Saharudin Saharudin
Prodi D-III Sanitasi, Poltekkes Kemenkes Palu, Palu, Indonesia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan

Hubungan Hygiene Perorangan Anak Usia Sekolah dengan Kejadian Penyakit Diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol Dedi Mahyudin Syam; Andi Bungawati; Tjitrowati Dja'afar; Maryam Maryam; Ros Arianty; Saharudin Saharudin
Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.222 KB) | DOI: 10.33860/bjkl.v1i1.375

Abstract

Asupan gizi yang tidak dapat diserap akan menimbulkan tekanan osmotik dalam rongga usus bertambah, sehingga menyebabkan perpindahan air serta elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan sehingga menyebabkan diare. World Health Organization (WHO) diare merupakan pemicu kematian nomor 2 pada anak di dunia, nomor 3 pada balita, serta nomor 5 untuk seluruh usia, ±1, 5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya di sebabkan diare. Observasi pendahuluan lewat wawancara dengan 5 orang anak sekolah kala habis bermain cuci tangan kadangkala dilaksanakan dan kadangkala tidak dilaksanakan. Tujuan studi ini adalah diketahuinya hubungan hygiene perorangan anak umur sekolah dengan penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol Kategori riset ini ialah studi analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam studi ini yaitu anak umur sekolah yang alami diare berjumlah 20 orang dan 20 orang tidak alami diare. Prosedur pengambilan sampel memakai purposive sampling. Analisis yang digunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil analisis statistik Terdapat hubungan hygiene perorangan anak umur sekolah dengan penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol dengan p-value 0, 001. Nilai OR 1, 286, maksudnya anak yang hygiene perorangan yang kurang baik berpeluang mengidap diare 1, 286 kali dibandingkan dengan hygiene perorangan baik. Dianjurkan warga Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol menerapkan hygiene perorangan untuk menghindari kejadian diare. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini anak usia sekolah menderita diare berjumlah 20 orang dan 20 orang bukan penderita diare. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisis yang digunakan analisa univariat dan bivariat. Ada hubungan hygiene perorangan anak usia sekolah dengan kejadian penyakit diare di Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol dengan p value 0,001. Nilai OR 1,286, artinya anak yang hygiene perorangan yang kurang baik berpeluang menderita diare 1,286 kali dibanding dengan hygiene perorangan baik. Disarankan masyarakat Kecamatan Bonobogu Kabupaten Buol menerapkan hygiene perorangan untuk mencegah kejadian diare.
Posisi Kerja dan Kelelahan pada Pekerja Rotan di CV. Fajar Baru Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara Herlina Susanto Sunuh; Saharudin Saharudin; Herdi Herdi
Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.362 KB) | DOI: 10.33860/bjkl.v1i1.416

Abstract

Posisi kerja merupakan titik penentu dalam melakukan pekerjaan, jika posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja tidak ergonomis, akan menyebabkan kelelahan kerja dan berakibat kecelakaan. Kelelahan adalah merupakan proses menurunnya efesiensi pelaksanaan kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk melanjutkan kegiatan yang seharusnya di kerjakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui posisi kerja dan kelelahan pada pekerja rotan Di CV Fajar Baru Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan observasional, populasi dan sampel yaitu seluruh pekerja dibagian produksi CV Fajar Baru Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara sebanyak 60 orang. Hasil penelitian, posisi kerja sesuai (0%), tidak sesuai sebanyak 60 pekerja (100%), kelelahan Normal sebanyak 5 perkerja (8,3%), Ringan sebanyak 47 pekerja (76.7%), Sedang sebanyak 8 orang pekerja (15,0%) dan Berat (0%). Sebagai saran agar perusahaan dapat memperhatikan posisi kerja pekerja yang benar seperti lama berdiri 2 jam harus diselingi waktu istirahat, posisi mengangkat tulang belakang lurus, tidak terlalu membungkuk dan posisi saat memindahkan beban harus dekat dengan tubuh, sebaiknya gerakan harus dinamis, serta membuat kelengkapan sarana yang sesuai antropometri tenaga kerja.
Perilaku Petugas Linen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong Tjitrowati Dja'afar; Saharudin Saharudin; Andi Bungawati; Maryam Maryam; Dedi Mahyudin Syam
Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/bjkl.v2i1.611

Abstract

Pendahuluan: Rumah sakit bertujuan memberi pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medis, penunjang medis dan penunjang non medis. Pengelolaan linen yang buruk akan menyebabkan potensi penularan penyakit bagi pasien, staf dan pengguna linen. Linen kotor tidak terinfeksi adalah linen yang tidak terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh dan feses yang berasal dari pasien dan lainnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku petugas linen di rumah sakit Anuntaloko parigi Moutong. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas linen di rumah sakit Anuntaloko Parigi yang berjumlah keseluruhan 13 orang dan sampel dalam penenelitian ini menggunakan metode sampling jenuh, yang artinya seluruh dari populasi diteliti yaitu 13 orang petugas linen di rumah sakit. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengatahuan petugas linen yang memiliki kriteria baik berjumlah 10 responden  (76,9%) , cukup berjumlah 3 responden  (23,1%) dan kurang berjumlah 0 (0%), sikap petugas linen di rumah sakit Anuntaluko adalah positif, tindakan petugas linen di rumah sakit Anuntaloko untuk tahapan pencucian linen mulai dari tahapan pengumpulan, pengeringan, penyetrikaan, penyimpanan, distribusi dan pengangkutan linen non infeksiusdan infeksius telah dilakukan sesuai dengan prosedur pencucian linen, sedangkan pada tahapan penimbangan dan pencucian linen non infeksiusdan infeksius belum semua dilakukan sesuai dengan prosedur pencucian linen. Kesimpulan: Petugas linen di rumah sakit umum daerah (RSUD) Anuntaloka Parigi Moutong  rata-rata untuk pengetahuan adalah baik, sikap menunjukkan positif, dan tindakan sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.