Komarsa Gandasasmita
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERENCANAAN SEBARAN SARANA PENANGANAN SAMPAH MELALUI PENDEKATAN TIPOLOGI PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG Supriyatno Supriyatno; Komarsa Gandasasmita; Soekmana Soma
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.816 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.2.83-89

Abstract

Tangerang sebagai kota penyangga Jakarta memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, sekitar 3 % per tahun. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah sampah yang harus ditangani oleh pemerintah akan meningkat juga. Sebagai sumber sampah terbesar, sampah domestik dari permukiman perlu dikelola sebaik-baiknya. Dengan semangat pengelolaan sampah yang berkelanjutan perlu direncanakan jenis sarana persampahan di setiap jenis permukiman berdasarkan karakter atau perilaku orang dalam penanganan sampah rumah tangga mereka. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tipologi permukiman di Kota Tangerang menurut karakteristik perumahan dan masyarakatnya dalam penanganan limbah domestik serta menentukan kebutuhan sarana persampahan berdasarkan prioritas pada setiap tipologinya. Dalam mengidentifikasi tipologi perumahan digunakan analisis spasial untuk menentukan karakteristik fisik dan dikombinasikan dengan analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik masyarakat, sedangkan untuk menentukan kebutuhan sarana persampahan yang sesuai di setiap jenis perumahan berdasarkan prioritasnya digunakan analisis AHP dan MCDM-TOPSIS. Kombinasi antara karakteristik fisik dan karakteristik masyarakat menghasilkan 12 (dua belas) tipologi permukiman, sedangkan hasil dari analisis AHP dan MCDM-TOPSIS menghasilkan 6 kelompok permukiman yang mempunyai prioritas kebutuhan sarana persampahan yang berbeda-beda berdasarkan pedoman umum 3R di kawasan permukiman
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN PADI BERBASIS PREFERENSI PETANI DAN SUMBERDAYA LAHAN DI KABUPATEN BANGKA SELATAN Ardilles Akbar; Untung Sudadi; Komarsa Gandasasmita
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.851 KB) | DOI: 10.29244/jitl.16.1.9-15

Abstract

Sebagai penghasil padi terbesar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Selatan belum mampu mencapai swasembada beras. Meningkatnya aktivitas penambangan timah dan perkebunan di wilayah ini memicu petani padi untuk beralih profesi menjadi penambang timah atau bekerja di sektor penunjang pertambangan timah. Diperlukan strategi yang tepat untuk mengantisipasi permasalahan terkait ketahanan pangan tersebut. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis prioritas strategi pengembangan pertanian padi berdasarkan hirarki preferensi petani, (2) mengidentifikasi sumberdaya lahan tersedia untuk pengembangan pertanian padi berbasis interpretasi citra Landsat dan evaluasi kesesuaian lahan, serta (3) menyusun arahan pengembangan lahan pertanian padi di Kabupaten Bangka Selatan. Dua strategi utama yang diprioritaskan petani adalah pengembangan infrastruktur pertanian dan sarana-prasarana produksi padi. Strategi penting lainnya yang dipilih petani daerah cukup berkembang adalah peningkatan pemasaran hasil, sedangkan petani daerah belum berkembang lebih memilih peningkatan insentif dari pemerintah. Sumberdaya lahan yang sesuai untuk budidaya padi ladang teridentifikasi berkelas S1 dan S3 masing-masing seluas 8,460 dan 12,630 ha, sedangkan untuk padi sawah berkelas S1, S2 dan S3 masing-masing seluas 8,680; 30 dan 3,070 ha. Strategi pengembangan di daerah cukup berkembang terutama diarahkan untuk peningkatan produktivitas usahatani, sedangkan di daerah berkembang untuk melindungi eksistensi aktivitas pertanian padi.
ANALISIS SPASIAL RISIKO BANJIR WILAYAH SUNGAI MANGOTTONG DI KABUPATEN SINJAI, SULAWESI SELATAN Seniarwan Seniarwan; Dwi Putro Tejo Baskoro; Komarsa Gandasasmita
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 1 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.597 KB) | DOI: 10.29244/jitl.15.1.39-44

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan banyak memberikan dampak negatif. Sinjai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang sering dilanda banjir. Bencana banjir yang terjadi pada tahun 2006 menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa, khususnya di ibukota kabupaten akibat meluapnya Sungai Mangottong. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial tingkat bahaya, kerentanan, dan risiko banjir di wilayah Sungai Mangottong. Analisis bahaya dilakukan dengan mengidentifikasi daerah genangan menggunakan GIS (Geographical Information System) berdasarkan data DEM (Digital Elevation Model) dan volume banjir. Analisis kerentanan dilakukan dengan menggabungkan kriteria kerentanan fisik, kerentanan sosial, dan eksposur lahan menggunakan metode spasial MCDA (Multi Criteria Decision Analysis) dan pembobotan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Risiko banjir dianalisis dengan menggabungkan komponen bahaya dan kerentanan banjir. Tingkat bahaya banjir dinilai berdasarkan hasil simulasi model genangan periode ulang 25 tahun dan kelas kedalaman air menunjukkan bahwa kelas tinggi sebagian besar berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Timur, sedangkan kelas rendah dan sedang berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Utara. Tingkat kerentanan dan risiko banjir menunjukkan bahwa kelas tinggi sebagian besar berada pada wilayah Kecamatan Sinjai Utara.
KAJIAN GEOMORFOLOGI, BAHAYA DAN RISIKO BANJIR, SERTA APLIKASINYA UNTUK EVALUASI TATA RUANG KOTA SINTANG Muhammad Pramulya; Komarsa Gandasasmita; Boedi Tjahjono
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 2 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.681 KB) | DOI: 10.29244/jitl.13.2.63-71

Abstract

Kota Sintang di Kalimantan Barat dikenal sebagai kota yang sering tergenang banjir pada musim penghujan. Kota ini tumbuh tepat pada pertemuan dua sungai besar, yaitu Kapuas dan Melawi, atau secara geomorfologi tumbuh di dataran banjir yang luas/dataran aluvial kedua sungai. Bencana banjir pernah terjadi pada tahun 1963, menggenangi sebagian besar pemukiman, menelan banyak korban, dan kerusakan. Meskipun akhir-akhir ini banjir tidak begitu besar, namun banjir besar seperti masa lalu dapat terulang kembali di waktu mendatang. Untuk mengurangi bencana seperti ini, maka diperlukan kajian tentang banjir dan program penanggulangan bencana. Tujuan penelitian ini adalah (1) melakukan analisis dan pemetaan bahaya dan risiko banjir dan (2) evaluasi tata ruang (RDTR) Kota Sintang berdasarkan pada bahaya banjir. Pendekatan geomorfologis digunakan untuk menganalisis bahaya banjir melalui kajian morfogenesis dan morfologi bentuk lahan serta sejarah banjir. Untuk menilai risiko digunakan data bahaya banjir dan kerentanan penggunaan lahan. Scoring terhadap parameter geomorfologi dan penggunaan lahan dibuat dan dikombinasikan dengan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95% wilayah Kota Sintang dibentuk dari bentuk lahan asal proses fluvial dan menurut penilaian bahaya banjir, 0.8% dari wilayah Kota Sintang terklasifikasi ke dalam bahaya sangat rendah, 57.2% rendah, 31.5% sedang, dan 10.5% tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa hampir separuh wilayah kota terancam banjir pada tingkat sedang hingga tinggi. Berdasarkan hasil analisis bahaya banjir tersebut dikaitkan dengan kerentanan penggunaan lahan, didapatkan bahwa 0.9% dari wilayah kota memiliki risiko banjir sangat rendah, 70.1% rendah, 22.5% sedang, dan 6.5% tinggi. Dua kelas terakhir, menurut persebarannya, mencakup seluruh area terbangun, seperti perumahan, perkantoran, dan kawasan komersial. Keadaan ini menandakan bahwa hampir sepertiga dari area terbangun Kota Sintang terancam oleh banjir baik pada tingkat bahaya sedang maupun tinggi. Hasil evaluasi RDTR menunjukkan bahwa hampir separuh dari alokasi ruang terbangun (44.4%) mempunyai risiko sedang dan hanya sebagian kecil (4.10%) mempunyai risiko tinggi. Dengan demikian upaya penanggulangan bencana harus menjadi prioritas utama oleh Pemerintah untuk menurunkan tingkat risiko.
KARAKTERISTIK LAHAN PADA PERTANAMAN DUKU (Lansium Domesticum Corr) DI PROVINSI JAMBI Hendri Purnama; Atang Sutandi; Widiatmaka Widiatmaka; Komarsa Gandasasmita
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.105 KB) | DOI: 10.29244/jitl.12.2.18-24

Abstract

Duku is one of horticultural crops and tropical fruits that has high commercial value. Government of Jambi Province intends to maintain and develop duku through crop improvements and extensification. For that purpose it needs to understand crop requirement related to land characteristic. The aims of this research were to identify land characteristics that associated to duku productivity, describe the optimum land characteristics to support maximum duku productivity, and to investigate the significance influence of land characteristics on optimum duku productivity. The study used primary and secondary data. Primary data was collected through field surveys, including biophysical properties and crop productivity. Secondary data included climate and duku distribution in Jambi Province. Data analysis were used line boundary method analysis and discriminant analysis. Biophysical properties and productivity were plotted on scatter diagram and the distribution of points form a model of the boundary line. The model of the biophysical properties and production relationship could determine land characteristics that associated with optimum productivity. The optimum productivity was associated with soil texture of sandy clay, sandy clay loam, loam, and clay loam, soil depth > 56 cm, soil pH between 4.5 to 6.4, C organic content > 0.60%, CEC was > 16.0 cmol kg-1, base saturation was > 5%, available P was > 1.50 ppm, exchangeable K content > 0.50 cmol kg-1, and Al saturation was < 43%. The discriminant analysis showed that the soil pH had the highest contribution on duku productivity.Key word: Boundary line, Duku, land characteristic, productivity
MODEL HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PENDUDUK DENGAN LUAS LAHAN PERTANIAN DAN PERMUKIMAN (Studi Kasus DAS Cidanau, Provinsi Banten) Khursatul Munibah; Santun R P Sitorus; Ernan Rustiadi; Komarsa Gandasasmita; Hartrisari Hartrisari
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 1 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.439 KB) | DOI: 10.29244/jitl.11.1.32-40

Abstract

Increasing of population will effect to economic development that need the appropriation of lands for settlement, industry, infrastructure and service. Purposes of this research were to project population on 2018 and 2030; analyze land use change on period 2006-2018 and 2018-2030; analyze correlation between population with agriculture area and population with settlement area. Analysis of land use change was obtained by overlapping multitemporal land use maps. Regression approach was used to project population on 2018 and 2030; correlate between population with agriculture area and population with settlement area. The Result showed that 48% of villages which its population projection based on saturation model and 52% based on exponential model. Increasing rate of Agriculture area and settlement were 1,48%/12 years and 0,86%/12 years, respectively. Correlation between population with agriculture area were linier with R2 = 0, 7167 (2006); 0, 6343 (2018) and 0, 5082 (2030). Correlation between population with settlement were linier with R2 = 0, 7168 (2006); 0, 7312 (2018) and 0,568 (2030). Dynamical of R2 values showed contributory influence of population factor in increasing of agriculture area and settlement area.