Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS MEDIA GAMBAR DALAM PENGAJARAN KUREMASU PADA MATA KULIAH STRUKTUR (BUNPOO) BAHASA JEPANG Diner, Lispridona
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 38, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was aimed to know the effectiveness of picture as media inteaching kuremasu in Japanese Structure class. The research is quantitative. The datawere the students’ ability after attending kuremasu presented through picture. Themethod of the research is experimental. The data were analyzed with t-test. The resultshowed that most of the students’ ability improved after having the picture as a mediain teaching kuremasu.Kata kunci : kuremasu, media gambar
KESALAHAN PENGGUNAAN JOSHI PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR Diner, Lispridona
Lembaran Ilmu Kependidikan Vol 42, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Joshi memiliki peranan penting dalam komunikasi bahasa Jepang. Jenis joshi yang banyak dan fungsinya yang sama tersebut, menjadi salah satu penyebab kesalahan pembelajar bahasa Jepang ketika menggunakannya dalam berkomunikasi melalui bahasa tulis dan bahasa lisan. Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil ujian mata kuliah struktur bahasa Jepang tingkat dasar (bunpo shokyu kohan). Kesalahan pembelajar sebagian besar terdapat pada penggunaan partikel, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesalahan apa saja dan penyebab kesalahan penggunaan joshi yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Jepang. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini berupa sumber tulisan yaitu hasil ujian mata kuliah bunpo shokyu kohan. Berdasarkan pembahasan, disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan joshi oleh pembelajar bahasa Jepang yaitu penggunaan joshi ni, de, wa, ga, e. Kesalahan bahasa tersebut yaitu intrabahasa, pembelajar bahasa dalam menggunakan joshi dalam bahasa Jepang dipengaruhi oleh bahasa ibu dan pembelajar tidak dapat membedakan dan memahami dengan benar fungsi joshi dalam kalimat bahasa Jepang. Joshi are important in communication of Japanese language. Kinds and that functions as the same of joshi, can is one of reasons error to use joshi for Japanese language learner in communication by writing or speaking. It can be looked by test grammar Japanese language basic level. Error, a learner mostly found in the used of particles, then purpose of this study is know about error anything and the cause of mistake or error use in joshi conducted by Japanese learner. Approach this research using a qualitative approach. These data in form of sources written which is exams course of Japanese grammar basic level. The result of research show that error was used joshi by Japanese learner are joshi ni, de,  wa, ga and e. Error of that language is intralanguage, Japanese learner when used Japanese influenced by mother tongue and the learner couldn’t distinguish of joshi function and understanding correctly of joshi function in Japanese language.
IMPLEMENTASI METODE TEMATIK INTEGRATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Diner, Lispridona
Proceeding SENDI_U 2015: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.693 KB)

Abstract

Dalam belajar bahasa diperlukan empat kemampuan berbahasa yaitu membaca (yomuryoku), mendengarkan(kikuryoku), berbicara (hanasuryoku) dan menulis (kakuryoku). Empat kemampuan tersebut saling berhubungansatu dengan yang lain. Sedangkan, pada Perguruan Tinggi pembelajaran bahasa Jepang antara kemampuan satudengan kemampuan yang lain terpisah pengajarannya dalam bentuk Mata Kuliah (MK). Oleh karena itu untukmengintegrasikan antara kemampuan berbahasa yang satu dengan kemampuan bahasa yang lain makaditerapkan metode integratif pada mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang.Tujuan Penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan penggunaan metode tematik integratif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar.Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa Jepang semester 4 (angkatan 2013)Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2015. Data penelitiandikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner dan hasil belajar, kemudian dianalisis dengan caraanalisis deskriptif kualitatif. Pembelajaran menggunakan metode tematik integratif dapat dijadikan salah satumetode alternatif ketika dalam bahasa khususnya bahasa Jepang, melalui metode tersebut diantaranya; dapatmenjadikan mahasiswa aktif, mahasiswa dapat menggunakan bahasa Jepang secara kontekstual, mahasiswadapat berpikir kritis dan dapat memudahkan mahasiswa dalam memperoleh materi yang diberikan.Kata kunci: Metode tematik integratif, bahasa Jepang
PENGENALAN BUDAYA JEPANG BERBASIS STUDENT CENTERED LEARNING BAGI PEMBELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR Diner, Lispridona
Jurnal Abdimas Vol 18, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya bahasa Jepang di Indonesia dipelajari di tingkat Perguruan Tinggi. Pada saat itulah, pembelajar mengenal bahasa Jepang. Pembelajaran budaya Jepang dipandang sebagai bentuk pembelajaran peningkatan kualitas PBM yang paling tepat karena kegiatan ini juga dapat memberi motivasi bagi pembelajar untuk belajar bahasa Jepang. Pengenalan budaya Jepang sebagai salah satu kegiatan penunjang kompetensi pedagogik masih merupakan sesuatu yang baru bagi mahasiswa semester I, Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang atau disebut pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan mahasiswa dalam mengenal budaya Jepang. Pengenalan budaya Jepang ini disampaikan melalui pembelajaran berbasis student centered learning. Permasalahan yang diidentifikasi pada program pengadian kepada masyarakat ini adalah: 1) Belum adanya pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang kebudayaan kurang, 2) Motivasi belajar bahasa Jepang kurang, 3) Kurangnya kemandirian mahasiswa dalam mengenal budaya Jepang. Melalui pengenalan budaya Jepang berbasis student centered learning, mahasiswa mandiri memperoleh pengetahuan pemahaman tentang budaya Jepang dan mahasiswa memiliki motivasi dalam belajar bahasa Jepang.
KAJIAN BUDAYA JEPANG DALAM BUKU 20 TEMA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MEMBACA Diner, Lispridona; Moorad, Andy
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 27, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v27i1.190

Abstract

Jenis cara melakukannya untuk mengenal budaya Jepang. Setiap kesempatan, Jepang selalu memperkenalkan budaya mereka. Kita bisa tahu budaya Jepang dengan bahan penelitian apa yang harus diajarkan di kuliah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui subtastance budaya Jepang dalam buku 20 Tema itu. Hasil pemeriksaan oleh budaya adalah 1). kegiatan; budaya kerja (pekerja keras), melestarikan kawasan, membaca komik dan gedung pernikahan, 2) fisik; di atas gedung ada kafe, meskipun jenis bangunan dipengaruhi oleh jenis  bangunan eropa tapi di Bangunan telah "tatami". Untuk saat ini orang Jepang menutup diri mereka dari luar atau budaya asing. Saat ini budaya asing dapat masuk ke Jepang, tapi orangorang Jepang yang terus-menerus mempertahankan budaya nenek moyang mereka sebagai warisan budaya. Keyword: Kebudayaan, Pembelajaran
THE EFFECTIVENESS OF USE THE KANJI CARDS IN KANJI SHOKYU LEARNING Diner, Lispridona; Prasetiani, Dyah
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 32, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v32i1.5705

Abstract

Japanese character (hiragana, katakana, kanji, and romaji) is difficult for the students who learn Japanese as a foreign language, especially the kanji. Kanji has stroke order, and also Chinese and Japanese ways of reading. Moreover one character of kanji is presenting one meaning, thus the amount of kanji is massive. The informal interview conduct in some students on Semarang State University, Japanese Department, 2 semester, reveal that they got problems in memorizing the meaning and also the ways of reading and writing kanji. The reasons are there are too many kanji character and kanji compound they had to memorize in a short time during the class. It was not easy for them to memorize all the kanji. It was like memorizing the new vocabulary. Some words they didn’t familiar with will cause any further problems such as they didn’t know how to apply it into the sentence. Sometimes they ask the teacher, sometimes they didn’t. If they ask to the peer, they didn’t get the answer because the peer didn’t know either. Actually, the text book they use has reading and writing practice sections which is enough and proper to learn by themselves. But sometimes students need to make they own sentences in order to make their memory of kanji more lasting. Since the students admitted that they lacks of practice making sentences themselves nor with their peer, inside or outside the class, therefore, we conducted an quasi experiment in a class, using roundtable cooperative learning technique combine with kanji card in order to overcome the student’s problems mentioned above. This technique encourages students to: produce sentences which using the memorized kanji, working together in groups, students feel fun in learning kanji. nd But, this technique not quite suitable if we conduct it in a large class.
漢字の学び方 Diner, Lispridona
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 8, No 1 (2013): October 2013
Publisher : Faculty of Languages ​​and Arts, State University of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of teaching kanji characters are among other things that while reading them the learners are able to understand their meaning, to know their forms and how to read them. In speed reading, thorough understanding of such writing system is obligatory. However, the students of Japanese Language Education still face difficulties in understanding such system. What they obtain is merely memorization of the characters; they are unable to read particular characters which are put side by side with other similar characters. Besides, they are also confused when learning the large number of the characters. In order to overcome the difficulties, the writer has provided a correct way of learning how to read such writing system through the following procedures: pay attention to the form of the characters (radical/bushu), pay attention to their sounds (ompu), read the characters, understand their meanings (imi) through learning them at word level (goi reberu). 漢字の学習目標は、読むときに漢字が理解できるようになることで、書くときに漢字が使えることに大別される。読むときに漢字が理解できるためには、漢字の意味を知っていること、漢字の読み方を知っていること、漢字の形が認識できること、漢字語彙の意味がかわり、文を読む際にある程度の遠さで理解することが必要となる。スマラン国立大学の日本語教育プログラムにおいて漢字学習者の場合、初期段階では漢字の形を見分けることが困難なことが多い。そこで、まず、単漢字レベルで漢字の形を提示し、意味、音と対応付けるような活動を行うことが多い。また、漢字を字源やイメージとむすびつけたりストリーを作ったりして意味を記憶するなどの方法もとられる。漢字の学習困難を克服するため、「漢字の形に注目する方法、漢字の読みに注目する方法、漢字の意味に注目する方法、単語レベル方法」の方法を使うのがいいと思う。
みんなの日本語 I 第1課から第15課までの会話における言語行動の使用分析 (THE USE OF SPEECH ACT IN CONVERSATION OF MINNA NO NIHONGO I) Diner, Lispridona
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 4, No 1 (2009): October 2009
Publisher : Faculty of Languages ​​and Arts, State University of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In conceying something we need so many expressions called manners. There are four kinds of manners: (1) Assertive manners, (2) Cognitive manners, (3) Expressive manners, and (4) Directive manners. The objective of this study is to describe the manners in Minna no Nihongo I’ book. The technique used in this study is done by collecting data related to activities of manners. Based upon the data, it could be concluded that in conveying something in conversation one has to use imperative expression, permissive expression and pragmatic expression. Key word: manner
LEARNING THE KANJI VOCABULARY BASED ON COOPERATIVE LEARNING Diner, Lispridona; Prasetiani, Dyah
Language Circle: Journal of Language and Literature Vol 10, No 1 (2015): October 2015
Publisher : Faculty of Languages ​​and Arts, State University of Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

多くの外国語学習のために、漢字には画数・部首・筆順、読み方などのユニークな特性を持っているので、学び、記憶するのことは難しい。スマラン国立大学の学生に観察とインタビューの結果に基づき、漢字を読み書き方や意味を記憶するが難しいである。その理由は授業で勉強した漢字が多すぎる。今まで漢字の授業では面白いメディァを使用しているが、漢字の読む練習に中心した。授業時間が足りないので書く練習は自分で自宅でさせる。一方、日本語文に漢字を応用するのはあまりしない。 上記の事実に基づき、著者は協同学習方法で漢字学習に関する研究を行った。本研究では代替の教育漢字を提供し、その結果、学生協同の能力を向上させることができ、漢字語彙(熟語)を習得する能力を向上させることができ、積極的に学習グループに関与していることが期待されている。テストの結果はそのメソッドが熟語習得を向上させることができ、日本語文に漢字を適用する学生の能力を向上させることができることを表す。
PENGENALAN BAHASA JEPANG TENTANG PERHOTELAN BAGI PEGAWAI HOTEL DI HOTEL SILIWANGI KOTA SEMARANG Diner, Lispridona
Jurnal Abdimas Vol 17, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pegawai hotel memiliki kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang Jepang, karena pegawai hotel belum ada yang dapat menguasai bahasa Jepang dengan baik. Meskipun menggunakan bahasa Inggris, namun sering terjadi kesalahpahaman, karena pelafalan bahasa Inggris oleh orang Jepang sulit dipahami. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengenalan bahasa Jepang tentang perhotelan di hotel Siliwangi kota Semarang. Materi yang digunakan adalah kosa kata yang berhubungan dengan perhotelan seperti ketika menerima tamu, mengantar tamu, berpisah dengan tamu dan sebagainya. Metode yang digunakan adalah metode pengajaran. Pegawai hotel memperoleh pengetahuan tentang bahasa Jepang perhotelan. Bahasa Jepang yang diperoleh yaitu bahasa Jepang, bagaimana pegawai hotel menerima tamu ketika check in, memberi salam kepada tamu ketika bertemu dan berpisah. Pegawai hotel memiliki kepecayaan diri bertemu dengan wisatawan Jepang, karena sebagian pegawai hotel memiliki kemampuan berbahasa Jepang dasar tentang perhotelan.