Diah Intan Kusumo Dewi
Department Of Urban And Regional Planning Faculty Of Engineering Diponegoro University

Published : 37 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Ruang

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Pola Pergerakan Pengguna Sepeda Di Kampung Melayu Semarang Dewi, Diah Intan Kusumo
Ruang Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.3.161-170

Abstract

Masalah transportasi yang dialami kota-kota besar di Indonesia saat ini adalah semakin tingginya penggunaan kendaraan motorized dan penurunan pemanfaatan kendaraan non-motorized seperti sepeda. Semarang menjadi salah satu kota yang mengalami permasalahan transportasi tersebut. Padahal penggunaan kendaraan non-motorized (NMT) seperti sepeda justru menawarkan upaya menangangi permasalahan transportasi (Susantono, 2009). Keberadaan penggunaan sepeda untuk bekerja yang ada di Kampung Melayu Kota Semarang menjadi salah satu upaya menangani permasalahan transportasi ditengah tingginya penggunaan kendaraan motorized di Semarang. Hal inilah yang sebaiknya tetap dipertahankan dan diperhatikan keberlanjutannya agar dapat mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Keberadaan pengguna sepeda yang menarik penulis mengangkat penelitian dengan pertanyaan penelitian yaitu apa yang mempengaruhi hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna sepeda di Kampung Melayu?. 
Kajian Morfologi Kawasan Permukiman di Sepanjang Kali Beringin Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 1, No 4 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.4.291-300

Abstract

...
Perancangan Koridor Setiabudi Kota Semarang Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 2, No 3 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.2.3.711-720

Abstract

Perkembangan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan saat ini semakin kompleks baik dari segi intensitas teknologi, kebutuhan prasarana dan sarana, maupun lingkungannya terutama pada kawasan-kawasan strategis di setiap wilayah. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Jl. Perintis kemerdekaan - Jl. Setiabudi merupakan jalan arteri sekunder. Tingginya volume lalu-lintas yang melalui jalan ini ditambah dengan terdapatnya rencana Rumah Sakit Siloam, Hotel Plaza, serta sekolah internasional pada ruas jalan tersebut serta adanya persimpangan (persimpangan Hotel Plaza, persimpangan Ngesrep dan persimpangan menuju RS Siloam) serta terdapat pemberhentian angkutan umum yang kurang teratur pada titik tersebut mengakibatkan terjadinya masalah lalu-lintas seperti kemacetan lalu-lintas pada jam-jam sibuk pagi, siang dan sore hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perancangan kawasan koridor jalan Setiabudi di Kota Semarang. Adapun sasaran dalam penelitian ini diantara lain mengidentifikasi 7 elemen rancang Koridor Jalan Setiabudi, menganalisis kawasan dan wilayah perencanaan, membentuk konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan, menyusun konsep dasar KDB, KLB dan KDH di koridor Jalan Setiabudi.
Kajian Tingkat Kesiapan Masyarakat Kawasan Tambak Lorok Terhadap Pengembangan Kampung Wisata Bahari Fina Delfiliana; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 2, No 3 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.915 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.3.216-224

Abstract

Pengembangan kampung wisata bahari yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang berada di Tambak Lorok, sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam penataan kawasan karena selama ini Tambak Lorok menjadi kampung nelayan namun memiliki kualitas lingkungan yang buruk sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan maka perlu diketahui kesiapan masyarakat Tambak Lorok dalam menghadapi pengembangan kampung wisata bahari tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam proses analisis adalah metode kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah statistik deskriptif, pembobotan Guttman, dan analisis faktor. Studi ini memperoleh kesimpulan yaitu tingkat kesiapan masyarakat Tambak Lorok rendah dalam menghadapi pengembangan kampung wisata bahari. Hal ini dikarenakan masyarakat Tambak Lorok memiliki tingkat kesiapan yang sangat rendah pada aspek keterampilan dibidang pariwisata. Meskipun demikian mereka memiliki kesiapan yang sangat tinggi untuk beradaptasi dengan suasana baru jika menjadi kampung wisata bahari. Wujud kesiapan mmasyarakat kawasan Tambak Lorok siap untuk melakukan pengembangan kelompok dan usaha sadar wisata, masyarakat kawasan Tambak Lorok siap untuk melakukan pengembangan di bidang perikanan, dan masyarakat kawasan Tambak Lorok siap untuk pengembangan kesenian setempat dan memberikan iuran guna pemeliharaan lingkungan.
Perancangan Kawasan Permukiman Tepi Sungai dengan Konsep Eco-Green Living di Kelurahan Peterongan, Semarang Selatan Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 4, No 3 (2018): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.423 KB) | DOI: 10.14710/ruang.4.3.257-265

Abstract

The area directly adjacent to the waters is called the waterfront area. Waterfront area has many dvantages compared to other areas. Semarang city is one of the cities that have many spaces of the city whose growth starts from the development of the river corridor area, Semarang City should be able to take advantage of the potential becomes a distinct advantage. The principle of waterfront design is the basics of the arrangement of the city or region that includes various aspects of considerations and components of arrangement to achieve a good urban design. Micro area is one of the areas traversed by the East Canal River flood of Manggis River and included into the sub-district of Peterongan with an area of 10.5 hectares. The function of the micro area is as a residential and trade & services area. However, trading activities that located in designated areas dominated by street vendors who trade on the banks of rivers tend to be wild and unorganized, while the residential areas on the banks of the river can be said to be slum area. Therefore, by using the concept of "Eco Green Living" which is derived from the Sustainable Development concept and Ecologycal Riverfront concept with indicators of Economics, Green and Living is expected to overcome the existing problems in the existing region
Persepsi Masyarakat Terhadap Faktor-Faktor Penentu Pelestarian Bangunan Kuno Di Kampung Kauman Semarang Diah Intan Kusumo Dewi; Landung Esariti
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.269 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.319-323

Abstract

Kampung Kauman merupakan kawasan yang memiliki perjalanan sejarah yang panjang, dengan tradisi yang kuat dan beragam yang terletak di Kecamatan Semarang Tengah. Kondisi Kampung Kauman memiliki cirri khusus berupa bangunan-bangunan kuno bercorak Melayu, Arab, Cina. Keberadaan bangunan bangunan yang memiliki nilai historis tersebut dapat menampilkan cerita visual dari suatu tempat/kawasan, yang mencerminkan perubahan-perubahan waktu, tatacara kehidupan dan budaya dari penduduknya. Kurangnya perhatian akan potensi nilai budaya, sejarah, ekonomi dan sosial mengakibatkan bangunan dan kawasan Kauman mengalami kerusakan bentuk ruang, pudarnya tradisi sosial budaya setempat, dan tidak produktif. Selain itu akan menjadi kendala bagi perkembangan pariwisata daerah, padahal Kawasan Kauman pernah berperan sebagai pusat komersial atau ekonomi dan pusat social budaya. Adapun hasil dari penelitian ini adalah biaya pemeliharaan bangunan kuno berasal dari dana pribadi pemilik bangunan kuno sendiri, sedangkan pemerintah kenyataannya tidak memberikan bantuan dana sepenuhnya. Tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari pemerintah maka upaya revitalisasi akan menghambat partisipasi masyarakat yang akan menjadi penentu keberhasilan dari upaya revitalisasi Kawasan kauman Semarang.
Pemanfaatan Jalur Pemandu Tunanetra Pada Pedestrian Di Kota Semarang Rischa Oktari Sari; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 1, No 1 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.1.11-20

Abstract

Penyediaan jalur pemandu di Kota Semarang dilatarbelakangi oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.30 tahun 2006 dan Perda Kota Semarang no 14 tahun 2011-2031 yang menyatakan bahwa pengembangan fasilitas pejalan kaki harus dilengkapi dengan aksesibilitas, dengan tetap memperhitungkan penggunaannya bagi penyandang cacat. Sayangnya, penataan itu kurang disertai dengan perencanaan yang matang, karena tidak memperhatikan keamanan, kenyamanan dan aksesibilitas bagi tunanetra yang menggunakan jalur pemandu. Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif, sementara teknik analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil observasi, jalur pemandu di Kota Semarang jarang dimanfaatkan oleh tunanetra, hal ini disebabkan oleh hampir secara keseluruhan tunanetra tidak mengetahui penyediaan jalur tersebut. Menurut mereka pemerintah tidak pernah melakukan sosialisasi terkait penyediaan jalur. Alasan lain adalah penyediaan jalur pemandu baru disediakan di Kawasan Simpang Lima dan Tugu Muda dimana dikawasan tersebut banyak terdapat ruang publik, aktivitas pemerintahan dan aktivitas perdagangan jasa sementara pada hasil analisis ditemukan bahwa tunanetra sangat jarang melakukan aktivitas ke ruang publik. Selain itu jarak antara rumah tunanetra dengan lokasi penyediaan jalur cukup jauh, karena tunanetra sendiri lebih banyak yang bertempat tinggal dikawasan pinggiran seperti di kawasan Pedurungan, Mijen dan lainnya. Hal ini yang menyebabkan minimnya jumlah tunanetra yang memanfaatkan jalur pemandu di Kota Semarang.
Pendekatan Responsif Gender Dalam Penyediaan Sarana Lingkungan Perkotaan Landung Esariti; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 2, No 4 (2016): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.976 KB) | DOI: 10.14710/ruang.2.4.324-330

Abstract

Peran perencana kota dalam penyediaan infrastruktur perkotaan adalah perlunya memahami penyediaan infrastruktur berdasarkankebutuhanpenggunanya. Disinilah, pendekatanresponsif gender menjadi penting karena pendekatan ini menekankan pada upaya untuk mengetahui bagaimana keadilan dapat diterapkan dengan menemukenali relasi gender yang membentuk sistem aktivitas, yang diamati pada semua kelompok masyarakat pengguna infrastruktur perkotaan. Artikel ini ditulis dengan membandingkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 534/KPTS/M/2001 Tanggal: 18 Desember 2001 tentang jenis sarana lingkungan perkotaan dan observasi yang dilakukan di sekitar KecamatanTembalang, Semarang. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada penyediaan sarana lingkungan perkotaan yang terdiri dari sarana niaga, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana pelayanan umum, sarana sosial budaya dan ruang terbuka hijau dapat diketahui beberapa indikator pelayanan yang harus dipenuhi. Indikator yang dimaksud adalah jangkauan pelayanan, pengguna usia produktif dan tidak produktif, tata guna lahan eksisting dan rencana, dan kondisi sistem social masyarakat.
Persepsi Pengguna Taman Tematik Kota Bandung Terhadap Aksesibilitas dan Pemanfaatannya Freska Ilmiajayanti; Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 1, No 1 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.1.21-30

Abstract

Perkembangan Kota Bandung sebagai kota kreatif, mendorong aktivitas yang beragam dilakukan oleh pengguna berupa masyarakat atau komunitas-komunitas seni dan sosial. Adanya aktivitas beragam dan kelompok-kelompok penyalur hobi yang berbeda yang berlangsung saat ini maka aksesibilitas pengguna taman tematik itu sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang efektif untuk pencapaian interaksi sosial dalam ruang publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengguna taman tematik di Kota Bandung terhadap aksesibilitas dan pemanfaatannya. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified sampling dengan menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi serta pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Dari hasil analisis maka dihasilkan bahwa tingkat aksesibilitas taman tematik Kota Bandung cukup baik, baik berupa dari faktor jarak tempuh, waktu tempuh perjalanan, moda transportasi yang digunakan serta kondisi jalan menuju taman tematik, sehingga jangkauan pelayanan taman tematik telah menyebar luas dan sudah sesuai keingingan pengguna. Pengguna merasakan kenyamanan yang baik dengan lengkapnya fasilitas penunjang pengguna beraktivitas, tingkat keamanan yang cukup baik dengan adanya fasilitas penunjang keamanan, kondisi tingkat kebersihan, aktivitas pengguna yang telah memanfaatkan taman ini sesuai dengan tema taman ini. Hal ini menjadikan taman tematik Kota Bandung dapat menjadi wadah perkumpulan dan kegiatan dari komunitas terkait karena telah sesuai dengan tujuan Ridwan Kamil sebagai walikota untuk memberikan wadah kepada para komunitas di Kota Bandung.
Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Pola Pergerakan Pengguna Sepeda Di Kampung Melayu Semarang Diah Intan Kusumo Dewi
Ruang Vol 1, No 3 (2015): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.1.3.161-170

Abstract

Masalah transportasi yang dialami kota-kota besar di Indonesia saat ini adalah semakin tingginya penggunaan kendaraan motorized dan penurunan pemanfaatan kendaraan non-motorized seperti sepeda. Semarang menjadi salah satu kota yang mengalami permasalahan transportasi tersebut. Padahal penggunaan kendaraan non-motorized (NMT) seperti sepeda justru menawarkan upaya menangangi permasalahan transportasi (Susantono, 2009). Keberadaan penggunaan sepeda untuk bekerja yang ada di Kampung Melayu Kota Semarang menjadi salah satu upaya menangani permasalahan transportasi ditengah tingginya penggunaan kendaraan motorized di Semarang. Hal inilah yang sebaiknya tetap dipertahankan dan diperhatikan keberlanjutannya agar dapat mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Keberadaan pengguna sepeda yang menarik penulis mengangkat penelitian dengan pertanyaan penelitian yaitu apa yang mempengaruhi hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna sepeda di Kampung Melayu?.