Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Potential of Endophytic Bacterial to Control Lesion Nematode Pratylenchus brachyurus) on Patchouli RITA HARNI; ABDUL MUNIF; SUPRAMANA SUPRAMANA; IKA MUSTIKA
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 14 No. 1 (2007): March 2007
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.874 KB) | DOI: 10.4308/hjb.14.1.7

Abstract

Root lesion nematode (Pratylenchus brachyurus) is one of the most important pathogens of patchouli that caused significant losses. Studies on the potential of endophytic bacterial to control P. brachyurus on patchouli had been conducted. To evaluate the effectiveness of endophytic bacterial against to P. brachyurus on patchouli, nine isolates of bacteria ( NJ2, NJ25, NJ41, NJ46, NJ57, NA22, ERB21, ES32, and E26) were applied by deeping root seedling into bacterial suspension. A study of the physiological characteristics of nine isolates was conducted by using specific medium. The results showed that endophytic bacterial was significantly reduced the population of P. brachyurus and all isolates bacterial promoted growth of patchouli (shoot weight, root weight, and root length). Four isolates, i.e. Bacillus NJ46, Bacillus Na22, Bacillus NJ2, and Bacillus NJ57 were among the potential control agents that reduced nematode populations as much as 68.1-73.9%. Almost all of the isolated bacteria from patchouli roots were able to solubilizing phosphate, while some of them had the ability to produce chitinase, cellulase, protease, HCN, and fluorescency. Key words: endophytic bacterial, Pratylenchus brachyurus, Pogostemon cablin, patchouli, nematode, biological control
KETAHANAN BEBERAPA NOMOR DAN VARIETAS NILAM TERHADAP NEMATODA PELUKA AKAR Pratylenchus brachyurus (GODFREY) Rita Harni; Ika Mustika; Hobir Hobir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Nematoda peluka akar (Pratylenchus brachyurus Godfrey) adalah nematoda parasit yang dapat menimbulkan kerugian hasil cukup besar pada tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) di Indonesia. Cara yang paling efektif dan ekonomis dalam menanggulangi penyakit adalah dengan menggunakan varietas tahan. Pengujian ketahanan beberapa nomor dan va-rietas nilam terhadap nematoda peluka akar P. brachyurus telah dilakukan di Laboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor, tahun 2000-2002. Pe-nelitian menggunakan Rancangan Acak Leng-kap dengan 3 ulangan, masing-masing perlaku-an di tanam 30 tanaman. Bahan tanaman yang digunakan adalah setek nilam satu ruas yang ditanam di dalam pot berisi 2 kg tanah dan pa-sir steril (2 : 1). Dua minggu setelah tanam, ta-naman diinokulasi dengan 500 ekor P. bra-chyurus/pot. Dua bulan setelah inokulasi ta-naman dibongkar, diamati pertumbuhan tanam-an dan populasi nematoda. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa semua nomor dan varie-tas yang diuji terinfeksi oleh P. brachyurus de-ngan tingkat kerusakan bervariasi antara 6,45 - 83,51%. Dari 22 nomor dan varietas nilam yang diuji diperoleh empat nomor yang agak tahan terhadap P. brachyurus yaitu nomor/ varietas yaitu 25,11a, 23 dan Cirateun, sedang-kan nomor dan varietas yang lain termasuk pada kelompok rentan dan sangat rentan. 
MEKANISME BAKTERI ENDOFIT MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA TANAMAN NILAM Rita Harni; Supramana Supramana; Meity S. Sinaga; Giyanto Giyanto; Supriadi Supriadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n1.2012.%p

Abstract

Beberapa jenis bakteri endofit telah diketahui potensinya sebagai agens hayati terhadap nematoda parasit P. brachyurus pada tanaman nilam. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mekanisme pengendalian dari beberapa bakteri endofit terhadap P. brachyurus pada tanaman nilam. Setek nilam berumur satu bulan diperlakukan dengan bakteri endofit Achromobacter xylosoxidans TT2, Bacillus subtilis NJ57, Alcaligenes faecalis NJ16, Bacillus cereus MSK, dan Pseudomonas putida EH11 dengan metode split root system (sebagi-an akar diinokulasi dengan bakteri endofit (populasi 109/pot), dan bagian lainnya diinokulasi dengan P. brachyurus (100 ekor/pot). Penelitian mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) enam per-lakuan dengan tujuh ulangan. Peng-amatan dilakukan terhadap populasi nematoda yang mempenetrasi akar, kadar asam salisilat, fenol, dan peroksidase. Kadar asam salisilat, fenol, indol acetic acid dan peroksidase pada tanaman dianalisis menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meka-nisme kerja bakteri endofit dalam mengendalikan P. brachyurus adalah dengan menginduksi ketahanan tanaman dengan peningkatan produksi senyawa kimia penginduksi ketahanan seperti asam salisilat, peroksidase dan fenol oleh bakteri endofit A. xylosoxidans TT2, A. faecalis NJ16 dan P. putida EH11. Di samping itu, bakteri endofit juga dapat memicu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan indole acetic acid terutama pada perlakuan dengan Bacillus cereus MSK. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi beragam jenis bakteri endofit yang berbeda mekanisme kerja-nya tersebut perlu dilakukan secara ber-samaan untuk mendapatkan pengendali-an yang optimal.
Pengaruh Infestasi Pratylenchus brachyurus, Meloidogyne incognita dan Radhopulus Similis Pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Rita Harni; Ika Mustika
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v11n2.2000.47-55

Abstract

PROSPEK PENGGUNAAN BAKTERI ENDOFIT UNTUK PENGENDALIAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA RITA HARNI
Perspektif Vol 13, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v13n1.2014.%p

Abstract

ABSTRAKNematoda  peluka  akar  (Pratylenchus  brachyurus)  pada nilam  merupakan  masalah  utama  yang  dihadapi  oleh petani  di  Indonesia  terutama  di  daerah­daerah  sentra produksi nilam seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Beberapa teknik pengendalian telah dilakukan, seperti penggunaan nematisida, kultur teknis, dan penambahan bahan organik ke dalam tanah belum efektif mengendalikan patogen tersebut. Pengendalian biologi menggunakan  bakteri  endofit  merupakan  salah  satu komponen  pengendalian  P.  brachyurus  yang  cukup menjanjikan karena sebagai agens biokontrol, penginduksi  ketahanan  dan  pemacu  pertumbuhan tanaman.  Bakteri  endofit  dapat  diisolasi  dari  semuabagian  tanaman  terutama  akar.  Kerapatan  populasi bakteri  endofit  dari  akar  nilam  adalah  2,3x102 ­6,0x105 cfu/g  berat  basah  akar.  Kerapatan  populasi  sangat dipengaruhi oleh varietas dan teknik budidaya. Populasi bakteri endofit lebih banyak ditemukan pada tanaman nilam  yang  dibudidayakan  secara  organik  dibanding budidaya  non  organik.  Bakteri  endofit  mengkolonisasi epidermis,  kortek  dan  jaringan  inter  dan  intraseluler akar nilam.  Mekanisme  bakteri endofit dalam menekan nematoda P. brachyurus adalah menginduksi ketahanan dengan  peningkatan  asam  salisilat,  peroksidase,  dan senyawa  fenol  dan  mengkolonisasi  epidermis  sel  akar. Bakteri  endofit  sebagai  biokontrol  nematoda  dapat menekan penetrasi, reproduksi, dan populasi nematoda di dalam akar nilam sebesar 54,8­70,6%. Di samping itu bakteri endofit juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman  nilam  dengan  meningkatkan  produksi  terna nilam sebesar 37,86­84,71%.Kata kunci:  nilam,  Pratylenchus  brachyurus,  bakteri endofit, pengendalian Prospects for use Endophytic Bacteria Cotrolling Nematodes Pratylenchus brachyurus Plant Nilam ABSTRACTRoot  lesion  nematode  (Pratylenchus  brachyurus)  is  an important pathogen of patchouli in Indonesia and causes significant  losses  at  several  main  patchouli  central productions  such  as  Aceh,  North  Sumatra,  West Sumatra,  Bengkulu,  West  Java  and  Central  Java.  Some control  measures,  i.e.  nematicides,  cultural  practices, and  organic  matter  amendment,  have  not  given satisfactory result in managing nematode population in the  field. Biocontrol  approach  by  using  endophytic bacteria  is  promising  component  to  control  nematode, since such bacteria, also promote plant  growth, through production  of  phitohormones  and    enhance  nutrient availability. Endophytic bacteria can be isolated enhance from  all  parts  of  the  plant,  especially  the  roots. Population density of  endophytic bacteria on  patchouli root  is  2.3 x102 ,  6,0x105  cfu  /  g  wet  fresh  of  roots. Population  density  of  endophytic  bacterial  is  strongly influenced  by  varieties  and  cultivation  techniques, populations of endophytic bacteria are more common in atchouli  plants  organically  grown  compared  to  non­organic  farming.  Endophytic  bacterial  colonized  the epidermis,  cortexs,  inter­and  intracellular  root  tissues. The  mechanism  of  endophytic  bacteria  in  suppressing nematode P. brachyurus was induced resistance, with an increase  in  salicylic  acid,  peroxidase  and  phenol compounds and colonize root epidermal cells. Endophytic  bacterial  as  biocontrol  nematodes  may suppress  penetration,  reproduction,  and  population  of nematodes  in  the  roots  of  patchouli  is  54.8  to  70.6%.  Besides endophytic bacteria also can increase the growth and production  of patchouli from 37.86 to 84.71%.Keyword :  patchouli,  Pratylenchus  brachyurus,  bacterial          endophytes, control
PERANAN AGENS HAYATI DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH PADA TANAMAN KARET The Role Of Biocontrol Agents To Control White Root Disease In Rubber Widi Amaria; Khaerati Khaerati; Rita Harni
Perspektif Vol 18, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v18n1.2019.52-66

Abstract

Penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus merupakan penyakit penting pada tanaman karet (Hevea brasiliensis). Daerah serangan cukup luas dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai 1,8 trilliun rupiah. R. microporus merupakan patogen tular tanah yang menginfeksi mulai pembibitan sampai tanaman dewasa di lapang melalui proses mekanis dan enzimatis. Patogen R. microporus menginfeksi Rhizomorf R. microporus cepat berkembang dan mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah. Pengendalian dengan menggunakan fungisida kimia secara terus menerus dapat mengganggu kestabilan lingkungan. Upaya mengurangi dampak negatif tersebut, dilakukan melalui penerapan teknologi pengendalian hayati dengan pemanfaatan agens hayati. Keunggulan penggunaan agens hayati antagonis adalah mudah berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan, mengurangi inokulum patogen, mudah didapatkan dan diperbanyak, serta aman untuk lingkungan. Agens hayati antagonis yang telah digunakan untuk mengendalikan penyakit JAP, antara lain dari kelompok jamur Trichoderma, Hypocrea, Aspergillus, Chaetomium, Botryodiplodia, Penicillium, Paecilomyces, dan Eupenicillium, kelompok bakteri adalah Bacillus dan Pseudomonas, serta kelompok aktinobakteri dari marga Streptomyces. Mekanisme agens hayati menekan infeksi R. microporus dengan kompetisi, antibiosis, hiperparasitisme, dan lisis. Keefektifan dan kestabilan agens hayati perlu diformulasi dalam bentuk biofungsida dengan menggunakan bahan pembawa dan tambahan tertentu. Keberhasilan aplikasi biofungisida sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan pH. Selain itu, juga didukung oleh komponen budi daya tanaman, seperti penggunaan pupuk organik, dan sanitasi lingkungan dengan pemusnahan sumber inokulum.  ABSTRACT White root disease (WRD) caused by Rigidoporus microporus is an important disease in rubber (Hevea brasiliensis). The area of attack was quite extensive and caused economic losses up to 1.8 trillion rupiahs. R. microporus is a soil-borne pathogen that infects from seedlings to mature plants in the field through mechanical and enzymatic processes. Rhizomorph able to spreads and survives for years in the soil. Control using chemical fungicides continuously affects the environment stability. The efforts to reduce are conducted through the application of biological control technology with the use of antagonistic biological agents. The benefits of antagonistic biological agents include: easy to develop and adapt to the environment, reducing pathogen inoculum, easily obtained and reproduced, and safe for the environment. The antagonistic biological agents to control WRD include fungus: Trichoderma, Hypocrea, Aspergillus, Chaetomium, Botryodiplodia, Penicillium, Paecilomyces, Eupenicillium, bacteria: Bacillus and Pseudomonas, and actinobacteria: Streptomyces. The mechanism of biological agents that suppress R. microporus infections with the competition, antibiosis, hyperparasitism, and lysis. The effectiveness and stability of biological agents need to be formulated into biofungicide using carriers and additives. The successful application of biofungicide is strongly influenced by environmental factors such as temperature, humidity, and pH. It is also supported by the cultivation techniques and environmental sanitation, including inoculum source. 
Pengaruh Infestasi Pratylenchus brachyurus, Meloidogyne incognita dan Radhopulus Similis Pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Rita Harni; Ika Mustika
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v11n2.2000.47-55

Abstract

KETAHANAN BEBERAPA NOMOR DAN VARIETAS NILAM TERHADAP NEMATODA PELUKA AKAR Pratylenchus brachyurus (GODFREY) Rita Harni; Ika Mustika; Hobir Hobir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Nematoda peluka akar (Pratylenchus brachyurus Godfrey) adalah nematoda parasit yang dapat menimbulkan kerugian hasil cukup besar pada tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) di Indonesia. Cara yang paling efektif dan ekonomis dalam menanggulangi penyakit adalah dengan menggunakan varietas tahan. Pengujian ketahanan beberapa nomor dan va-rietas nilam terhadap nematoda peluka akar P. brachyurus telah dilakukan di Laboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Bogor, tahun 2000-2002. Pe-nelitian menggunakan Rancangan Acak Leng-kap dengan 3 ulangan, masing-masing perlaku-an di tanam 30 tanaman. Bahan tanaman yang digunakan adalah setek nilam satu ruas yang ditanam di dalam pot berisi 2 kg tanah dan pa-sir steril (2 : 1). Dua minggu setelah tanam, ta-naman diinokulasi dengan 500 ekor P. bra-chyurus/pot. Dua bulan setelah inokulasi ta-naman dibongkar, diamati pertumbuhan tanam-an dan populasi nematoda. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa semua nomor dan varie-tas yang diuji terinfeksi oleh P. brachyurus de-ngan tingkat kerusakan bervariasi antara 6,45 - 83,51%. Dari 22 nomor dan varietas nilam yang diuji diperoleh empat nomor yang agak tahan terhadap P. brachyurus yaitu nomor/ varietas yaitu 25,11a, 23 dan Cirateun, sedang-kan nomor dan varietas yang lain termasuk pada kelompok rentan dan sangat rentan. 
MEKANISME BAKTERI ENDOFIT MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA TANAMAN NILAM Rita Harni; Supramana Supramana; Meity S. Sinaga; Giyanto Giyanto; Supriadi Supriadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n1.2012.%p

Abstract

Beberapa jenis bakteri endofit telah diketahui potensinya sebagai agens hayati terhadap nematoda parasit P. brachyurus pada tanaman nilam. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mekanisme pengendalian dari beberapa bakteri endofit terhadap P. brachyurus pada tanaman nilam. Setek nilam berumur satu bulan diperlakukan dengan bakteri endofit Achromobacter xylosoxidans TT2, Bacillus subtilis NJ57, Alcaligenes faecalis NJ16, Bacillus cereus MSK, dan Pseudomonas putida EH11 dengan metode split root system (sebagi-an akar diinokulasi dengan bakteri endofit (populasi 109/pot), dan bagian lainnya diinokulasi dengan P. brachyurus (100 ekor/pot). Penelitian mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) enam per-lakuan dengan tujuh ulangan. Peng-amatan dilakukan terhadap populasi nematoda yang mempenetrasi akar, kadar asam salisilat, fenol, dan peroksidase. Kadar asam salisilat, fenol, indol acetic acid dan peroksidase pada tanaman dianalisis menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meka-nisme kerja bakteri endofit dalam mengendalikan P. brachyurus adalah dengan menginduksi ketahanan tanaman dengan peningkatan produksi senyawa kimia penginduksi ketahanan seperti asam salisilat, peroksidase dan fenol oleh bakteri endofit A. xylosoxidans TT2, A. faecalis NJ16 dan P. putida EH11. Di samping itu, bakteri endofit juga dapat memicu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan indole acetic acid terutama pada perlakuan dengan Bacillus cereus MSK. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi beragam jenis bakteri endofit yang berbeda mekanisme kerja-nya tersebut perlu dilakukan secara ber-samaan untuk mendapatkan pengendali-an yang optimal.
Pengendalian penyakit busuk buah kakao menggunakan Trichoderma dan pupuk Kalium Sunjaya Putra; Yulius Ferry; Rita Harni
Kultivasi Vol 21, No 2 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i2.36807

Abstract

AbstrakKerugian akibat serangan penyakit busuk buah kakao (BBK) mencapai 40-100%, produktivitas hanya 669,9 kg/ha/tahun. Upaya pengendalian dapat dilakukan melalui penggunaan cendawan antagonis Trichoderma dan peningkatan dosis pupuk Kalium. Penelitian bertujuan menguji efektivitas Trichoderma viride dan pupuk K dalam mengendalikan penyakit BBK. Penelitian dilakukan pada Januari sampai Desember 2019 di kebun kakao rakyat (Klon CSA 6) berumur 10 tahun dengan tanaman pelindung Gliricidia sp.  Desa Suka Bandung, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Macam perlakuan yaitu fungisida Trichoderma viride, fungisida kimia (mancozeb), pupuk KCl 100 g/phn, dosis KCl 110 g/phn, dosis KCl 125 g/phn, Trichoderma + KCl 100 g/phn,  Trichoderma + KCl 110 g/phn, Trichoderma + KCl 125 g/phn, fungisida kimia + KCl 100 g/phn,  fungisida kimia + KCl 110 g/phn,  fungisida kimia + KCl 125 g/phn, dan  cara petani (tanpa fungisida + KCl 50 g/phn). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan terendah (7,79%), daya hambat penyakit tertinggi (68,84%), dan produksi biji kering mencapai 1.327,86 kg/ha/tahun (166,86%) diperoleh pada penggunaan Trichoderma viride dan pupuk KCl 125 g/pohon. Efektivitas fungisida Trichoderma viride tidak berbeda dibandingkan dengan fungisida  kimia dalam mengendalikan penyakit BBK, dan makin tinggi dosis pupuk K, makin tinggi pula daya hambat terhadap penyakit.Kata Kunci: Busuk buah kakao, pengendalian, pupuk kalium, Trichoderma virideAbstractLosses due to cacao pod rot disease is varied from 40 to 100% leaving the productivity into 669.9 kg per ha per year. To control the disease, Trichoderma and potassium (K) fertilizer are used. The study aimed to test the effectiveness of Trichoderma viride and K fertilizer in controlling cocoa pod rot disease. The study was conducted from January to December 2019 in South Lampung Regency, by using cocoa clone of CSA 6 aged 10 years as plant material. The study used a randomized block design with 12 treatments and 3 replications. The treatment were Trichoderma viride fungicide, chemical fungicide (mancozeb), KCl fertilizer 100 g plant-1, KCl 110 g plant-1, KCl 125 g plant-1, Trichoderma + KCl 100 g plant-1, Trichoderma + KCl 110 g plant-1, Trichoderma + KCl 125 g plant-1, chemical fungicide + KCl 100 g plant-1, chemical fungicide + KCl 110 g plant-1, chemical fungicide + KCl 125 g plant-1, and farmer's method (no fungicide + KCl 50 g plant-1). The results showed that the lowest attack intensity (7.79%), the highest disease inhibition (68.84%), and production reached 1,327.86 kg per haper year (166.86%) was obtained in the combination treatment of Trichoderma viride + KCl 125 g plant-1. The effectiveness to control the disease on the treatment of Trichoderma viride was not different compared to chemical fungicides, and the higher applied dose of K fertilizer, the higher the inhibition against cacao pod rot disease.Keywords: Cocoa pod rot, control, Trichoderma viride, potassium fertilizer