Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

The Power of Sugesti in Traditional Javanese Healing Treatment Triratnawati, Atik; Wulandari, Arsanti; Marthias, Tiara
Komunitas Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3307

Abstract

This paper aims to explore the beliefs in society toward traditional healing regardless of the more accessible, affordable and improved modern health services. This ethnographic study was conducted in Yogyakarta in 2013-2014. Phenomenological approach was used to analyze the data using the theory of health seeking behavior as the guiding principle of this research. The main factor influencing Javanese community’s belief in traditional healing was the power of placebo effect. Placebo can arise from both the patient and the healer. Additionally, other factors such as compatibility between the patients and the healer, patient’s aversion to doctor’s therapy, and the fact that traditional treatment is cheaper, easier, and more effective than modern medicine were the main considerations for patients in choosing traditional treatment. The benefit of psychotherapy provided through traditional medicine is in the form of life advices or counseling. In addition, healers’ attentiveness in listening to patients’ complaints was also the main appeal of the traditional health care service.Tulisan ini mengupas kepercayaan masyarakat pada penyembuhan medis tradisional meski pelayanan kesehatan modern semakin mudah diakses, murah/gratis pembiayaannya serta ditingkatkan pelayanannya. Studi etnografis ini dilakukan di DIY tahun 2013-2014. Pendekatan fenomenologi digunakan untuk menganalisis data disertai teori health seeking behavior. Kunci kepercayaan masyarakat Jawa berobat ke penyembuh tradisional adalah pengaruh sugesti. Sugesti muncul baik dari penderita maupun penyembuh. Selain itu faktor cocok, takut dengan terapi dokter serta murah, mudah dan manjur juga menjadi pertimbangan pasien ke pengobatan tradisional. Manfaat psikoterapi berupa nasihat, wejangan maupun saran serta kemampuan penyembuh tradisional mendengar curahan hati pasien menjadi daya tarik lain pasien merasa cocok ke pengobatan non medis.
Belenggu Adat Memutus Stunting: Studi Kasus di Desa Labotan Kandi Atik Triratnawati; Eka Yuniati
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v12i2.60536

Abstract

Wilayah daerah terisolir (daerah 3T) seperti Desa Labotan Kandi, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah menghadapi banyak kendala dalam menurunkan angka stunting. Kendala tersebut menyangkut faktor medis dan non medis. Faktor non medis diantaranya seperti adat budaya masyarakat setempat yang cukup kuat mempengaruhi perilaku kesehatan mereka. Adat istiadat yang ada berpengaruh pada cara hidup berdampak pada kondisi kesehatan yang kurang kondusif guna peningkatan status kesehatan masyarakat setempat. Tulisan ini bertujuan mengungkap kendala-kendala adat istiadat masyarakat yang merintangi mereka dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Studi etnografi dilakukan terhadap 18 ibu balita stunting ditambah informan kunci seperti kepala desa, sekretaris desa, petugas kesehatan di desa serta bapak balita stunting dilakukan pada Juli-Agustus 2022. Observasi dan wawancara dilakukan guna mengungkap pengetahuan mereka terkait stunting, adat istiadat, dan perilaku kesehatan yang mereka jalani. Analisis dilakukan dengan pendekatan sosial budaya guna mengidentifikasi aspek-aspek sosial budaya yang merintangi penanganan stunting. Kuatnya budaya patriarki, kebiasaan menikah usia dini, keterbatasan ekonomi, pendidikan yang kalah dari pesta, relasi gender yang timpang, pemberian makanan tambahan secara dini serta pola pengasuhan anak yang mengutamakan anak asal diam, tidak menangis menjadi deretan penyebab sulitnya penanganan stunting. Perubahan perilaku hidup dan kesehatan harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan tokoh adat, tokoh agama, stakeholder, serta instansi terkait yang mengurusi KIA (kesehatan ibu dan anak).
Phenomenology Study on Health Related Quality Of Life On People With HIV/AIDS at Victory Yogyakarta Lutfi handayani; Royani Chairiyah; Atik Triratnawati
International Journal of Health Literacy and Science Vol. 2 No. 1 (2024): International Journal of Health Literacy and Science
Publisher : Health Science UDINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/ihelis.v2i1.19

Abstract

Background: HIV/AIDS is a disease that continuosly develops and becomes global health problem either in advanced or developed country. The condition transformation of chronic HIV patients can be handled by improving Health Related Quality of Life (HRQOL). HRQOL program becomes an important focus of WHO aiming to improve the society quality in maintaining the level human health. Research Purpose: To know Health Related Quality of Life on ODHA at Victory Foundation Yogyakarta related to physical, psychological, mental-emotional, and religious aspect at Victory Plus Foundation Yogyakarta. Method: This research used qualitative research method with phenomenology approach. The information was obtained through deep interview technique and observation on eight ODHA informants. Results: The result of HRQOL qualitative analysis on ODHA is based on four various aspects. Based on physical aspect, obtained skin rash, reddish spots, whitened or blackened scars, initial symptom of depression, and mayor depression. The mental-emotion of informants gets better after 1-3 months of psychological guidance accompanied by ARV treatment. Religious aspect obtained improvement before and after recognizing ODHA status. Research Conclusion: HRQOL on ODHA is based on four aspects such as physics, psychology, mental-emotion, and religion and it is already well done after obtaining guidance in health service quality.