Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PEMODELAN DAN ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DI KABUPATEN SITUBONDO, JAWA TIMUR M. Arif Zainul Fuad; Annisa Kusuma Fajari; Nurin Hidayati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.19

Abstract

Pesisir Kabupaten Situbondo yang terletak di pantai utara Jawa diduga cenderung mengalami akresi. Akan tetapi terdapat beberapa daerah di Situbondo yang rawan abrasi, seperti daerah Banyuglugur dan Besuki. Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Mlandingan, dan Suboh merupakan daerah pesisir yang padat pemukiman dan rawan terhadap perubahan. Oleh sebab itu dilakukan prediksi perubahan garis pantai menggunakan one-line model agar dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi. Data utama untuk memodelkan prediksi garis pantai adalah  koordinat garis pantai, kemiringan pantai, dan gelombang. Dilakukan perhitungan transpor sedimen menggunakan rumus CERC untuk mengetahui erosi maupun akresi. Kemudian didapat perubahan garis pantai berdasarkan waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil prediksi menggunakan one-line model, terdapat daerah di pesisir bagian barat Kabupaten Situbondo yang diprediksi mengalami erosi dan akresi. Erosi terjadi di lokasi Pantai Tampora, pemukiman Banyuglugur, tambak Kecamatan Suboh, dan  tanah kosong di TPI Mlandingan. Akresi akan dominan terjadi di lokasi mangrove Kecamatan Banyuglugur, muara Sungai Lobawang, muara Sungai Deluang, Pantai Dubibir, mangrove Kecamatan Suboh, dan muara Sungai Gardu Rusak. Pada lokasi yang mengalami garis pantai mundur, pola transpor sedimennya termasuk dalam kategori erosion. Sedangkan area yang mengalami garis pantai maju memiliki pola transpor yang termasuk dalam kategori transport as bed load. Secara kseluruhan, area penelitian mengalami akresi dengan laju akresi sebesar 0,217 m/tahun.
PENDAMPINGAN USAHA DAN ANALISIS SENSITIFITAS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SENTRA KERUPUK IKAN DESA PANGKAHKULON, GRESIK Mochamad Arif Zainul Fuad; Feni Iranawati; Hartati Kartikaningsih
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i3.34195

Abstract

Artikel ini membahas pendampingan bisnis dan analisis sensitivitas UKM Kerupuk Ikan Khasanah Jaya terhadap Pandemi Covid-19. Kegiatan yang telah dilakukan adalah sosialisasi kegiatan, pendampingan kepada mitra dalam proses produksi dan pemasaran. Analisis kelayakan usaha menggunakan beberapa pendekatan yaitu Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), Profitabilitas (R), Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio), NPV (14%), Payback Period (PP). Sedangkan analisis sensitivitas bisnis menggunakan analisis switching value. Ada 5 skenario yang digunakan dalam analisis sensitivitas yaitu kondisi Pra pandemi, kondisi awal pandemi Covid-19 dengan permintaan pasar kerupuk ikan turun 30% dan bahan baku turun 10%. Kondisi saat ini ditandai dengan peningkatan permintaan pasar sebesar 20% sedangkan bahan baku juga meningkat sebesar 10%. Selain itu, proyeksi ke depan dengan menggunakan Skenario Pesimis juga dilakukan; dengan kondisi bahan baku diproyeksikan naik 10% sedangkan permintaan turun 30% dan Skenario Optimis dengan asumsi bahan baku tetap dan permintaan kerupuk ikan turun 10%. Hasil analisis kelayakan dan sensitivitas usaha kerupuk ikan menunjukkan bahwa usaha yang dijalankan oleh mitra sangat layak untuk dijalankan baik pada masa sebelum pandemi maupun hingga saat ini dimana pandemi masih berlangsung. Analisis sensitivitas berdasarkan 5 skenario perubahan biaya produksi dan perubahan volume penjualan menunjukkan bahwa UKM kerupuk ikan Khasanah Jaya selama ini kurang sensitif terhadap pandemi Covid 19 yang dibuktikan dengan nilai indikator kelayakan yang tetap di atas nilai rujukan
OIL SPILL TRAJECTORY SIMULATION AND ENVIRONMENTAL SENSITIVITY INDEX MAPPING : A CASE STUDY OF TANJUNG PRIOK, JAKARTA M. Arif Zainul Fuad
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jeest.2021.008.02.4

Abstract

Potential oil spills can be sourced from ship collisions, offshore oil drilling leaks, or refueling activities between ships. Tanjung Priok Port, Jakarta as the busiest port in Indonesia has the possibility of an oil spill disaster. Fuel oil could pollute the environment both in coastal and marine areas. As an anticipatory step, it is necessary to carry out an oil spill modeling simulation for contingency planning. Oil spill modeling was carried out using GNOME software using wind and ocean currents data as universal movers that move oil in the waters. The scenario used in this study is a spill occurred in March, the spill occurred during refueling between ships as much as 1500 barrels. The simulation results show that dominant oil spreads to the east and northeast and can reach sensitive areas in less than 4 days. Environmental sensitivity index mapping is carried out in areas that are predicted to be affected by an oil spill using ESI guidance from IPIECA. ESI map  shows that the research area can be categorized into 5 categories from less sensitive (1B) to very sensitive (10A). Sensitive area is an intertidal area which is a habitat for mangroves and aquaculture.
Microplastic in The Bali Strait : Comparison of Two Sampling Methods Defri Yona; Zefanya Nandaningtyas; Bernads Daniel Marolop Siagian; Syarifah Hikmah Julinda Sari; Agung Yunanto; Feni Iranawati; Mochamad Arif Zainul Fuad; Junika Chintia Ayu Putri; Mela Dita Maharani
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 24, No 4 (2019): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.633 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.24.4.153-158

Abstract

Two methods of microplastics sampling in the Bali Strait, manta net (250 µm mesh size) and plankton net (20 µm mesh size), were compared. The difference in the mesh sizes could result in the difference of the microplastics found. Water samples from both sampling tools were analyzed with filtration and all organic materials were removed using Hydrogen Peroxide.  Natrium chloride (NaCl) was used to further separate microplastics and organic materials based on its density. The result identified three types of microplastics found in Bali Strait: fibers, films and fragments with total abundances of microplastics were 32.48 x 102 particles.m-3 and 16.33 x 102 particles.m-3using manta net and plankton net, respectively. These results indicated that the numbers of microplastics per cubic metres was higher using manta net sampling tool compared to plankton net. This may likely caused by the smaller size of the mesh used and also the sampling area covered using manta net.  
Kelimpahan Mikroplastik Pada Insang Dan Saluran Pencernaan Ikan Lontok Ophiocara porocephala Valenciennes, 1837 (Chordata: Actinopterygii) di Ekosistem Mangrove Dubibir, Situbondo Defri Yona; Billy Arif Mahendra; Mochamad Arif Zainul Fuad; Aida Sartimbul; Syarifah Hikmah Julinda Sari
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 1 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i1.12341

Abstract

Mangrove as a transitional ecosystem between land and sea is threatened with microplastic pollution. It could lead to the accumulation of microplastic in mangrove organisms, including ikan lontok (snakehead gudgeon fish-Ophiocara porocephala) as one of the seasonal fish found in mangrove ecosystem. This study aimed to analyze the occurrence of microplastic in the gills and gastrointestinal tracts of the fish caught from Dubibir mangrove ecosystem, Situbondo. The fish were caught using gillnet (17 individuals) and measured its length and body weight. Organic matter digestion was conducted using hydrogen peroxide solution (H2O2 30 % and Fe (II) 0,05 M) for 24 h. Samples were then filtered using Whatman filter paper and types of microplastic were identified using microscope (Olympus CX33). In total, 192 particles of microplastic were retrieved from both gills and gastrointestinal tracts with the domination of fibers, followed by fragments, films and beads. Microplastics abundance was observed higher in the gills than in the gastrointestinal tracts and it might be due to the different of organ functionality and the input process of microplastics into each organ. Microplastic with the size of 500 – 1000 µm dominated the result, while the size of < 300 µm were found more in the gastrointestinal tracts than in the gills. It showed that gastrointestinal tracts have less preference in the accumulation process of microplastics. Blue is the most common of microplastic color found in both of the fish organs, followed by black, red and other colors with a smaller number of particles. The results of this study show that concern over the occurrence of microplastics in the snakehead gudgeon fish is needed since the fish is also consumable for human and could influence human health. Ekosistem mangrove yang terletak diantara wilayah darat dan laut tidak luput dari pencemaran mikroplastik. Hal ini dapat mengakibatkan akumulasi mikroplastik pada biota mangrove, termasuk ikan lontok (Ophiocara porocephala) yang merupakan ikan musiman pada ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan lontok pada ekosistem mangrove Dubibir, Situbondo, Jawa Timur. Sebanyak 17 ekor ikan lontok ditangkap menggunakan jaring dan diukur panjang dan beratnya. Analisis mikroplastik pada sampel organ ikan dimulai dengan melakukan penghancuran bahan organik dengan merendam sampel pada larutan H2O2 30 % dan larutan Fe (II) 0,05 M selama 24 jam. Sampel selanjutnya disaring menggunakan kertas Whatman dan diidentifikasi jenis mikroplastiknya menggunakan mikroskop (Olympus CX33). Sebanyak 192 partikel mikroplastik ditemukan pada sampel ikan lontok yang dianalisis dan didominasi oleh jenis fiber diikuti oleh fragmen, film dan beads. Kelimpahan total mikroplastik ditemukan lebih tinggi pada insang dibandingkan pada saluran pencernaan. Hal ini diduga karena perbedaan fungsi organ dan juga proses masuknya mikroplastik pada masing-masing organ. Mikroplastik yang ditemukan pada kedua organ ikan paling banyak berukuran 500 – 1000 µm dan mikroplastik berukuran < 300 µm lebih banyak ditemukan pada saluran pencernaan dibandingkan pada insang. Perbedaan komposisi ukuran mikroplastik antar organ menunjukkan bahwa saluran pencernaan kurang selektif dalam penyerapan partikel mikroplastik. Biru merupakan warna mikroplastik yang mendominasi kedua organ, diikuti oleh warna hitam, merah dan warna lainnya dengan jumlah yang lebih sedikit. Berdasarkan hasil penelitian ini, keberadaan mikroplastik perlu mendapat perhatian khusus karena ikan lontok termasuk jenis ikan konsumsi agar tidak memberikan dampak kesehatan terhadap manusia.
Pemetaan terumbu karang dengan citra satelit Sentinel-2 dan analisis kondisi karang di kawasan Pantai Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur M. Arif Zainul Fuad; M. Fadilah Nur Ramadhani; Citra Satrya U. Dewi; M. Anwar Fikri; Edo Bagus Herdikusuma
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 27, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v27i12022p73-87

Abstract

This research was conducted in Pasir Putih, Situbondo district, East Java with the aim of mapping coral reef ecosystems and analyzing the condition of coral diversity to support learning Geography in remote sensing courses. Coral reef maps were extracted from Sentinel-2 satellite imagery by applying a water column correction algorithm. Mapping of coral reef areas resulted in 3 categories, namely live coral with an area of 32,860 Ha, dead coral 31,690 Ha, and sand 42,670 Ha with a level of 72.2 percent which is included in the good category. Testing the accuracy of the extracted map using the confusion matrix method based on 90 field survey data. The accuracy of the resulting map met the accuracy standard specified in SNI No. 7716:2011 for Mapping of Habitats in Shallow Sea Waters. Furthermore, coral reefs were observed in 20 locations using the Line Intercept Transect (LIT) method. The results showed that 13 of the 20 transect areas were found to be in poor condition with less than 25 percent live coral cover. The most common types of coral life forms found at the study site were Coral Massive, Acropora Branching, and Acropora Tabulate. Coral life forms that are very rarely encountered are Acropora Submassive and Coral Mushroom. This research is very relevant in remote sensing courses for learning Geography.Penelitian ini dilakukan di Pasir Putih kabupaten Situbondo, Jawa Timur dengan tujuan untuk memetakan ekosistem terumbu karang dan menganalisis kondisi keanekaragaman karang guna mendukung pembelajaran Geografi pada matakuliah penginderaan jauh. Peta terumbu karang di ekstraksi dari Citra satelit Sentinel-2 dengan menerapkan algoritma koreksi kolom air. Pemetaan area terumbu karang menghasilkan 3 kategori yaitu karang hidup dengan luas 32.860 Ha, karang mati 31.690 Ha, dan pasir 42.670 Ha dengan tingkat sebesar 72,2 persen yang termasuk dalam kategori baik. Pengujian akurasi peta hasil ekstraksi ini menggunakan metode confusion matrix berdasarkan 90 data survei lapangan. Akurasi peta yang dihasilkan ini telah memenuhi standar ketelitian seperti yang disyaratkan dalam SNI No. 7716:2011 tentang Pemetaan Habitat Perairan Laut Dangkal. Selain itu, pengamatan juga dilakukan pada terumbu karang di 20 lokasi dengan menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 dari 20 area transek ditemukan dalam kondisi rusak buruk dengan tutupan karang hidup kurang dari 25 persen. Bentuk pertumbuhan karang yang ditemukan di lokasi penelitian dari yang terbanyak berturut turut adalah Coral Massive, Acropora Branching dan Acropora Tabulate. Bentuk pertumbuhan karang yang sangat jarang ditemui yaitu jenis Acropora Submassive dan Coral Mushroom. Penelitian ini sangat relevan dalam pembelajaran Geografi pada matakuliah penginderaan jauh.
Pengenalan Bidang Kemaritiman Sejak Usia Dini melalui Pembelajaran Tematik Kelautan pada Siswa Taman Kanak Kanak M. Arif Zainul Fuad; Muhammad Musa
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 22, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.897 KB) | DOI: 10.17977/jpg.v22i2.1000

Abstract

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan keunggulan kompetitif di seluruh penjuru nusantara namun potensi tersebut  tidak tergarap dengan baik. Salah satu alasan mengapa potensi tersebut belum berkembang dan belum dimanfaatkan secara optimal adalah karena rendahnya pengetahuan dan minat masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi laut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan pemahaman bidang kemaritiman adalah dengan memasukkan pendidikan kebaharian dalam kurikulum pendidikan nasional pada semua level satuan pendidikan. Upaya ini merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi rendahnya semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia. Anak anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan agen penting dalam pembangunan kemaritiman. Oleh karena itu sangat penting untuk menumbuhkan minat dan semangat kebaharian pada mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan bidang kemaritiman bagi anak anak siswa taman kanak kanak melalui pembelajaran tematik kelautan yang telah disusun. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan yaitu dengan dengan bermain, bercakap-cakap, bercerita, demostrasi, proyek dan pemberian tugas mampu meningkatkan pemahaman dan minat anak anak tentang kemaritiman.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v22i22017p093
PREDIKSI POLA PERSEBARAN TUMPAHAN MINYAK MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT SENTINEL-1 DI PERAIRAN BINTAN, KEPULAUAN RIAU Tirsa Aulia Puspitasari; Mochamad Arif Zainul Fuad; Ety Parwati
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 17 Nr. 2 Desember 2020
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.2020.v17.a3348

Abstract

Bintan is one of the regions with annual cases of oil spills, which were excluded from tank cleaning and black waste disposal activities. In arranging oil spill response, it is important to know the areas that are potentially affected, using oil spill trajectory model by GNOME. SAR (Sentinel-1) data is used to create coordinates for oil spills location in GNOME. SAR data processing is using SNAP software, with Lee Algorithm filter (window 5x5). The areas that potentially exposed to oil spills are known based on Environmental Sensitivity Index (ESI). In this model, oil spill will reach the Bintan Coast within 2 to 5 days with average surface current speed of 4.28 m/s (West Monsoon). The estimated of oil total amount is 1,767 barrel, which 1,157 barrel polluted the coast, 606 barrel has evaporation and dispersion and the other 4 barrel was off map. The most sensitive area to oil spills are Trily Resort Center Bintan and Sebong Bay (Index 10D). The ESI average among the Bintan region are Index 3A and 3B such as Lagoi, Tanjung Berakit, Pulau Pangkil, Pulau Mapur, Cabana, Pulau Lobam, Pantai Mayang Sari, Pantai Indah Club Med Bintan, Bintan Lagoon Resort, Pantai Senggiling, and Pengudang.
Peningkatan Produksi dan Kualitas Produk Unggulan Kerupuk Ikan Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujung Pangkah-Gresik Jawa Timur Mochamad Arif Zainul Fuad; Feni Iranawati; Hartati Kartikaningsih; Kristin Rosalina
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.972 KB) | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v5i2.1045

Abstract

Pangkahkulon Village is a coastal village in Ujung Pangkah District, Gresik with more than 70% of its area being fish and shrimp farming ponds. To improve the household economy, many fishermen set up home industries (IRT) in processing fishery products. Based on the results of the Pappingkulon Village Potential Mapping, the number of fishery product businesses reached 98 units. The majority of these household businesses are the fish cracker industry with a total of 67 units. The first year of the Mitra Desa Development Program (PPDM) aims to empower communities through the development and improvement of the production and competitiveness of superior village products. Therefore, based on the mapped potential and discussion with Pangkahkulon Village officials, it was decided that the superior product of Pangkahkulon Village to be appointed was fish crackers. In general, the activities carried out in the first year were to increase production and competitiveness of IRT fish crackers, one of which was through the help of production equipment. The production facilities which were donated to IRT were in the form of two units of the mixer and one unit of automatic cracker dough cutter. This tool was granted to answer the main problem experienced by IRT, which is the inconsistency of cracker dough results because so far the making of the dough is still done by hand. Tool assistance through the PPDM program is able to increase production capacity by up to 35%.
Bathymetry Mapping Using Landsat 8 Multyspectral Data of Bangsring Coastal Area Junika Chintia Ayu Putri; M. Arif Zainul Fuad; M. Arif As’ Adi
Journal Omni-Akuatika Vol 14, No 1 (2018): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.617 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2018.14.1.368

Abstract

The bathymetry map provides information of the seafloor's profile that has diverse in structures, shapes, and topography. Nowadays remote sensing technology becomes more prevalent because it is one of the most effective and efficient methods for bathymetric mapping. This research was aimed to analyze the depth estimation from image processing of Landsat 8 satellite, and measured the water depth using an echosounder. The results showed that the depth of the water in Bangsring was between 0.39 meter and 96.05 meter, and the bathymetric profile continued to decrease with increasing distance. The coefficient determination (R2) and the coefficient correlation (R) were 0.81 and 0.90 respectively with error mean was 19.05%. Based on results, Landsat 8 satellite is suitable and recommended to be used to extract for bathymetric information.