Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Penggunaan Polimer Golongan Polisakarida untuk Enkapsulasi Zat Aktif dengan Perbedaan Sifat Keasaman Siska Sari Marvita; Anis Yohana Chaerunisaa; Dolih Gozali
Majalah Farmasetika Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i4.34525

Abstract

Obat merupakan zat aktif yang bersifat asam atau basa. Beberapa zat aktif memiliki stabilitas yang rendah dan pelepasan obat yang kurang terkontrol. Masalah ini dapat diatasi dengan mengenkapsulasi zat aktif tersebut menggunakan polimer bersifat biodegradable, salah satunya polimer golongan polisakarida yang telah banyak digunakan seperti alginat, kitosan, pektin, dan selulosa. Enkapsulasi zat aktif telah menghasilkan banyak sifat penting seperti penghantaran obat lepas lambat atau terkontrol, peningkatan stabilitas, dan peningkatan bioavailabilitas sehingga dapat meningkatkan kesesuaian untuk aplikasinya. Artikel ini dibuat dengan menggunakan metode pencarian referensi secara online yang berasal dari free database “sciencedirect.com” dari tahun 2012 – 2021. Artikel ini akan membahas beberapa penggunaan polimer golongan polisakarida untuk ekapsulasi zat aktif dengan perbedaan sifat keasaman. Berdasarkan beberapa data penelitian yang terkumpul, membuktikan keberhasilan polimer polisakarida dalam mengenkapsulasi zat aktif yang bersifat asam dan basa. Parameter keberhasilan yang dinilai dalam artikel ini untuk enkapsulasi zat aktif adalah nilai efisiensi enkapsulasi dan pelepasan obat. Zat aktif yang bersifat asam cenderung memiliki efisiensi enkapsulasi yang lebih tinggi daripada zat aktif bersifat basa. Namun, tidak memberikan perbedaan pelepasan obat pada kondisi cairan lambung dan cairan usus. Zat aktif dengan sifat keasaman yang berbeda sama-sama memiliki pelepasan obat tertinggi pada kondisi basa. 
PEMANFAATAN ZAT WARNA WORTEL (Daucus carota Linn) DALAM PEMBUATAN PEWARNA BIBIR BENTUK BATANG (LIPSTIK) Yuni Andriani; Sri Soeryati; Dolih Gozali
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 6 No. 1 (2009)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThe utilization of natural colorant in cosmetic dosage form, especially the colorant of carrot(Daucus carota Linn) in the preparation of lipstick colorant have been carried out. It can be knownfrom the research that the extract colorant of carrot had an orange color and stable during storagetimes. Lipstick formulation with various concentration of the root colorant (20, 30, and 40%),produced lipstick that had good physical stability during storage times, and it had orange up toreddish orange, safe to be used, and the formula especially with the carrot colorant of 30% wasmore favorable.Keywords: cosmetics, lipstick, natural colorant, -carotenoid, carrot
NARRATIVE REVIEW : TELEMEDICINE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MEMBANTU PERAWATAN PASIEN COVID-19 SHINTA LESTARI; DOLIH GOZALI
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34918

Abstract

Wabah COVID-19 merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 yang penularannya melalui droplet dari manusia ke manusia. Cepatnya virus menginfeksi manusia menyebabkan angka kasus COVID-19 sangat tinggi di berbagai Negara di Dunia. Oleh karena itu dibutuhkan strategi agar dapat memperlambat penyebaran COVID-19, salah satu caranya dengan melakukan pembatasan pelayanan kesehatan tatap muka antara tenaga kesehatan dengan pasien melalui pemanfaatan telemedicine.  Layanan telemedicine terbukti dapat membantu memberikan perawatan kepada pasien COVID-19. Selain itu telemedicine juga dapat meminimalkan risiko penularan SARS-CoV-2 kepada petugas kesehatan dan meminimalkan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di fasilitas layanan kesehatan. Artikel ini akan membahas terkait tujuan, manfaat dan implementasi telemedicine dalam membantu perawatan pasien COVID-19 di Indonesia.Kata Kunci : Telemedicine, Covid-19, SARS-CoV-2, Pengobatan COVID-19.
PEGARUH P-GLYCOPROTEIN (P-GP) TERHADAP BIOAVAIBILITAS SUATU OBAT : REVIEW MULTIANI S LATIF; Taofik Rusdiana; Dolih Gozali
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.528 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.15418

Abstract

Bioavaibilitas merupakan jumlah obat yang masuk kedalam sirkulasi sistemik setelah obat diberikan secara oral. Hal ini  berhubungan dengan efek terapi obat yang dihasilkan. Obat-obat yang memiliki bioavaibilitas rendah maka efek terapi yang dihasilkan sedikit. Salah satu yang menyebabkan hal ini adalah P-glycoprotein (p-gp). P-glycoprotein (p-gp) merupakan anggota dari superfamili transporter ATP binding cassette (ABC) yang berfungsi untuk memompa efluks dari transmembran, pompa tersebut salah satunya berada dalam epitel usus. Hal ini merupakan salah satu masalah serius dalam penemuan obat karena akan membatasi penyerapan obat baru sehingga mempengaruhi bioavaibilitas suatu obat.Kata Kunci : P-glycoprotein (p-gp), Bioavaibilitas, Efek Terapi.
ARTIKEL ULASAN: TABLET KUNYAH DI BIDANG FARMASI ANASYA RIDHA NURHANIFAH; Dolih Gozali
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.159 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17514

Abstract

AbstrakTablet merupakan salah satu bentuk sediaan yang tersedia paling banyak dipasaran, namun tidak semua orang dapat mengonsumsi tablet dengan mudah. Saat ini, pengembangan tablet kunyah merupakan salah satu solusi yang ditawarkan agar tablet dapat dengan mudah dikonsumsi. Oleh karena itu, mulai banyak dikembangkan formula-formula tablet kunyah yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Dalam artikel ulasan ini diperlihatkan salah satu formula tablet kunyah beserta evaluasinya, baik dengan metode granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung, serta contoh-contoh tablet yang sudah mulai dibuat dalam tablet kunyah.Kata kunci : tablet kunyah, formulasi AbstractTablets preparations are the most popular form of preparations, but not everyone can easily consume tablets. Currently, the development of chewable tablets is one solution offered so, tablets can be easily consumed. Therefore, a lot of chewable tablet formulas are developed based on needs of the patients. In this review journal is shown one chewable tablet formula and its evaluation, both with wet granulation method, dry granulation, and direct compression, and examples of chewable tablets.Keywords : chewable tablets, formulation
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E-TPGS (D-α-Tocopherol Polyethyleneglycol Succinat) TERHADAP PENINGKATAN KELARUTAN OBAT MOHAMAD APRIANTO PANEO; Taofik Rusdiana; Dolih Gozali
Farmaka Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.045 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i3.15420

Abstract

Kelarutan merupakan salah satu sifat fisika kimia dari suatu zat terlarut dalam pelarutnya. Kelarutan zat dalam suatu obat berpengaruh terhadap jumlah kadar obat didalam tubuh. Peningkatan kelarutan suatu obat dapat menggunakan beberapa metode, salah satunya dengan menambahkan suatu agen peningkat kelarutan. Vitamin E-TPGS merupakan hasil esterifikasi dari Vitamin E suksinat dengan Polietilenglikol. Vitamin E-TPGS banyak diaplikasikan pada formulasi sediaan obat, karena terbukti dapat meningkatkan kelarutan suatu sediaan obat.Kata kunci : Kelarutan, Vitamin E-TPGS, Obat
REVIEW ARTIKEL: PENINGKATAN KELARUTAN OBAT CARVEDILOL Nurdiani Adiningsih; Dolih Gozali
Farmaka Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i1.33954

Abstract

AbstrakCarvedilol adalah beta bloker non selektif dengan aktivitas penghambat reseptor alfa-1 yang sering diresepkan untuk pengobatan penyakit kardiovaskular.  Carvedilol termasuk ke dalam BCS (Bipharmaceutical Classification System) kelas II dimana memiliki permeabilitas membran yang tinggi tetapi memiliki laju disolusi yang lambat karena kelarutan dalam air yang rendah. Review ini berisi tentang teknik peningkatan kelarutan dari carvedilol dengan melakukan pencarian literatur melalui jurnal nasional dan jurnal internasional.   Berbagai jenis teknik peningkatan kelarutan obat telah diterapkan pada carvedilol seperti dispersi padat dengan berbagai metode preparasinya, c-MCMs, ko-kristalisasi, cyclodextrin inclusion complex, superkritikal karbon dioksida, hidrotropi, polymeric microparticles, pembentukan garam, dan nanopartikel. Dari semua teknik yang diterapkan telah terbukti dapat meningkatkan kelarutan dari carvedilol.ABSTRACTCarvedilol is a non-selective beta blocker with alpha-1 receptor blocking activity that is often prescribed for the treatment of cardiovascular disease. Carvedilol belongs to the BCS (Bipharmaceutical Classification System) class II which has high membrane permeability but has a slow dissolution rate due to low water solubility. This review contains techniques for increasing the solubility of carvedilol by conducting a literature search through national and international journals. Various types of drug solubility enhancement techniques have been applied to carvedilol such as solid dispersion with various preparation methods, c-MCMs, co-crystallization, cyclodextrin inclusion complex, supercritical carbon dioxide, hydrotropy, polymeric microparticles, salting, and nanoparticles. All the techniques have been shown to increase the solubility of carvedilol.
PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS OBAT SEDIAAN SUSPENSI alifa nur zaini; Dolih Gozali
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.52 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10820

Abstract

Stabilitas obat merupakan salah satu pengujian yang penting dalam evaluasi obat, salah satunya adalah dengan mengetahui pengaruh suhu terhadap stabilitas obat. Adapun jika dilihat dari beberapa jurnal penelitian menujukkan bahwa suhu dapat mempengaruhi stabilitas obat, khususnya sediaan suspensi. Dalam jurnal penelitian yang menjelaskan mengenai suspensi diklofenak pada suhu 4oC, 22oC, 40oC,60oC, suhu yang paling stabil adalah pada suhu 4oC (96,3%) dan terjadi penurunan kadar yang signifikan pada suhu 40oC (89,58%) dan 60oC (85,17%). Pada jurnal lain yang membahas mengenai suspensi asam folat menunjukan bahwa obat stabil pada suhu 4oC dan 25oC kecuali pada hari ke 90 terjadi kenaikan pH. Dalam jurnal lain yang membahas mengenai suspensi cefuroxime axetil pada suhu 20o C konsentrasi dari suspensi cefuroxime axetil adalah 87,68% dan pada suhu 5o C adalah 92,35%. Untuk jurnal penelitian yang membahas mengenai suspensi amoksisilin-klavulanat menunjukkan bahwa konsentrasi amoksisilin mulai mengalami penurunan pada hari ke 7 yaitu di bawah 80% dalam sementara klavulanat yaitu kurang dari 70%. Keempat sediaan suspensi tersebut dapat dikatakan stabil pada suhu yang diujikan.Kata Kunci : Stabilitas obat, suspensi, suhu.
REVIEW: PENGGUNAAN TEKNOLOGI NANOSUSPENSI PADA FORMULASI OBAT HERBAL Aida Roja Fadlilah; Dolih Gozali
Farmaka Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v20i1.33958

Abstract

AbstrakEfektivitas spesies tanaman obat tergantung pada kandungan senyawa aktifnya. Beberapa konstituen ekstrak yang aktif secara biologis sulit diserap tubuh, karena tidak dapat melintasi membran lipid sel atau memiliki ukuran molekul yang terlalu tinggi, mengakibatkan hilangnya bioavailabilitas dan efektifitas obat-obatan herbal. Berbagai teknologi dan pengembangan dilakukan untuk mengatasi masalah ini, salah satunya teknologi nano. Salah satu teknologi nano untuk drug delivery system adalah nanosuspensi. Nanosuspensi merupakan sistem dispersi koloidal, yang seluruhnya mengandung bahan obat berukuran 10 sampai 1000 nm. Review artikel ini membahas penggunaan teknologi nanosuspensi dan pengaruhnya pada bioavailabilitas obat herbal. Metode yang digunakan adalah studi literature  dari 18 jurnal acuan. Diperoleh hasil bahwa teknologi nanosuspensi dalam formulasi obat herbat dapat digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas, efektivitas, dan stabilitas.AbstractThe effectiveness of medicinal plant species depends on the content of the active compounds. Some of the biologically active constituents of the extract are difficult for the body to absorb, because they cannot cross cell lipid membranes or have too high a molecular size, resulting in loss of bioavailability and effectiveness of herbal medicines. Various technologies and developments have been carried out to overcome this problem, one of which is nanotechnology. One of the nanotechnology for drug delivery system is nanosuspension. Nanosuspension is a colloidal dispersion system, which entirely contains the drug substance in the size of 10 to 1000 nm. This review article discusses the use of nanosuspension technology and its effect on the bioavailability of herbal medicines. The method used is a literature study from 18 journal references. It was found that nanosuspension technology in herbal drug formulations can be used to increase bioavailability, efectivity, and stability. There are several commercial synthetic drug products that use nanosuspension technology in their formulations, but the application in herbal drug formulations is still being researched on a laboratory scale.
EVALUASI SEDIAAN FISIK EMULGEL MENGANDUNG MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria, (Berg.) Roscoe) Nur Mahdi; Diky Mudhakir; Dolih Gozali
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.893 KB) | DOI: 10.12928/mf.v15i2.12657

Abstract

Temu putih atau disebut juga kunir putih merupakan salah satu spesies dari familiZingiberaceae yang telah dikomersilkan penggunaan rimpangnya sebagai tanaman obat.Komponen terbesar dari rimpang temu putih, yaitu minyak atsiri yang mempunyai efekantiinflamasi. Penggunaan rimpang temu putih sebagai antiinflamasi di masyarakatmasih secara empiris, dengan mengoleskan air perahan rimpang temu putih pada kulit.Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan minyak atsiri yang terkandung dalam temuputih, dilakukan formulasi emulgel yang mengandung minyak atsiri denganpenambahan PEG 8 beeswax agar didapat sediaan emulgel yang stabil, baik dan amandigunakan. Tahap penelitian yang dilakukan meliputi penyiapan bahan, determinasibahan, skrining fitokimia, destilasi menggunakan uap-air, analisis komponen kimiadengan GC-MS, serta uji kualitatif minyak atsiri dengan sediaan emulgel yangmengandung minyak atsiri, formulasi emulgel mengandung minyak atsiri denganmenggunakan emulsifying wax konsentrasi 6,5%, 7%, 7,5%, dan 8%. Evaluasi sediaanmeliputi pengamatan organoleptik, pH, viskositas, sentrifugasi, serta uji hedoniksediaan. Berdasarkan hasil evaluasi pengamatan organoleptik, pH, viskositas,sentrifugasi, serta uji hedonik sediaan menunjukkan bahwa kestabilan dalam batasrentang yang dibolehkan. Formulasi emulgel yang terbaik ditunjukkan pada formula ke-4 pada konsentrasi PEG 8 beeswax 8%.