Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CORAK PEMIKIRAN POLITIK RAJA ALI HAJI (1808-1873) Muhammad Lazim
PERADA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1520.425 KB) | DOI: 10.35961/perada.v2i2.43

Abstract

Raja Ali Haji adalah seorang bangsawan Melayu keturunan Bugis. Seorang ulama, pujangga sekaligus negarawan yang paling menonjol dan disegani di Kerajaan Riau-Lingga yang berpusat di Pulau Penyengat pada akhir abad ke-19. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif melalui pendekatan historis yang instrumen pengumpulan datanya menggunakan kajian kepustakaan (library research). Data dalam penelitian ini diambil dari karya-karya Raja Ali Haji yang memiliki fokus tema tentang pemikiran politik. Temuan yang diperoleh menunjukkan sistem politik ideal bagi dunia Melayu dalam pandangan Raja Ali Haji adalah sistem kerajaan yang bersendikan syari’at Islam (theo-monarki). Aktifitasnya sebagai praktisi politik serta matangnya tradisi intelektualitas melalui interaksinya dengan teks-teks klasik dari Al-Ghazâli, Al-Mawardi, dan ulama lainnya memberikan corak etis yaitu corak yang memberikan penekanan terhadap etika pemegang kekuasaan. Tetapi, pada saat yang sama pemikiran politik Raja Ali Haji juga termasuk dalam kategori corak hukum karena mengemukakan teori-teori yang berfokus pada teori legitimasi penguasa dari sudut pandang hukum Islam.
PERENCANAAN DESAIN ALAT BANTU TEMPORARY CLAMP 8” PADA PIPE LINE INDUSTRI MIGAS Zulkarnain Fatoni; Martin Luther KIng; Muhammad Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.701

Abstract

Abstrak: Salah satu bentuk kerusakan pada pipa adalah rusaknya struktur material pipa yang menyebabkan kebocoran akibat kegiatan pihak ketiga / Third Party Damaged. Kegagalan pipa yang menyebabkan kebocoran apabila tidak dengan segera ditanggulangi dapat berakibat pada kerugian Perusahaan hingga pencabutan izin usaha. Berdasarkan rujukan dari Pipeline Research Council International (PRCI) terdapat beberapa metode perbaikan permanen pada pipa yang diakibatkan oleh kebocoran antara lain menggunakan Sleeve Type B, Bolt-On Clamp with Seal dan Hot Tapping (PRCI : Pipeline Repair Manual, 2006). Metode Perbaikan tersebut memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan tingkat kerumitan pengerjaan dan biaya investasi yang beraneka ragam. Bolt-On Clamp with Seal banyak dipilih di Industri Migas Indonesia sebagai metode perbaikan yang praktis. Beberapa product Bolt-On Clamp telah banyak diperjual belikan dipasaran dengan harga yang mahal dan waktu pengiriman yang sangat lama serta memerlukan beberapa persiapan tekniss ebelum proses pemasangannya seperti pembersihan sisa minyak dipermukaan pipa, pengupasan coatin pipa, surface preparation dan lain-lain.Tidak dilakukannya persiapan teknis yang sesuai standar pabrikan dapat menyebabkan tidak maksimalnya kekuatan Bolt On Clamp sesuai dengan tujuan perbaikanya untuk mengembalikan integritas pipa. Mengingat pentingnya menjaga integritas pipa dan meminimalisir kerugian perusahaan sehingga diperlukan improvement terkait metode-metode perbaikan sementara / termporary repair yang efektif sebelum dilakukan permanent repair. Maka dari pada itu perlu adanya rancang bangun suatu model temporary clamp 8” yang dapat mengatasi kebocoran pipe line efektif dan efisien,dengan melalui serangkaian pembuatan desain temporary clamp 8”, perhitungan rancang bangun alat dan pengujian temporay clamp 8”. Kata kunci: penjepit, proses terminologi piping, pipeline, sistem transportasi pipeline
Pengujian Pengaruh Sudut Kemiringan Terhadap Efisiensi Kolektor Surya Pelat Datar Pipa PVC Abdul Muin; Muhammad Lazim; Sudiadi .
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 3 No. 2 Juli 2015
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.007 KB) | DOI: 10.52333/destek.v3i2.186

Abstract

Alat penukar kalor Kolektor Surya (Pelate Collector) bukanlah hal yang baru , kolektor surya sudah sejak lama sudah sering diteliti untuk mencari jenis dan konfigurasi yang lebih efektif dan kompak. Beragam bentuk sistem kolektor surya dirancang untuk dapat beroperasi pada temperatur mulai dari 40oC hingga ke temperatur 100oC. Sistem kolektor surya merupakan sistem penukar kalor yang sederhana dengan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi pemanas. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sudut kemiringan kolektor terhadap efisiensi kolektor. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energi Teknik Mesin Universitas Tridinanti Palembang pada bulan Maret 2013. Sistem dimodelkan berdasarkan persamaan energi surya yang diterima oleh kolektor untuk menentukan besarnya efisiensi kolektor yang dihasilkan dari variasi sudut kemiringan kolektor, 10o, 15o, 20o dan 25o. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa besarnya efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sudut kemiringan kolektor, dimana semakin besar sudut kemiringan kolektor maka semakin besar pula efisiensi kolektor yang dihasilkan, nilai efisiensi secara rata-rata yang terbesar  yaitu pada pengujian sudut kemiringan 25o, nilai efisiensi yang dicapai sebesar 63,68%. Kenaikan efisiensi rata-rata untuk setiap perbedaan kemiringan sudut kolektor 5o, yaitu sebesar 11,06%.Kata kunci: Pelet Kolektor Surya, System Pemanas
Analisa Tegangan Sistem Perpipaan Dengan Menggunakan Metode Grinnell Rita Maria Veranika; Mada gaskar; Muhammad Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 3 No. 1 Januari 2015
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.931 KB) | DOI: 10.52333/destek.v3i1.35

Abstract

Abstrak: Dunia industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yangbegitu pesat menitikberatkan salah satunya pada sektor industri. Didalam sektor industri,pipa digunakan sebagai alat transportasi fluida berupa cairan, gas, endapan dan partikelpartikelhalus.Sebuah sistemperpipaan merupakan suatu interkoneksi dari pipa-pipa, termasuk didalamnyakomponen-komponen dan peralatan-peralatan instalasi. Sistem perpipaan merupakan saranayang sangat penting dan paling sering dipergunakan dalam setiap kasus pemindahan fluida,oleh karena itu bila terjadi kesalahan dalam perancangan sistem perpipaan dan tidak sesuaidengan htyy b1 kode standar yang telah ditetapkan dapat membahayakan jiwa manusia.Kenyataannya banyak kecelakaan fatal sering terjadi, baik itu berupa ledakan, kebakarandan lebih jauh lagi dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan atas investasi instalasiperpipaan tersebut.Untuk itu pada penelitian ini dilakukan analisa tegangan pada sistem perpipaan denganmenggunakan suatu metode yaitu Metode Grinnell. Dari hasil perhitungan dan analisadengan metode Grinnell tersebut didapat tegangan expansi maximum adalah 4512,433 lb/in2, sedangkan tegangan akibat kekuatan tarik/tekan material yang diizinkan adalah 21718,75lb/in2.Kata kunci: sistem perpipaan, tegangan expansi, metode grinnell
ANALISIS KUALITAS CHIP UNTUK BAHAN BAKU PULP (Studi Kasus di PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper) Irnanda Pratiwi; Iskandar Husin; Muhammad Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 1 Januari 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.498 KB) | DOI: 10.52333/destek.v4i1.218

Abstract

Abstrak: Chip merupakan bahan baku untuk pembuatan pulp, sedangkan Log adalah bahan baku untuk pembuatan chip. Chip adalah kayu yang telah dipotong-potong menjadi kecil dengan ukuran dan ketebalan tertentu. Keseragaman dari chip dan produktivitas dari sebuah pabrik pulp tergantung oleh banyak faktor, tetapi kualitas chip adalah faktor yang terpenting. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas Chip dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control). Berdasarkan diagram kontrol individual pada sampel bulan Juni 2015,terjadi penyimpangan proses tak terkendali sehingga diperlukan tindakan analisis serta perbaikan. Sedangkan sampel pada bulan Juli 2015 didapatkan semua data berada dalam batas kendali. Dari hasil analisis data dengan metode Diagram fishbone didapatkan bahwa faktor utama dalam penyebab terjadinya variasi dalam accepted chip adalah faktor bahan baku (Material), tenaga kerja (Man) dan Mesin (Machine).Kata Kunci: Chip, Pulp, Pengendalian Kualitas, Diagram Fishbone
PENGARUH KECEPATAN DAN SIFAT FLUIDA PENDINGIN TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR PADA PENUKAR KALOR SHELL AND TUBE Muhammad Lazim
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 1 No.1 Januari 2013
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.688 KB) | DOI: 10.52333/destek.v1i1.160

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan kecepatan fluida pendingin dan pengaruh sifatfisik fluida pendingin terhadap koefisien perpindahan kalor pada penukar kalor shell and tube. Penelitian dilakukandengan menggunakan tiga macam fluida pendingin, yaitu dengan fluida pendingin air, fluida pendingin air yangditambahan coolant produksi SPC dan fluida pendingin air yang ditambahkan coolant produksi Tiga Berlian.,Penambahan coolant pada air pendingin untuk masing-masing coolant dilakukan dengan dua tahapan, yaitudengan campuran (67 % air + 33 % coolant) dan (50 % air + 50 % coolant). Pada setiap campuran dilakukandengan enam variasi kecepatanAir panas dialirkan melalui tube pada temperatur  60 oC dengan laju aliran 0,1245 kg/s, sedangkanfluida pendingin dialirkan melalui shell (di luar tube) pada temperatur  42 oC dengan 6 variasi laju aliran, yaitu: 0,1012 kg/s; 0,1115 kg/s; 0,1285 kg/s; 0,1390 kg/s; 0,1495 kg/s dan 0,1590 kg/s.Dari hasil penelitian terlihat bahwa alat penukar kalor shell and tube dengan fluida pendingin campuranair dengan coolant pada kondisi yang dipilih mempunyai bilangan Nusselt yang lebih tinggi dari padamenggunakan media pendingin air tanpa campuran coolant. Dan dengan penambahan laju aliran fluida pendinginlaju perpindahan kalor yang terjadi akan meningkat sehingga koefisien perpindahan kalor keseluruhan juga akanmeningkat.Kata Kunci : fluida pendingin, penukar kalor, shell and tube