Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KESESUAIAN ALAT TANGKAP DENGAN KEWILAYAHAN DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN BELITUNG M. Nizar Dahlan; Budy Wiryawan; Bambang Murdiyanto; A. Fauzi; Mulyono S. Baskoro
Buletin PSP Vol. 19 No. 1 (2011): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.275 KB)

Abstract

There are 13 catching tools for fisheries that usually used in Belitung Regency, but those still need to be developed based on characteristic of each sub region in Belitung Regency. This research aim is to determinate the appropriation between all fisheries catch tools to each sub regions in Belitung Regency. This research is held in Sijuk, Tanjung Pandan, Badau, and Membalong Subregions in Belitung Regency. Analysis that used in this research are descriptive analysis, fish resource analysis, feasibility analysis for catch fisheries effort and Location Quotient (LQ) analysis. The result are there 13 fish catch tools usually used in Belitung Regency, and there are only seven fish catch tools that appropriate with each sub region, they are troll lines, large stationary fish trap and bubu that suitable if developed in Sijuk Sub-region, with each LQ value 2,49; 1,32; and 1,61; boat seine and drift gill net that suitable if developed in Tanjung Pandan Sub-region, with each LQ value 1,88 and 1,84; trammel net that suitable in developed in Badau Sub-region, with LQ value 2,83; and the last is boat fishing platform that suitable if developed in Membalong Sub-region, with LQ value 5,40. The conclusions are Sijuk could become basis for troll lines, large stationary fish trap and bubu; Tanjung Pandan could become basis for boat seine and drift gill net; Badau could become basis for trammel net; and Membalong could become basis for boat fishing platform.
PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP FASILITAS DAN PELAYANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA (PPSNZJ) Abdul Rouf Sam; Sugeng H. Wisudo; Bambang Murdiyanto; Budhi Hascaryo Iskandar
Buletin PSP Vol. 20 No. 1 (2012): Buletin PSP (Edisi Khusus)
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.735 KB)

Abstract

Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) dan instansi terkait berusaha memenuhi kepentingan para pelaku usaha di PPSNZJ dengan melakukan penyediaan fasilitas dan pelayanan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja dari PPSNZJ berdasarkan kepuasan para pelaku usaha di PPSNZJ dan mengukur tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja PPSNZJ terhadap persepsi kepentingan menurut pelaku usaha. Tingkat kepuasan terhadap fasilitas dan jasa PPSNZJ diukur dengan harapan dan kepuasan stakeholder terhadap 5 kelompok pertanyaan yang terdiri dari tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Berdasarkan tingkat kepuasan pelaku usaha di PPSNZJ menunjukkan bahwa pelaku usaha sangat puas terhadap kinerja PPSNZJ dengan nilai diatas 80% pada kelima kelompok pertanyaan tersebut, dengan demikian kinerja dari PPSNZJ sudah baik untuk memfasilitasi dan melayani kebutuhan para pelaku usaha. Prioritas yang perlu diutamakan oleh PPSNZJ adalah atribut yang memiliki nilai kepentingan tinggi dan kinerja yang rendah. Berdasarkan hasil importance performance analysis ditemukan 15 atribut yang perlu diprioritaskan oleh PPSNZJ.   Kata kunci: fasilitas, kepuasan, pelayanan, persepsi, PPSNZJ
KONSUMSI OKSIGEN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) UKURAN PANJANG 5-7 CM Yopi Novita; Budhi Hascaryo Iskandar; Bambang Murdiyanto; Budy Wiryawan; Hariyanto Hariyanto
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 2 No. 1 (2011): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.483 KB) | DOI: 10.29244/jmf.2.1.1-8

Abstract

Disolved oxygen plays an important role for fish living in its life environment. Information on the ammount of oxygen consumption of a fish in certain volume of water is needed in order to give balancing between the ammount of disolved oxygen and fish in it. The objective of this research is obtaining oxygen consumption level of a juvenile of humpback grouper (Cromileptes altivelis) of 5-7 cm body length. Oxygen consumption of fish was measured using a tube that equiped with DO tool (dissolved oxygent, DO), and the tube was filled by sea water. Measurement of oxygen con-sumption of juvenil was done by measuring the concentration of dissolved oxygen from sea water in the respirometer tube, began when fish had entered into the respirometer tube up to two hours observation. The result showed that oxygen consumption rate of a juvenile of humpback grouper (Cromileptes altivelis) of 5-7 cm length, is ranging between 0.816 and 1.734 mg/hour.
Densitas Insulasi Polyurethane pada Palka Kapal Penangkap Ikan Tradisional di Pekalongan (Density of Polyurethane for Fish Hold Insulator on Traditional Fishing Boats in Pekalongan) Wilma Amiruddin; Budhi Hascaryo Iskandar; Bambang Murdiyanto; Mulyono S. Baskoro
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 4 No. 1 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.291 KB) | DOI: 10.29244/jmf.4.1.35-40

Abstract

Penggunaan polyurethane sebagai bagian dari sistem insulasi pada palka kapal penangkap ikan sudah sangat umum digunakan. Namun demikian takaran yang diaplikasikan masih berdasarkan pengalaman dan perkiraan pembuatnya.Salah satu kriteria teknis adalah densitas material insulasi (ρ). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan  nilai densitas insulasi yang  digunakan pada palka kapal penangkap ikan di Pekalongan. Palka dari dua kapal penangkap ikan dan bahan insulasi polyurethane digunakan sebagai obyek dalam penelitian ini untuk menentukan apakah densitas insulasi yang digunakan sudah memenuhi batas minimum. Nilai densitas standar yang digunakan adalah nilai densitas (ρ) polyurethane> 30 kg.m-3 (Dellino 1997).Hasil penelitian menunjukkan, nilai densitas insulasi yang bervariasi.  Pada kapal 1 densitas berkisar 28,15 kg.m-3-30,86 kg.m-3, sementara itu pada kapal 2 berkisar 31,67 kg.m-3-33,58 kg.m-3. Pada kapal 1 hanya 70% dindingpalka memiliki insulasi sesuai dengan standar, sementara pada kapal 2 semua dinding palka memenuhi standar yang digunakan.Kata kunci: densitas, insulasi, polyurethane, kapal penangkap ikan
Management Model of Reef Fisheries in Karimunjawa National Park Ririn Irnawati; Domu Simbolon; Budy Wiryawan; Bambang Murdiyanto; Tri Wiji Nurani
Forum Pasca Sarjana Vol. 35 No. 1 (2012): Forum Pascasarjana
Publisher : Forum Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.717 KB)

Abstract

Karimunjawa National Park (KNP) inhabited mostly by fisherman. Its area surrounds by 111.625 ha as waters. Fishing zone is dedicated for traditional fisheries. Therefore the capture fisheries in KNP should be adjusted to ccommodate conservancy and utilization objectives. The objective of the research is to design management model of reef fisheries in KNP. Selection of leading fish product was conducted by implementing comparative performance index. Potency of reef fish resources was performed by using bio-economic model. Optimization number of fishing gear is performed by using LGP. Feasibility study for fishery business was conducted with R/C, ROI, PP, NPV, B/C, and IRR criteria. Policy and institutional for capture  fisheries was conducted by using institutional analysis. The result shows the leading fish from reef fish is jack trevallies and yellow tail; reef fish potency is 174.225,68 kg/year; the fishing technology for reef fish are hand line  (1.412 units) and traps  (102 units);  hand line, fish trap, and muroami  are  competent to develop  continuously in KNP area; the policy of reef fisheries need to coordinate between stakeholders and institutions  to gain optimal management; the institutional that involve in management are fishermen group, BTNKJ, DKP, NGO, fisherman’s business group, and educational institutions.
The Economic Benefits of Karimunjawa National Park Ririn Irnawati; Domu Simbolon; Budy Wiryawan; Bambang Murdiyanto; Tri Wiji Nurani
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v2i2.25

Abstract

Karimunjawa National Park (KNP) inhabited mostly by fishery household, surrounds by 111.625 ha of waters. Protected area such as national park can essentially provide benefits for the survival of humans and other ecosystems. Economic valuation studies as one of the basic management becomes extremely important to be done to understand the extent of KNP provide benefit either directly or indirectly. These benefits should be assessed in economic value that management policy input can be done comprehensively. The objective of the research is to to assessing the economic benefit of KNP. Value of the economic benefits of KNP is Rp 53 Billion. Fishing activities contribute to the value of Rp. 30, 51 M (57.52%), tourism activities Rp. 11.28 M (21.26%) and ecosystem Rp. 11.26 M (21.22%).These value is benefit value and also opportunity cost if KNP ecosystem damage, the minimum economic loses to be borne by society.Keyword: economic valuation, Karimunjawa National Park
PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR Regi Fiji Anggawangsa; Bambang Murdiyanto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.282 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.6.2009.323-330

Abstract

Rawai tegak merupakan salah satu alat penangkap ikan yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan layur (Trichiurus sp.). Pengembangan metode dan teknologi dalam unit penangkapan rawai tegak ini sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, salah satunya adalah dengan modifikasi mata pancing. Mata pancing yang digunakan nelayan rawai tegak adalah mata pancing tunggal. Selain mata pancing tunggal terdapat juga berbagai jenis mata pancing, salah satunyaadalah mata pancing ganda yang dipasang berangkai. Penelitian ini dilakukan di perairan Pelabuhanratu, Jawa Barat dengan menggunakan dua jenis rawai sebagai perlakuan yaitu rawaiyang menggunakan mata pancing tunggal dan rawai yang menggunakan mata pancing ganda yang dipasang berangkai. Kedua rawai tersebut terdiri atas 10 tali cabang yang diujungnya terdapat mata pancing. Mata pancing yang digunakan adalah mata pancing No.9 untuk mata pancing tunggal dan No.9 dan 12 untuk mata pancing ganda. Berdasarkan pada hasil uji peringkat bertanda Wilcoxon didapatkan perbedaan yang nyata antara hasil tangkapan rawai yang menggunakan mata pancingtunggal dan rawai yang menggunakan mata pancing ganda. Rawai yang menggunakan mata pancing ganda menghasilkan hasil tangkapan yang lebih baik dibandingkan rawai yang menggunakan mata pancing tunggal.
Pengaruh Sirip Peredam terhadap Stabilitas Kapal Pengangkut Ikan Hidup Yopi Novita; Budhi H. Iskandar; Bambang Murdiyanto; Budy Wiryawan; Hariyanto Hariyanto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 17, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.9937

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengaruh pemasangan sirip peredam terhadap stabilitas kapal yang dilengkapi dengan palka bersirip peredam. Metode penelitian dilakukan dengan cara simulasi numeric dan dianalisis secara numeric-comparative. Dari hasil kajian diketahui bahwa keberadaan sirip peredam mampu mengurangi penurunan nilai lengan penegak (righting arm, GZ ), sudut oleng kapal pada saat menghasilkan lengan penegak maksimal (aGZ maks), initial GM dan peningkatan nilai rolling period.Penelitian ini mengkaji pengaruh pemasangan sirip peredam terhadap stabilitas kapal yang dilengkapidengan palka bersirip peredam. Metode penelitian dilakukan dengan cara simulasi numeric dan dianalisissecara numeric-comparative. Dari hasil kajian diketahui bahwa keberadaan sirip peredam mampumengurangi penurunan nilai lengan penegak (righting arm, GZ ), sudut oleng kapal pada saat menghasilkanlengan penegak maksimal (aGZ maks), initial GM dan peningkatan nilai rolling period.