Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengaruh keberadaan gulma (Ageratum conyzoides dan Boreria alata) terhadap pertumbuhan dan hasil tiga ukuran varietas kedelai (Glycine max L. Merr) pada percobaan pot bertingkat Abdul Karim Kilkoda; Tati Nurmala; Dedi Widayat
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.887 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12072

Abstract

Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran,  Jati-nangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji eksudat akar yang terdapat pada gulma Ageratum conyzoides dan Borreria alata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Percobaan dilakukan mulai dari bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor perlakuan pertama adalah jenis gulma terdiri dari 3 taraf antara lain gulma A. Conyzoides, gulma  B. alata dan tanpa gulma (kontrol). Perlakuan kedua adalah ukuran benih varietas kedelai yang terdiri dari 3 taraf. Total kombinasi perlakuan adalah 9 kombinasi perlakuan, dengan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 27 perlakuan. Rancangan perlakuan adalah Tanpa Gulma + varietas Gepak Kuning (benih ukuran kecil);  Tanpa Gulma + varietas Gema (benih ukuran sedang); Tanpa Gulma + varietas Grobogan (benih ukuran besar); Gulma A. conyzoides + Gepak kuning (benih ukuran kecil);  Gulma A. conyzoides + Gema  (benih ukuran sedang);  Gulma A. conyzoides + Grobogan (benih ukuran besar); Gulma B. alata + Gepak kuning (benih ukuran kecil); Gulma B. alata + Gema (benih ukuran sedang);  Gulma B. alata + Grobogan (benih ukuran besar). Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa hampir sebagian besar parameter yang diamati pada komponen pertumbuhan memperlihatkan pengaruh perlakuan ukuran benih varietas yang dicobakan tidak berbeda nyata, kecuali pada pengamatan jumlah daun 8 mst komponen pertumbuhan, dimana varietas Grobogan mempunyai jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan kedua jenis varietas lainnya, begitupun pada pengaruh interaksi hanya terdapat pada parameter tinggi tanaman pengamatan 8 mst. Kata kunci : Gulma ∙ Ageratum conyzoides ∙ Borreria alata ∙ Pertumbuhan ∙ Hasil
Respons tanaman gandum akibat pemberian sitokinin berbagai konsentrasi dan waktu aplikasi di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Asyifa Fiani Putri; Yuyun Yuwariah; Yudithia Maxiselly; Tati Nurmala
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.86 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.13805

Abstract

SariPertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) diketahui dapat ditingkatkan dengan pemberian sitokinin. Sitokinin berperan juga dalam menunda penuaan daun gandum dan mengurangi cekaman panas di dataran medium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi berbagai konsentrasi sitokinin dengan berbagai waktu aplikasinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Penelitian menggunakan metode percobaan yang dilakukan di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang mulai bulan November 2016 sampai dengan Februari 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, sementara rancangan perlakuan adalah faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu konsentrasi sitokinin (3 taraf) dan waktu aplikasi (5 taraf). Semua perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi pada komponen panjang malai. Faktor konsentrasi sitokinin memberikan pengaruh mandiri pada jumlah gabah hampa, sementara waktu aplikasi memberikan pengaruh mandiri pada tinggi tanaman 6 minggu setelah tanam (MST), kandungan klorofil, dan jumlah gabah hampa. Panjang penyinaran yang pendek selama penelitian menyebabkan hasil tanaman tidak optimal. Penelitian lanjutan dapat dilakukan di panjang penyinaran ideal untuk memvalidasi penelitian ini. Kata kunci: gandum, sitokinin, konsentrasi, waktu aplikasi 
Pengaruh jarak tanam berbeda dan berbagai dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma-jobi L.) di dataran tinggi Punclut Aep Wawan Irwan; Tati Nurmala; Tia Dian Nira
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.546 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11719

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh jarak tanam yang berbeda dan berbagai dosis pupuk kandang ayam serta memperoleh salah satu kombinasi jarak tanam dengan dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan hasil hanjeli pulut. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2015 sampai bulan Mei 2016 di Punclut, Lembang, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat mencapai  1095 m di atas permukaan laut, dengan tanah Latosol dan tipe iklim C2 menurut klasifikasi Oldeman. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, dengan perlakuan kombinasi jarak tanam 50 x 50 cm + 0 ton/ha pupuk kandang ayam,  50 x 50 cm + 1 ton/ha, 50 x 50 cm + 2 ton/ha, 75 x 50 cm + 0 ton/ha, 75 x 50 cm + 1 ton/ha, 75 x 50 cm + 2 ton/ha, 100 x 50 cm + 0 ton/ha, 100 x 50 cm + 1 ton/ha, dan 100 x 50 cm + 2 ton/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berbeda dan pemberian berbagai dosis pupuk kandang ayam dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pulut. Perlakuan jarak tanam 75 x 50 cm dan 2 ton/ha pupuk kandang ayam dapat meningkatkan bobot biji per rumpun tanaman hanjeli pulut.Kata kunci:Jarak tanam, pupuk kandang ayam, hanjeli
Pengaruh dosis silika terhadap karakter fisiologı dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) kultivar lokal poso (kultıvar 36-Super dan Tagolu) Wan Priando Tampoma; Tati Nurmala; Meddy Rachmadi
Kultivasi Vol 16, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.944 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i2.12612

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang memegang peran penting di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan. Tanaman padi kultivar lokal merupakan salah satu jenis padi yang memiliki poduktivitas rendah. Pemberian silika pada pertanaman padi dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh silika terhadap karakter agronomi kultivar lokal Poso. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT). Faktor pertama sebagai petak utama terdiri dua taraf perlakuan yaitu K1 (Kultivar 36-Super) dan K2 (Kultivar Tagolu). Sedangkan faktor ke dua sebagai anak petak terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu S0 (tanpa silika), S1 (konsentrasi silika 0,5 ltr/ha), S2 (konsentrasi silika 1 ltr/ha) dan S3 (konsentrasi silika 1,5 ltr/ha).Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi silika terhadap kultivar pada karakter fisiologi dan hasil tanaman padi kultivar lokal Poso. Kutivar 36-Super menghasilkan respon terbaik pada bobot kering tanaman bersar (45,08) dan umur panen (139,50) dan jumlah malai per rumpun (26,67). Kultivar Tagolu menghasilkan respon terbaik pada jumlah gabah per malai (164,09) lebih besar dibandingkan kultivar 36-Super. Konsentrasi silika 1 L/ha menghasilkan respon terbaik terhadap sudut daun ke-2 dan ke-3 (31,38), sudut daun bendera (18,75) bobot kering tanaman (40,67), bobot gabah per rumpun (57,77) dan bobot 1000 butir (22,48). Sedangkan perlakuan tanpa silika menghasilkan respon terbaik terhadap umur panen (131,08). Kata kunci : Kutivar 36-Super, Kultivar Tagolu, Genangan, Pupuk Silika
Pengaruh kondisi genangan dan pemupukan silika terhadap hasil dan kualitas padi dua kultivar Poso Tati Nurmala; Wan Priando; Meddy Rachmadi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.613 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.18118

Abstract

Sari  : Padi dapat dibudidayakan dalam kondisi sebagai padi sawah ataupun padi gogo.  Padi kultivar lokal asal Poso umumnya dibudidayakan dengan sistem padi gogo yang produktivitasnya rendah namun memiliki rasa pulen (amilase tinggi 20-25%).  Pupuk silika dengan sistem budidaya sawah bisa mengoptimalkan hasil dan kualitas hasil.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kultivar Poso yang mana yang produktivitasnya tinggi dengan rasa pulen, yang diberi dosis pupuk silika, dalam sistem budidaya yang tepat. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor.  Penelitian menggunakan Rancangan Split-Split Plot, dalam 3 ulangan.  Petak utama adalah Kultivar 36-Super dan Kultivar Togalu, faktor anak petak terdiri atas perlakuan sistem budidaya sawah dan sistem budidaya padi gogo, sedangkan faktor anak petak adalah aplikasi pupuk silika dengan dosis masing-masing 0 L/ha (kontrol); 0,5 L/ha; 1,0 L/ha dan 1,5 L/ha.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kultivar adalah kultivar 36-Super lebih baik dalam jumlah malai per rumpun, sedangkan kultivar togalu lebih baik terhadap jumlah malai per rumpun.  Sistem sawah berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun.  Pemberian pupuk silika 1 L/ha berpengaruh terhadap bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir, panjang gabah, lebar gabah, dan tebal gabah.  Tidak terdapat efek interaksi dari ketiga perlakuan tersebut terhadap semua variabel hasil.Kata kunci : Kultivar Poso, pupuk silika, dan penggenangan.Abstract :  Rice can be cultivated on lowland and upland cultivated conditions. Poso rice cultivars were a local cultivars which the low productivity  and higher amylase contain(20-25%). Silica fertilizer on rice Poso cultivar in wetland system  can optimalized yield and yield quality of rice. This study aimed  to determine dosage of silica with cultivated system on yield and quality yield of  Poso cultivar.The experiment was conducted from Agustus 2016 until January 2017, at the Eperiment Station of the Faculty of Agriculture, Padjadjaran University.  The experimental design used Split-Split Plot Design, consisted of 16 treatmens. Data were analyzed by Fisher test then were continued by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 5% significance level. The main plot factor consisted of two levels, there were 36-Super Cultivar and Tagolu Cultivar.  The sub plot factor consisted of flooding conditions, there were as dryland and wetland systems. The sub-sub plot factor consisted of four treatment  level dosages of liquid silica,  there were  without silica (0 L/ha); 0.5 L/ha ; 1.0 L/ha ; and 1.5 L/ha. and repeated three times. The results showed that significant response on number of paniclesof cultivar 36- Super , and  length of panicle of Tagolu cultivar. The wetland system has higher the number of panicle.  The 1 L/ha silica dosage was higher grain weightand 1000 grains weight .  The physical characters of grain were higher to length, width, and thickness of grain.There were not interaction effect  between treatments to all variables. Key words : Poso cultivars, Silica fertilizer, floodingSari  : Padi dapat dibudidayakan dalam kondisi sebagai padi sawah ataupun padi gogo.  Padi kultivar local lokal asal Poso umumnya dibudidayakan dengan system sistem padi gogo yang produktivitasnya rendah namun memiliki rasa pulen (amilase tinggi 20-25%).  Pupuk Silica silika dengan system sistem budidaya sawah bias bisamengoptimalkan hasil dan kualitas hasil.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kultivar Poso yang mana yang produktivitasnya tinggi dengan rasa pulen, yang diberi dosis pupuk silicasilika, dalam system sistem budidaya yang tepat. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Januari 2017, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor.  Penelitian menggunakan Rancangan Split- PSplit Plot, dalam 3 ulangan.  Sebagai pPetak utama adalah Kultivar 36-Super dan Kultivar Togalu, Faktor faktor anak petak terdiri atas perlakuan system sistem budidaya sawah dan system sistem budidaya padi gogo, sedangkan fakytor anak petak adalah aplikasi pupuk silica silika dengan dosis masing-masing 0L/ha (controlkontrol); 0,5 L/ha; 1,0 L/ha dan 1,5 L/ha.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kultivar adalah kultivar 36-Super lebih baik dalam jumlah malai per rumpun, sedangkan kultivar togalu lebih baik terhadap jumlah malai per rumpun.  Sistem sawah berpengaruh terhadap jumlah malai per rumpun.  Pemberian pupuk Silica silika 1 L/ha berpengaruh terhadap bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir; ,panjang gabah; ,lebar gabah, dan tebal gabah.  Tidak terdapat efek inyteraksi dari ketiga perlakuan ytersebut terhadap semua variablel hasil. Kata kunci : Kultivar Poso,; pupuk silicasilika,; dan penggenangan.
Kadar pati akar dan sitokinin endogen pada tanaman teh menghasilkan sebagai dasar penentuan pemangkasan dan aplikasi zat pengatur tumbuh Intan Ratna Dewi Anjarsari; Jajang Sauman Hamdani; Cucu Suherman Victor Zar; Tati Nurmala; Heri Sahrian; Vitria Puspitasari Rahadi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.569 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.16786

Abstract

ABSTRAK Pemangkasan pada tanaman teh dilakukan salah satunya untuk menginisiasi tumbuhnya banyak tunas sebagai bakal pembentukan pucuk peko. Pemangkasan mengubah luas daun, kapasitas fotosintesis perdu, mempengaruhi keseimbangan metabolisme antara organ di atas dan di bawah tanah dengan  mengurangi  jumlah tumbuh tunas yang berfungsi sebagai sumber dan pengguna untuk nutrisi dan hormon. Sampai saat ini pertumbuhan tunas sebagai bakal daun setelah pemangkasan terjadi secara alami tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada dasarnya rekayasa fisiologis dengan menggunakan ZPT sitokinin dapat menjadi pilihan untuk lebih memacu pertumbuhan cabang lateral dan tunas serta memecahkan dormansi pucuk. Tujuan penelitian pendahuluan ini  adalah untuk mengetahui   kadar pati akar, kadar sitokinin endogen, serta status hara tanah  guna menentukan waktu pemangkasan yang tepat dan dasar untuk dilakukan aplikasi zat pengatur tumbuh setelah dipangkas. Penelitian selanjutnya adalah penggunaan sitokinin BAP pada berbgai dosis pada tanaman teh yang sudah dipangkas.  Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Agustus  hingga Oktober 2017 di kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung  pada ketinggian 1250 m di atas permukaan laut (dpl). Metode pengambilan sampel daun, akar, dan tanah di lapangan dilakukan secara komposit untuk setiap ulangan selanjutnya dilakukan analisis pati akar, sitokinin endogen serta hara tanah. Hasil uji kualitatif pati akar menggunakan iodium mengindikasikan bahwa tanaman teh siap untuk dipangkas terlihat dari sampel akar yang ditetesi iodium menunjukkan warna hitam. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar pai akar berada pada kisaran 6.99 % hingga 9,16% dan sitokinin endogen ada pad akisaran 0,0016% hingga0,0019%.  Penentuan kadar pati akar, kondisi lingkungan serta status hara sebelum pemangkas diperlukan agar meminimalisasi tingkat kematian perdu teh serta analisis sitokinin endogen diperlukan untuk lebih  mengoptimalkan dosis sitokinin yang akan diberikanKata Kunci : pemangkasan, sitokinin endogen, kadar pati akar. ABSTRACT  Pruning on tea plants is  perfomed initiating growth of shoots to be pecco stadia. Pruning changes the leaf area, the capacity of photosynthetic tea bush, affecting the metabolic balance between upper and underground organs by reducing the growing number of buds that function as sources and sinks for nutrients and hormones. Until now the growth of shoots as leaf will after pruning occurs naturally without the addition of plant growth regulating substances (PGR). Essentially physiological engineering using  cytokinins can be an option to increase the growth of lateral branches and buds as well as break the shoot dormancy. The preliminary study was conducted from August to October 2017 at experimental field of Gambung Tea and Quinine Research Center (PPTK) at an altitude of 1250 m above sea level (asl). Preliminary method used in the form of analysis of root starch, endogenous cytokinin and soil nutrients to  determined the proper pruning time and the basis for the application of  plant growth regulator substances after pruning. The results of a qualitative test of root content using iodine indicated that the tea plant was ready to be pruned visible from the root samples that iodized spots showed black. The result of  laboratory test  showed that root starch content was in the range of 6.99 to 9.16. and cytokinin endogen  preliminary analysis showed that the levels are in the range of 0.0016 up to 0.0019. Determination of root starch, environmental conditions and nutrient status before pruning is necessary in order to minimize mortality rate of tea bush as well as analysis of endogenous cytokinin is needed to further optimize the dose of cytokinin to be given. Keywords : cytokinins, pruning,  root starch content
Pengaruh dosis pupuk fosfor dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) pada ultisol Jatinangor Agus Wahyudin; Tati Nurmala; R. D. Rahmawati
Kultivasi Vol 14, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.037 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v14i2.12041

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk fosfor dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan diulang tiga kali yaitu 50 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 50 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 50 kg ha-1 pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 75 kg ha-1 pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1 pupuk fosfor + O L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1 pupuk fosfor + 4 L ha-1 pupuk organik cair, 100 kg ha-1pupuk fosfor + 8 L ha-1 pupuk organik cair. Hasil percobaan menun-jukkan bahwa perlakuan pupuk fosfor 50 kg dan pupuk organik cair 8 Lha-1  menghasilkan bobot biji per petak sebesar 298,68 gr dan hasil rata-rata per hektar sebesar 0,99 t ha-1. Kata kunci : Kacang hijau ∙ Pupuk fosfor ∙ Pupuk organik cair
Pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan, hasil, dan fenologi tanaman hanjeli ratun di dataran medium Arifa Syahanna Mahdya; Tati Nurmala; Yuyun Yuwariah
Kultivasi Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i3.26945

Abstract

SariSalah satu keanekaragaman tanaman pangan yang dikembangkan untuk mengurangi konsumsi beras yaitu tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma-jobi L. var mayuen). Permasalahan yang dihadapi pada budidaya hanjeli adalah umur panen yang cukup lama dan produktivitas yang rendah. Ratun diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman, namun dapat bermasalah ketika memasuki musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pertumbuhan, hasil, dan fenologi tanaman hanjeli pada kondisi kekurangan air. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2019 – September 2019 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif. Tanaman diberi perlakuan frekuensi penyiraman yang berbeda, yaitu penyiraman setiap hari dan empat hari sekali. Analisis menggunakan uji t pada taraf nyata 5%. Komponen pertumbuhan yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, distribusi akar, jumlah anakan, jumlah srisip, indeks luas daun, distribusi akar, dan nisbah pupus akar. Sementara komponen hasil yang diamati adalah jumlah malai, jumlah anakan produktif, jumlah biji, bobot biji, dan indeks panen. Fenologi yang diamati adalah umur muncul anakan, umur muncul srisip, umur berbunga, dan umur panen. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pada penyiraman setiap hari lebih baik dibandingkan empat hari sekali. Tanaman hanjeli pada penyiraman empat hari sekali masih dapat bertahan hidup dan memproduksi biji karena beradaptasi dengan cara memperpanjang umur berbunga dan mengurangi nisbah pupus akar.Kata Kunci: Hanjeli Pulut, Ratun, Frekuensi Penyiraman, Fenologi Abstract One of the diversity of food crops that develop to reduce rice consumption is the job’s tears (Coix lacryma-jobi L. var. mayuen) crops. The problems faced by job's tears cultivation are long life and low productivity. Ratun is expected to increase the cropping index, but it can be problematic when entering the dry season. This study aimed to study the differences in growth, yield, and phenology of job’s tears plants under lack of water. The research was conducted in February 2019 - September 2019 at the Ciparanje Experimental Field, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The research method used descriptive-quantitative. Plants were treated with different watering frequencies, namely watering every day and every four days. The analysis used the t test at the 5% significance level. The growth components observed plant height, number of leaves, root distribution, number of tillers, number of lateral branches, leaf area index, root distribution, and shoot root ratio. Meanwhile, the yield components observed the number of panicles, the number of productive tillers, the number of grains, the weight of the grains, and the harvest index. Phenology observed time of tillers formation, time of lateral branch formation, time of flowering, and time of harvest. The results showed the growth and yield of job’s tears plants on watering every day was better than once every four days. Job’s tears plants that watered every four days can still survive and produce grains because they adapted by extending the flowering life and reducing the shoot root ratio.Keywords: Job’s tears, Ratoon, Frequency of watering, Phenology
Respons pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli batu (Coix lacryma-jobi l.) akibat pupuk silika cair dan paclobutrazol Tati Nurmala; Agus Wahyudin; Ruminta Ruminta
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.872 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14298

Abstract

Abstrak. Hanjeli batu (Coix lacryma-jobi L.) merupakan salahsatu tanaman pangan alternatif yang memiliki banyak manfaat. Permasalahan utama tanaman ini adalah rendahnya produksi yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan unsur hara dan tinggi tanaman yang terlalu tinggi. Oleh karena itu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil hanjeli batu dengan pupuk silika cair dan paclobutrazol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi konsentrasi pupuk silika cair dan konsentrasi paclobutrazol yang memberikan pengaruh terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli batu (Coix lacryma-jobi L.).Percobaan dilaksanakan di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, pada November 2016 sampai Mei 2017. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan9 perlakuan dan 3 ulangan sebelum aplikasi PBZ, serta9 perlakuan dan 3 ulangan setelah aplikasi PBZ. Diberikan konsentrasi pupuksilika cair sebesar 20 ml/L, 30 ml/L, dan 40 ml/L, sementara konsentrasi paklobutrazol sebesar 1000 ppm, 1500 ppm, dan 2000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Tidak terdapat interaksi pemberian konsentrasi perlakuan pupuk silika cair dan paclobutrazol terhadap komponen pertumbuhan dan hasil hanjeli batu. perlakuan paclobutrazol konsentrasi 1500 ppm dan 2000 ppm memberikan pengaruh mandiri terhadap jumlah srisip per rumpun, jumlah malai per rumpun, jumlah biji per rumpun dan nisbah pupus akar pada hanjeli batu.Kata kunci: Hanjeli (Coix lacryma-Jobi.L), paclobutrazol, pupuk silika cair.
Pengaruh pemberian gibberellin dan sitokinin pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil gandum (Triticum aestivum L.) di dataran medium Jatinangor Fiky Yulianto Wicaksono; Tati Nurmala; Aep Wawan Irwan; Annisa Sarah Utami Putri
Kultivasi Vol 15, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.487 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v15i1.12004

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang maksimum di dataran medium melalui pemberian giberelin dan sitokinin dengan konsentrasi yang berbeda. Percobaan dilakukan sejak Maret hingga Agustus 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran, Jatinangor, dengan ketinggian tempat yaitu ± 750 m di atas permukaan laut.Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan rancangan perlakuan faktorial. Perla-kuan terdiri dari dua faktor, masing-masing terdiri dari tiga taraf,yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin, terdiri dari taraf 150 ppm, 250 ppm, dan 350 ppm. Faktor kedua adalah konsentrasi sitokinin, terdiri dari taraf 20, 40, dan 60 ppm. Perbedaan nilai rata-rata tarafdiuji dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf nyata 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi terha-dap komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah anakan, dan indeks luas daun), dan komponen hasil (panjang malai) sehingga pem-berian konsentrasi sitokinin dapat menurunkan konsentrasi giberelin. Giberelin dan sitokinin mengurangi jumlah biji karena memicu biji steril. Kata kunci: Gandum ∙ Giberelin ∙ Sitokinin