Harsritanto, Bangun Indrakusumo Radityo
(Scopus ID: 57200289902), Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MAKNA TATA LETAK TIGA KELENTENG TERHADAP PECINAN PASAR LAMA DI KOTA TANGERANG (KELENTENG BOEN TEK BIO, BOEN SAN BIO DAN BOEN HAY BIO) Syoufa, Ade; Purwanto, Edi; Harsritanto, Bangun Indrakusumo Radityo; Hasan, Raziq
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2019.v18i2.2632

Abstract

Pecinan Pasar Lama merupakan permukiman yang menjadi cikal bakal dari kota Tangerang. Etnis Tionghoa masuk ke wilayah Tangerang tahun 1407 yang dipimpin oleh Tje Tje Lung.  Perjanjian dengan Sanghyang Anggalarang menjadikan etnis Tionghoa mendapat sebidang tanah di sebelah timur sungai Cisadane yaitu Teluk Naga. Kedatangan etnis Tionghoa berikutnya pada saat terjadi pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia, oleh pemerintah VOC disebar permukimannya dibeberapa wilayah Tangerang. Pecinan Pasar Lama yang terletak dilekukan sungai Cisadane, sekilas terlihat sama dengan pecinan lainnya yang berada di pinggir sungai. Namun pecinan Pasar Lama menjadi berbeda dengan adanya dua kelenteng pelengkap dari kelenteng Boen Tek Bio, yaitu Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang memberikan makna bagi pecinan tersebut. Untuk mengetahui makna kelenteng–kelenteng tersebut bagi pecinan Pasar Lama maka diperlukan penggalian sejarah, budaya dan religi etnis Tionghoa. Penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tata letak tiga kelenteng tua Boen Tek Bio, Boen San Bio dan Boen Hay Bio di kota Tangerang terhadap pecinan Pasar Lama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi, yaitu menguraikan sejarah dan budaya etnis Tionghoa di pecinan Pasar Lama dan tiga kelenteng tua tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa pecinan Pasar Lama terbentuk dari pengharapan leluhur etnis Tionghoa sebelumnya yang menginginkan kemakmuran, keberuntungan dan pelestarian generasinya di tanah Tangerang ini, sedangkan makna dari tiga kelenteng yaitu, pengharapan leluhur etnis Tionghoa untuk etnis Tionghoa yang tinggal di pecinan pasar lama menjadi orang–orang yang memiliki keberuntungan, kemakmuran terbebas dari malapetaka dan memiliki nilai–nilai kebajikan yang setinggi gunung dan seluas samudera.
RITME DAN KESATUAN PADA FASADE BANGUNAN UTAMA BERSEJARAH (KAWASAN BENTENG KOTA LAMA SEMARANG) Deni Wahyu Setiawan; Agung Budi Sardjono; Raden Siti Rukayah; Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v10i1.004

Abstract

Kawasan Benteng Kota Lama Semarang merupakan peninggalan sejarah kolonial yang bangunannya terbentuk melalui beberapa periode masa. Pembangunan yang tidak bersamaan tersebut ternyata tidak membuat tampilan fasade bangunan yang berada dalam Kawasan Benteng Kota Lama berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa ada ritme dan kesatuan fasade yang membuat kawasan bersejarah ini. Metode yang digunakan adalah kajian literatur, dan analisa fasade bangunan utama di Kawasan ini secara deskriptif. Temuan signifikan pada fasade semua bangunan dominan adalah adanya ritme beberapa elemen fasade yang mirip sehingga tercipta kesatuan vista.  Inner fortress area of Kota lama Semarang is one of western colony heritage in Indonesia. The process of Kota Lama’s Urban Development did not happened in a period of time. Even though the developments various, the key buildings in this heritage area still form the similar façade theme. This research purpose is to describe the rhythm and unity of Kota Lama’s key building façade. The result shown that most of façade element on the key buildings keep similar rhythm which bring visual unity of this area   
Strategi Pembelajaran dalam Kelas Pemrograman Arsitektur Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto; Hermin Werdiningsih; Satrio Nugroho
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i1.48

Abstract

Proses pembelajaran kelas dalam pendidikan arsitektur mengalami perubahan dan perkembangan pada tiap semesternya. Perkembangan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang sedang terjadi di dunia. Pendekatan afektif, kognitif, psikomotorik pada proses pembelajaran memerlukan pemrograman berupa rencana pembelajaran semester maupun rencana pengembangan kurikulum ke depannya. Tidak terkecuali mata kuliah yang mengajarkan tentang pemrograman dalam dunia arsitektur itu sendiri. Riset tentang proses pembelajaran kelas ini bertujuan untuk memaparkan tentang strategi pembelajaran kelas (berupa harapan kuliah, metode pembelajaran dan tindakan penilaian) yang dilakukan selama 2 (dua) tahun oleh penulis sehingga temuan dan hasil riset ini dapat digunakan untuk perbaikan dan model pembelajaran dalam kelas pendidikan arsitektur. Metode pembahasan deskriptif dari hasil kuesioner dan wawancara digunakan pada penelitian ini. Hasil riset ini menemukan bahwa adanya ketidaksiapan mahasiswa untuk menjalani pendidikan arsitektur dan rendahnya standar penulis dalam memprogram perkuliahan selama ini.
Tipologi Rumah Kampung Gandekan Kota Semarang Gregorius Gravido Praha Prayogo; Edward Endrianto Pandelaki; Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto
RUAS Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : RUAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.5

Abstract

Gandekan has an interesting problem to be used as an object of research due to its own uniqueness as one of the urban villages which is related to the history of the city of Semarang, while on the other hand, it is currently facing various problems both socially, economically and culturally. As time progresses, the historic Gandekan old houses began to be marginalized due to the foreign culture that entered the city of Semarang. The typology or characteristics of these houses are beginning to disappear based on field studies of old houses in the village of Semarang. So that, the field studies and grouping characteristics of the buildings were carried out to answer the research, in hope that the characteristics of the old house of the Gandekan village community can be preserved in the midst of cultural development.
Tipologi Rumah Kampung Gandekan Kota Semarang Gregorius Gravido Praha Prayogo; Edward Endrianto Pandelaki; Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto
RUAS Vol. 20 No. 2 (2022)
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2022.020.02.5

Abstract

Gandekan has an interesting problem to be used as an object of research due to its own uniqueness as one of the urban villages which is related to the history of the city of Semarang, while on the other hand, it is currently facing various problems both socially, economically and culturally. As time progresses, the historic Gandekan old houses began to be marginalized due to the foreign culture that entered the city of Semarang. The typology or characteristics of these houses are beginning to disappear based on field studies of old houses in the village of Semarang. So that, the field studies and grouping characteristics of the buildings were carried out to answer the research, in hope that the characteristics of the old house of the Gandekan village community can be preserved in the midst of cultural development.
A study of secure communication scheme in MQTT: TLS vs AES cryptography Favian Dewanta; Baiq Yuniar Yustiarini; Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto
JURNAL INFOTEL Vol 14 No 4 (2022): November 2022
Publisher : LPPM INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/infotel.v14i4.807

Abstract

The Internet of Things (IoT) technology requires low latency communications. One of the lightweight protocols in the IoT is the MQTT protocol. However, the MQTT protocol is not equipped with the appropriate security mechanism. As a consequence, the MQTT messages are easily eavesdropped and modified by the attackers. This research studies the use of AES cryptography-based communication scheme against the TLS-based communication scheme, which can be used to create end-to-end secure communication channels from the MQTT publishers to the MQTT subscribers. Experimental results show that the TLS-based communication scheme possess the highest cost in terms of communication delay and network cost among all schemes in the experiment. Eventually, the AES-based MQTT communication scheme is more appropriate for IoT environments because of its communication delay and network cost, which are considerably equal to the plaintext-based MQTT communications.