Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : Atrat: Jurnal Seni Rupa

ASPEK ESTETIKA-EKONOMI SEBAGAI PENDORONG PERKEMBANGAN LUKISAN DI DESA JELEKONG KABUPATEN BANDUNG Cahyana, Agus
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jelekong Village in Bandung Regency is a center of painting industry that produces works in accordance with customers’ needs. This is because paintings are not regarded as medium of painters’ personal expressions. Instead, paintings are valued as craftwork produced to meet market demands. Based on the identification of paintings that have been developed in Jelekong, Jelekong paintings can be classified into nine major themes and five major techniques. By using aesthetics-economy approach which bases on efficiency, competitiveness and price factors, it can be identified that themes of nature, environment and animal are the most desired themes that they are highly produced to meet the customers demands. The influence of aesthetic-economy factor has encouraged Jelekong painters to promote painting material so easily and inexpensively produced that the paintings can be sold with economy price. In terms of technique, Jelekong painters develop easy and efficient methods that can increase the quantity of paintings produced to meet the market demands widely.Keywords: Efficient, Competitiveness, Aesthetics, Economy________________________________________________________________ Desa Jelekong yang terletak di kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra lukisan yang mampu menghasilkan karya yang sesuai dengan minat konsumen. Hal ini disebabkan karena lukisan tidak ditujukan untuk kepentingan ekspresi personal pelukis, tetapi lukisan dianggap sebagai barang kerajinan yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Berdasarkan identifikasi pada karya lukis yang berkembang di Jelekong, maka lukisan Jelekong dapat diklasifikasikan berdasarkan tema menjadi sembilan tema utama dan lima teknik utama. Melalui Pendekatan estetik ekonomi yang berdasarkan pada faktor efisiensi, daya saing, dan harga, maka dapat diidentifikasikan bahwa tema pemandangan alam, suasana dan hewan merupakan tema yang memiliki daya saing paling tinggi sehingga paling banyak diproduksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Pengaruh faktor estetik ekonomi terhadap lukisan Jelekong mendorong para pelukis untuk mengembangkan material lukis yang mudah dan murah untuk diproduksi, sehingga lukisan yang dihasilkan dapat dijual dengan harga yang ekonomis. Sedangkan dari segi teknik dikembangkan metode melukis yang mudah dan efisien sehingga dapat mendorong peningkatan produksi lukisan yang pada akhirnya dapat memenuhi permintaan konsumen secara lebih luas.Kata Kunci: Efisien, Daya Saing, Estetika, Ekonomi
TRANSFORMASI BENTUK TOPENG BEBEGIG SUKAMANTRI DI KABUPATEN CIAMIS Rostika, Ika; Alif, M. Zaini; Cahyana, Agus
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i2.1523

Abstract

Bebegig Sukamantri mask is a mask dance using attributes that come from nature, peculiar to Sukamantri District, Ciamis Regency, West Java. As time goes by, Bebegig Sukamantri mask has undergone changes in terms of its shape which led to shift in values contained in it. This phenomenon is interesting to be studied further. Bebegig Sukamantri mask has transformed its basic model, eye, mouth, nose since 1930 to 2018. It keeps modifying its ornament or color because there has been no standards to be followed. However, the structure of the mask is certain to always be large in size to present scary image by using attributes from nature as the identity of Bebegig Sukamantri mask. Its transformation has taken place due to external and internal factors. The external factors include religion, nature change, technology, economy, whereas internal factors cover innovation or development, needs of identity, imagination and economy. Keywords: transformation, mask, Sukamantri, Bebegig ABSTRAKTopeng Bebegig Sukamantri adalah kesenian tari-tarian menggunakan topeng dengan atribut yang berasal dari alam, khas Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis Jawa Barat.Seiring  berkembangnya zaman, terdapat perubahan bentuk pada topeng Bebegig Sukamantri yang menyebabkan pergeseran pada nilai-nilai yang terkandung dalam topeng tersebut sehingga menarik untuk diteliti. Topeng Bebegig Sukamantri mengalami transformasi pada bentuk dasar, mata, mulut, hidung, pada tahun 1930 sampai 2018 selalu mengalami perubahan dari segi ornamen ataupun warnanya dikarenakan tidak ada pakem-pakem tertentu, namun dapat dipastikan struktur topeng selalu berbentuk besar untuk memberikan kesan seram dengan atribut yang berasal dari alam sebagai identitas Topeng Bebegig Sukamantri. Transformasi Topeng Bebegig Sukamantri terjadi karena adanya gejala yang  dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal diantaranya religi, perubahan alam, teknologi, ekonomi, sedangkan faktor internal diantaranya inovasi atau pengembangan, kebutuhan identitas, imajinasi, dan ekonomi. Kata kunci: Transformasi, Topeng,  Sukamantri, Bebegig
PENELITIAN ANTROPOLOGI KAJIAN ETNOGRAFI VISUAL PADA KAIN TAPIS LAMPUNG Nugroho, Muhamad Prasatyo; Cahyana, Agus; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i2.1719

Abstract

PENGARUH PERUBAHAN MASYARAKAT PADA PERKEMBANGAN RUPA WAYANG GOLEK SUNDA Rohmah, Fauziah; Cahyana, Agus; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i2.1723

Abstract

MOTIF BATIK PENYU SUKABUMI “PENGARUH MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN PADA VISUAL MOTIF BATIK PENYU SUKABUMI BERDASARKAN SUDUT PANDANG ANTROPOLOGI SENI” Cahyani, Isma Awal Fitroh; Cahyana, Agus; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i2.1718

Abstract

PERKEMBANGAN KESENIAN TUTUNGGULAN KAMPUNG SAMBAWA KABUPATEN TASIKMALAYA Wulandari, Wulandari; Cahyana, Agus; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i3.1768

Abstract

BONEKA “MENONG” SEBAGAI IKON PURWAKARTA: PENGARUH MASYARAKAT TERHADAP WUJUD KERAMIK “MENONG” Andini Futty; Agus Cahyana; Asep Miftahul Falah
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i3.1776

Abstract

ANIMO MAHASISWA SENI KOTA BANDUNG TERHADAP APRESIASI PAMERAN KARYA SENI RUPA MURNI Kuntum Indah Purnama Sari; Agus Cahyana; Bambang Sapto Hutomo
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019): IDENTITAS BUDAYA VISUAL: APRESIASI DAN EKSPLORASI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i1.920

Abstract

This research purpose is to knowing and describes level of interest from Art Students to the artwork using an appreciation approach. The activities to appreciate artwork whether is made by friend or made by professional artist is very important in a effort to increase the level of interest of appreciation and aesthetic experience to the Art Students. Thus the activities to appreciate artwork are an important activity in art education. The problem that come up is the lack of interest from the Art Students in appreciating the artwork. Related to art appreciation activities there is level of interest. Level of interest of Art Students sometimes can be formed by itself, but there is also level of interest of the Art Students that formed because there is influence from the outside. To know how the level of interest of appreciation from the Art Students, researchers used a combination method that combine quantitative and qualitative. By taking Art Students as the object of observation at Art College in Bandung. Keywords: Interest, Appreciation of Art, Art Students________________________________________________________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan animo mahasiswa seni terhadap karya dengan menggunakan pendekatan apresiasi. Kegiatan mengapresiasi karya seni baik itu buatan teman senidri maupun karya buatan seniman profesional sangat penting dalam upaya meningkatkan animo apresiasi dan pengalaman estetik mahasiswa seni. Dengan demikian kegiatan apresiasi seni merupakan kegiatan penting dalam pendidikan seni. Persoalan yang muncul adalah rendahnya animo mahasiswa seni dalam mengapresiasi karya. Berkaitan dengan kegiatan apresiasi seni adanya animo. Animo mahasiswa seni yang terbentuk bisa saja timbul dengan sendirinya, namun ada juga animo mahasiswa seni yang timbul karena adanya pengaruh dari luar dirinya. Untuk mengetahui bagaiman animo apresiasi mahasiswa seni murni, peneliti menggunakan metode kombinasi yaitu menggabungkan kuantitatif dan kualitatif. Dengan mengambil objek Mahasiswa seni murni yang terdapat di perguruan tinggi seni yang ada di kota Bandung. Kata Kunci: Animo, Apresiasi Seni, Mahasiswa Seni
PERUBAHAN BENTUK RUPA PADA KESENIAN BUROK CIREBON GRUP KESENIAN KRISNA JAYA MUDA (KJM) Desi Tera Nurhasanah; Agus Cahyana; M. Zaini Alif
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1097

Abstract

This essay is motivated to know the occurrence of a change in the form in Burok Cirebon in one of the art group in Cirebon Regency namely the art group Krisna Jaya Muda (KJM) led by Mr. Slamet as the artist Burok. The purpose of this research is to know what factors make the art of Burok Cirebon change especially in terms of form. Method used is the method of analysis description in the form of qualitative research using an anthropological and aesthetic approach. The results of this research are that as the times evolve, the Art of Genjring Burok also changes, adjusting to the tastes of the people so that can survive and be able to compete in the entertainment world that is developing amidst increasingly modern societies. So there are some parts that experience changes in the form and manner of presenting  Art Burok. The occurrence of changes in the art of Burok Cirebon is influenced by several factors that is external factors and internal factors.Keywords: Burok, Cirebon, Krisna Jaya Muda (KJM), Cirebon Burok Art________________________________________________________________ Paparan ini dilatarbelakangi untuk mengetahui terjadinya perubahan bentuk rupa Burok Cirebon pada salah satu Grup Kesenian yang ada di Kabupaten Cirebon yaitu Grup Kesenian Krisna Jaya Muda (KJM) yang diketuai oleh Bapak Slamet selaku seniman Burok. Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan Kesenian Burok Cirebon berubah terutama dalam segi  perupaannya. Metode yang digunakan yakni metode deskripsi analisis dalam bentuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi dan estetika. Hasil dari penelitan ini yakni seiring berkembangnya zaman, Kesenian Genjring Burok ikut berubah, menyesuaikan dengan selera masyarakatnya agar tetap bisa bertahan dan mampu bersaing di dunia hiburan yang berkembang di masyarakat yang semakin modern. Sehingga ada beberapa bagian yang mengalami perubahan dalam bentuk rupa dan cara penyajian Kesenian Burok. Terjadinya perubahan dalam Kesenian Burok Cirebon dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor eksternal dan faktor internal.Kata Kunci: Burok, Cirebon, Krisna Jaya Muda (KJM), Seni Burok Cirebon
GESTUR DEFENSIF OBJEK PEREMPUAN DALAM KARYA SENI LUKIS CHUSIN SETIADIKARA Arintan Gustina Mulyana; Agus Cahyana
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v4i3.366

Abstract

Women tend to be used as the object of artworks since ancient times. In Indonesia, there are some artists who tend to use women as objects in their artworks. One of them is Chusin Setiadikara. In this era of contemporary art, Chusin sticks with his realistic style. Chusin has photorealistic painting style using photographic viewpoint. This research employs a case study method, a semiotic approach, and the theory of body gestures. He communicates his feelings through gestures in his artworks. This study focuses on female body gestures as a visualization of the paintings. In his paintings metaphor can often be found. There are also similarities of object’s body gestures in some of his paintings. The gestures lead to defensive gestures or self-defense. Semiotics analysis of his paintings shows the role and position of women in life. In patriarchal culture embraced in Indonesia, particularly, women are minorities dominated by men, or in subordinate position. However, Chusin was trying to convey the message that women’s roles are still very important in life to achieve a harmonious relationship between women and men.Keywords: Representation, Women, Gestures, Painting, Chusin Setiadikara________________________________________________________________Perempuan cenderung dijadikan sebagai objek dalam karya seni sejak zaman dahulu. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa Seniman yang cenderung menjadikan perempuan sebagai objek dalam karyanya. Salah satu diantaranya adalah Seniman Chusin Setiadikara. Di era seni rupa kontemporer ini, Chusin tetap bertahan dengan gaya realistiknya. Lukisan Chusin bergaya fotorealistik, menggunakan sudut pandang fotografis. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, menggunakan pendekatan ilmu semiotika, serta teori gestur tubuh. Chusin mengkomunikasikan perasaannya melalui karyanya dengan gestur. Penelitian ini fokus pada gestur tubuh perempuan sebagai visualisasi pada karya seni lukis Chusin. Dalam karya lukisnya, unsur metafora cenderung muncul, serta terdapat kemiripan gesture tubuh objek pada beberapa lukisan. Gestur tersebut mengarah pada gesture defensif atau pertahanan diri. Berdasarkan analisis semiotika dalam lukisan-lukisan Chusin tersebut, menunjukkan bagaimana peran dan posisi perempuan dalam kehidupan. Terutama dalam budaya patriarki yang dianut di Indonesia, perempuan sebagai kaum minoritas yang didominasi oleh laki-laki atau memiliki posisi subordinat. Namun Chusin berusaha menyampaikan pesan bahwa peran perempuan tetap sangatlah penting dalam kehidupan, untuk mencapai suatu keharmonisan hubungan antara perempuan dan laki-laki.Kata Kunci: Representasi, Perempuan, Gestur, Seni Lukis, Chusin Setiadikara