Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL PANGAN

Evaluasi Kualitas Nuget Tempe dari Berbagai Varietas Kedelai (Evaluation on Tempeh Nugget Quality Madefrom Different Soybean Varieties) Astawan, Made; Rachma Adiningsih, Nurina; Sri Palupi, Nurheni
JURNAL PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.268 KB) | DOI: 10.33964/jp.v23i3.255

Abstract

Tempe segar mempunyai umur simpan yang singkat, umumnya 1-2 hari. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan tempe menjadi produk lain dengan umur simpan yang lebih panjang, salah satunya dalam bentuk nuget tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formula dan varietas kedelai terbaik dalam pembuatan nuget tempe. Dalam penelitian ini digunakan empat varietas kedelai, yaitu : varietas GMO Regular US Soybean Grade No.1 (dengan kode A) dan Identity-Preserved (IP) non GMO Food Grade (dengan kode B, H, dan G2). Nuget yang paling disukai panelis adalah yang terbuat darikedelai varietas B dengan formula 73 persen tempe; tapioka, terigu, dan sagu, masing-masing 4 persen; 8 persen putih telur; dan 7 persen campuran bumbu (berdasarkan 100 g campuran bahan). Keempat jenis nuget memiliki komposisi 49,8 - 50,7 persen air, 3,4 - 4,0 persen abu, 26,3 - 29,2 persen protein, 30,3 - 36,2 persen lemak, dan 30,9 - 39,3 persen karbohidrat. Daya cerna protein nuget tempe secara in vitro berkisar 82,1 - 83,7 persen. Profil tekstur keempat jenis nuget tempe adalah : kekerasan 2697-4370 (gf), elastisitas 0,68 - 0,77 (rasio), daya kohesif 0,36 - 0,41 (rasio), kelengketan 1089-1588 (gf), dan daya kunyah 834-1067 (gf).Fresh tempeh has a short shelf life, generally 1-2 days. Therefore, processing technology is needed to produce other tempeh products with longer shelf life, one of which is in the form of tempeh nugget. The purpose of this study is to determine the best formula and soybean varieties to produce tempeh nugget There are four soybean varieties that used in this study : GMORegular US Soybean Grade No. 1 (code A) and Identity-Preserved (IP) non-GMO Food Grade (code B, H, and G2). The most preferable nugget by panelists is made from B varietyof soybean with formula 73 percent of tempeh; tapioca, wheat flour, and sago, 4 percent respectively; 8 percent of egg white; and 7 percent of the seasoning (based on 100 g ingredients). Four types of nugget tempe have a composition : 49.8 - 50.7 percent water, 3.4 - 4.0 percent ash, 26.3-29.2 percent protein, 30.3-36.2 percent fat, and 30.9-39.3 percent carbohydrates. The in vitro protein digestibility of tempeh nugget varies from 82.1 to 83.7 percent. The texture profile of four tempeh nugget varieties are 2697-4370 (gf) of hardness, 0.68 - 0.77 (ratio) of springiness, 0.36 - 0.41 (ratio) of cohesiveness, 1089-1588 (gf) of gumminess, and 834-1067 (gf) of chewiness.
Potensi Rambut Jagung sebagai Minuman Fungsional Salsabila Salsabila; Nurheni Sri Palupi; Made Astawan
JURNAL PANGAN Vol. 30 No. 2 (2021): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v30i2.542

Abstract

Tanaman jagung dapat dimanfaatkan mulai dari akar, daun sampai buahnya. Akar tanaman jagungsudah banyak dimanfaatkan sebagai obat, daun jagung dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dan buah jagungdimanfaatkan untuk sayur, popcorn, tepung jagung dan lainnya. Umumnya masyarakat tidak menggunakanrambut jagung dan menganggapnya sebagai sampah, padahal dalam rambut jagung terkandung senyawabioaktif, seperti flavonoid, fenolik, alkaloid, glikosida dan beta sitosterol yang berguna bagi kesehatan.Pada era global ini, jumlah radikal bebas semakin meningkat, sehingga berbagai senyawa bioaktif sangatdibutuhkan, terutama yang bersifat antioksidan. Konsumsi antioksidan yang dapat diperoleh dari rambutjagung diharapkan dapat menurunkan stres oksidatif sehingga dapat mencegah munculnya berbagaipenyakit degeneratif. Artikel ini merangkum bukti terkait potensi rambut jagung sebagai minuman fungsional.Metode yang digunakan adalah systematic review pada berbagai artikel ilmiah. Hasil menunjukkan bahwarambut jagung memiliki potensi sebagai minuman fungsional dikarenakan mengandung senyawa bioaktif(fenolik) yang cukup tinggi. Pada rambut jagung segar mengandung total fenolik sebesar 23,58 μgGAE/g,dan aktivitas antioksidan sebesar 50–83,54 persen. Pada rambut jagung kering mengandung total fenoliksebesar 38,7–7288,64 μgGAE/g dan aktivitas antioksidan sebesar 25–91persen.
Evaluasi Kualitas Nuget Tempe dari Berbagai Varietas Kedelai (Evaluation on Tempeh Nugget Quality Madefrom Different Soybean Varieties) Made Astawan; Nurina Rachma Adiningsih; Nurheni Sri Palupi
JURNAL PANGAN Vol. 23 No. 3 (2014): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v23i3.255

Abstract

Tempe segar mempunyai umur simpan yang singkat, umumnya 1-2 hari. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan tempe menjadi produk lain dengan umur simpan yang lebih panjang, salah satunya dalam bentuk nuget tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formula dan varietas kedelai terbaik dalam pembuatan nuget tempe. Dalam penelitian ini digunakan empat varietas kedelai, yaitu : varietas GMO Regular US Soybean Grade No.1 (dengan kode A) dan Identity-Preserved (IP) non GMO Food Grade (dengan kode B, H, dan G2). Nuget yang paling disukai panelis adalah yang terbuat darikedelai varietas B dengan formula 73 persen tempe; tapioka, terigu, dan sagu, masing-masing 4 persen; 8 persen putih telur; dan 7 persen campuran bumbu (berdasarkan 100 g campuran bahan). Keempat jenis nuget memiliki komposisi 49,8 - 50,7 persen air, 3,4 - 4,0 persen abu, 26,3 - 29,2 persen protein, 30,3 - 36,2 persen lemak, dan 30,9 - 39,3 persen karbohidrat. Daya cerna protein nuget tempe secara in vitro berkisar 82,1 - 83,7 persen. Profil tekstur keempat jenis nuget tempe adalah : kekerasan 2697-4370 (gf), elastisitas 0,68 - 0,77 (rasio), daya kohesif 0,36 - 0,41 (rasio), kelengketan 1089-1588 (gf), dan daya kunyah 834-1067 (gf).Fresh tempeh has a short shelf life, generally 1-2 days. Therefore, processing technology is needed to produce other tempeh products with longer shelf life, one of which is in the form of tempeh nugget. The purpose of this study is to determine the best formula and soybean varieties to produce tempeh nugget There are four soybean varieties that used in this study : GMORegular US Soybean Grade No. 1 (code A) and Identity-Preserved (IP) non-GMO Food Grade (code B, H, and G2). The most preferable nugget by panelists is made from B varietyof soybean with formula 73 percent of tempeh; tapioca, wheat flour, and sago, 4 percent respectively; 8 percent of egg white; and 7 percent of the seasoning (based on 100 g ingredients). Four types of nugget tempe have a composition : 49.8 - 50.7 percent water, 3.4 - 4.0 percent ash, 26.3-29.2 percent protein, 30.3-36.2 percent fat, and 30.9-39.3 percent carbohydrates. The in vitro protein digestibility of tempeh nugget varies from 82.1 to 83.7 percent. The texture profile of four tempeh nugget varieties are 2697-4370 (gf) of hardness, 0.68 - 0.77 (ratio) of springiness, 0.36 - 0.41 (ratio) of cohesiveness, 1089-1588 (gf) of gumminess, and 834-1067 (gf) of chewiness.
Co-Authors - Amrullah - Lusianah . Komari . Subarna A.A. Ketut Agung Cahyawan W Ace Baekhari Afif Arwani Aliwikarta, Kuswanto Amiruddin Saleh Angka, Stephanie Anita Roserlina Arif Hartoyo Ati Widya Perana Ayu Puspitalena RTR Bambang Widuri Bernadetha Beatrix Sibarani Budi Nurtama Budi Suharjo Dahrul Syah Dahrul Syah DAHRUL SYAH Dahrulsyah Dahrulsyah Deddy Muchtadi Dede Robiatul Adawiyah Didah Nur Faridah E. Srivishnu Herlambang Ekowati Chasanah Elvira Syamsir Endang Prangdimurti Feri Kusnandar Feri Kusnandar Fransisca Fransisca Fransisca Fransisca Fransiska Rungkat Zakaria Gema Buana Putra Ghaisani, Mazaya Hanifah Nuryani Lioe Harlen, Winda Christina Hendra Wijaya Herpandi . Heryati Setyaningsih Hunaefi, Dase Ifwarisan Defri Imam, Rosita Hardwianti Indrayana, Stefanus Indria Mahgfirah Kartika Sari Komar Sumantadinata Kuswanto Aliwikarta Larasati Ines Wardiani Lisa Bremanti MADE ASTAWAN Maggy T Suhartono Maggy Thenawidjaja Suhartono Maggy Thenawidjaya Suhartono Mariana Prijono Masahiro Ogawa Mazaya Ghaisani Muhammad Alif Bardhani Muhammad Hasriandy Asyhari Muhammad Syamsun Musa Hubeis Musa Hubeis Mutiara Primaniyarta Nancy Dewi Yuliana NANIK RAHMANI Nelis Imanningsih Ni'mawati Sakinah Nida Raihana Zhafira Nindya Atika Indrastuti Nindya Atika Indrastuti Nugraha Susanto Nur Sokib Nur Wulandari Nur Wulandari Nur Wulandari Nurani Istiqomah Nuri Andarwulan Nurina Rachma Adiningsih Oke Anandika Lestari Perana, Ati Widya Primaniyarta, Mutiara Puji Astuti Purwono Nugroho Puspo Edi Giriwono R. Iis Arifiantini Rachma Adiningsih, Nurina Rachmat Widyanto Rahayu Suseno Rizal Syarief Sjaiful Nazli Rizaludin Nur Ros Maria Andesko Roserlina, Anita Rosita Hardwianti Imam Roy Alexander Sparringa RTR, Ayu Puspitalena Rusdah Rusdah Salsabila Salsabila Sari, Yana Nurita Sari, Yana Nurita Setyani Budiari Setyanto Tri Wahyudi Shofia Nurul Hakim Sibarani, Bernadetha Beatrix Sigit Purwonugroho Sirly Eka Nur Intan Siti Nurjanah Sparringa, Roy Alexander Sri Rebecca Sitorus Sri Widowati Stefanus Indrayana Steisianasari Mileiva Stephanie Angka Suratmono Suratmono Suratmono, Suratmono Suratno, Yuhlanny Dewi TATI NURHAYATI Tien Ruspriatin Muchtadi Tjahja Muhandri Triana Setiawardani, Triana Tutik Wresdiyati - Uju Victoria Valentina Winiati Pudji Rahayu Yogi Karsono YOPI YOPI Yosefine da Costa Yuhlanny Dewi Suratno Yulizar Verda Febrianto