Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Anticancer Activity from Active Fraction of Sea Cucumber Nurul Mutia Putram; Iriani Setyaningsih; Kustiariyah Tarman
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.863 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i1.16399

Abstract

Sea Cucumber Holothuria atra is one of marine organisms has been used as a new source of novel bioactive compounds. Many of them have been used as the lead compounds in discovery of new anticancer drugs. The objective of this study was to determine the active fractions of sea cucumber (H. atra) which have anticancer activity. H. atra was macerated using ethanol and the extract was freezedried using a freeze dryer. The crude extract was partitioned using n-hexane, ethyl acetate, and methanol-water (3:1:1:1). Cytotoxicity test was performed using HeLa (cervic cancer) cell line and MCF-7 (breast cancer) cell line based on the MTT assay. The crude extract of H. atra showed the best cytotoxic activity against HeLa cells (IC50 = 12.48 µg/mL) and MCF-7 cells (IC50 = 17.90 µg/mL). The toxicity tests showed the IC50 value of the n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol-water fraction against HeLa cells HeLa (IC50 = 76.45 µg/mL; 77.95 µg/mL;  14.27 µg/mL) and MCF-7 cells (IC50 = 58.50 µg/mL; 59.59 µg/mL; 14.33 µg/mL).
Extraction and Purification of Fucoxanthin from Sargassum sp. as Anti-acne Mawaddah Renhoran; Dedi Noviendri; Iriani Setyaningsih; U. Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 2 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.676 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v20i2.18105

Abstract

Fucoxanthin is a pigment of a carotenoid group in brown seaweed. Fucoxanthin has high biological activity, therefore, it is suitable for the antibacterial activity. Acne is a disease caused by bacterial activity. The purposes of this study were to obtain fucoxanthin active compounds of Sargassum sp. and to determine antibacterial activity of crude extract and fucoxanthin active fraction as anti-acne compounds at bacteria causing acne. Extraction of fucoxanthin used maceration method and its purification was carried out by silica gel column method. Antibacterial activity test used disk diffusion method.  The yield of crude extraction and yield of active fraction of Sargassum sp. were 0.54% and 0.13% respectively. Fucoxanthin active fraction was identified at 0.53 Rf value. The total content of fucoxanthin was 0.47 mg/g. The functional groups of fucoxanthin active fraction consisted of alcohols, alkanes, methyl, alkenes, esters and aromatic alkenes. Fucoxanthin active fraction had anti-acne activity at 125, 250, 500 and 1,000 ug/disk against of Propionibacterium acnes and at 500 and 1,000 ug/disk against of Staphylococcus aureus.
Karakteristik Eksopolisakarida Mikroalga Porphyridium cruentum yang Berpotensi untuk Produksi Bioetanol Alwahidul Mubarok; Iriani Setyaningsih; Uju Uju
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.185 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21258

Abstract

Porphyridium cruentum merupakan salah satu mikroalga yang memiliki kandungan polisakarida yang tinggi dan mampu menghasilkan polisakarida ekstraseluler dengan jumlah mencapai 19,7 g/L. Mikroalga tidak mengandung lignin sebagai pelindung dinding selnya, sehinggaberpotensi sebagai bahan produksi bioetanol. Kendala yang dihadapi untuk mendapatkan eksopolisakarida P. cruentum yaitu pada tahap pemanenan, pemisahan eksopolisakarida dari media kultivasi. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan metode pemanenan eksopolisakarida P. cruentum dengan bahan presipitasi yang berbeda untuk mendapatkan metode alternatif yang lebih baik, serta menentukan metode hidrolisis terbaik untuk menghasilkan gula tertinggi. Penelitian dilakukan dengan tiga tahap terdiri dari kultivasi mikroalga, pemanenan dan karakterisasi, serta hidrolisis eksopolisakarida. Metode kultur menggunakan perlakuan fotoperiod 12 jam gelap 12 jam terang. Kultur P. Cruentum dipresipitasi dengan etanol 96% perbandingan 1:0,75 (v/v) dan KOH 5% perbandingan 1:1,5 (v/v). Polisakarida dihidrolisis dengan HCl 2 N dan akuades (suhu 100oC, selama 3 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air eksopolisakarida presipitasidengan etanol 96% yaitu 12,70%, abu 59,68%, viskositas 76,8 Cp, rendemen 1,4 g/L dan eksopolisakarida hasil presipitasi dengan dan KOH 5% dengan kadar air 5,28%, abu 78,61% viskositas 134,4 cP, rendemen 6,1 g/L. Monosakarida yang terdeteksi adalah fruktosa. Hidrolisis menggunakan HCl 2 N, suhu 100°C selama 3 hari merupakan metode hidrolisis eksopolisakarida terbaik dengan kadar gula total tertinggi yaitu 24,31%.
PEMURNIAN POLISAKARIDA DARI MIKROALGA BTM 11 SEBAGAI INHIBITOR RNA HELIKASE VIRUS HEPATITIS C Apon Zaenal Mustopa; Aksar Chair Lages; Iriani Setyaningsih; Muhamad Ridwan; Rifqiyah Nur Umami; Dwi Susilaningsih; Delicia Delicia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.183 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i3.21314

Abstract

Infeksi virus hepatitis C (HCV) merupakan penyebab utama penyakit hati kronis di seluruh dunia. Polisakarida dari mikroalga memiliki kemampuan melawan infeksi HCV. Ekstrak mikroalga BTM 11 mampu melawan HCV dengan cara menghambat RNA helikase. Penelitian ini ditujukan untukmemurnikan polisakarida dari ekstrak mikroalga BTM 11. Tahapan penelitian ini meliputi isolasi RNA helikase HCV dari bakteri Escherichia coli BL21 (DE3) pLyss yang membawa gen NS3 helikase dalam plasmid pET 21b menggunakan kromatografi afinitas, dan pemurnian polisakarida dari mikroalga BTM 11 dengan kromatografi gel filtrasi dan ion-exchange. Aktivitas inhibitor diketahui dari besarnya aktivitas ATPase yang dimiliki oleh RNA helikase. Analisis SDS-PAGE menunjukkan RNA helikase terpurifikasi dengan bobot molekul 54 kDa. Kromatografi gel filtrasi menghasilkan fraksi aktif polisakarida inhibitor RNA helikase dengan aktivitas sebesar 78,76% dan kandungan gula sebesar 2,97 mg/mL, sedangkan kromatografi ion-exchange memiliki aktivitas polisakarida inhibitor sebesar 74,6% dengan kandungan gula sebesar 3,21 mg/ mL. Profil inhibitor pada kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan satu spotsenyawa aktif, namun hasil kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) diperoleh tiga puncak senyawa yang menunjukkan bahwa hasil fraksi polisakarida inhibitor belum murni.
KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DAN AKTIVITAS ANTIMIKROB EKSTRAK BINTANG LAUT (Culcita schmideliana) Kustiariyah Tarman; Hana Nurullita Prestisia; Iriani Setyaningsih; Meydia Meydia; Yogiara Yogiara; Jae-Kwan Hwang
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.925 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i3.21418

Abstract

Bintang laut Culcita schmideliana merupakan salah satu spesies dari kelas Asteroidea yang memiliki potensi sebagai antimikrob. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan komponen bioaktif dan aktivitas antimikrob dari bintang laut C. schemideliana. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa uji, yaitu uji komponen fitokimia, uji aktivitas antimikrob, dan fraksinasi dengan kromatografi lapis tipis, serta bioautografi. Hasil uji fitokimia secara kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak metanol mengandung alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, dan ninhidrin, sedangkan ekstrak n-heksan dan etil asetat mengandung steroid dan saponin. Aktivitas antimikrob terbesar ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 2 mg yaitu sebesar 16 mm. Fraksinasi KLT diidentifikasi memiliki 7 bercak pada lampu sinar UV λ 254 nm dan UV λ 366 nm menghasilkan 1 bercak. Pengamatan bioautografi terhadap bakteri B. subtilis menghasilkan zona hambat sebesar 7 mm pada Rf = 0,02 dan pada Rf = 0,62 menghasilkan zona hambat sebesar 3 mm.
PERUBAHAN PARAMETER KIMIA DAN MIKROBIOLOGI SERTA ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ASAM SELAMA FERMENTASI BEKASAM IKAN MAS (Cyprinus carpio) Desniar Desniar; Iriani Setyaningsih; Retno Santi Sumardi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.604 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v15i3.21435

Abstract

Bekasam merupakan salah satu produk fermentasi ikan yang rasanya asam dan banyak mengandung bakteri asam laktat (BAL). Pembuatan bekasam umumnya menggunakan bahan baku ikan air tawar denganpenambahan garam dan sumber karbohidrat (nasi dan tapai) lama fermentasi 4-10 hari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan kimia dan mikrobiologi yang terjadi selama fermentasi; dan mengisolasi serta mengkarakterisasi isolat bakteri penghasil asam selama fermentasi bekasam ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini meliputi pembuatan bekasam (lama fermentasi 10 hari), analisis kimia dan mikrobiologi selama fermentasi (pengukuran pH, total asam tertitrasi, kadar garam, total mikroba (TPC), total bakteri penghasil asam) dan isolasi bakteri penghasil asam serta karakterisasinya. Selama fermentasi bekasam (10 hari) kadar garam, nilai pH, total mikroba mengalami penurunan, total asam tertitrasi meningkat, sedangkan nilai total bakteri penghasil asam meningkat sampai fermentasi hari ke-6 (H6) namun menurun setelah H6 sampai H10. Isolat bakteri penghasil asam diperoleh sebanyak 29 isolat. Semua isolat merupakan bakteri Gram positif dansebagian besar memiliki bentuk sel batang dan bulat, 6 isolat tidak motil, 23 isolat tidak berendospora, 19 isolat katalase negatif, 10 isolat oksidase negatif dan 7 isolat bersifat proteolitik. Berdasarkan hasil karakterisasiterhadap ke-29 isolat, diduga terdapat bakteri asam laktat yang berperan selama fermentasi bekasam ikan mas.
Potensi Kolagen Teripang Emas sebagai Inhibitor Tirosinase Mega Safithri; Iriani Setyaningsih; Kustiariyah Tarman; Vitriyanna Mutiara Yuhendri; Meydia Meydia
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.598 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i2.23085

Abstract

Kolagen memiliki aktivitas antioksidan dan mampu menghambat aktivitas tirosinase pada prosesmelanogenesis, salah satu biota laut yang dapat dijadikan sumber kolagen alternatif adalah teripang.Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik kolagen dan aktivitas penghambatan enzim tirosinaseoleh kolagen teripang emas (Stichopus hermanii). Penghilangan protein non kolagen dilakukan dengancara perendaman daging teripang menggunakan NaOH 0,1 M selama 48 jam. Isolasi kolagen dilakukanmenggunakan asam asetat 0.5 M selama 48 jam. Analisis gugus fungsi kolagen dilakukan menggunakanFTIR dan analisis aktivitas tirosinase dilakukan menggunakan spektrofotometer. Kadar protein nonkolagen yang diperoleh yaitu 0,090 mg/mL dan kolagen teripang emas memiliki rendemen 0,66%. Kolagenteripang memiliki nilai pH 6,91, gugus fungsi khas amida A (3379,29 cm-1), amida B (2924,09 cm-1), amidaI (1681,93 cm-1), amida II (1568,13 cm-1), dan amida III (1269,16 cm-1). Aktivitas penghambatan tirosinasemenunjukkan bahwa kolagen teripang emas memiliki nilai IC50 5610 ppm. Kolagen teripang emas belummampu menghambat aktivitas tirosinase.
Chemical Composition of Spirulina platensis which Cultivated in Photobioreactors with Different Photoperiodes Sari Afriani; Uju Uju; Iriani Setyaningsih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 3 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.915 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i3.24719

Abstract

Spirulina platensis known as filamentous cyanobacteria, single-celled and spiral-shaped. It is often  called  blue-green microalgae. This study aimed to determine the effect of photoperiod on the characteristic of S. platensis which were cultivated in a controlled photobioreactor (FK) and uncontrolled photobioreactor (FTK). The observed characteristics include the growth curves, dried weight of biomass, carbohydrates content,  protein, fat and bioactive compounds. The research used Completely Randomized Design (CRD) with two replications. S. platensis was cultured in 10 L volume using combination of urea, organic fertilizer RI1 and Plant catalyst (URC medium) at 24:0, 16:8, 12:12 and 6:18 (light hours:dark hours) photoperiods. The results showed the controlled photobioreactor (FK) with 24:0 photoperiods had Optical Density (0.882), dried biomass (0.31 g/L) and carbohydrate (25.85%) highest than those of other treatments. Uncontrolled photobioreactor (FTK) with photoperiods 12:12 and 16:8 had the higher protein content (58,44%) than of other treatments. The highest total fat (6.60%) occurred in photoperiod 6:18. The results of bioactive compounds based on phytochemical analysis for the whole treatment positively contained flavonoids, phenols, steroids and saponins.
Anticancer Activity of Spirulina Cultivated in Walne and Organic Media Putriana Sari Sirait; Iriani Setyaningsih; Kustiariyah Tarman
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.088 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v22i1.25876

Abstract

Spirulina is Cyanobacteria containing active components which is potentially showing anticancer activity. The purposes of this study were to determine anticancer activity and selectivity of crude extractsof Spirulina cultured using Walne and organic media, and to detect the apoptosis. The stages of this study included cultivation and harvesting of Spirulina, active components extraction, anticancer test and apoptosisdetection. Anticancer activity was determined using MTT assay. The crude extracts of Spirulina from Walne and organic cultures contained active components of alkaloids, flavonoids, steroids, and saponins. Theseextracts were not toxic to normal breast cells (MCF-12a), but showed cytotoxic activity in breast cancer cells (MCF-7). The crude extract of Spirulina from Walne culture had IC50 value of 36.23 ppm and selectivity index 30.07, while the IC50 of organic culture was 117.78 ppm and selectivity index 7.17. Detection of apoptosis with Hoechst dye 33342 showed the apoptotic activity of Spirulina crude extract against MCF-7 cells.
Characteristics of Combination Shark Liver Oil (Centrophorus sp.) And Spirulina Powder as Food Supplement Julian Franklin Soselisa; Sugeng Heri Suseno; Iriani Setyaningsih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.174 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v22i2.27675

Abstract

The content of fish oil supplements is sufficient to fulfill the need of EPA and DHA, however adding nutritional value will be beneficial. This study was aimed to characterize the chemical content of the supplement from a combination of shark liver oil and Spirulina powder. The oil was extracted using dry rendering method at 50oC for 8 hours. The extracted oil was then combined with Spirulina powder with a concentration of 10; 30; and 50%. In general, the chemical characteristics of fish oil were affected by the addition of Spirulina plantesis. The fish oil with adddition of Spirulina 50% had the highest protein (24.3%) and essential amino acid content (but comparable DHA content. In conclusion, addition of Spirulina increased the chemical content of the fish oil, but reduced their fatty acid content.