Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

The Risk Matrix of Occupational Health and Safety on Cleaning Service Occupation in Universitas X Ponorogo Aisy Rahmania
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 7 No 1 (2023): Medical Technology and Public Health Journal March 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v7i1.3591

Abstract

The risk matrix can be discovered by first identifying the hazards at the work stages. The cleaning service occupation has a risk of hazards during work. Cleaning service occupation becomes a job which often intersects with biological, ergonomic, physical, chemical and psychological hazards. If these hazards are not handled properly, they can cause work accidents, illness and even fatality. Identifying hazards at work is the initial stage before conducting risk assessment and mapping. The study aims to map the level of risk  in the cleaning service occupation. The study used a quantitative analytical method with an observational approach. Data was collected by doing observation and filling out Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) form. The result reveals several levels of risk appearing in the risk matrix for cleaning service employees. Most of the risk matrix levels seen in the cleaning service occupation are "high risk", and "moderate risk" appears in a small percentage. According to the result, the recommended actions are controlling the hazard through repairing work tools followingthe physiology of cleaning service workers, providing periodic recess on each work shift, socializing regarding the nature and types of materials and how to handle chemicals properly, and providing appropriate PPE facilities for the type of activity occupation.
Edukasi Kesehatan 1000 HPK Melalui Pendidikan Gizi Ibu Hamil Kartika Pibriyanti; Farida Yulianawati; Ade Susila Cahyani; Ashifa Purnama Sari; Asyun Bilqis Habiba; Desy Aulia Qudsy; Dewi Sukowati; Raudhatun Naimah; Lulu Luthfiya; Enik Akhiriana; Dian Afif Arifah
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i3.6144

Abstract

Stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi pada saat 1000 Hari Pertama Kelahiran Hidup. Salah satu cara pencegahan dengan pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Pemahaman ibu atau calon ibu mengenai gizi merupakan proses awal dalam perubahan perilaku peningkatan status gizi. Tujuan kegiatan adalah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan pengetahuan dan kemampuan penerapan kesehatan dan gizi keluarga. Sehingga nantinya anak memiliki status gizi baik dan tidak terjadi stunting. Metode yang digunakan adalah edukasi menggunakan media video dan leaflet pada dua kelompok ibu hamil. Satu kelompok sebanyak 20 ibu hamil. Pengukuran tingkat pengetahuan dengan kuesioner berisi 20 pertanyaan. Pretest diberikan sebelum kegiatan edukasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan sebelum edukasi, dan setelahnya diberikan posttest untuk mengukur perubahan pengetahuan. Hasil yang diperoleh adanya perubahan signifikan pengetahuan pada kelompok ibu hamil yang di edukasi dengan video maupun yang di edukasi dengan media leaflet. Terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok yang diberi edukasi dengan media video dan kelompok yang diberi edukasi leaflet dengan rerata pengetahuan kelompok yang diberikan edukasi media video lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pengetahuan kelompok yang diberikan edukasi media leaflet. Simpulan penanggulangan masalah stunting harus dimulai dari sebelum anak dilahirkan dan bahkan sejak remaja untuk dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan. Pemberian edukasi kepada ibu hamil terkait 1000 HPK dapat menjadi salah satu cara pencegahan kejadian stunting untuk anak-anak pada periode yang akan datang
Description Of Risk Factors For Musculoskeletal Disorders In Workers In The Home Industry Drinking Water Darussalam Gontor Ponorogo Ani Asriani Basri; Praja Satriamukti; Ratih Andhika Akbar Rahma; Dian Afif Arifah
Saintika Medika Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol19.SMUMM1.26091

Abstract

Background: Home Industry Air Minum Darussalam (AMIDAS) Gontor is the only industry that produces mineral water located in Ponorogo, East Java managed by the business unit Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. In general, the production process at AMIDAS Gontor is divided into three main activities; packaging, warehousing, and shipping. The three main activities of this work are still done manually by workers, so workers doing repetitive movements or incorrect work postures can pose a risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). Objectives: This study aims to describe the MSDs factor among workers in the Air Minum Darussalam (AMIDAS) Gontor household industry. Research Methods: This research is descriptive research. The population in this study is all workers in the Air Minum Darussalam (AMIDAS) Gontor who require 25 people with data collection techniques using the Quick Exposure Check (QEC) questionnaire and the Nordic Body Map (NBM) instrument.Results: The measurement results of the work posture describe related to the risk of MSDs showed that workers in the Air Minum Darussalam (AMIDAS) Gontor household industry majority as many as 7 people with a percentage (28%) experienced high complaints that received a level 4 action score. In addition, workers have experienced 12 minor complaints (48%), 5 moderate complaints (20%), and 8 high complaints (32%). The average complaints of MSDs in workers in the Home Industry Air Minum Darussalam (AMIDAS) Gontor the majority of which experienced high complaints are found on the back (65%), compared to the lowest complaints found in the left ankle (38%). Conclusion: To overcome the problem of work posture that occurs, it is recommended that the manager or manager of the company provide hand pallets so that they can be used to facilitate workers in doing their jobs, as well as implement a rolling system for workers. Keywords:Work posture, QEC, NBM, AMIDAS Gontor
Edukasi Kesehatan 1000 HPK Melalui Pendidikan Gizi Ibu Hamil Kartika Pibriyanti; Farida Yulianawati; Ade Susila Cahyani; Ashifa Purnama Sari; Asyun Bilqis Habiba; Desy Aulia Qudsy; Dewi Sukowati; Raudhatun Naimah; Lulu Luthfiya; Enik Akhiriana; Dian Afif Arifah
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i3.6144

Abstract

Stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi pada saat 1000 Hari Pertama Kelahiran Hidup. Salah satu cara pencegahan dengan pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Pemahaman ibu atau calon ibu mengenai gizi merupakan proses awal dalam perubahan perilaku peningkatan status gizi. Tujuan kegiatan adalah pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan pengetahuan dan kemampuan penerapan kesehatan dan gizi keluarga. Sehingga nantinya anak memiliki status gizi baik dan tidak terjadi stunting. Metode yang digunakan adalah edukasi menggunakan media video dan leaflet pada dua kelompok ibu hamil. Satu kelompok sebanyak 20 ibu hamil. Pengukuran tingkat pengetahuan dengan kuesioner berisi 20 pertanyaan. Pretest diberikan sebelum kegiatan edukasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan sebelum edukasi, dan setelahnya diberikan posttest untuk mengukur perubahan pengetahuan. Hasil yang diperoleh adanya perubahan signifikan pengetahuan pada kelompok ibu hamil yang di edukasi dengan video maupun yang di edukasi dengan media leaflet. Terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok yang diberi edukasi dengan media video dan kelompok yang diberi edukasi leaflet dengan rerata pengetahuan kelompok yang diberikan edukasi media video lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pengetahuan kelompok yang diberikan edukasi media leaflet. Simpulan penanggulangan masalah stunting harus dimulai dari sebelum anak dilahirkan dan bahkan sejak remaja untuk dapat memutus rantai stunting dalam siklus kehidupan. Pemberian edukasi kepada ibu hamil terkait 1000 HPK dapat menjadi salah satu cara pencegahan kejadian stunting untuk anak-anak pada periode yang akan datang