATAN NANOPARTIKEL KITOSAN DENGAN CARA PENGENDAPAN Ibnu Wahyudin; Alvika Meta Sari
JURNAL KONVERSI Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.1.2.%p

Abstract

Salah satu altematif untuk mengurangi limbah kulit udang dan meningkatkan nilai ekonomis pada limbah kulit udang adalah dengan memanfaatkannya melalui sintesis nanopartikel kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui waktu yang optimum pada proses pembuatan nanopartikel kitosan dengan teknik pengendapan. Nanopartikel kitosan dapat dibuat dengan cara reaksi ikatan silang antara kitosan dengan sodium tripoliphosphat. Dengan cara merekayasa kitosan menjadi nanopartikel kitosan dengan merubah struktur yang bersifat kristalin menjadi amorph melalui ikatan silang gugus amina (-NH2+) pada kitosan dengan gugus phosphat (-PO4'3) pada sodium tripoliphosphat, ukuran partikel yang dihasilkan rata-rata 40 nm. Metode pengendapan dengan menambahkan NaOH konsentrasi tinggi, dengan variable waktu pengadukan yang digunakan adalah 10, 15, 20, 25, dan 30 menit, menghasilkan rendemen nanopartikel kitosan masing-masing yaitu 2.9 gr, 2.86 gr, 2.539 gr, 2.422 gr, dan 2.322 gr. Semakin lama waktu pengadukan semakin banyak ikatan silang yang terbentuk antara kitosan dengan sodium tripoliphosphate maka kekuatan mekanik matriks kitosan akan meningkat sehingga partikel kitosan menjadi semakin kuat dan keras.  Kata kunci: Kitosan, nanopartikel,  pendendapan, rendemen, reaksi ikatan silang,
STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN DARI HIBRIDA NANOFLUIDA DI PENDINGIN RADIATOR MOBIL Ery Diniardi; Hasan Basri; Anwar Ilmar Ramadhan; Deni Almanda; Alvika Meta Sari
Jurnal Teknologi Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.14.2.221-232

Abstract

The use of nanoparticle coolants in car radiators increases the rate of heat transfer and allows for a smaller overall radiator size. The transfer characteristics of hybrid nanofluids with various compositions of TiO2-SiO2 (40:60, 60:40, 80:20) based water/EG nanoparticles for a volume concentration of 1.0% were investigated experimentally. By dispersing the hybrid nanofluids in a mixture of water/ethylene glycol (60:40), the composition of the TiO2-SiO2 nanoparticles (40:60, 60:40, 80:20) was varied for a volume concentration of 1.0%. Experiments were carried out using a coolant flow rate between 2-12 LPM for a working fluid temperature of 70 °C, while the air flow velocity remained constant at an average of 4 m/s, to understand the effect of coolant flow velocity on heat transfer. The thermal performance of hybrid nanofluids in a water/EG mixture (60:40) was investigated for variations in the composition of TiO2-SiO2 nanoparticles (40:60, 60:40, 80:20) for a volume concentration of 1.0% and a working temperature of 70 °C. The heat transfer coefficient obtained is 32.1%, the maximum increase occurs in the TiO2-SiO2 nanofluid with the composition (40:60), while the 29.2% increase occurs in the nanofluid hybrid (60:40), for the nanofluid hybrid (80:20) it is an increase of 31.1%.
PENENTUAN pH OPTIMUM ADSORBAT DALAM PEMANFAATAN TANAMAN ALANG – ALANG (Imperata cylindrica) SEBAGAI BIOABSORBEN LOGAM BERAT Cd(II) PADA LIMBAH INDUSTRI CAT Sri Anastasia Yudistirani; Alvika Meta Sari; Hitmi Rizawaldi
JURNAL KONVERSI Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/konversi.11.1.8

Abstract

Kadmium merupakan salah satu logam berat yang terdapat di limbah industry cat dan dapat mencemari lingkungan terdapat di perairan. Salah satu alternatif penanganan cadmium adalah penggunaan bioadsorben. Bioadsorben yang digunakan dalam penelitian ini adalah biomassa dari tanaman alang-alang (Imprata cylindrica) untuk mengadsorpsi logam berat khususnya Kadmium / Cd (II). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kemampuan biomassa alang-alang dalam mengadsorpsi logam berat Cd (II) yang terdapat dalam limbah cair industry cat. Metode penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu tahap preparasi adsorben, modifikasi kimia, adsorpsi dan analisis spektroskopi serapan atom (SSA) dengan variasi pH.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam kadmiun dalam limbah industri cat sebesar 4,5881 ppm. Semakin besar pH maka semakin tinggi kemampuan adsorpsi biadsorben dari alang-alang dengan pH optimum 6 dengan 83,1% kemampuan adsorpsi.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TANAMAN PALA (HORSFIELDIA SPICATA) TERHADAP PERSENTASE NILAI PEREDAMAN RADIKAL BEBAS Susanty Susanty; Heni Suryarachma; Alvika Meta Sari; Irfan Purnawan; Fatma Sari
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman pala (Horsfieldia spicata) merupakan tumbuhan khas Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bumbu masak dan manisan khusus bagian daging buahnya. Daun tanaman pala mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu menetralisir dan menstabilkan radikal bebas sehingga tidak lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan persentase peredaman radikal bebas dari daun tanaman pala (Horsfieldia spicata), waktu maserasi yang optimal, dan kadar dari setiap variasi waktu yang dilakukan. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi bervariasi waktu (1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari) menggunakan pelarut etanol berasio 1: 3,8. Hasil penelitian dianalisis untuk mendapatkan persentase peredaman radikal bebas menggunakan metode spetrofotometri UV–Vis. Hasil ekstrak dibandingkan dengan pembanding vitamin C berkonsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, 10 ppm, 12,5 ppm yang memiliki absorbansi sebesar 1,041; 1,004; 1,017; 0,891; 0,526. Hubungan antara waktu maserasi dengan hasil rendemen dinyatakan dalam persamaan y=0,744x+0,558 dengan R2= 0,8032. Rendemen yang didapatkan pada hari ke-5 merupakan yang terbesar yakni sebesar 4,85 %. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, pada konsentrasi 156 ppm mendapatkan panjang gelombang maksimal sebesar 510 nm dan Operating Time (OT) 20 menit. Kemudian pengukuran larutan pembanding dan larutan ekstrak daun pala (100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm) pada panjang gelombang maksimal 510 nm dan OT 20 menit mendapatkan nilai persentase peredaman radikal bebas dari daun tanaman pala (Horsfieldia spicata) sebesar 8 %, 30 %, 37 %, 55 %, 73 %.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSELULOSA SERBUK DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ULTRASONIFIKASI Tri Yuni Hendrawati; Efrizon Umar; Anwar Ilmar Ramadhan; Alvika Meta Sari; Mutiara Salsabila; Rahmawati Suryani; Firmansyah Firmansyah; Istianto Budhi Rahardja
Jurnal Teknologi Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.15.1.159-166

Abstract

Indonesia is the largest palm oil producing country in the world. In the palm oil production process, solid waste is produced, one of which is empty palm fruit bunches (EFB) of 25-26% w/w of the total palm oil raw material. OPEFB has several constituent components such as lignin, hemicellulose and cellulose. The high content of α-cellulose in OPEFB can be used as a base material for making nanocellulose. Nanocellulose was made in this study through delignification, ultrasonication and hydrothermal processes with the aim of obtaining the optimum ultrasonication temperature of nanocellulose. Temperature variations were carried out at 40, 50, 60 and 70 °C for 30 minutes. The results of the synthesis process can be seen visually for each temperature variation. Characterization analysis was performed using SEM (Scanning Electron Microscopy). The correlation between temperature variations (x) to the yield percentage of nanocellulose (y) follows the equation y = 7.921x + 7.345 and R2 = 0.9471. The optimum temperature of the ultrasonication process is 70 °C with a yield of 36.9%. The size of nanocellulose powder is 174.85-460.84 nm with SEM at 70 °C.