Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Formulasi Sediaan Lipstik Pelembab-Pewarna Bibir yang Mengandung Sari Hasil Simulasi menyirih Atikah Atikah; Adilla Edi Arief; Ine Suharyani
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 1 No 1 (2016): Volume 1 Nomor 1 Maret 2016
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.199 KB)

Abstract

Menyirih (nyeupah) merupakan tradisi orang tua masa lalu, yang dilakukan dengan cara mengunyah pinang, kapur sirih, gambir, dan daun sirih. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi pewarna dari hasil simulasi menyirih dan memformulasikannya dalam sediaan lipstick pelembab-pewarna bibir. Sari hasil simulasi menyirih dibuat dari campuran pinang, kapur sirih, gambir, dan daun sirih yang direndam kemudian disaring dan disentrifugasi. Optimasi basis lipstick menggunakan oleum cacao dengan konsentrasi berbeda yaitu 4%, 5%, 6%, dan formula 4% yang menghasilkan basis yang optimal. Formulasi sediaan lipstick menggunakan oleum ricini, vaselin album, cera alba, emulsifying wax, gliserin dan nipagin, serta sari hasil simulasi menyirih dengan tiga formulasi berbeda yaitu 35% memberikan warna peach, 40% memberikan warna nude dan 45% memberikan warna gold. Hasil uji stabilitas selama 30 hari dalam suhu kamar (25◦C-30◦C) menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan bentuk, warna dan bau. Pada uji hedonik, formula 40% yang banyak disukai yaitu 67,9%
FORMULASI SEDIAAN SPRAY GEL ANTISEPTIK DARI EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera) Cep Martono; Ine Suharyani
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 3 No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1 Maret 2018
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.267 KB)

Abstract

Aloe vera potential to developed into antiseptic preparation. One of the preparation is spray gel that easy to use. The aim of this study is to made an antiseptic spray gel containing aloe vera extract. This study devided into 3 part are optimization a gel based, extraction aloe vera and formulation Gel spray containing aloe vera extract. The preparation are evaluated, include organoleptic, homogenity, pH viscosity, spray pattern and hedonic test. The optimization of this preparation showed that the optimization gel base has concentration carbopol 0,25% have viscocity 791,618 cps. Aloe vera exstrack made from maceration with ethano. Spray gel made into 3 formulation are F1, F2, F3 which contains aloe vera extract 8,5%, 10,5%, 12,5%. Viscocity F1 is 28,817 cps, F2 is 19,225, and F3 is 8,058 cps. The result of hedonic test on 53 respondents, based on the order favorite level, F1 is the most preferred preparation with a percentage of 67,54%, then F3 in the 2nd order favored by 64,9% of respondents and the last is F2 with the favorite percentage 64,15%.
FORMULASI SEDIAAN LIP GLOSS DARI BAWANG DAYAK (Eleutherina palmifolia L. Merr) SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI KOSMETIK Euis Setiawati; Ine Suharyani
Jurnal Farmaku (Farmasi Muhammadiyah Kuningan) Vol 3 No 2 (2018): Volume 3 Nomor 2 September 2018
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.417 KB)

Abstract

The onions Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) is the kind of nutritious plants that are empirically for used health. The part that can be used in this plant is tubers whichi has red light and green leaves form of ribbon and flowers are white. The research onions dayak as coloring, to get the color of the isolation of the onions dayak done by the tubers onions dayak still fresh in pieces and bleender, the conducted screening with filter paper that aims to get of red viscous. Previously carried out first optimasi its cera alba three formule its different 3%, 6%, 9%, and formule 3% that generates its efficiency. Formulation was made by using paraffin liquid, vaselin album, emulsyfying wax, butil hidroksi toluen (BHT), nipagin, gliserin, and oleum ricini. The isolation of the onions dayak with three different formulasion 20% rose, 35% red brick, 50% nude. The results of the hedonic test on formule 2 as much as 44% of respondents choose “really like”. While based on the scale numerical and that just formule 2 with a concentration 35% more preferred respondents with the judgment of 76%.
REVIEW ARTIKEL: POTENSI SENYAWA AKTIF PADA TANAMAN OBAT UNTUK PENANGANAN COVID-19 DENGAN METODE MOLECULAR DOCKING: REVIEW ARTICLES: POTENTIAL ACTIVE COMPOUND OF MEDICINAL PLANTS AGAINST COVID-19 WITH MOLECULAR DOCKING METHOD Ine Suharyani; Yuniarti Falya; Atiqoh Hakim; Defina Fajira; Nur Annisa Sadira; Sri Astuti
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.93 KB) | DOI: 10.37874/ms.v6i2.270

Abstract

Covid-19 merupakan wabah yang kini tengah menjadi keresahan di masyarakat. Penyakit Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-COV-2 atau virus Corona. Virus Corona ini pertama kali   muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019 dengan gejala ringan seperti flu atau infeksi pernapasan berat seperti pneumonia dan penyebarannya sangat cepat dapat menular dari doplet yang keluar saat batuk dan bersin. Salah satu alternatif yang digunakan untuk pengobatan penyakit Covid-19 ialah dengan tanaman obat. Penambatan molekul (Molecular Docking) merupakan salah satu metode in silico (virtual) berbasis struktur yang paling sering digunakan dan paling sederhana. Tujuan dari review jurnal untuk mengetahui senyawa aktif pada tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengobatan Covid-19 berdasarkan dari beberapa studi secara in-silico. Metode pencarian jurnal dilakukan melalui website https://scholar.google.co.id/ dengan menggunakan kata kunci molecular docking Covid-19 senyawa tanaman obat, Dalam kurun waktu dari tahun 2019 sampai 2021. Hasil yang didapat adalah dari 12 senyawa aktif yang berasal dari beberapa tanaman obat, diantaranya kuersetin dari tanaman Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) dan Bawang Merah (Allium cepa L.) yang berpotensi menghambat pertumbuhan virus corona karena memiliki nilai binding affinity paling besar dibanding tanaman lain, yaitu -7,6 dan -7,5 yang mendekati nilai binding affinity dari obat pembanding yaitu Remdesivir yaitu -7,7. Senyawa kuersetin berpotensi untuk dapat dikembangkan sebagai obat untuk menangani Covid-19.
REVIEW: MODIFIKASI STRUKTUR AMOKSISILIN DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO: REVIEW: MODIFICATION OF AMOKSISILIN STRUCTURE AND IT’S IN-VITRO ANTIBACTERIAL ACTIVITY Ine Suharyani; Rinto Susilo; Dhia Salsabila; Nurcholisah Nurcholisah; Tri Septiyati; Yuni Rahmasari
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.156 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i2.320

Abstract

Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik, dan dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau hewan. Amoksisilin adalah salah satu antibiotik yang paling sering digunakan sebagai pilihan terapi untuk perawatan. Tujuan review jurnal ini adalah untuk mengetahui aktivitas amoksisilin sebagai antibakteri. Pengujian aktivitas senyawa basa Schiff hasil sintesis dari amoksisilin terhadap Streptococcus faecalis menunjukkan aktivitas biologis lebih tinggi dibandingkan dengan amoksisilin sebelum dimodifikasi. Pengujian menunjukkan hasil bahwa penambahan dendrimer meningkatkan efek antimikroba amoksisilin untuk mikroorganisme yang diuji. Kombinasi Amoksisilin dengan obat dari golongan PPI dapat meningkatkan aktivitas antibakteri. Berdasarkan hasil review jurnal tentang Amoksisilin diketahui bahwa Amoksisilin murni maupun sintetis dan kombinasi terbukti efektif sebagai antibakteri.
PENGARUH WAKTU FERMENTASI MADU DENGAN BAWANG PUTIH TUNGGAL (Allium sativum L.) TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Propionibacterium acnes: INFLUENCE OF HONEY FERMENTATION TIME WITH SINGLE GARLIC (Allium sativum L.) AGAINST THE INHIBITORY POWER OF BACTERIA Propionibacterium acnes Elva Angela; Aan Kunaedi; Ine Suharyani; Andriana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 3 (2022): Forthcoming Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i3.418

Abstract

Madu merupakan substrat yang telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan, salah satunya digunakan untuk mengobati jerawat. Madu memiliki daya hambat antimikroba, kemampuan antimikroba pun terdapat pada bahan alam lain salah satunya Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.). Trend masyarakat terhadap kedua bahan alam tersebut salah satunya dengan mengkombinasikan Madu dan Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) menggunakan metode perendaman Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) dalam Madu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat bakteri madu hasil fermentasi terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Pengujian daya hambat menggunakan metode difusi kertas cakram dengan sampel Madu hasil fermentasi dengan Bawang Putih tunggal (Allium sativum L.) terhadap lama waktu fermentasi Madu, kontrol positif (Klindamisin 300 mg), dan kontrol negatif (aquadest). Sampel Madu dan Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) di fermentasi menggunakan lama waktu fermentasi pada pekan ke 1,2,3 dan 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi madu dapat meningkatkan daya hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan adanya zona bening disekitar kertas cakram. Diameter hambat fermentasi madu pada pekan 1,2,3 dan 4 yaitu 0,416 mm, 0,65 mm, 0,775  mm dan 1,8  mm. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu fermentasi Madu dan Bawang Putih Tunggal (Allium sativum L.) akan mengalami kenaikan diameter pada zona bening daya hambat nya diketahui pada pekan ke empat memiliki daya hambat paling besar 1,8 mm.
PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN RAWAT JALAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II Ine Suharyani; Nisya Chairunisya; Aida Maftuhah
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i1.145

Abstract

Peningkatan kasus serta tingkat kematian pada pasien Diabetes Mellitus disebabkan oleh perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola hidup masyarakat. Pola hidup ini dapat memberikan dampak negatif berupa meningkatnya prevalensi berbagai penyakit degeneratif salah satunya Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus Tipe II merupakan salah satu penyakit dengan angka kejadian yang cukup tinggi di RSUD 45 Kuningan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data diambil dengan metode retrospektif dengan melihat rekam medis pasien rawat jalan yang berobat pada periode bulan Juli-Desember 2013 di RSUD 45 Kuningan. Sampel yang diambil menggunakan metode random sebanyak 60 sampel dari 130 pasien rawat jalan penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD 45 Kuningan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 pasien, 45% menggunakan obat antidiabetik oral tunggal yaitu metformin dan sisanya merupakan kombinasi dengan obat lain. Penggunaan kombinasi yang paling banyak adalah metformin+glikuidon sebanyak 15%. Berdasarkan jenis kelamin, penderita Diabetes Mellitus Tipe II didominasi oleh perempuan sebanyak 53%,sedangkan berdasarkan usia paling banyak 46-65 tahun sebanyak 82%. Berdasarkan kadar gula darah sewaktu, penderita Diabetes Mellitus Tipe II yang paling banyak dengan nilai ≥ 200 mg/dl adalah 65%. Penyakit penyerta yang menyertai Diabetes Mellitus Tipe II yang paling banyak adalah penyakit dispepsia sebanyak 13,33%, hipertensi 10%, dan rheumatoid arthtritis 6,66%. Obat penyerta yang paling banyak diberikan kepada pasien Diabetes Mellitus yaitu Amlodipin/Amdixal sebanyak 43%.Kata Kunci : Diabetes Mellitus, antidiabetik oral. ABSTRACTThe increased of case and mortality of Mellitus Diabetes patient because of the growth of technology expanding very fast recently, can influence pattern live society. Pattern live this also can give negative impact to increase of various degenerativedisease like MellitusDiabetes. Mellitus Diabetes Type II represent as one of the disease which high amount case in RSUD 45 Kuningan.This research represent descriptive research, data taken with retrosfectivemethod and studying medical record of some patient which medicinize at period of July until December 2013. Sampel taken use method of random counted 60 sample from 130 outpatient patient of Diabetes Mellitus Type of II.Result of this research showd that from 60 patient, 45% usedsingle oral antidiabeticwas metformin. Usage of combination which at most is metformin+glikuidon counted 15%. According to the gender, patient of Diabetes Mellitus Type of II predominated by woman was 53%. While to age faction that is among/between 46-65 year counted 82%. Azzording to blood sugar concentrated, patient of Mellitus Diabetes Type of II which at most with value ≥ 200 mg / dl counted 65%. Disease in combination with Diabetes Mellitus Type II aredyspepsia counted 13,33%, hypertension 10%, and rheumatoid arthtritis 6,66%. The most drug incombination was Amlodipin / Amdixal counted 43%.Keywords : Diabetes Mellitus, oral antidiabetik drug.
EVALUASI PENGGUNAAN KOMBINASI OBAT DIGOKSIN DAN FUROSEMID Ine Suharyani
Jurnal Kesehatan Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v6i2.150

Abstract

Gagal jantung merupakan kondisi ketika otot jantung sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah keseluruh tubuh dengan tekanan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan penggunaan kombinasi digoksin dan furosemid berdasarkan aspek klinis serta pengeluaran kalium dalam tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan metode retrospektif  yaitu menggunakan data yang telah lalu yang diperoleh dari bagian rekam medik. Data yang diambil adalah  resep penggunaan obat kombinasi digoksin dan furosemid yang ada di poli klinik jantung pada periode Oktober – Desember 2014. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa  39 resep kombinasi digoksin dan furosemid yang menunjukkan bahwa terdapat 100 % obat berinteraksi, 100 % durasi pemberian obat sesuai dengan literatur, serta 100% penggunaan dosis sesuai dengan literatur. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar elektrolit natrium dalam serum adalah 136 – 145 mEq/l, kadar kalium dalam serum adalah 4,4 – 4,5 mEq/l, serta kadar klorida dalam serum adalah 100 – 110 mEq/l yang menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium kadar elektrolit dalam tubuh keadaan normal.Kata kunci : gagal jantung, skrining, digoksin, furosemid  ABSTRACTHeart failure is a condition when the heart muscle becomes so weak that it can’t pump enough blood throughout the body at the right pressure. The aim of this research to determine the right of combination of digoksin and furosemide seen from clinical aspects as well as the expenditure of potassium in the body. This research is descriptive method. Data  collected used retrospective method used the data in the medical record. Prescription drug use a combination of digoxin and furosemide from October to December 2014. The results are 39 recipes combination of digoxin and furosemide which indicate that the drug interacts are 100%, 100% of the right duration of drug delivery, and 100%  are the right dose. Results of electrolyte level in serum sodium is 136-145 mEq / L, potassium is 4.4 to 4.5 mEq / l and chloride is 100-110 mEq / l which shows the electrolytes level in the body at the normal state.Keywords: Heart failure, screening, digoxin, furosemide          
Ekstrak Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bakterisida Minimum (KBM) Daun Henna Kuku NADES Terhadap Bakteri Bacillus Cereus Eka Nur Septya; Renny Amelia; Ine Suharyani
Consilium Sanitatis: Journal of Health Science and Policy Vol. 1 No. 1 (2023): January
Publisher : EDUPEDIA Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.835 KB) | DOI: 10.56855/jhsp.v1i1.168

Abstract

Objective: This study aims to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) concentrations of the NADES extract of henna leaves (Lawsonia inermis L.) against Bacillus cereus bacteria. Methods: This research is a descriptive type of research that was conducted at the Phytochemical Laboratory and Microbiology Laboratory of Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon. Collecting data from the MIC test results by looking at the turbidity at each concentration and the MBC results by looking at the presence or absence of bacterial growth. Results: The MIC sample could not be obtained because it looked cloudy, and bacteria were still growing on the media. In contrast, the MBC sample was only 100%, which could inhibit bacteria's growth on the media. The positive control of Ciprofloxacin at a concentration of 100 mg had a diameter of 2.34 cm, 125 mg had a diameter of 2.39 cm, 150 mg had a diameter of 2.47 cm, and the negative control NADES solution had a diameter of 0.98 cm. Conclusion: The Minimum Inhibitory Concentration (MIC) cannot be known because the results of the NADES extract of henna leaves compared to before and after incubation still look cloudy due to factors from the sample. In the other hand, Minimum Bactericidal Concentration (MBC) can only be known at a concentration of 100%, which can kill the growth of Bacillus cereus bacteria.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) KONSENTRASI 1% DAN 3%: FORMULATION AND STABILITY TEST OF HAND SANITIZER GEL CONTAIN 1% AND 3% ETHANOL EXTRACT OF BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) Yayan Rizikiyan; Ine Suharyani; Opi Nurholipah; Muhammad Yani Zamzam; Rima Yulia Senja
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v5i2.829

Abstract

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung senyawa saponin, triterpenoid, dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) konsentrasi 1% dan 3% dapat diformulasikan sebagai sediaan gel hand sanitizer dan bagaimana stabilitas gel hand sanitizer tersebut. Uji stabilitas sediaan gel hand sanitizer dilakukan dengan metode cycling test, yaitu sediaan gel disimpan pada suhu 4 selama 24 jam, kemudian dipindahkan pada suhu 40 selama 24 jam (1 siklus). Penelitian ini dilakukan selama 6 siklus (12 hari) dengan parameter pengujian organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas dan sifat alir. Selain itu dilakukan uji syneresis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa basis, formula 1 dan 2 memiliki warna yang stabil dan homogen. Basis memiliki pH berkisar 7,22-7,65, formula 1 berkisar 6,87-7,09 dan formula 2 berkisar 5,64-6,18. Basis memiliki daya sebar berkisar 5,03 cm- 5,42 cm , formula 1 berkisar 5,28 cm–6,86 cm dan formula 2 berkisar 5,86 cm-7,60 cm. Viskositas pada basis berkisar 2900 poise–5800 poise, formula 1 berkisar 1260 poise – 1900 poise dan formula 2 berkisar 315 poise–580 poise. Sifat alir gel hand sanitizer mengikuti aliran tiksotropik dan antitiksotropik. Basis mengalami syneresis sebesar 4,694%, formula 1 sebesar 0,568% dan formula 2 sebesar 3,992%. Ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) konsentrasi 1% dan 3% dapat diformulasikan dalam sediaan gel hand sanitizer namun tidak stabil.