Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN JENIS KELAMIN BURUNG KENARI (Serinus canaria) BERDASARKAN GEN Chromodomain Helicase DNA-Binding 1 (CHD1) Afif Muhammad Akhrom; Indarjulianto Soedarmanto; Yanuartono Yanuartono; Trini Susmiati; Alfarisa Nururrozi; Slamet Raharjo
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 7 No. 1 (2020): June 2020
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.004 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v7i1.3178

Abstract

Phenotype determination of sex in young canaries is very low in accuracy. This study aimed to develop a genotypic sexing method in canaries. This study used 12 canaries consisting of 3 mature males, 3 mature females and 6 one-month-old canaries. Phenotypic sexing by cloacal observation was done on all birds, continued by genotypic sexing to identification CHD1 gene using polymerase chain reaction (PCR). The PCR used blood samples for mature canaries, and feather for mature and one-month-old canaries. The results of phenotypic observations showed that all mature male canaries had prominent and pointed cloaca forms, all mature females had flat and wide, whereas all one-month-old birds had a flat cloaca. The result of PCR showed a single band (500 bp) for mature male and double bands (500 bp and 300 bp) for mature female canaries. The PCR results of one-month-old canaries showed that there were one male and five females. Based on this study, it was concluded that genotypic sexing using the PCR method is effective in the sex determination of canaries.Keywords: canary, CHD1, genotype, PCR, sexing ABSTRAKPenentuan jenis kelamin burung kenari muda secara fenotip akurasinya sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis kelamin burung kenari secara genotip. Penelitian ini menggunakan 12 ekor burung kenari, terdiri dari 6 ekor dewasa (3 jantan, 3 betina) serta 6 ekor umur 1 bulan. Semua burung ditentukan jenis kelaminnya dengan mengamati kloaka dan identifikasi gen CHD1 menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR). Sampel DNA berasal dari darah dan bulu untuk burung dewasa serta bulu untuk burung umur 1 bulan. Pengamatan fenotip menunjukkan bahwa burung kenari dewasa jantan mempunyai bentuk kloaka menonjol dan runcing, dewasa betina berbentuk datar dan lebar, sedangkan semua burung umur 1 bulan mempunya bentuk kloaka datar. Hasil identifikasi gen CHD1 diperoleh adanya 1 pita gen sekitar 500 bp dari sampel darah dan bulu semua burung kenari dewasa jantan, dan 2 pita gen sekitar 500 bp dan 300 bp dari sampel semua burung kenari betina dewasa. Hasil PCR pada sampel burung umur 1 bulan menunjukkan bahwa 1 ekor jantan dan 5 ekor betina. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penentuan jenis kelamin secara genotip menggunakan gen CHD1 dapat dilakukan pada burung kenari.
Penyakit Ginjal Kronis pada Anjing dan Kucing: Manajemen Terapi dan Diet Yanuartono Yanuartono; Alfarisa Nururrozi; Soedarmanto Indarjulianto
Jurnal Sain Veteriner Vol 35, No 1 (2017): Juni
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.942 KB) | DOI: 10.22146/jsv.29284

Abstract

Chronic kidney disease is a progressive impairment of renal function and irreversible. The kidneys fail to maintain metabolism and fluid and electrolyte balance, causing uremia. This disease is a common problem in old cats and dogs that not detected by the owners up to 75 % of kidney function is damaged. Clinical signs vary as polyuria, polidipsi, anorexia, vomiting, weight loss, pale mucous membranes, mouth ulceration, halitosis and acute blindness. Chronic renal failure is not curable so that the necessary medication management and proper diet in orderto improve the quality of life and prolong the life of the animal.
Kepincangan Akibat Kuku Abnormal Sapi Perah di Kandang dengan Alas Karet dan Beton Soedarmanto Indarjulianto; Catur Sugiyanto; Ambar Pertiwiningrum; Yanuartono Yanuartono; Alfarisa Nururrozi; Teguh Ari Prabowo; Ahmad Syahrul Fauzi
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.61684

Abstract

Kepincangan pada sapi perah yang dapat diebabkan kuku abnormal dapat mempengaruhi kesehatan dan produksi susu. Penelitian ini bertujuan membandingkan kasus kepincangan akibat kuku abnormal pada sapi perah yang dipelihara di kandang dengan alas karet dan beton. Penelitian ini menggunakan 104 ekor sapi perah dari 23 peternak, yang terdiri dari 72 ekor dipelihara dengan alas kandang karet dan 32 beton. Semua sapi diperiksa kukunya, kemampuan berdiri dan berjalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kasus kuku abnormal sebanyak 26 dari 105 ekor sapi (25%) yang terdiri dari 16/72 ekor (22,2%) pada kandang alas karet dan 10/32 ekor (31,3%) pada kandang alas beton. Kondisi kuku tersebut menyebabkan sebanyak 8 ekor sapi (30,8%) kesulitan berdiri atau kesulitan berjalan dan (69,2%) masih dapat berdiri dan berjalan dengan normal. Sebanyak 6/16 ekor (37,5%) sapi pada kandang alas karet dan 2/10 ekor (20%) sapi pada kandang alas beton menunjukkan kesulitan berdiri dan berjalan. Abnormalitas kuku pada penelitian ini kemungkinan disebabkan kuku tidak dipotong tepat waktu karena peternak kurang berpengalaman. Kesimpulan dari peneltian ini adalah prevalensi problem kuku abnormal adalah 25% yang didapatkan lebih banyak terjadi pada kandang alas beton. Kepincangan akibat kuku abnormal terjadi pada 30,8% sapi perah kuku abnormal dan kejadian didapatkan lebih banyak pada sapi yang dipelihara di kandang dengan alas karet.
Sosisalisasi Kesehatan Hewan Kepada Masyarakat Secara Daring: Online Socialization of Animal Health to The Community Soedarmanto Indarjulianto; Yanuartono Yanuartono; Slamet Raharjo; Alfarisa Nururrozi; Hastari Wuryastuty; Irkham Widiyono; Hary Purnamaningsih; Guntari Titik Mulyani; Ida Tjahajati; Sri Hartati; Yuriadi Yuriadi
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i2.223

Abstract

ABSTRACT Various animal diseases are not always known by animal owners, so they must always be socialized even in the condition of the COVID-19 outbreak. This community service aims to provide animal health information to the community by online. This activity was carried out from in November 2020 using the Cisco Webex platform. The results showed that as many as 269 participants have joined in the socialization, consisting of 180 from Yogyakarta and 89 from outside Yogyakarta. Concluded that online socialization of animal health is successfully carried out and received a very good response from the community. Keywords: Animal health; Community service; Veterinary clinic ABSTRAK Berbagai macam penyakit hewan tidak selalu diketahui oleh pemilik hewan, sehingga harus selalu disosialisasikan walapun dalam kondisi wabah COVID-19. Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan memberikan informasi kesehatan hewan kepada masyarkat secara daring. Pengabdian dilakukan pada bulan bulan Oktober sampai Nopember 2020 secara daring menggunakan platform Cisco Webex. Hasil PKM menunjukkan bahwa sebanyak 269 calon peserta telah mengikuti sosialisasi, yang terdiri dari 180 berasal dari Yogyakarta dan 89 dari luar Yogyakarta. Berdasar hasil kegiatan ini, disimpulkan bahwa sosialisasi tentang kesehatan hewan secara daring berhasil dilaksanakan dan mendapat respon sangat bagus dari masyarakat. Kata kunci: Kesehatan hewan; Klinik hewan; Pengabdian masyarakat.