Latifah Ratnawati
Universitas Sriwijaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN Fenny Mustika Sari; Latifah Ratnawati; Ernalida Ernalida
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2017): SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.641 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran ARIAS lebih berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 10 Palembang dibandingkan model konvensional. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen research) dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel penelitian berjumlah 80 orang siswa dengan rincian 40 orang siswa kelas VII.1 (kelompok eksperimen) mendapat pembelajaran menulis cerpen dengan model ARIAS dan 40 orang siswa kelas VII.3 (kelompok kontrol) mendapat pembelajaran menulis cerpen dengan model konvensional. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 10 Palembang yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan model konvensional. Teknik pengumpulan data adalah tes menulis cerpen, teknik analisis data adalah teknik statistik uji-t dengan menggunakan program komputer SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan kemampuan menulis cerpen antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan siswa yang diajar menggunakan model konvensional. Nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol dari pengujian uji-t menunjukkan thitung > ttabel atau 5,535 > 1,991 dengan df= 78 pada tingkat signifikansi 95% (a=0,05). Dengan demikian, Ha yang berbunyi “ada perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan model ARIAS dengan siswa yang diajar menggunakan model konvensional” diterima.
REKONSTRUKSI REALITAS PADA BERITA PEMILIHAN PRESIDEN DI MEDIA CETAK TAHUN 2014 Aby Fatwa Negara; Mulyadi Eko Purnomo; Latifah Ratnawati
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2017): SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.005 KB)

Abstract

Bahasa dalam media massa tidak hanya sebagai alat untuk menggambarkan sebuah realitas, tetapi juga mampu menentukan gambaran (makna citra) mengenai realitas yang akan timbul di benak khalayak. Pemberitaan di media massa dipengaruhi oleh berbagai kepentingan yang melingkupi media tersebut. Makalah ini membahas tentang rekonstruksi realitas berita pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 pada surat kabar Seputar Indonesia edisi Sumatera Selatan dan Sriwijaya Post terbitan Juni--Juli 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rekonstruksi realitas pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 pada surat kabar Seputar Indonesia edisi Sumatera Selatan dan Sriwijaya Post ke dalam wacana berita dilihat dari struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris berita tersebut. Penelitian ini menggunakan metode linguistik deskriptif dengan menggunakan paradigma konstruksionis selanjutnya dianalisis menggunakan model analisis framing yang dikembangkan oleh Pan dan Kosicki. Sumber data dalam penelitian ini adalah masing-masing 15 berita dari surat kabar Seputar Indonesia edisi Sumatera Selatan dan Sriwijaya Post terbitan Juni--Juli 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa framing yang dilakukan surat kabar Seputar Indonesia edisi Sumatera Selatan dan Sriwijaya Post telah berpihak pada salah satu pasangan Capres-Cawapres. Kedua surat kabar tersebut mengonstruksi realitas menjadi wacana berita tanpa memperhatikan objektivitas dan netralitas dalam wacana berita.
WARNA LOKAL DALAM NOVEL JURAI: KISAH ANAK-ANAK EMAK DI SETAPAK IMPIAN KARYA GUNTUR ALAM Ria Ayu Wahyuni; Latifah Ratnawati; Kasmansyah Kasmansyah
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2017): SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.106 KB)

Abstract

Masalah dalam penelitian makalah ini adalah bagaimana warna lokal yang terdapat dalam novel Jurai: Kisah Anak-Anak Emak di Setapak Impian karya Guntur Alam. Dengan tujuan mendeskripsikan kelokalan yang terdapat dalam novel Jurai: Kisah Anak-Anak Emak di Setapak Impian. Metode penelitian ini meggunakan metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan yang teori antropologi sastra yang terdiri dari beberapa unsur budaya. Unsur budaya tersebut meliputi, (1) Peralatan kehidupan (alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan, pakaian, tempat berlindung dan perumahan, dan alat-alat transportasi), (2) mata pencarian, (3) sistem kemasyarakatan, (4) sistem bahasa, (5) sistem kesenian, (6) sistem pengetahuan, dan (7) sistem religi (agama, kepercayaan atau keyakinan). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa unsur budaya yang sering muncul dalam novel Jurai: Kisah Anak-Anak Emak di Setapak Impian yaitu sistem bahasa, sedangkan unsur budaya yang sedikit muncul yaitu sistem pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel tersebut dapat memberikan masukan dalam pengembangan literasi sastra dengan melihat unsur kebudayaan yang terdapat dalam karya sastra.
CERITA “RAJO NURALAM”: PENELUSURAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL Latifah Ratnawati
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia Vol 1, No 1 (2017): SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Publisher : Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.874 KB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat di dalam cerita “Rajo Nur Alam”. Cerita ini tergolong pada cerita asal-usul karena di dalamnya diceritakan asal-usul beberapa wilayah yang ada di Sumatera. Cerita ini nyaris tidak dikenal lagi, terutama oleh generasi muda. Padahal di dalam cerita ini terkandung nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif analisis, data dikumpulkan menggunakan teknik catat/rekaman, dan data dianalisis menggunakan hermeneutika. Hasil analisis data menunjukkan bahwa cerita “Rajo Nur Alam” ini mengandung enam nilai kearifan lokal, yaitu: kerukunan dan penyelesaian konflik, pikiran positif, kesopansantunan, pelestarian dan kreativitas budaya, kerja keras, dan gotong royong. Oleh sebab itu, cerita ini perlu diresosialisasikan kepada generasi muda dan pelajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui dunia pendidikan.untuk mewujudkan manusia yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab.
SUSTAINABILITY OF SAMPYONG: REVITALIZATION EFFORT OF A PERFORMANCE ART TO A MARTIAL ART Nurhayati Nurhayati; Sukirno Sukirno; Latifah Ratnawati
Sriwijaya University Learning and Education International Conference Vol 3, No 1 (2018): 3rd-SULE-IC
Publisher : Sriwijaya University Learning and Education International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to revitalize sampyong performance art to sampyong martial art through receptive response of the community. The receptive response of the community means how people’s perception towards the existence of sampyong and how people’s reaction towards the sustainability of sampyong performance art to sampyong martial art. This study used mixed method procedures of Cresswell’s instruction. The data collection technique was done through questionnaires and focus group discussion. The data of questionnaires show that of 55% the youth were not acquintanced with sampyong. About 86% of the youth agreed whether sampyong turned out to be a nationally well-known martial art. From the focus group discussion data, it was found that respondents agreed that sampyong performance art become a martial art of sampyong along with its particular characteristics. These characteristics change the old paradigm to a new paradigm which includes names, functions, players, places, arenas, medical team, cutting-ices preparation, matches rules, costumes, judges, properties, music, and prologues. The pilot project implementation of revitalization efforts by changing sampyong from performing art to martial art has been carried out to prospective teacher students at Universitas Sriwijaya.