Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Prevalensi Infeksi Luka Kaki Diabetik pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Najihah Najihah; Paridah Paridah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 2 (2021): April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12203

Abstract

Diabetic Foot Infection (DFI) is one of the most frequent and severe complications in people with Diabetes Mellitus (DM). The aim of this study was to identify the prevalence of DFI in type II DM patients. This research was a descriptive analytic study with a cross-sectional approach with a total sample of 53 wounds obtained through accidental sampling technique. The data obtained were analyzed descriptively. The prevalence of DFI was 52.8%, based on the classification of the Infectious Disease Society of America (IDSA), there were three out of four categories, namely grade 1 (no infection), grade 2 (mild infection) and grade 3 (moderate infection). So it was concluded that type II DM patients with Diabetic Foot Ulcer (DFU) mostly have infections. So that every DM patient with DFU must be assessed for the possibility of infection Keywords: prevalence; diabetic foot infection; DM type II ABSTRAK Infeksi Luka Kaki Diabetik (LKD) merupakan salah satu komplikasi yang paling sering dan parah pada penderita Diabetes Mellitus (DM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi prevalensi kejadian infeksi LKD pada pasien DM tipe II. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 53 luka yang diperoleh melalui teknik accidental sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi infeksi LKD yaitu 52,8%, berdasarkan klasifikasi Infectious Disease Society of America (IDSA) ditemukan tiga dari empat kategori yaitu grade 1 (tidak infeksi), grade 2 (infeksi ringan) dan grade 3 (infeksi sedang). Jadi disimpulkan bahwa pasien DM tipe II dengan LKD sebagian besar mengalami infeksi. Sehingga setiap pasien DM dengan luka kaki harus dinilai untuk kemungkinan adanya infeksi Kata kunci: prevalensi; infeksi luka kaki diabetik; DM tipe II
Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir Sulidah; Ana Damayanti; Paridah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.355

Abstract

ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue terjadi secara hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia dan wilayah pesisir memiliki karakteristik yang disenangi nyamuk aedes aegypti berkaitan dengan banyaknya tempat perindukan bagi nyamuk. Pengendalian dan pencegahan DBD dapat dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan metode 3M, tetapi kajian tentang perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir. Metode penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di lokasi penelitian yaitu di Tanjung Pasir dan Tanjung Batu yang merupakan wilayah pesisir. Besar populasi 442 KK dengan jumlah jiwa 1.803 orang. Besar sampel 210 KK yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan Cronbach Alpha 0,81. Dari hasil penelitian teridentifikasi 70% masyarakat melakukan pengurasan dengan frekuensi kurang dari semestinya; cara menguras tidak tepat dilakukan oleh 77,6%; sebanyak 41,4% tidak pernah menutup tempat penampungan air dan 34,3% menutup hanya kadang-kadang; 86,7% tidak pernah mengubur benda bekas dan 55,2% melakukan pembuangan sampah yang tidak baik; sebanyak 63,3% memiliki kebiasaan menggantung baju bekas pakai diluar lemari pakaian; dan 83,8% tidak melakukan abatesasi. Perilaku PSN tidak baik dilakukan oleh 61% masyarakat dan 39% yang memiliki perilaku PSN baik. Analisis uji Somers’d diperoleh p<0,05 membuktikan ada hubungan yang bermakna antara perilaku PSN dengan pencegahan DBD. Disarankan pemerintah untuk meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan DBD karena tendahnya perilaku pencegahan DBD masyarakat pesisir. Kata kunci: DBD, perilaku pencegahan, pesisir. ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever cases occur almost evenly in all regions in Indonesia and coastal areas have characteristics favored by the Aedes aegypti mosquitoes due to a large number of breeding places for mosquitoes. Control and prevention of dengue can be done through the Mosquito Nests Eradication movement using the 3M method, but studies on dengue prevention behavior by coastal communities are still limited. This study aims to identify its prevention behavior by coastal communities. The research method is quantitative with a cross-sectional approach. The population in this study were all families in the study area as many as 442 households with 1,803 people in the coastal area of Tanjung Pasir and Tanjung Batu. The sample size was 210 households were taken by using a stratified random sampling technique. Data collection used a closed questionnaire with Cronbach Alpha 0.81. From this research, it was identified that 70% of the community carried out draining with less than proper frequency; inappropriate drainage method was performed by 77.6%; 41.4% never closed water reservoirs and 34.3% closed occasionally; 86.7% never bury used objects and 55.2% do bad garbage disposal; 63.3% have the habit of hanging used clothes outside the wardrobe, and 83.8% did not do abatization. 61% of the public had bad eradicating mosquito nests behavior and 39% had good eradicating mosquito nests behavior. The Somers'd test analysis obtained p <0.05 proving that there was a significant relationship between eradicating mosquito nests behavior and the prevention of DHF. It is recommended to the government to increase the provision of health education towards public knowledge and awareness in preventing DHF transmission is due to the low DHF prevention behavior in coastal communities. Keywords: DHF, prevention behavior, coastal.
IPSWICH TOUCH TEST SEBAGAI METODE SEDERHANA DALAM MENDETEKSI DIABETIC POLYNEUROPATHY (DPN) : LITERATURE REVIEW Paridah Paridah; Ana Damayanti; Indrawati Indrawati; Grace A Merentek; Sofyawati Yunus
Jurnal Ilmiah Perawat Manado (Juiperdo) Vol 8 No 02 (2020): DESEMBER
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jpd.v8i02.1065

Abstract

ABSTRAK Penderita Diabetes Melitus (DM) memiliki potensi untuk menyebabkan banyak komplikasi baik yang dikelola dengan baik atau tidak dan banyak dari mereka tidak menyadari hal tersebut. Gangguan sensasi pada ekstermitas bawah, merupakan gejala awal komplikasi DM yang akan menjadi cikal bakal terjadinya Diabetic Foot Ulcer (DFU). Studi literature ini bertujuan untuk menampilkan hasil dari beberapa penelitian yang menggunakan IpTT dalam penelitian terhadap deteksi neuropati pada pasien DM. Metodologi yang digunakan untuk tinjauan ini adalah hasil telaah dari beberapa penelitian tentang ”Ipswich Touch Test” yang dipublikasi pada tiga data base. Kami mengkategorikan studi berdasarkan tipe DM, metode penelitian yang dilakukan adalah ah Randomize Controlled Trial dengan systematic review. Kami membandingkan kesimpulan penelitian berdasarakan tingkat sensibilitas klien diabetes pada daerah perifer/DPN dengan IpTT. Temuan kami menunjukkan bahwa IpTT merupakan salah satu metode yang reliabel, valid mudah, murah dan tidak menimbulkan bahaya serta dapat diajarkan kepada pasien dan keluarga dalam mendeteksi risiko Diabetic foot ulcer (DFU) pada penderita diabetes. IpTT juga memiliki nilai prediktif negatif yang tinggi dan keakuratan yang sangat baik bila dibandingkan dengan metode skrining standar mendukung perannya sebagai alat skrining untuk mendeteksi risiko DFU pada pasien diabetes. Kesimpulannya adalah IpTT merupakan salah satu metode untuk menilai tingkat sensibilitas pasien DM yang cukup sensitif, efektif, spesifik, mudah dilakukan tidak memerlukan biaya maupun alat serta tidak menimbulkan bahaya baik bagi pasien maupun pemeriksa dan dapat dilakukan oleh siapapun. Kata kunci: Ipswich Touch Test, neuropati, sensibilitas ABSTRACT People with diabetes mellitus (DM) have the potential to cause many complications no matter how well-managed and most of them are unaware. Impaired sensation in the lower extremity, is an early warning of DM complications that will become a Diabetic Foot Ulcer (DFU). The aim of this study is to present the results from several studies using IPTT in research neuropathy of DM patients detection. The methodology used for this review is the result of several studies on the "Ipswich Touch Test" published on three data bases. We categorize studies based on type of DM, the research method is Randomize Controlled Trial with a systematic review. We compared the study conclusions based on the level of diabetes client sensibility in the peripheral area/DPN with IpTT. Our finding show that IpTT is a reliable, easy, inexpensive and harmless method and it can be taught to the patients and families in detecting the risk of diabetic foot ulcer (DFU). IpTT also has a high negative predictive value and excellent accuracy when it compared to standard screening methods for supporting role as screening tool to detect the risk of DFU in diabetic patients. The conclusion is the IpTT as a method for assessing the level of DM patient sensibility is quite sensitive, effective, specific, easy to do, cost-free, without tools and harmless to both patients and examiners and it can be done simply by almost anyone. Kata Kunci: Ipswich Touch Test, neuropathy, sensibility
EDUKASI HIPERTENSI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH Dewi Wijayanti; Paridah Paridah; Ramdya Akbar Tukan; Selvia Febrianti
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.8057

Abstract

Abstrak: Hipertensi. atau tekanan. darah tinggi.yang dikenal dengan.the silent killer karena menyebabkan kematian secara tiba- tiba. Penyakit hipertensi disebabkan oleh beberapa factor seperti pola hidup.yang terkait dengan kebiasaan konsumsi makan yang.tidak sehat, perokok, kurang berolahraga, gen atau keturunan dengan hipertensi. serta  faktor stress. Kesadaran masyarakat yang minim.dalam memeriksakan tekanan darah dan kurangnya.edukasi.tentang hipertensi.sehingga penderita yang sudah merasakan gejala namun tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami tekanan darah tinggi. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya kasus peningkatan tekanan darah berulang kali, tidak terkontrol dan.terjadinya dampak penyakit yang tidak diinginkan. Pengabdian kepada masyarakat di lakukan di panti werdha Al-Marhamah Tarakan Kalimantan Utara, tentang edukasi hipertensi dan pengukuran tekanan darah, Tujuannya agar masyarakat mengetahui tentang hipertensi, hasil pengukuran tekanan darah, pemahaman tentang pencegahan peningkatan tekanan darah. dan membangun kesadaran hidup sehat. Kegiatan PKM di awali dari tahap.persiapan, tahap  penyuluhan edukasi hipertensi dan pengukuran tekanan darah. Hasil PKM yang dilakukan pada bulan Juni tahun 2021 di panti werdhaAl-Marhamah Tarakan Kalimantan Utara, didapatkan hasil bahwa masyarakat di panti mengetahui tentang hipertensi, hasil pengukuran tekanan darah dan meningkatkanya pengetahuan. tentang pentingnya mengontrol tekanan darah, pencegahan dan pengobatan.Abstract:  Hypertension is also called the silent.killer because.it can cause sudden death. Hypertension is caused by several factors such as lifestyle related. to unhealthy eating patterns, bad.habits, lack of.exercise, genes of high blood pressure and stressors. Lack of public awareness. By controlling.the lack of knowledge about blood pressure and high blood pressure. I don't know them. Even though they have high blood pressure are already feeling symptoms. This causes the patient to experience repeated, uncontrolled increases. in blood. the pressure and even complications. Community service was carried out at nursing home Al-Marhamah Tarakan North Kalimantan, regarding hypertension education and blood pressure measurement. The goal is for the public to know about hypertension, blood pressure measurement results, understanding of hypertension.prevention and providing.awareness..in implementing. a healthy lifestyle. during, so.as to avoid hypertension or complications. PKM activities started from the preparation stage, the stage of hypertension education counseling activities and blood pressure measurement. The results of the PKM during which was carried out in June 2021 in the village nursing home Tarakan, North Kalimantan, showed that community knew about hypertension, the results of blood pressure measurements and increased their understanding of the importance.of controlling blood pressure, prevention and management of hypertension.
Edukasi Perilaku Makan Sehat Anak Berkebutuhan Khusus Sekolah Luar Biasa Kota Tarakan Andi Yuniarsy Hartika; M Akbar Nugraha; Nurman Hidaya; Paridah Paridah
Borneo Community Health Service Journal VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/neotyce.v3i1.3171

Abstract

Perilaku makan anak yang tidak sehat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak berkebutuhan khusus memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena obesitas daripada anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Sehingga, salah satu cara untuk menekan masalah ini adalah dengan mengajarkan anak untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi pada orang tua dan guru anak berkebutuhan khusus untuk menerapkan perilaku makan sehat kepada anaknya. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk ceramah dan diskusi dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan guru tentang perilaku makan sehat pada anak berkebutuhan khusus.Â