Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BUDAYA JEPANG Diner, Lispridona
Lingua Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah deskripsi tentang peningkatan motivasibelajar budaya Jepang dan bahasa Jepang setelah pembelajaran bahasa Jepang melaluipemanfaatan sumber belajar. Pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar yang sudahmemiliki pengetahuan tentang budaya Jepang dapat termotivasi dalam belajar budayamelalui pembelajaran nihonjijo. Metode yang digunakan adalah metode observasilangsung.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket.Angketdisebarkan kepada mahasiswa semester 1 yang mengikuti mata kuliah nihonjijosejumlah58 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarangangkatan 2013. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) belajar budaya Jepangmelalui pemanfaatan sumber belajar dapat memotivasi pembelajar bahasa Jepang dalambelajar budaya Jepang, dan (2) dari keempat sumber belajar yang dimanfaatkan ketikapembelajaran nihonjijo, pemanfaatan orang sebagai sumber belajar merupakan sumberbelajar yang menjadi motivasi mahasiswa dalam belajar budaya Jepang paling tinggi. This research aimed to describe the increase of increase of motivation of learningJapanese culture and Japanese language after learning Japanese language through the useof learning source. Students of Basic Japanese language having knowledge about Japaneseculture could be motivated in learning culture through nihonjijo learning. Method ofinvestigation applied in this research was direct observation method. Technique ofcollecting data applied was questionnaire technique. The questionnaire was given to firstsemester students of 2013 batch of Japanese Language Education Study Program ofSemarang State University joining nihonjijo course at the amount to 58 students. Thisresulted that (1) learning Japanese culture through the use of learning source couldmotivate students of Japanese language in learning Japanese culture, and (2) from thosefour learning sources used in learning nihonjijo, the use people as learning sources waslearning source which became the students motivation in leaning the supreme Japaneseculture.
PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI Diner, Lispridona
Lingua Vol 7, No 2 (2011): July 2011
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu pengajar dan pembelajar. Kedua pihak tersebut harus aktif agar tujuan suatu pembelajaran tercapai dengan baik. Dalam proses pembelajaran bahasa Jepang terutama pembelajaran yang membutuhkan keterampilan berbahasa (yon ginou) yaitu mendengar (kiku ryoku), berbicara (hanasu ryoku), membaca (yomu ryoku), menulis (kaku ryoku) pengajar perlu menggunakan metode pengajaran yang tepat agar keempat keterampilan berbahasa dapat tercapai. Pada penerapannya pembelajaran empat keterampilan berbahasa tersebut terpisah, meskipun dalam prosesnya saling berkaitan. Mata kuliah chokai adalah mata kuliah mengutamakan keterampilan mendengar. Berdasarkan pengamatan, terdapat pembelajar yang kemampuan menyimak baik, namun dalam komunikasi pasif (tidak dapat mengungkapkan apa yang didengar/simak dengan komunikasi verbal). Oleh karena itu, pengajar menerapkan metode diskusi pada pengajaran chokai. Tujuan penerapan metode diskusi adalah pembelajar dapat mengapresiasi keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara dengan baik dalam proses pembelajaran chokai. Sebelum melakukan pembelajaran chokai melalui metode diskusi, pengajar perlu memperhatikan kelemahan dari metode diskusi. Terutama pengajar memberikan kesempatan yang sama kepada pembelajar yang keterampilan berbicara kurang. Dengan demikian, kelemahan metode diskusi dapat diatasi dengan baik. Setelah menerapkan metode diskusi dalam proses pembelajaran, maka hasil yang diperoleh, keterampilan berbicara dan mendengarkan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar mata kuliah Chokai dan proses pembelajaran yaitu pembelajar yang cenderung pendiam memiliki tingkat kepercayaan diri dan keterampilan berbicara yang meningkat. Kata Kunci: mata kuliah chokai, metode diskusi
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN UNGKAPAN YANG MENUNJUKKAN WAKTU (KALA DAN ASPEK) DALAM KARANGAN BAHASA JEPANG Diner, Lispridona
Lingua Vol 5, No 2 (2009): July 2009
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam bahasa Jepang, tanpa menyebutkan keterangan waktu pun, dapatdiketahui kapan peristiwa itu terjadi melalui perubahan kata kerja yangmengikuti kalimat tersebut. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilahmilahantara kata kerja bentuk –ta, –te atau –masu yang dicocokkan denganalur cerita dan tema dalam sebuah karangan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengemukakan permasalahan yaitu kesalahan apa saja(penggunaan kala dan aspek) yang terdapat dalam sebuah karangan, serta apapenyebab terjadinya kesalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui kesalahan apa saja (penggunaan kala dan aspek) yang terdapatdalam sebuah karangan, serta apa penyebab terjadinya kesalahan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitianadalah mahasiswa Jurusan BSA Program Studi D3 Bahasa Jepang. Sampel yangdigunakan adalah total sampling yaitu seluruh mahasiswa D3 Bahasa Jepangsemester 5. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi berupa hasilkarangan yang bertema Tanoshii Ichinichi, Daigaku Seikatsu dan Watashi noKuni no Kyooiku. Langkah analisis data yaitu mengumpulkan hasil karangan,mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasi kesalahan,dan mengevaluasi kesalahan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa kesalahankala dan aspek pada sebuah karangan khususnya pada tema Tanoshii Ichinichi,Daigaku Seikatsu dan Watashi no Kuni no Kyooiku terdapat pada kata kerja,kata sifat dan kata benda. Kesalahan tersebut dikarenakan kekurangpahamantentang penggunaan kala dan aspek yaitu penggunaan kata kerja, kata sifatdan kata bentuk lampau, sekarang dan akan datang, dalam menulis sebuahkarangan tidak memperhatikan makna dan maksud alur cerita, tidakmemperhatikan tema dan situasi yang berhubungan dengan tema sehingga isikarangan tidak sesuai, misalnya; tema yang menceritakan pengalaman berartikata kerja, kata sifat dan kata benda yang umumnya digunakan adalah bentuklampau. Jenis aspek yang menjadi kesalahan yaitu aspek abituatif adalah aspekyang menggambarkan perbuatan yang menjadi kebiasaan, aspek inkoatifadalah aspek yang menggambarkan perbuatan mulai, aspek inkompletif adalahaspek yang menggambarkan perbuatan yang belum selesai dan aspekkompletif adalah aspek yang menggambarkan perbuatan selesai.Kata Kunci: kala, aspek inkoatif, aspek abituatif, inkompletif, aspek kompletif
PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG PADA MATA KULIAH CHOKAI DENGAN METODE DISKUSI Diner, Lispridona
Lingua Vol 7, No 2 (2011): July 2011
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu pengajar dan pembelajar. Kedua pihak tersebut harus aktif agar tujuan suatu pembelajaran tercapai dengan baik. Dalam proses pembelajaran bahasa Jepang terutama pembelajaran yang membutuhkan keterampilan berbahasa (yon ginou) yaitu mendengar (kiku ryoku), berbicara (hanasu ryoku), membaca (yomu ryoku), menulis (kaku ryoku) pengajar perlu menggunakan metode pengajaran yang tepat agar keempat keterampilan berbahasa dapat tercapai. Pada penerapannya pembelajaran empat keterampilan berbahasa tersebut terpisah, meskipun dalam prosesnya saling berkaitan. Mata kuliah chokai adalah mata kuliah mengutamakan keterampilan mendengar. Berdasarkan pengamatan, terdapat pembelajar yang kemampuan menyimak baik, namun dalam komunikasi pasif (tidak dapat mengungkapkan apa yang didengar/simak dengan komunikasi verbal). Oleh karena itu, pengajar menerapkan metode diskusi pada pengajaran chokai. Tujuan penerapan metode diskusi adalah pembelajar dapat mengapresiasi keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara dengan baik dalam proses pembelajaran chokai. Sebelum melakukan pembelajaran chokai melalui metode diskusi, pengajar perlu memperhatikan kelemahan dari metode diskusi. Terutama pengajar memberikan kesempatan yang sama kepada pembelajar yang keterampilan berbicara kurang. Dengan demikian, kelemahan metode diskusi dapat diatasi dengan baik. Setelah menerapkan metode diskusi dalam proses pembelajaran, maka hasil yang diperoleh, keterampilan berbicara dan mendengarkan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar mata kuliah Chokai dan proses pembelajaran yaitu pembelajar yang cenderung pendiam memiliki tingkat kepercayaan diri dan keterampilan berbicara yang meningkat. Kata Kunci: mata kuliah chokai, metode diskusi
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN UNGKAPAN YANG MENUNJUKKAN WAKTU (KALA DAN ASPEK) DALAM KARANGAN BAHASA JEPANG Diner, Lispridona
Lingua Vol 5, No 2 (2009): July 2009
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam bahasa Jepang, tanpa menyebutkan keterangan waktu pun, dapatdiketahui kapan peristiwa itu terjadi melalui perubahan kata kerja yangmengikuti kalimat tersebut. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilahmilahantara kata kerja bentuk –ta, –te atau –masu yang dicocokkan denganalur cerita dan tema dalam sebuah karangan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengemukakan permasalahan yaitu kesalahan apa saja(penggunaan kala dan aspek) yang terdapat dalam sebuah karangan, serta apapenyebab terjadinya kesalahan tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui kesalahan apa saja (penggunaan kala dan aspek) yang terdapatdalam sebuah karangan, serta apa penyebab terjadinya kesalahan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitianadalah mahasiswa Jurusan BSA Program Studi D3 Bahasa Jepang. Sampel yangdigunakan adalah total sampling yaitu seluruh mahasiswa D3 Bahasa Jepangsemester 5. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi berupa hasilkarangan yang bertema Tanoshii Ichinichi, Daigaku Seikatsu dan Watashi noKuni no Kyooiku. Langkah analisis data yaitu mengumpulkan hasil karangan,mengidentifikasi kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasi kesalahan,dan mengevaluasi kesalahan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa kesalahankala dan aspek pada sebuah karangan khususnya pada tema Tanoshii Ichinichi,Daigaku Seikatsu dan Watashi no Kuni no Kyooiku terdapat pada kata kerja,kata sifat dan kata benda. Kesalahan tersebut dikarenakan kekurangpahamantentang penggunaan kala dan aspek yaitu penggunaan kata kerja, kata sifatdan kata bentuk lampau, sekarang dan akan datang, dalam menulis sebuahkarangan tidak memperhatikan makna dan maksud alur cerita, tidakmemperhatikan tema dan situasi yang berhubungan dengan tema sehingga isikarangan tidak sesuai, misalnya; tema yang menceritakan pengalaman berartikata kerja, kata sifat dan kata benda yang umumnya digunakan adalah bentuklampau. Jenis aspek yang menjadi kesalahan yaitu aspek abituatif adalah aspekyang menggambarkan perbuatan yang menjadi kebiasaan, aspek inkoatifadalah aspek yang menggambarkan perbuatan mulai, aspek inkompletif adalahaspek yang menggambarkan perbuatan yang belum selesai dan aspekkompletif adalah aspek yang menggambarkan perbuatan selesai.Kata Kunci: kala, aspek inkoatif, aspek abituatif, inkompletif, aspek kompletif
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN BUDAYA JEPANG Diner, Lispridona
Lingua Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah deskripsi tentang peningkatan motivasibelajar budaya Jepang dan bahasa Jepang setelah pembelajaran bahasa Jepang melaluipemanfaatan sumber belajar. Pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar yang sudahmemiliki pengetahuan tentang budaya Jepang dapat termotivasi dalam belajar budayamelalui pembelajaran nihonjijo. Metode yang digunakan adalah metode observasilangsung.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket.Angketdisebarkan kepada mahasiswa semester 1 yang mengikuti mata kuliah nihonjijosejumlah58 mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarangangkatan 2013. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) belajar budaya Jepangmelalui pemanfaatan sumber belajar dapat memotivasi pembelajar bahasa Jepang dalambelajar budaya Jepang, dan (2) dari keempat sumber belajar yang dimanfaatkan ketikapembelajaran nihonjijo, pemanfaatan orang sebagai sumber belajar merupakan sumberbelajar yang menjadi motivasi mahasiswa dalam belajar budaya Jepang paling tinggi. This research aimed to describe the increase of increase of motivation of learningJapanese culture and Japanese language after learning Japanese language through the useof learning source. Students of Basic Japanese language having knowledge about Japaneseculture could be motivated in learning culture through nihonjijo learning. Method ofinvestigation applied in this research was direct observation method. Technique ofcollecting data applied was questionnaire technique. The questionnaire was given to firstsemester students of 2013 batch of Japanese Language Education Study Program ofSemarang State University joining nihonjijo course at the amount to 58 students. Thisresulted that (1) learning Japanese culture through the use of learning source couldmotivate students of Japanese language in learning Japanese culture, and (2) from thosefour learning sources used in learning nihonjijo, the use people as learning sources waslearning source which became the students' motivation in leaning the supreme Japaneseculture.
ANALISIS KESULITAN BELAJAR BAHASA JEPANG SISWA SMK BAGIMU NEGERIKU SEMARANG Istiqomah, Diyah; Diner, Lispridona; Wardhana, Chevy Kusumah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v4i1.8422

Abstract

Bahasa Jepang memiliki bentuk bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang ada di Indonesia dilihat dari huruf, tata bahasa dan bentuk bahasa yang digunakan. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan pembelajar mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang. Berdasarkan studi pendahuluan peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa SMK Bagimu Negeriku yang nilainya rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa masih kesulitan dalam belajar bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesulitan siswa dalam belajar bahasa Jepang secara rinci, penyebab serta cara mengatasi kesulitan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Bagimu Negeriku Semarang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI TKR (Teknik Kendaraan Ringan) dan XI TKBB (Teknik Konstruksi Batu Beton) SMK Bagimu Negeriku Semarang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesulitan belajar bahasa Jepang siswa SMK Bagimu Negeriku Semarang yang paling besar adalah kesulitan dalam menyusun pola kalimat dengan persentase 79,3%. Selain itu siswa juga kesulitan dalam menulis dan membaca huruf hiragana dan katakana sebesar 62,8% , kesulitan dalam berbicara menggunakan bahasa Jepang sebesar 47,9% dan menggunakan kosakata sebesar 47,3%. Penyebab dari kesulitan tersebut adalah kurang lengkapnya bahan ajar (buku) dengan persentase 61,7% sehingga siswa kurang dapat belajar dengan maksimal. Cara untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa Jepang yang paling sering dilakukan siswa adalah bertanya langsung kepada guru bahasa Jepang sebesar 62,8%.
FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG BERASAL DARI JAWA DAN LUAR JAWA DI SMK BAGIMU NEGERIKU SEMARANG Yunitasari, Rike Riszki; Diner, Lispridona; Supriatnaningsih, Rina
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 5 No 2 (2017): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v5i2.15368

Abstract

Learning Outcomes is the implementation of learning which results in an assessment that refers to the same thing. The differences in learning outcomes for each student due to several factors, among others, are the internal factors and external factors. Based on preliminary studies researchers found that in vocational Bagimu Negeriku Semarang there are differences between students' learning outcomes Java and outside Java students. Through a preliminary study of the possible factors that influence the differences in learning outcomes of students who come from the island of Java and the students who come from outside the island of Java in vocational Bagimu Negeriku Semarang. This study aims to determine what factors lead to differences in students' learning outcomes Japanese island of Java and outside Java island students. The design research used is quantitative and qualitative research designs. Population and sample in this research are students in XI class of Vocational High School Bagimu Negeriku Semarang as many as 125 students and 50 students. Data collection using the questionnaire. The data analysis using descriptive analysis percentage. The research showed that based on the results of the questionnaire, the external factors that affect learning, namely: a. Attention parents Java (96%) in favor and remind learn more than students outside of Java (49%), b. Teachers and school circumstances are students of Java island (76.3%) and Shiva outer islands (64%). c. Residence. Students Java (75%) and students outside Java (84%) feel uncomfortable to learn in a dormitory. While internal factors that affect learning outcomes, namely: a. Interest in learning Japanese on Java island students (80.3%) higher compared with students outside of Java (57.3% ) b. The difficulty students learning Japanese language students Java (52.3%) lower than with students outside Java (71.7%), c. How to learn Japanese as student residence Java (68%) greater than the outer islands of students (61.2%), d. Readiness in student learning Java ( 80.5%) lower than with students outside of Java (83%).  
ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PRAKTIKAN BAHASA JEPANG UNNES TAHUN 2015 DALAM MENGELOLA KELAS Rohanawati, Retno; Diner, Lispridona; Wardhaningtyas, Setiyani
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 5 No 2 (2017): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v5i2.15692

Abstract

Practice teaching (PPL) is a student activity carried out in the school to integrate the theoretical knowledge gained from university. In accordance with nature as a means of forming ability of teacher that is applied directly in the field, the most important component in the PPL are teaching basic skills training. With basic skills and good teaching, a teacher will be to create a situation, condition and learning environment that can encourage students to get optimal achievement. Based on experience and interview as a preliminary study, the most important problems faced by students are to manage the class. The aim of this research is to find out what are the difficulties in managing a class, its causes and how to overcome these difficulties. The approach used in this research is quantitative descriptive. Population and sample in this research is a Japanese language education student who has done the teaching practice in 2015. A data collection technique in this research is using a questionnaire. A data analysis technique in this research is using descriptive percentages. Based on the survey results that the difficulty of Japanese language education student is controlling a rowdy class with percentages 82.3 %, providing for students who make noise with percentages 75.9 %, and developing the ability to ask with percentages 64.2%.  The cause of the difficulty is the lack of understanding of the character of students with percentages 82.3 %, lack of ability to master classes with many pupils capacity with percentages 78.4 %, in conveying the material is not really fluent with percentages 65.6%. The solutions most often performed by the students are observatory in the classroom when teaching colleagues with percentages 86.7 %.Practice teaching (PPL) is a student activity carried out in the school to integrate the theoretical knowledge gained from university. In accordance with nature as a means of forming ability of teacher that is applied directly in the field, the most important component in the PPL are teaching basic skills training. With basic skills and good teaching, a teacher will be to create a situation, condition and learning environment that can encourage students to get optimal achievement. Based on experience and interview as a preliminary study, the most important problems faced by students are to manage the class. The aim of this research is to find out what are the difficulties in managing a class, its causes and how to overcome these difficulties. The approach used in this research is quantitative descriptive. Population and sample in this research is a Japanese language education student who has done the teaching practice in 2015. A data collection technique in this research is using a questionnaire. A data analysis technique in this research is using descriptive percentages. Based on the survey results that the difficulty of Japanese language education student is controlling a rowdy class with percentages 82.3 %, providing for students who make noise with percentages 75.9 %, and developing the ability to ask with percentages 64.2%.  The cause of the difficulty is the lack of understanding of the character of students with percentages 82.3 %, lack of ability to master classes with many pupils capacity with percentages 78.4 %, in conveying the material is not really fluent with percentages 65.6%. The solutions most often performed by the students are observatory in the classroom when teaching colleagues with percentages 86.7 %.
EFEKTIVITAS WORD MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA KELAS XI SMA N 7 SEMARANG Yuliani, Siti; Nurhayati, Silvia; Diner, Lispridona
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 1 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i1.22581

Abstract

Kosakata memiliki peranan yang sangat penting ketika mempelajari bahasa Jepang. Namun, faktanya masih banyak pembelajar khususnya di SMA N 7 Semarang yang mengalami kesulitan ketika mempelajari kosakata bahasa Jepang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan word mapping sebagai media pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Penerapan word mapping dilakukan melalui pendekatan bahasa Jepang yang diformulasikan ke dalam bentuk strategi pembelajaran untuk menyebutkan kosakata turunan dari sebuah kata yang menjadi tema utama dalam bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan word mapping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat kosakata bahasa Jepang siswa kelas XI SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian ini menggunakan true experimental design, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan komparasi (perbandingan) yang dihitung dengan menggunakan rumus t-test. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus t-test, diperoleh data t hitung = 6, 04. Sedangkan untuk t-tabel untuk N = 58 dan derajat kebebasan (db) N-1 = 57 adalah 2, 01 dengan tingkat kepercayaan 5%. Data tersebut menunjukan bahwa word mapping terbukti efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat kosakata bahasa jepang siswa kelas XI SMA.   Abstrack ___________________________________________________________________ Japanese vocabulary have important role when learning Japanese. Meanwhile, at the fact, yet there are still many students especially in SMA Negeri 7 Semarang who have trouble in learning the Japanese vocabulary. One of the ways that can be done to overcome the problems is word mapping as a media in learning the Japanese vocabulary. The application of word mapping that was performed in this study by the Japanese approach who formulated in the form of learning strategy to mention the derivative words that become main theme in Japanese. The purpose of this research is to find out the effectiveness of word mapping as a media learning to improve the Japanese vocabulary in memorizing ability of eleventh students. The Research methodology used in this research was descriptive quantitative and the kind of research was true experimental design, while, technique analyzing used comparative which is calculated by using formulas t-test. Based on the t-test calculation, the data tvalue = 6. 04. While for ttable for n = 58 and the degree of freedom ( df ) n-1 = 57 was 2.01 in ????= 5 percent (0.05). The data showed that word mapping was proven effective as a media learning to improve the ability of memorizing in Japanese vocabulary of eleventh students. Not mentioned, word mapping also has some weaknesses that still needs to be repaired and highly expected be more efficient in the next study.