Ladinata Ladinata
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

VERBA ПОЙТИ /POJTI/ BENTUK KALA LAMPAU DALAM KALIMAT BAHASA RUSIA MODERN: TINJAUAN MORFO-SEMANTIS Hilman Fauzia Khoeruman; Ladinata Ladinata; Tri Yulianty Karyaningsih
Metahumaniora Vol 9, No 3 (2019): METAHUMANIORA, DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i3.26855

Abstract

Verba merupakan kelas kata yang mungkin paling sering digunakan dalam setiap ujaran lisan maupun tulisan. Secara umum kelas kata verba menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh subjek atau persona di dalam kalimat. Verba dalam bahasa Rusia memiliki bentuk lampau yang mana penggunaanya tentu untuk menjelaskan kegiatan di masa lalu. Dalam beberapa kasus, verba bentuk lampau tidak menerangkan kegiatan di masa lalu, tapi menyatakan maksud lain secara semantis dalam kontek kalimat tertentu. Salah satunya verba пойти bentuk kala lampau dalam kalimat bahasa Rusia modern dapat memberikan nuansa makna semantis. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif mengenai penggunaan verba пойти kalau lampau melalui pendekatan morfo-semantis. Data penelitian diambil dari korpus nasional bahasa Rusia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan verba пойти kala lampau memiliki makna semantis yang bersifat informatif, reaktif, dan afirmatif. Selain itu penggunaanya juga dimaksudkan untuk mengungkapkan maksud secara lebih ekpresif.
BOBOTOH DAN PERSIB: MENGONSUMSI IDENTITAS MELALUI MAKANAN Tisna Prabasmoro; Trisna Gumilar; Ladinata Ladinata
Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research Vol 12, No 2 (2020): PATANJALA VOL. 12 NO. 2 Oktober 2020
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30959/patanjala.v12i2.598

Abstract

Makanan adalah salah satu simbol yang dapat secara menonjol merepresentasi identitas pribadi dan kelompok dan membentuk keunikan serta rasa kebersamaan dan keterikatan anggota dalam kelompok yang lebih besar. Masing-masing individu meleburkan diri mereka ke dalam komunitas dan masyarakat dengan mengupayakan (re)konstruksi diri. Artikel ini berhipotesis bahwa pendukung Persib—yang secara umum  dikenal dengan nama bobotoh—terus-menerus mencari cara baru untuk dapat mengekspresikan identitas mereka. Menggunakan kajian-kajian identitas yang berhubungan dengan persepsi akan tempat atau a sense of place, budaya kuliner, ruang fisik, pilihan dan gaya hidup, artikel ini membahas peran rumah makan yang berhubungan dengan Persib, dan menyoroti kemungkinan implikasi dari kegiatan makan bobotoh di rumah makan-rumah makan tersebut. Berfokus pada bagaimana Pawon Sunda Buhun Bobotoh dan 1933 Dapur dan Kopi—dua tempat makan dengan keunikan berbeda—turut me(re)konstruksi identitas bobotoh, artikel ini berargumen bahwa bobotoh juga mengandalkan kegiatan mengonsumsi makanan yang terkait dengan Persib/bobotoh untuk mengekspresikan, memelihara dan bahkan memperkuat identitas pribadi dan kolektif mereka. Food is a symbol that can prominently represent personal and group identity and form uniqueness and a sense of bonding among members of a larger group. Individuals conform themselves to communities and society through self-(re)constructing efforts. The article hypothesizes that Persib’s supporters—commonly known as bobotoh—have continuously sought new ways to express their identity. Employing identity theories related to a sense of place, culinary culture, physical space, choices, and lifestyle, the article examines the roles of Persib-related eateries and highlights the possible implications of bobotoh’s dining out. Focusing on how Pawon Sunda Buhun Bobotoh and 1933 Dapur dan Kopi—two significantly different eating places—contribute to bobotoh’s self identity (re)construction, the article argues that bobotoh also rely on consuming food as a Persib/bobotoh-related activities to express, retain and even strengthen their personal and collective identity.