Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

OPTIMASI SUHU DAN WAKTU STERILISASI PADA KUALITAS SUSU SEGAR DI KABUPATEN BOYOLALI Tri Yuni Hendrawati; Suratmin Utomo
Jurnal Teknologi Vol 9, No 2 (2017): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.9.2.97-102

Abstract

Penerimaan susu segar dari peternak atau KUD di Kabupaten Boyolali seringkali mengindikasikan angka TPC (Total Plate Count) yang tinggi, untuk hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk dapat melakukan proses sterilisasi yang masih dapat dilakukan pada toleransi angka TPC tertinggi tetapi tetap mempertahankan rasanya. Tujuan penelitian ini untuk melakukan simulasi penyimpanan pada suhu ruang terhadap angka TPC dan mendapatkan suhu dan waktu sterilisasi terbaik. Metode yang digunakan pada optimasi proses sterilisasi skala Laboratorium dengan dilakukan pengujian bahan baku susu segar, melakukan simulasi pengaruh waktu penyimpanan suhu ruang terhadap angka TPC, melakukan pengujian TPC dan sensori pada pengaruh waktu dan suhu sterilisasi. Pada penelitian ini juga dilakukan pengambilan data sampel susu segar untuk sifat-sifat susu berdasarkan SNI dan hasil pengujiannnya. Hasil pengujian sifat susu segar berdasarkan SNI 3141.1 menunjukkan hasil kualitas susu segar memenuhi kualitas. Kualitas susu di tingkat KUD di Boyolali memenuhi standar kualitas SNI.  Pada pengaruh penyimpanan suhu ruang pada waktu penyimpanan 3 jam telah menunjukkan kenaikan jumlah bakteri yaitu 3,5x106 cfu/ml dan mengalami kenaikan pada suhu 4,5 jam dan 6 jam. Pada perlakuan sterilisasi pada suhu 1100C selama 10 menit dapat sedikit meningkatkan parameter rasa, warna dan bau. Sedangkan pada parameter kenampakan dan kekentalan sedikit mengalami penurunan dibanding kontrol. Waktu sterilisasi terbaik 10 menit pada suhu 1100C.
PENGARUH JENIS ADSORBEN TERHADAP EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR TIMBAL LIMBAH CAIR RECYCLE AKI BEKAS Rohmat Mufti Ali; Tri Yuni Hendrawati; Ismiyati Ismiyati; Nurul Hidayati Fithriyah
Jurnal Teknologi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.12.1.87-92

Abstract

Pengolahan air limbah Aki bekas dilakukan karena menghasilkan timbal (Pb) sebagai polutan beracun terutama jika memasuki perairan sebagai air baku air minum. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh jenis adsorben (zeolit dan karbon aktif) dan konsentrasinya (0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%) terhadap penurunan kandungan Pb dalam air limbah dari proses daur ulang aki mobil bekas. Pembuatan sampel imitasi air limbah dilakukan dengan perendaman komponen aki mobil bekas, seperti pelat dan larutan asam, dalam 4 liter air selama 10 hari yang menghasilkan kadar awal Pb sebesar 8,02 mg/L dan pH sebesar 2. Adsorben diaktivasi dengan perlakuan kimia dan fisika, kemudian ditambahkan ke dalam sampel limbah sebanyak 100ml, lalu diaduk dengan kecepatan 150 rpm selama 1 jam. Volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan untuk menetralkan 10 ml sampel limbah yaitu 35,7 ml. Kadar Pb terendah dalam sampel limbah adalah 0,239mg/L yang diperoleh pada adsorpsi menggunakan adsorben karbon aktif 25%.
PENGARUH PENAMBAHAN GEL ALOE VERA TERHADAP EFEKTIFITAS ANTISEPTIK GEL Susanty Susanty; Tri Yuni Hendrawati; Wenny Diah Rusanti
Jurnal Teknologi Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.12.1.79-86

Abstract

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang sangat rentan  terkena infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Aloe vera merupakan tanaman multikhasiat yang mengandung 17 asam amino yang penting bagi tubuh. Jenis Aloe vera yang dibudidayakan di Indonesia adalah jenis Aloe Chinensis Baker. Gel Aloe vera mempunyai kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan gel Aloe vera terhadap efektifitas antiseptik gel Aloe vera untuk mendapatkan formula terbaik. Penelitian ini menggunakan variabel sediaan gel Aloe vera dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5%. Parameter yang digunakan untuk analisa adalah indeks bias, pH, kadar vitamin C, densitas dan uji Antimikroba. Pada uji antimikroba menggunakan parameter pertumbuhan escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Dari penelitian ini menunjukkan kemampuan hambat pertumbuhan tertinggi bakteri Escehricia coli pada Antiseptik gel Aloe vera mencapai 12 dengan persamaan y = 27,429x + 7,619 dengan R2 = 0,5366 adalah pada penambahan gel Aloe vera konsentrasi 7,5%. Pada konsentrasi ini juga menunjukan tanda negatif pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.  Selain itu penambahan gel Aloe vera pada konsentrasi 7,5% juga menunjukan pH yang aman untuk kulit
PEMETAAN BAHAN BAKU DAN ANALISIS TEKNOEKONOMI BIOETANOL DARI SINGKONG (MANIHOT UTILISSIMA) DI INDONESIA Tri Yuni Hendrawati; Anwar Ilmar Ramadhan; Agung Siswahyu
Jurnal Teknologi Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.11.1.37-46

Abstract

Bioetanol merupakan etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati atau selulosa seperti singkong dan tetes tebu.  Etanol umumnya digunakan dalam industri sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras seperti sake atau gin, dan bahan baku farmasi dan kosmetika.  Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94 %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5 %, umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi, dan grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5 – 100 %. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pemetaan bahan baku dan analisis teknoekonomi produksi bioetanol dari singkong.. Metode penelitian yang digunakan untuk pemetaan bahan baku dengan pengolahan data kuantitatif dari data sekunder dan pemilihan protitasnya dengan AHP. Berdasarkan analisis AHP dan kondisi obyektif maka hasil  pemilihan bahan baku bioetanol yang potensial berdasarkan prioritas terbaik di tingkat Nasional  adalah  Singkong, Tebu, Jagung, Nira, Sagu. Dari hasil analisis teknoekonomi aspek teknis teknologis, pasar pemasaran dan finansial menunjukkan hasil layak. Dari sisi kelayakan finansial pada Kapasitas produksi bioetanol singkong sebesar 30.000 kiloliter/tahun atau 100 kiloliter/hari.  Dengan tingkat konversi 6,5 kg singkong/liter bioetanol, jumlah singkong yang dibutuhkan oleh pabrik bioetanol ini adalah sebanyak 195.000 ton/tahun atau 650 ton/hari.  Kebutuhan singkong sebesar itu disuplai dari kebun singkong dengan luasan 5.571 ha.  Kriteria kelayakan investasi pabrik bioetanol singkong dengan kapasitas 30.000 kilo liter/tahun adalah Net B/C (Benefit/Cost) 1,55; IRR (Internal Rate of Return) lebih besar dari 12% yaitu 23,77%; NPV (Net Present Value) positif Rp 84.451.334.345,-;  Pay Back Period (PBP) pada tahun ke 6,45 tahun dan HPP (Harga Pokok Produksi) bioetanol sebesar Rp 4.058,- /liter. Dengan HPP sebesar Rp 4.058,- /liter ditetapkan harga jual bioetanol singkong sebesar Rp 6.100,-/liter.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI EDIBLE FILM DARI NATA DE COCO DAN GLISEROL Furqon Cipta Ismaya; Nurul Hidayati Fithriyah; Tri Yuni Hendrawati
Jurnal Teknologi Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.13.1.81-88

Abstract

Salah satu jenis kemasan bahan pangan yang aman dan bersifat biodegradable adalah dengan pengemasan menggunakan edible film. Edible film adalah suatu lapisan tipis yang rata, dibuat dari bahan yang dapat dikonsumsi, dan dapat berfungsi sebagai barrier agar tidak kehilangan kelembaban. Tujuan penelitian ini adalah membuat edible film dari nata de coco dan gliserol sebagai plasticizer, serta menguji pengaruh kenaikan konsentrasi gliserol terhadap karakter mekanik edible film. Penelitian ini menggunakan metodologi mixing dan casting. Variabel bebas pada penelitian ini meliputi konsentrasi gliserol 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/b. Penelitian menggunakan analisa sampel yaitu analisa ketebalan, tensile strength dan elongation. Analisa data menggunakan metode regresi. Semakin banyak gliserol yang ditambahkan, maka ketebalan film semakin meningkat dari 0,09 mm hingga 0,15 mm dan elongation semakin meningkat dari 1,59% sampai 13,75%, namun tensile strength menurun dari 32,40 MPa sampai 2,267MPa. Hasil karakterisasi film menunjukkan bahwa komponen utama penyusun nata adalah polimer selulosa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya puncak serapan gugus fungsi karakteristik yaitu O-H, C-H dan C-O.
PEMILIHAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI SUSU STERILISASI DI JAWA TENGAH DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARKHI PROCESS (AHP) Tri Yuni Hendrawati; Suratmin Utomo
Jurnal Teknologi Vol 7, No 2 (2015): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.7.2.65-71

Abstract

Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai suhu diatas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman dan sporanya mati. Cara sterilisasi susu memerlukan peralatan khusus dan perlu didesign untuk skala kecil menengah sehingga dapat diterapkan di kelompok peternak, KUD Susu di daerah penghasil terutama pada penelitian di daerah  Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah memilih prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah dengan metode Analytical Hierarkhi Process (AHP). Tahapan pengumpulan data/survey dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan pemilihan prioritas lokasi industri susu sterilisasi di Jawa Tengah. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam survey ini meliputi data sekunder (instansional) dan  primer (wawancara dan kuesioner, data  publikasi dan rujukan). Dalam menentukan daerah mana yang akan dijadikan lokasi pembangunan pabrik susu sterilisasi untuk provinsi Jawa Tengah ditentukan menggunakan software AHP dengan mempertimbangkan kriteria utama ketersediaan bahan baku, ketersediaan lahan, utilitas dan kelembagaan. Sedangkan kriteria pendukung meliputi pemasaran, populasi pabrik susu yang ada, bencana alam dan cuaca. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa Dari hasil pemilihan prioritas lokasi Kabupaten Semarang merupakan tempat prioritas pembangunan pengolahan susu sterilisasi dengan bobot 0,440  diikuti dengan Kabupaten Wonosobo dengan bobot 0,319  dan Kabupaten Boyolali dengan bobot 0,241.
Pemilihan Prioritas Pemanfaatan Daun Binahong(Bassela Rubra Linn) Dengan Metode AHP(Analytical Hierarkhi Process) Ade Nurul Hidayat; Ninin Asminah; Tri Yuni Hendrawati; Ismiyati Ismiyati
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan Negara agraris yang memiliki banyak sekali potensi tanaman yang dapat digunakan sebagai obat-obatan, Binahong ( Anredera Cordifolia ) merupakan salah satu tanaman yang terdapat di Indonesia yang berfungsi sebagai obat untuk proses penyembuhan menurut survey social ekonomi nasional. Flavonoid yang terkandung dalam daun binahong dapat berfungsi sebagai obat herbal alami dengan bermacam-macam efek anti inflamasi, analgetik, anti radang dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas pemanfaatan daun binahong yang efektif menggunakan software CDP(Criterium Decision Plus) dan metoda AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan mempertimbangkan kriteria kandungan zat aktif, ketersediaan bahan baku, harga, adanya efek samping dan kemudahan dalam membudidayakan daun binahong tersebut. Data – data diperoleh dari data primer dan sekunder yaitu berupa data atau catatan dari jurnal terdahulu, wawancara ahli dan kuisioner yang didapat peneliti, sehingga didapatkan hasil analisis AHP bahwa hasil pemilihan prioritas pemanfaatan daun binahong adalah sebagai (Obat Luka Bakar) dengan nilai tertinggi 0,930 diikuti dengan 0,740 sebagai anti oksidan & antiseptik dan 0,620 sebagai obat jerawat.
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba Pentandra) MENJADI METHIL ESTER MELALUI PROSES ESTERIFIKASI TRANSESTERIFIKASI DENGAN VARIABEL KONSENTRASI KATALIS KOH DAN WAKTU REAKSI Arthur Setyawan Fajar; Tri Yuni Hendrawati
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak biji kapuk diekstraksi dari biji kapuk randu atau kapuk (Ceiba Pentandra). Pohon ini merupakan pohon tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae.  Kata "kapuk" atau "kapok" juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Daerah penghasil kapuk di Indonesia meliputi daerah DI.Aceh, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebagai salah satu bahan baku oleokimia dan bahan bakar alternatif yang dikenal sebagai biodiesel. Pemanfaatan minyak biji kapuk sebagai bahan baku untuk memproduksi metil ester sebagai topik dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan karakteristik metil ester dari minyak biji kapuk dan mendapatkan proses terbaik. Metode yang digunakan adalah penelitian di Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta pusat. Penelitian ini meliputi tiga tahapan dimana tahapan pertama proses degumming minyak biji kapuk menggunakan H3PO4 sebanyak 1% volume minyak dan direaksikan pada temperatur 70oC selama 30 menit, tahapan dua mereaksikan minyak biji kapuk dengan katalis H2SO4  (esterifikasi) kemudian tahapan ketiga yang dilakukan untuk mendapatkan metil ester yaitu dengan mereaksikan minyak biji kapuk dan metanol (transesterifikasi)  dengan variabel katalis KOH (1%, 1,5%, 2% ) dari volume metil ester hasil (esterifikasi) dengan jumlah metanol sebesar  20% dari volume hasil esterifikasi dengan waktu reaksi 1 Jam, 1.5 jam , dan 2 jam pada suhu 70°C. Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut yaitu (1) Bahan baku minyak biji kapuk mengandung zat pengotor  dan  asam lemak bebas tinggi sebesar 8,63  maka diperlukan proses degumming dan esterifikasi, (2) Minyak biji kapuk sebelum mengalami proses esterifikasi memiliki kadar asam lemak bebas 8,63 dan setelah mengalami proses esterifikasi memiliki kadar asam lemak bebas turun menjadi 0,70275 dan rendemen yang didapat sebesar 99.15% (3) Kondisi proses terbaik adalah pada katalis 1,5%  dan waktu 2 jam dengan jumlah metanol 20% yakni dengan rendemen 92,24 %, angka asam 0,38, bilangan penyabunan 164,76. (4) Pengolahan minyak biji kapuk menjadi metil ester menjadi salah satu bahan bakar alternatif biodiesel dan bahan oleokimia.
PEMBUATAN KARAGENAN DARI EUCHEUMA COTTONII DENGAN EKSTRAKSI KOH MENGGUNAKAN VARIABEL WAKTU EKSTRAKSI Elvia Desiana; Tri Yuni Hendrawati
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan rumput laut yang banyak tumbuh di sepanjang pesisir pantai Indonesia, untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah rumput laut khususnya jenis Eucheuma cottonii dapat dibuat dalam bentuk karagenan. Tujuan penelitian ini adalah (1). Mencari pengaruh variabel waktu ekstraksi KOH terhadap rendemen karagenan yang dihasilkan; (2). Mendapatkan waktu ekstraksi terbaik terhadap mutu karagenan yang meliputi kekuatan gel, viskositas karagenan, kadar air dan kadar abu. Karagenan diperoleh dari ekstraksi Euchema cottonii dengan cara membersihkan Eucheuma cottonii kering selanjutnya direndam menggunakan air selama 30 menit kemudian Eucheuma cottonii dipotong-potong menjadi 2-4 cm setelah diperoleh Eucheuma cottonii dalam bentuk chips, Eucheuma cottonii diekstraksi dengan larutan KOH setelah itu rumput laut dicuci dengan air dan dikeringkan  dengan cara di oven hingga menghasilkan berat yang konstan dan proses terakhir adalah Eucheuma cottonii yang telah di ekstraksi ditepungkan dengan cara digiling hingga menghasilkan tepung karagenan. Tepung karagenan yang dihasilkan di uji kadar air, kadar abu, kekuatan gel dan viskositasnya. Hasil yang diperoleh pada uji kekuatan gel didapatkan hasil tertinggi pada waktu ekstraksi 20 menit dengan KOH 0,3N sebesar 227,03 gram/cm2 sehingga menghasilkan persamaan y = 5E-05x4-0,012x3+1,172x2-45,14x+752,9 R2=1 dan randemen tepung karagenan 6,94%. Sedangkan untuk viskositas karagenan mengalami kenaikan hasil yaitu pada waktu ekstraksi 100 menit dengan KOH 0,3N sebesar 358,7 Mpa menghasilkan persamaan y= -2E-05x4+0,007x3-0,651x2+22,91x-14,8 R2=1 Hasil terbaik pada penelitian ini adalah waktu ekstraksi KOH 0,3 N selama 20 menit dengan rendemen tepung karagenan 6,94%, yang menghasilkan persamaan y= 2E-06x4-0,000x3+0,037x2-1,283x+20,87 R2=1. kadar air 6,95%, dengan persamaan y= 4E-07x4-7E-05x3+0,002x2+0,045x+5,62 dengan R2= 1. kadar abu 35%, dengan persamaan y= 1E-06x4-0,000x3+0,024x2-0,958x+46,5 dengan R2= 1.kekuatan gel 227.03 gram/cm2 dan viskositas 235.3 MPa.
Pemilihan Prioritas Bahan Baku Plastik Biodegradable Dengan Metode Analytical Hierarkhi Process (AHP) Furqon Cipta Ismaya; Tri Yuni Hendrawati; Muhammad Kosasih
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik mudah terurai adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme setelah dibuang ke lingkungan. Plastik konvensional sendiri berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman atau hewan misalnya pati, selulosa, dan protein.Tujuan penelitian ini adalahmemilih prioritas alternatif bahan baku bioplastik dari pati, selullosa, dan protein berdasarkan kriteria dan sifatnya dengan menggunakan metode Analytical Hierarkhi Process (AHP).Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif terhadap aspek-aspek yang berhubungan dengan pemilihan prioritas bahan baku bioplastik. Data yang digunakan adalah data publikasi dan atau rujukan. Dalam menentukan bahan baku mana yang nantinya akan dijadikan plastik biodegradable ditentukan dengan software AHP dengan mempertimbangkan beberapa kriteria diantaranya biodegradabilitas,kekuatan mekanik,penyerapan air, harga dan ketersediaan bahan baku. Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa dari hasil pemilihan prioritas bahan baku bioplastik biodegradable, selulosa merupakan bahan baku prioritas dengan bobot 0,374 diikuti dengan pati dengan bobot 0,333 dan protein 0,293.