Risna Resnawaty
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Share : Social Work Journal

PERAN INSTITUSI LOKAL DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT: KASUS PUNGGAWA RATU PASUNDAN DALAM PROGRAM DESA WISATA DI DESA SUKARATU KECAMATAN GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR Rudi Saprudin Darwis; Risna Resnawaty; Maulana Irfan; Apep Risman
Share : Social Work Journal Vol 6, No 2 (2016): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.773 KB) | DOI: 10.24198/share.v6i2.13213

Abstract

Pengembangan masyarakat merupakan suatu aktivitas yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui program-program yang mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan menggunakan institusi lokal sebagai wadah aktivitas kolektifnya. Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan peran institusi lokal dalam program Desa Wisata di Desa Sukaratu Kecamatan Gekbrong Kabupaten Bandung yang telah mampu menarik partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi pelaku utama dalam pengelolaan kegiatan wisata. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi kasus. Adapun kasus yang dijadikan subyek studi adalah kasus Punggawa Ratu Pasundan (PRP) sebagai institusi lokal yang dibentuk dalam program desa wisata di Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur. Gambaran mengenai peranan institusi lokal dalam pengembangan masyarakat akan dideskripsikan melalui empat peranan yang dilakukan PRP dalam aktivitas pengembangan desa wisata di Desa Sukaratu, yaitu fasilitatif, mediasi, penyampai informasi, dan pendayagunaan gotong royong. Hasil penelitian menunjukan peran fasilitatif dilaksakan oleh PRP dalam menjaring berbagai aspirasi masyarakat dan anggotanya. Peran mediasi dilakukan oleh PRP dalam ranah penyelesaian konflik-konflik yang terjadi didalam organisasi. Peran PRP sebagai penyampai informasi sering dilakukan dalam rapat mingguan guna terus menjaga konsisitensi organisasi dalam mengedukasi masyarakat. Peran terakhir adalah peran PRP dalam mendayagunakan gotong royong masyarakat, peran ini dilakukan dengan mewadahi kegiatan-kegiatan gotong royong masyarakat dan menyalurkannya melalui kegiatan-kegiatan pembangunan yang menyangkut kepentingan umum. Namun suksesi kepengurusan yang tertunda-tunda, hilangnya sosok tokoh masyarakat yang menjadi salah satu penggerak, dan kurangnya dukungan dari pemerintah setempat menyebabkan vakumnya kepengurusan PRP, sehingga kegiatannya agak tersendat. Atas dasar hasil studi ini maka direkomendasikan bahwa untuk merealisasikan suksesi organisasi oleh masyarakat secara independen dan mandiri agar kegiatan pegelolaan wisata Desa Sukaratu dapat berlanjut secara optimal.
PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL MELALUI PELATIHAN PERENCANAAN BISNIS UNTUK WIRAUSAHA PEMULA Risna Resnawaty; Nurliana Cipta Apsari; Budhi Wibhawa; Sahadi Humaedi
Share : Social Work Journal Vol 4, No 1 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.495 KB) | DOI: 10.24198/share.v4i1.13058

Abstract

Pembangunan masyarakat saat ini berlandaskan paradigma bottom up, sebuah pemahaman pembangunan yang tidak hanya berangkat dari bawah, namun paradigma ini juga memiliki arti bahwa masyarakatlah yang mengendalikan pembangunan. Dalam kegiatan PKM ini, tim berusaha mengajak masyarakat untuk dapat mengenali, memahami kondisi-kondisi aktual dalam masyarakat; dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan PKM yang diawali dengan proses assessment bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi lokal yang ada di lingkungan masyarakat, sehingga dapat memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, selain itu dengan adanya PKM ini juga, kapasitas masyarakat dapat ditingkatkan terutama pengetahuan dan pemahaman mengenai wirausaha kepada masyarakat.Berdasarkan hasil pemetaan/assessment diketahui bahwa Desa Sukarasa tidak hanya memiliki potensi alam yang melimpah, namun didukung pula oleh sumber daya manusia yang terampil terutama dalam kerajinan tangan dan olahan makanan. Walaupun demikian kondisi kehidupan masyarakat, terutama pada aspek ekonomi belumlah memadai, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi kualitas SDM yang masih rendah dan infrastruktur desa yang juga belum memadai. Sebagai contoh masyarakat pelaku industri kerajinan tangan dan olahan makanan belum mampu untuk menghasilkan produk yang ‘berbeda’ dan berkualitas bagus sehingga memiliki nilai jual tinggi. Dengan pertimbangan dari berbagai kondisi tersebut, maka kegiatan PKM ini diarahkan pada aspek ekonomi dengan menyelenggarakan pelatihan yang bertemakan “Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Pelatihan Perencanaan Bisnis Untuk Wirausaha Pemula”.Hasil dari kegiatan pelatihan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan wirausaha, sebab masyarakat sudah memahami mengenai strategi usaha terutama mengenai pemasaran, dan masyarakat berharap kegiatan serupa dapat dilakukan kembali di Desa Sukarasa.
STRATEGI COMMUNITY PRACTICE DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT Risna Resnawaty
Share : Social Work Journal Vol 6, No 1 (2016): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.596 KB) | DOI: 10.24198/share.v6i1.13152

Abstract

Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Industri pariwisata mendorong tumbuhnya ekonomi produktif di masyarakat. Industry pariwisata membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan berbagai jenis usaha seperti usaha penginapan, katering, kerajinan, dan lainnya. Pengelolaan pariwisata yang baik adalah ketika sektor pariwisata dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat ketika usaha-usaha kecil yang ada di masyarakat ikut dilibatkan dalam industri pariwisata. Kepulauan Seribu memiliki tiga karakteristik khusus sebagai daerah wisata pantai yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Ketiga karakteristik wisata ini antara lain wisata pantai (pulau wisata umum) berjumlah 45 pulau, wisata cagar alam berjumlah 2 (dua) pulau dan wisata sejarah berjumlah 4 (empat) pulau. Dari keseluruhan pulau terdapat 11 pulau wisata yang merupakan pulau permukiman,. Salah satu pulau yang menjadi objek wisata favorite di kepulauan Seribu adalah Pulau Tidung. Pulau Tidung merupakan salah satu pulau pemukiman yang memiliki potensi alam yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. Potensi tersebut merupakan aset yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Tidung, yang apabila dikembangkan akan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diawali dengan kebijakan pemerintah pusat yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pengembangan pariwisata berhasil mendorong pulau Tidung sebagai salah satu tujuan wisata utama di Kepulauan Seribu. Dalam proses pengembangan pariwisata ini Masyarakat Pulau Tidung turut bergerak aktif sebagai pelaku utama dari perubahan yang awalnya masyarakt nelayan menjadi masyarakat pariwisata. Kesadaran masyarakat untuk turut berkontribusi dalam pengembangan pariwisata didukung dengan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan keterampilan dan mengembangkan jejaring untuk mendukung kemajuan pariwisata Pulau Tidung, serta keterlibatan antar actor.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. ANEKA TAMBANG UBPE SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT KECAMATAN NANGGUNG, KABUPATEN BOGOR Danis Dea Rizky; Santoso Tri Raharjo; Risna Resnawaty
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.553 KB) | DOI: 10.24198/share.v4i2.13064

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya isu mengenai rendahnya pendidikan yangdialami oleh masyarakat kabupaten Bogor. Dilihat dari kondisi wilayah kabupaten Bogor pada bidang pendidikan, yaitu mengalami kerusakan fasilitas gedung sekolah, minimnya jumlah guru yang berstatus PNS, dan berpengaruh pada siswa menerima pelajaran yang tidak efektif. Permasalahan yang dihadapi kabupaten Bogor di bidang pendidikan ini tercermin dari ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 1999. Dilihat dari hasil ukuran IPM tahun 1999 beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Bogor yaitu salah satunya kecamatan Nanggung cengan kondisi masyarakat tertinggal, pendapatan rendah, serta hubungan antar daerah tidak lancar atau terisolasi. Dilihat isu tersebut selain pemerintah yang dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah kecamatan Nanggung maka perlu peran swasta melalui Corporate Social Responsibilit (CSR).PT. Antam UPBE Pongkor ikut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah operasi pertambangan melalui program CSR nya, yaitu pemberian bantuan guru honorer, siswa berprestasi, dan perbaikan sarana prasarana sekolah. Adanya program CSR yang dilakukan oleh PT. Antam UPBE akan membantu peningkatkan mata pencaharian masyarakat dan menciptakan kondisi kehidupan yang berkelanjutan.