Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON THE ATTITUDE TOWARDS EXCLUSIVE BREASTFEEDING: A STUDY AMONG PRIMIGRAVIDA WORKING WOMEN IN SEMARANG, INDONESIA Sari, Novita; Royhanaty, Isy; Nurhudhariani, Rose
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 2 (2017)
Publisher : Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.856 KB)

Abstract

Background: Exclusive breastfeeding is breast milk was given to infants until the age of 6 months without any food additives. Based on a preliminary study by interviews conducted by researchers on December 12 to 26, 2014 in Bulu Lor Public health center there are 7 out of 10 working primigravida women who don’t know about exclusive breastfeeding. Aims: This study aimed to determine the effect of health education on the attitude of working primigravida women in second-trimester toward exclusive breastfeeding. Methods: This research uses a quantitative research with a quasi-experimental method with pre- experimental research design using one group pretest-posttest design. The population in this study were all primigravida second-trimester who worked as many as 58 people with of all working primigravida second-trimester who met the inclusion criteria. Using total sampling technique. By bivariate analysis test of difference mean dependent (paired t-test). Results: Based on the results of research on the effect of health education on the attitude of working primigravida women in second-trimester toward exclusive breastfeeding, There is a significant difference in the attitude toward exclusive breastfeeding of working primigravida women before and after providing health education. With the p-value of 0.000 < 0.05. Conclusion: There is an influence of health education on the attitude of working primigravida women in second-trimester toward exclusive breastfeeding. 
PERAN ORANG TUA DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK BALITA Royhanaty, Isy; Sonhaji, Sonhaji; Widyaningsih, Tri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.215 KB) | DOI: 10.33666/jitk.v10i2.226

Abstract

ABSTRAK  Latar Belakang : Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara serta sosialisasi dan kemandirian. Kegagalan dalam perkembangan anak berakibat pada terhambatnya perkembangan diusia selanjutnya seperti timbulnya autise sebagai masalah perkembangan yang menyangkut semua aspek perkembangan, termasuk kemampuan motorik anak serta dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Dari hasil survey pendahuluan di PAUD IT Tamrinul Aulad Desa Manyargading Jepara didapatkan 21% anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan. Untuk dapat berkembang dengan baik, anak perlu mendapatkan stimulasi sedini mungkin secara rutin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi paling baik dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak. Tujuan : Menganalisa hubungan peran orangtua dalam stimulasi dengan perkembangan anak usia 24-48 bulan. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelasional dengan pendekatan crossectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa menggunakan chi square. Hasil : Ada  hubungan antara peran ayah dalam stimulasi dengan perkembangan didapatkan (p value=0,000, OR=2,0). Ada hubungan antara peran ibu dalam stimulasi dengan perkembangan (p value=0,000, OR=4,3). Kesimpulan : Ibu yang berperan baik dalam stimulasi mempunyai peluang yang lebih besar daripada ayah untuk mendapatkan perkembanagan anak yang optimal. Kata Kunci : Peran,Ayah, Ibu, Stimulasi, Perkembangan  ABSTRACT Background : Development is a more complex increase in body structure and function in the ability of gross motion, smooth motion, speech and socialization and independence. Failure in child development results in obstruction of development in the next age such as the emergence of autism as a developmental problem involving all aspects of development, including the motoric abilities of children and can affect the level of intelligence of children. From the results of a preliminary survey at the PAUD IT Tamrinul Aulad Manyargading Village, Jepara, 21% of children experienced delays in development. To be able to develop properly, children need to get stimulation as early as possible regularly and continuously at every opportunity. Stimulation is best done by the mother and father who are the closest people to the child. Objective : To analyze the relationship of the role of parents in stimulating the development of children aged 24-48 months. Method : This study used a correlational analytic design with crossectional approach. The sample in this study was 44 respondents with purposive sampling sampling technique. Analyze using chi square. Results : There is a relationship between father's role in stimulation with development obtained (p value = 0,000, OR = 2.0). There is a relationship between the role of mothers in stimulation with development (p value = 0,000, OR = 4.3). Conclusion : Mothers who play a good role in stimulation have a greater chance than fathers to get optimal child development. Keywords: Role, Father, Mother, Stimulation, Development
HUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH Lestari, Sri Puji; Royhanaty, Isy; Amah, Elbert Samuel Landu
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 8 No 1 (2018): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.756 KB) | DOI: 10.32583/pskm.8.1.2018.63-66

Abstract

ABSTRAK Perilaku bullying pada anak di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Beberapa faktor yang diduga merupakan penyebab dari perilaku bullying salah satunya adalah verbal abuse orang tua. Menurut data yang dikeluarkan oleh Lembaga Perlindungan Anak Jawa Tengah melaporkan pada tahun 2008 jumlah kasus terbanyak yaitu kekerasan seksual sejumlah 170 kasus dengan 262 korban. Kasus korban kekerasan pada anak di Jawa Tengah terus meningkat, yaitu mencapai 2,478 kasus. Survei pendahuluan yang dilakukan menggunakan kuesioner diperoleh hasil dari 10 orang anak, 7 orang anak (70%) pernah melakukan perilaku bullying dan 3 orang anak (30%) tidak melakukan perilaku bullying. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku verbal abuse orang tua dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (deskriptif korelasional) dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dan anak usia sekolah di Desa Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang berjumlah 88 orang. Sampel dalam penelitian ini&nbsp; berjumlah 47 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Ada hubungan perilaku verbal abuse orang tua dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah di Desa Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Orang tua di Desa Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang melakukan verbal abuse membuat semakin memperberat perilaku bullying pada anak usia sekolah. &nbsp; Kata kunci : Verbal abuse, perilaku bullying, anak usia sekolah. &nbsp; THE CORRELATION BETWEEN VERBAL BEHAVIOR OF PARENTS AND BULLYING BEHAVIOR ON SCHOOL-AGED CHILDREN &nbsp; ABSTRACT Bullying behavior in children in Indonesia has increased significantly. Several factors are suspected to be the cause of bullying behavior one of them is verbal abuse of parents. According to data released by the Central Java Child Protection Agency reported in 2008 the highest number of cases of sexual violence amounted to 170 cases with 262 victims. The number of victims of child abuse in Central Java has increased, reaching 2,478 cases. Preliminary survey conducted using questionnaire obtained results from 10 children, 7 children (70%) had done bullying behavior and 3 children (30%) did not do bullying behavior. The study aimed to find out the correlation between verbal behavior of parents and bullying behavior on school-aged children. The type of research in this study is quantitative research (descriptive correlational) with cross sectional approach. The population in this study are parents and school-age children in Jatiharjo Village Pulokulon District Grobogan District which amounted to 88 people. The sample in this study amounted to 47 people using simple random sampling technique. There is a relationship of verbal behavior abuse parents with bullying behavior in school-age children in Jatiharjo Village Pulokulon District Grobogan District. Parents in Jatiharjo Village, Pulokulon Sub-district, Grobogan District, who conducted verbal abuse, further aggravated bullying behavior in school-aged children. &nbsp; Keywords: Verbal abuse, behavior of bullying, school age children.
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS AIR REBUSAN REBUSAN DAUN SIRSAK DAN MAHKOTA DEWA DALAM MENURUNKAN KADAR ASAM URAT WANITA PADA MASA KLIMAKTERIUM Royhanaty, Isy; Sari, Novita; Salamah, Umu
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33666/jitk.v11i2.276

Abstract

ABSTRAK  Latar belakang: Wanita premenopause (klimakterium) akan mengalami penurunan fungsi ovarium secara alamaiah, yang menyebabkan menurunnya hormone esterogen. Produksi hormon estrogen berkurang dan memperburuk fungsi pengeluaran urin sehingga meningkatkan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Air rebusan daun sirsak dan air rebusan mahkota dewa merupakan alternatif pengobatan hiperurisemia. Tujuan : Mengetahui efektivitas air rebusan daun sirsak dan air rebusan mahkota dewa dalam menurunkan kadar asam urat wanita pada masa klimakterium di Desa Lambur, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Metode: Jenis penelitian quasi experiment dengan two group pretest and posttest design. Sampel adalah 30 wanita usia 40-50 tahun yang dipilih sesuai kriteria, berjumlah 30 orang, yang terbagi menjadi 2 kelompok. Analisa data menggunakan paried t test, wilcoxon dan independent t test. Hasil : Pemberian air rebusan daun sirsak dapat menurunkan secara signifikan kadar asam urat wanita pada masa klimakterium (p value = 0,001). pemberian air rebusan mahkota dewa dapat menurunkan secara signifikan kadar asam urat wanita pada masa klimakterium (p value = 0,000). Pemberian air rebusan daun sirsak lebih efektif menurunkan kadar asam urat wanita pada masa klimakterium dibanding pemberian air rebusan mahkota dewa (p value = 0,001). Kesimpulan : Pemberian air rebusan daun sirsak lebih efektif menurunkan kadar asam urat wanita pada masa klimakterium dibanding pemberian air rebusan mahkota dewa. Wanita pada masa klimakterium yang menderita hiperurisemia disarankan untuk mengkonsumsi air rebusan dau sirsak 200 ml yang terbuat dari 5 mg daun sirsak kering, sehari 2 kali (pagi dan sore) selama 7 hari, untuk mendapatkan penurunan kadar asam urat yang signifikan.  Kata Kunci : Asam Urat, Daun Sirsak, Mahkota Dewa  ABSTRACT  Background : Premenopausal (climacteric period) women will naturally experience decreased ovarian function, which causes a decrease in the hormone estrogen. The production of the hormone estrogen decreases and worsens the function of urine output thereby increasing levels of uric acid in the blood (hyperuricemia). Boiled water of Annona muricata L leaves and boiled water of Phaleria macocarpa are alternative treatments for hyperuricemia. Objective : To determine the effectiveness of Boiled water Annona muricata L leaves and boiled water of Phaleria macocarpa in reducing levels of female uric acid during climacteria in Lambur Village, Kandangserang District, Pekalongan Regency. Method : A quasi-experimental study with two groups pretest and posttest design. The sample was 30 women aged 40-50 years who were selected according to criteria, totaling 30 people, who were divided into 2 groups. Data analysis uses paried t test, Wilcoxon and independent t test. Results : Boiled water of Annona muricata L leaves can significantly reduce a woman's uric acid levels during the climacteric period (p value = 0.001). Boiled water of Phaleria macocarpa can significantly reduce the level of uric acid in women during climacteric period (p value = 0,000). Giving boiled water of Annona muricata L leaves is more effective in reducing the level of uric acid in women during climacteria compared to giving boiled water of Phaleria macocarpa (p value = 0.001). Conclusion : Giving Boiled water of leaf of Annona muricata L is more effective in reducing the level of uric acid in women during climacteria compared to giving boiled water of Phaleria macocarpa. Climacteric women suffering from hyperuricemia are advised to consume 200 ml of water of leaf of Annona muricata L made from 5 mg of dried Annona muricata L leaves, 2 times a day (morning and evening) for 7 days, to get a significant decrease in uric acid levels. Keywords: Uric Acid, Annona muricata L leaves, Phaleria macocarpa
STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DENGAN MOMMY’S LOVING MASSAGE Maftuchah, Maftuchah; Royhanaty, Isy; Handayani, Anggun Fitri
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i1.777

Abstract

AbstractBackground: Infancy is the golden age of growth and development, by Early Detection of Growth Simulation which is a basic ability to stimulate activity of children aged 0-6 years, so children grow and develop optimally. in August 2018, there were 68 infants aged 3-6 months who are still experiencing barriers to growth and development, Mommy's Loving Massage is one of stimulation that may help improve the growth and development of infants. Objectives: this study was to analyze the effectiveness of mommy’s loving massage towards the growth of infants aged 3-6 months. Methodology: This study was quasy-experimental research, pre-test post-test with control design. Population and sample were all mothers and infants aged 3-6 months in the Village Karangroto Semarangm City, as many as 24 mothers and babies who were divided into intervention group and the control group. The instruments used were baby scales, Pre-Screening Questionnaire Development, as well as and the observation sheet to measure the quality of sleep, pain frequency and quality of infant feeding. Results: In the intervention group was no difference in the development, frequency, quality, sleep duration, frequency of breastfeeding, breastfeeding quality, breastfeeding duration, pain frequency, weight and body length. Whereas in the control group was no difference in the development, frequency, quality, sleep duration, breastfeeding duration, pain frequency, weight and body length. Conclusion: There was a significant difference in the intervention group and the kontrol group that is body weight. Kata Kunci : mommy’s loving massage; growth; development; baby massage; stimulation
Peran Ayah dalam Stimulasi Perkembangan Balita Isy Royhanaty; Alida Nihayah; Dewi Mustikasari
Jurnal SMART Kebidanan Vol 4, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.725 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v4i2.120

Abstract

ABSTRAK Kualitas tumbuh kembang yang optimal akan menjadi modal dasar suatu bangsa. Di Desa Purworejo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak masih ditemukan anak dengan keterlambatan pekembangan. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal perlu keterlibatan ayah dalam pengasuhan yang salah satunya dengan melakukan stimulasi perkembangan. Tujuan penelitian untuk mengetahui stimulasi perkembangan yang dilakukan ayah pada balita usia 24-36 bulan di Desa Purworejo kecamatan Bonang kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif , sampel 36 ayah yang memiliki balita usia 24-36 bulan dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar ayah balita usia 24-36 bulan melakukan stimulasi perkembangan gerak kasar dengan baik (63,9%), melakukan stimulasi perkembangan gerak halus baik (58,3%), melakukan stimulasi perkembangan bicara dan bahasa baik (61,1%), serta melakukan stimulasi perkembangan sosial dan kemandirian baik (55,6%). Stimulasi perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosial dan kemandirian yang dilakukan ayah pada balita usia 24-36 bulan di Desa Purworejo sebagian besar baik. Ayah balita usia 24-36 bulan sebaiknya dapat lebih meluangkan waktu selain untuk bermain dengan anak tapi juga untuk pergi refresing atau berkunjung ke tempat-tempat edukasi seperti taman bermain dan kebun binatang untuk melatih sosial dan kemandirian anak serta menyeimbangkan peran orang tua, sehingga perkembangan anak menjadi optimal. Kata Kunci : Peran Ayah; Stimulasi Perkembangan Father's  Role In Stimulating Toddler's Development ABSTRACT The optimal quality of growth and development will be the basic capital of a nation. In Purworejo Village, Bonang Sub-district, Demak Regency is still found by children with delayed development growth. To achieve optimal growth and development of the father's involvement in the care of one of them by stimulating the development. The objective of this study was to know the stimulation of development done by the father in children aged 24-36 months in Purworejo village, Bonang district, demak district. This research type was descriptive quantitative. Samples in this study were 36 fathers who had toddlers aged 24-36 months. The sampling technique used is purposive sampling. Instrument of this research was questionnaire. The results are presented in the form of frequency distribution. Most fathers aged 24-36 months of age in Purworejo village performed good coarse motion stimulation (63,9%), stimulated good development of fine motion (58,3%), stimulated speech development and good language ( 61.1%), as well as stimulate sosial development and good independence (55.6%). The stimulation of the development of coarse motion, smooth motion, speech and language, as well as sosial and self-reliance performed by fathers in children aged 24-36 months in Purworejo Village are mostly good. Fathers aged 24-36 years old should be able to take time other than to play with children but also to go refreshing or visiting places such as playgrounds and zoos to train children's sosial and self-reliance and balance the role of parents, so the development of children will be optimal. Keywords:Father's Role; Developmental Stimulation 
Penurunan Tingkat Fungsi Seksual sebagai Salah Satu Efek Samping Pemakaian Aontrasepsi DMPA Jangka Panjang isy royhanaty; Antick Gitanurani
Jurnal SMART Kebidanan Vol 3, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.349 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v3i2.60

Abstract

Latar belakang : Kontrasepsi DMPA menjadi salah satu kontrasepsi yang paling diminati di Indonesia. Kontrasepsi ini dianggap paling praktis, sederhana, murah dan tidak perlu takut lupa. Setiap akseptor sebaiknya menyadari efek samping dari setiap kontrasepsi, supaya dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhannya. Salah satu efek samping yang mungkin terjadi akibat dari pemakaian kontrasepsi DMPA adalah penurunan libido (gairah seksual). Tujuan : Mengetahui korelasi lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan tingkat fungsi seksual. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor DMPA di BPM Christine Sulastri Lamper, Semarang yang berjumlah 81 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pada penelitian ini menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian : Rata-rata responden telah memakai DMPA 2,39 tahun dengan nilai tengah 2 tahun. Rata-rata responden memiliki nilai fungsi seksual 72,27 dengan nilai tengah 72. Ada korelasi yang bermakna antara lama pemakaian kontrasepsi DMPA dengan tingkat fungsi seksual (p=0,000), korelasi kuat dan berlawanan arah (r=-0,799). Kesimpulan : Semakin lama pemakaian kontrasepsi DMPA akan semakin menurunkan tingkat fungsi seksual. Pemberi pelayanan kontrasepsi DMPA, terutama Bidan diharapkan untuk dapat memberikan penjelasan yang bijak tentang adanya penurunan fungsi seksual sebagai salah satu efek sampingnya. Para akseptor DMPA sebaiknya tidak memakai kontrasepsi DMPA lebih dari 2 tahun, supaya fungsi seksual tetap optimal. Kata Kunci : Kontrasepsi DMPA; Fungsi Seksual   DECRESED OF SEXUAL FUNCTION AS A SIDE EFFECTS OF LONG-TERM USE OF CONTRACEPTIVES DMPA Abstract Background : Contraceptive DMPA become one of the most popular in Indonesia. Contraception is considered the most practical, simple, cheap and does not need to be afraid of forgetting. Each acceptor should be aware of the side effects of any contraception, in order to choose a suitable contraceptive health conditions and needs. One of the side effects that may occur as a result of the use of contraceptive DMPA is decreased libido (sexual desire). Objective : To determine the long correlation with the level of contraceptive use DMPA sexual function. Methods : This type of research is quantitative with cross sectional approach. The sample in this study is the acceptor of DMPA in BPM Christine Sulastri Lamper, Semarang numbering 81 respondence. The sampling technique is accidental sampling. In this study, using the Spearman Rank. Result : The average respondent has used DMPA 2.39 years with a median value of 2 years. The average respondent had sexual function value of 72.27 by the middle value 72. There is a significant correlation between the duration of use of contraceptive DMPA with the level of sexual function (p = 0.000), and the opposite direction is a strong correlation (r = -0.799). Conclusion : The longer the contraceptive use DMPA will further reduce the level of sexual function. DMPA contraceptives service providers, especially midwives are expected to be able to provide an explanation wise about their decline in sexual function as a side effect. The acceptor DMPA DMPA contraceptives should not take more than two years, so that sexual function remains optimal. Keywords : Contraception DMPA; Sexual Function
Persepsi Kaum Gay tentang Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) di Kota Semarang Isy Royhanaty; Maria Petrolena
Jurnal SMART Kebidanan Vol 3, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.77 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v3i1.56

Abstract

Latar belakang : Fenomena Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender, atau yang biasa disingkat LGBT merupakan salah satu fenomena yang tak pernah habis-habisnya untuk dibahas sepanjang sejarah manusia. Tujuan : Untuk mengetahui Persepsi Kaum Gay Tentang Fenomena LGBT di Kota Semarang. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Jumlah partisipan 4 orang angota komunitas Gay. Hasil penelitian: Partisipan mengetahui tentang pengertian LGBT namun kurang lengkap. Partisipan terjun ke LGBT secara alami, yaitu ketika masa puber (SMP). Partisipan beranggapan bahwa selama ini masyarakat yang kontra terhadap LGBT lebih banyak dibandingkan masyarakat pro, hal ini disebabkan karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan yang negatif tentang LGBT di media, serta kurangnya informasi tentang LGBT yang diperoleh masyarakat. Parsitipan merasa tidak ada diskriminasi di tempat kerja, karena mereka memberitahu tentang jati dirinya kepada pimpinan dan rekan kerja. Partisipan beranggapan bahwa orientasi seksual mereka juga berpengaruh terhadap kesehatan mereka, namun tidak setuju bila seks bebas diidentikan dengan komunitas mereka  dan komunitas mereka yang dikatakan menjadi salah satu penyumbang terbesar HIV/ AIDS, karena perilaku seks bebas juga dilakukan oleh kaum heteroseksual dan penyumbang HIV/ AIDS terbesar justru berasal dari kaum heteroseksual. Kesimpulan : Partisipan sudah mengetahui tentang LGBT namun belum lengkap. Partisipan mulai menyadari orientasi seksualnya sejak masa SMP. Partisipan menganggap masyarakat yang pro sudah menerima LGBT namun yang kontra belum menerima diakibatkan oleh kurangnya informasi yang didapat. Partisipan sudah memberitahu jati diri mereka di tempat kerja. Partisipan tidak setuju dengan pernyataan bahwa seks bebas diidentikkan dengan komunitas mereka. Kata Kunci : Lesbian; Gay; Biseksua; Transgender; Pengetahuan GAY PERCEPTION ABOUT LGBT (LESBIAN, GAY, BISEXSUAL AND TRANSGENDER ) PHENOMENON IN SEMARANG Abstract Background : The phenomenon of Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender, or commonly abbreviated as LGBT is one phenomenon that never inexhaustible to be discussed throughout human history. Objective : To determine the perception of LGBT Gay About phenomenon in the city of Semarang. Methods : The study design used is qualitative research with phenomenological approach. Data collection techniques with in-depth interviews. Number of participants 4 Gay community members. Results : Participants know about the understanding of LGBT yet incomplete. Participants plunge into LGBT naturally, when puberty (SMP). Participants assume that during this time the counter against the LGBT community more than the pro, this is because many news-negative publicity about LGBT in the media, as well as the lack of information about the LGBT community acquired. Parsitipan feel there is no discrimination in the workplace, because they tell about their identity to the leadership and co-workers. Participants believe that their sexual orientation is also an effect on their health, but do not agree that free sex is identified with their community and their community was said to be one of the largest contributors of HIV / AIDS, because of sex behavior is also done by heterosexuals and contributor to HIV / AIDS The actually comes from heterosexuals. Conclusion : Participants already know about LGBT but incomplete. Participants began to realize his sexual orientation since junior high. Participants assume the pro already received the LGBT but the counter has not received due to the lack of information obtained. Participants are informed of their identity in the workplace. Participants did not agree with the statement that free sex is identified with their community. Keywords : Lesbian; Gay; Bisexual; Transgender; Knowledge
Manfaat Minuman Serai (Cymbopogo Citrus) dalam Menurunkan Intensitas Dismenore Isy Royhanaty; Dewi Mayangsari; Maya Novita
Jurnal SMART Kebidanan Vol 5, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.061 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v5i1.153

Abstract

Dismenore  merupakan rasa sakit yang tidak nyaman diperut bagian bawah sebelum dan  selama  haid,  sehingga harus mencari pengobatan. bentuk intervensi yang diberikan berupa pengobatan non-farmakologi. Salah satunya menggunakan  minuman serai.  Serai mengandung antioksidan yang terdapat dalam senyawa sitronelal dan geraniol. Efek dari antioksidan dalam biosintesis prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam menimbulkan sensasi rasa nyeri, maka antioksidan mempunyai peranan dalam mengurangi rasa nyeri haid. Tujuan penelitian untuk membuktikan pengaruh pemberian minuman serai (cymbopogon citrus) terhadap intensitas nyeri dismenore. Jenis penelitian ini adalah quasy experimental dengan  rancangan pretest-posttest with control. sampel penelitian ini adalah mahasiswi DIV bidan pendidik semester genap (VI) STIKES Karya Husada Semarang. Subyek dipilih dari seluruh populasi. Pengambilan data dilakukan dengan lembar observasi. Intensitas nyeri dismenore diukur menggunakan numeric ratting scale dan visual analog scale. Data dianalisis dengan uji T dengan signifikasi p<0,005. Sebagian besar ayah balita usia 24-36 bulan di Desa Purworejo melakukan stimulasi perkembangan gerak kasar dengan baik (63,9%), melakukan stimulasi perkembangan gerak halus baik (58,3%), melakukan stimulasi perkembangan bicara dan bahasa baik (61,1%), serta melakukan stimulasi perkembangan sosial dan kemandirian baik (55,6%). Intensitas nyeri dismenore sebelum diberikan minuman serai rata-rata nyeri 6.62 dan sesudah diberikan rata-rata nyeri menjadi 2.50. Hasil  uji t-test menunjukan nilai p-value = 0.009. Agar dapat memanfaatkan minuman serai untuk mengatasi nyeri dismenore secara non-farmakologi. Kata Kunci : dismenore; intensitas nyeri; minuman serai
Resiko Bayi Berat Lahir Rendah terhadap Penurunan Kadar Bilirubin POPPY FRANSISCA AMELIA; Isy Royhanaty; Diah Oktaviana
Jurnal SMART Kebidanan Vol 5, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.246 KB) | DOI: 10.34310/sjkb.v5i2.195

Abstract

Berat bayi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Kadar Bilirubin menjadi tinggi. Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Kadar Bilirubin tinggi disebabkan oleh kematangan organ yang belum maksimal, berkurang nya jumlah enzim yang diambil dan kenaikan bilirubin serum yang cenderung sama atau sedikit lebih lambat tetapi jangka waktunya lebih lama dari biasanya sehingga mengakibatkan Kadar Bilirubin meningkat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara Berat Bayi Lahir dengan Kadar Bilirubin pada BBLR.Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan studi retrospektif. Waktu Penelitian bulan Desember sampai bulan Juni 2018. Sampel Penelitian berjumlah 148 bayi, dan menggunakan data sekunder. Analisa menggunakan korelasi rank spearman. Hasil Penelitian didapatkan p-value 0,000 dengan korelasi rank spearman -0,601 yang artinya korelasi negatif yang menunjukkan kekuatan dalam kategori tinggi yaitu semakin rendah berat badannya maka semakin tinggi kadar bilirubinnya. Ada korelasi yang signifikan antara berat bayi lahir dengan kadar bilirubin. Kata Kunci : Bayi Berat Lahir Rendah; Berat lahir; Kkadar Bilirubin.