Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Menuju Pelayanan Sosial yang Berkeadilan Damanik, Janianton
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 15, No 1 (2011): Kebijakan Sosial di Aras Lokal
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

It is inevitable that the main weakness of social service management, whether committed by state or another actors, lies in the enforcement of justice. The root of the problem mainly lies on the social services approach which tends to be charitative and focuses more on image building. Charitative approach immediately raises the sense of unjust when the target group of clients are subordinate of service providers, while the image building motive tends to encourage the emergence of manipulative actions that offend the sense of justice. This paper offers an alternative idea of model in social services which is more equitable with emphasis on production process and mechanism, allocation and distribution of social resources to the public, as the essence of social services
Pengembangan SDM Pariwisata Daerah: Agenda Kebijakan Untuk Pembuat Kebijakan Kusworo, Hendrie Adji; Damanik, Janianton
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 6, No 1 (2002): Kebijakan Publik: Perspektif Alternatif
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

The sustainability of the currently impressive growth of tourism industry in Indonesia is threathened by bureaucratic incompetence of the increasingly decentralized governance. The old-fashined bureaucracy responsible for dealing with tourism at the local level would be unable to meet high standard of tourism industry set out at international level, unless human resource within local bureaucracy is qualitatively improves to meet the demand of international market. Local governments shlould put gear on improving tourism policy making by improving torurism-related bureaucracy.
Kebijakan Publik dan Praksis Democratic Governance di Sektor Pariwisata Damanik, Janianton
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 8, No 3 (2005): Democratic Governance
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1.795 KB)

Abstract

Tourism is a public sector that should be operated by stakeholders: government, industry and the public itself in the way of a collaborative management. Appropriateness of the public policy ought to be seen from the planning process which involves the local community and takes their interests into account. This article argues that tourism has been developed through a strong control of government and based on the growth paradigm. This has distorted the role of the government which should be a facilitator to be a single player of tourism development. The industry and public itself are alienated from the decision making processes in tourism. The case of tourism shows that democratic governance has not been implemented well and it is a challenge for the future tourism development.
Dampak Pariwisata Waduk Kedung Ombo (WKO) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal Widodo, Yoto; Fandeli, Chafid; Baiquni, M; Damanik, Janianton
WIDYATAMA Vol 20, No 2 (2011)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak Pariwisata Waduk Kedung Ombo (WKO)Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal Yoto Widodo1, Chafid Fandeli2, M. Baiquni3, dan Janianton Damanik4  1 FISIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.Let.Jend.S.Humardani No 1 Sukoharjo Jawa Tengah 2,4 Prodi Kajian Pariwisata, Universitas Gadjah Mada3 Pusat Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada Abstrak Pada saat ini pariwisata merupakan suatu kegiatan yang memiliki perkembangan yang sangat cepat. Pariwisata diyakini memiliki potensi besar meningkatkan pendapatan  masyarakat disekitar daya tarik wisata (DTW). Realitas tersebut menarik perhatian para pimpinan pemerintah daerah dalam rangka  meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di daerah masing-masing. Pergeseran minat kunjungan wisatawan dari tujuan pariwisata tradisional ke pariwisata alam, sangat menguntungkan bagi daerah yang banyak memiliki destinasi wisata alam. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk menjawab pertanyaan, Apakah keberadaan Obyek Wisata Alam Waduk Kedung Ombo (WKO) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu  dengan  tujuan untuk  mengadakan  penjajagan  (eksploratif). Penelitian ini dilakukan di dusun Geneng, desa Rambat, kecamatan Geyer, kabupaten Grobogan dan dusun Boyolayar, desa Ngargosari, kecamatan Sumberlawang, kabupaten Sragen. Dua dusun tersebut merupakan dua daerah yang masyarakatnya terkait langsung dengan keberadaan obyek pariwisata alam Waduk Kedung Ombo (WKO). Hasil penelitian menunjukkan masyarakat di dua dusun mengakui manfaat positif keberadaan Obyek Wisata Alam Waduk Kedung Ombo (WKO). Mereka secara tidak langsung telah melakukan diversifikasi mata pencaharian, untuk responden dusun Geneng para isteri berjualan barang kelontong sedangkan untuk responden dusun Boyolayar para isteri berjualan ikan hasil tangkapan suami. Keberadaan obyek wisata alam WKO dapat meningkatkan pendapatan mereka sehari-hari.  Kata-kata kunci: Pariwisata alam, Kesejahteraan, Masyarakat lokal
DAYA SAING TEKNOLOGI DESTINASI PARIWISATA DKI JAKARTA BERDASARKAN PERSEPSI WISATAWAN Nurbaeti, Nurbaeti; Damanik, Janianton; Baiquni, Muhammad; Nopirin, Nopirin
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 9 No. 03 (2015): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kepariwisataan.v9i03.137

Abstract

This study aims to examine and analyze the use of technology in improving the competitiveness of the tourism destination based on tourists’ perception, and also to see the difference level of technology competitiveness. This research has been conducted specifically to analyse the technology competitiveness at the three main tourist destinations mentioned above based on the visitors’s perception, and why the perception could be different. This study is a survey research which explains social phenomena and causal relationship among the variables of socio-economic characteristics (group of origin, level of education, and and income level) towards the competitiveness of technology parameter in the three tourist destination through hypothesis testing. Information was collected from 300 respondents using the questionnaire, and for each tourist destination, for the-100 respondent, the unit analyzed are individuals (tourists). Sample are tourists to the three main destinations in Jakarta during May, August, and September 2014. The selected samples are those who have visited the three different tourist destination within the last three years whose age are 15 years or more. The collected data were then analyzed using Kruskall-Walls statistical test, i.e. nonparametric analysis instrument to see whether there are any difference between two conditions. Based on group of origin, level of education, and income level of the respondents, the results showed have no differences in perception to technology competitiveness of the three tourist destinations. Keywords: tourist destination, tourists’ perception, tourism destination competitiveness
New Normal Policy: Promosi Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Percepatan Penanganan Dampak Covid-19: New Normal Policy: Promosi Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Percepatan Penanganan Dampak Covid-19 Mutiarin, Dyah; Utami, Sri; Damanik, Janianton
Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34013/jk.v5i1.277

Abstract

Covid 19 memunculkan ketidakpastian dan perubahan yang sangat konstan sehingga kebutuhaninformasi berupa kebijakan pemerintah menjadi sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat.Dalam makalah ini dideskripsikan mengenai kebijakan pemerintah bidang pariwisata, yaitu: programmitigasi dan pemulihan sektor pariwisata pada masa transisi kenormalan baru dalam rangka percepatanpenanganan dampak covid-19. Kebijakan pemerintah tersebut disampaikan kepada masyarakat melaluiakun media sosial official Kemenparekraf, salah satunya adalah akun twitter official @Kemenparekraf.Untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian kebijakan yang disusun dan yang disampaikan kepadamasyarakat, dilakukan qualitative content analysis (QCA) terhadap akun @Kemenparekraf,menggunakan NVivo12 dengan fitur antara lain the management, word frequency analysis, dan visualisasidata informal. Dari 807 (delapan ratus tujuh) tweet akun @Kemenparekraf yang diposting sejak Juni s.dDesember 2020, hanya terdapat 3 (tiga) hashtag/kata yang dapat langsung menjelaskan kebijakan., yaitu#banggabuatanindonesia untuk kegiatan Anugerah Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2020,#indonesiacare untuk Sertifikasi InDOnesia CARE (I Do Care), dan chse untuk Dukungan CHSE (Cleanliness,Health, Safety, Environment). Penggunaan hashtag/kata dalam tweet masih belum dapat menjelaskankebijakan secara keseluruhan. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan membandingkan target, outputprogram dan dampaknya kepada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Inisiasi Gerakan Jamaah Maiyah dalam Pengurangan Potensi Konflik Sosial Yuantomoputra, Mada Marhaenesia; Damanik, Janianton
Dimas: Jurnal Pemikiran Agama untuk Pemberdayaan Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : LP2M of Institute for Research and Community Services - UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/dms.2021.211.6946

Abstract

Potensi konflik sosial di masyarakat diakibatkan oleh keberagaman dan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Melalui sudut pandang gerakan sosial, Jamaah Maiyah di forum Mocopat Syafaat memperlihatkan adanya resolusi konflik dalam masyarakat. Peneliti bertujuan untuk melihat bentuk inisiasi dan efektifitas Jamaah Maiyah di forum Mocopat Syafaat dalam upayanya mengurangi potensi konflik tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dan pendekatan observasi partisipatif untuk melihat fenomena Jamaah Maiyah secara langsung. Data hasil wawancara diperoleh dari informan utama dan pendukung dengan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model interaktif melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, tampilan data, dan gambaran kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk inisiasi yang dilakukan Jamaah Maiyah adalah dengan melakukan diskusi rutin dalam forum pengajian Mocopat Syafaat. Konsep ‘Sinau Bareng’ dalam Maiyah merupakan perspektif untuk saling bertukar pikiran yang berdampak terhadap perubahan perilaku individu. Keberadaan Jamaah Maiyah secara efektif mampu meresolusi konflik berdasarkan aspek tujuan, integrasi, dan adaptasinya. Hal tersebut membuktikan bahwa Jamaah Maiyah merupakan gerakan sosial alternatif. The potential of social conflict in society will always exist due to diversity and differences in ethnic, religion, race, and groups. The point of view of the social movement, Jamaah Maiyah in the Mocopat Syafaat forum shows the existence of conflict resolution in society. The purpose is to see the form of initiation and effectiveness in reducing the potential of conflict. This research uses qualitative methods and participatory observation approaches, to see the Jamaah Maiyah phenomenon. Interview data were obtained from the main and supporting informants by using purposive sampling. The data analysis technique used an interactive model through three stages; namely data reduction, data display, and conclusions. The results showed that the form of initiation carried out by Jamaah Maiyah was conducting regular discussions in the Mocopat Syafaat forum. The concept of 'Sinau Bareng' in Maiyah is a perspective for exchanging ideas that have an impact to changes individual behavior. The existence of Jamaah Maiyah was effective able to resolve conflicts based on aspects of purpose, integration and adaptation. This also proves that Jamaah Maiyah is an alternative social movement.  
PEMETAAN PERAN DAN KONTRIBUSI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DESA BURAI Fifiyanti, Debby; Damanik, Janianton
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i3.36893

Abstract

Kajian tentang desa wisata sudah banyak dilakukan, tetapi persoalan tentang peran pemangku kepentingan belum diungkap secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi peran pemangku kepentingan dan pengaruhnya dalam pengembangan ekowisata. Basis metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengandalkan wawancara langsung dan menggunakan platform media online, observasi, dan dokumentasi sebagai cara pengumpulan data. Data diolah untuk mengindentifikasi peran pemangku kepentingan dengan menggunakan NVivo 12 Plus dan dilanjutkan dengan metode analisis melalui pengggunaan matriks kepentingan dan pengaruh para pemangku kepentingan terhadap pengembangan ekowisata. Dari hasil analisis ditemukan sebanyak 13 pemangku kepentingan yang berperan secara berbeda dari lima sektor yaitu pemerintah, swasta, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat. Peran para pemangku kepentingan teridentifikasi dalam tiga kategori, yaitu regulator, fasilitator, dan pengelolah atau pelaksana. Lebih spesifik lagi, berdasarkan pengaruh dan kepetingan terdapat empat pemangku kepentingan berkarakter subjek, empat pemangku kepentingan berperan sebagai pemain kunci, lima pemangku kepentingan berperan sebagai pendukung, dan satu pemangku kepentingan pengikut. Dapat disimpulkan, bahwa peran dan kepentingan mereka bergerak dinamis sesuai dengan komitmen pada prioritas dan target yang ditentukan.