Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

SUSTAINABILITY ANALYSIS OF WHITELEG SHRIMP POND AQUACULTURE AT JATIRENGGO VILLAGE, LAMONGAN REGENCY Evellin Dewi Lusiana; Muhammad Musa; Mohammad Mahmudi; Sulastri Arsad; Nanik Retno Buwono
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 16 No. 2 (2018): JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN
Publisher : Pusat Pengkajian Ekonomi dan Kebijakan Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jep.v16i2.9054

Abstract

Whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) is a fisheries commodity which has high economic value because of its high demand and easier cultivation. Lamongan regency is one of the minapolitan region in East Java Province, especially at Glagah district, Jatirenggo village which becomes the minapolist, with one of the superior commodities is whiteleg shrimp. The development of a certain village can be determined by village developing index or IDM which consists of three categories, they are left behind, developing, and advance village. Jatirenggo village has a village developing index (IDM) of 0.6080 which classified as developing category or category 2. Thus, in order to increase its status, the welfare of its people need to be considered. Whiteleg shrimp pond aquaculture can be one of the effort to increase the income of Jatirenggo’s. This study aims to analyze the sustainability of whiteleg shrimp aquaculture activity in Jatirenggo village according to ecology, socio-economic, technology-infrastructure, and institutional dimension. The used method was MDS Rapfish. The results showed that the whiteleg shrimp aquaculture in Jatirenggo village is classified as sustainable, or it means the situation in Jatirenggo village is suitable for a successful aquaculture. Thus, it can be expected to increase the income of the farmers.  
PENERAPAN MODEL REGRESI KUANTIL UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN PANJANG-BERAT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KOLAM IBAT PUNTEN, BATU Evellin Dewi Lusiana; Muhammad Musa; Syahril Ramadhan
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 2, No 3 (2018): JFMR VOL 2 NO 3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.719 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.03.4

Abstract

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak digemari dan bersifat potensial dalam proses budidaya. Permintaan terhadap komoditas ini selalu meningkat, sehingga menjadi kesempatan bagi para pembudidaya untuk meningkatkan hasil produksi. Kondisi lingkungan perairan berperan penting dalam kelancaran proses budidaya ikan. Adapun salah satu cara yang bisa digunakan untuk menilai kondisi lingkungan perairan adalah melalui analisis hubungan panjang-berat. Hasil dari analisis hubungan tersebut yakni berupa faktor kondisi allometris dapat digunakan untuk menilai karakteristik fisiologis ikan, siklus hidup, kondisi lingkungan sekitar dan ketersediaan makanan. Umumnya, hubungan panjang berat dianalisis dengan pendekatan regresi linier sederhana di mana memiliki kelemahan yaitu sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim/outlier sehingga tidak mampu menggambarkan distribusi data secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan alternatif metode lain yaitu regresi kuantil yang mampu menjelaskan hubungan panjang-berat ikan secara lebih menyeluruh. Data sampel ikan yang digunakan berasal dari kolam IBAT Punten, Batu yang merupakan salah satu sentra pembenihan dan budidaya Ikan Nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum faktor kondisi allometris Ikan Nila di IBAT Punten bersifat allometris negatif, artinya pertambahan berat lebih kecil dibandingkan pertambahan panjang ikan atau dengan kata lain ikan cenderung kurus. Selain itu, dari analisis regresi kuantil didapatkan kecenderungan bahwa semakin besar ukuran ikan Nila maka nilai faktor kondisi allometris semakin kecil. Hal ini dikarenakan ikan Nila dewasa lebih rentan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan dengan ikan Nila yang lebih kecil.
Milkfish (Chanos chanos Forskal) Traditional Pond Stability Based On Water Quality Analyses And Periphyton Availability Sulastri Arsad; Luthfiana Aprilianita Sari; Muhammad Zainuddin; Muhammad Musa
Journal Omni-Akuatika Vol 15, No 1 (2019): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.255 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2019.15.1.607

Abstract

Milkfish is potential fish with high production and belong to ten of fish commodities culture in Indonesia. Pond stability of milkfish especially in fingerling phase (young phase) influenced by several factors including water quality and organism availability (periphyton). This recent study aimed to assess the milkfish traditional pond stability in fingerling phase based on water quality and periphyton availability aspects. These aspects are quite important to milkfish production and their growth as well as their food habit. The research was conducted in traditional pond located in UPT Fisheries Brackish and Saline Water Probolinggo for three months. Water quality and periphyton analyses were in situ and ex situ. The result shows that all the water quality is belong to good condition (stable) except in ammonia, TOM, and orthophosphate. However, this fluctuated value is not significantly impacting to the living organisms (milkfish). The research concluded that the fingerling milkfish traditional pond is belonging to moderate to stable condition.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN KUALITAS AIR DAN KESEHATAN PADA BUDIDAYA IKAN KOI (CYPRINUS CARPIO) Uun Yanuhar; Muhammad Musa; Dyah Kinasih Wuragil
Jurnal KARINOV Vol 2, No 1 (2019): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.227 KB) | DOI: 10.17977/um045v2i1p69-74

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomi dan peminat yang sangat tinggi. Hal ini menjadi dorongan untuk para pembudidaya untuk meningkatkan usaha budidaya ikan koi. Kecamatan Nglegok adalah salah satu lokasi kawasan Minapolitan Nasional dengan komoditas unggulannya berupa ikan koi. Namun, dalam berbudiya ikan koi  sering terjadi masalah salah satunya adalah timbulnya penyakit pada ikan. Penyakit yang sering menjadi kendala dalam kegiatan budidaya ikan koi di Kecamatan Nglegok adalah penyakit Myxobolus sp. Infeksi Myxobolus sp. pada ikan menyebabkan terganggunya proses pernafasan hingga kematian. Dalam mengatasi permasalahan tersebut dilakukan beberapa upaya berupa penerapan IPTEK mengenai manajemen kesehatan untuk budidaya ikan koi melalui kegiatan Penyuluhan Manajemen Kualitas Air dan Kesehatan Ikan Koi, Pendampingan Pemeriksaan Kualitas Air, Pendampingan Pemeriksaan Penyakit Ikan Koi dan Pelatihan Penggunaan Probiotik. Berdasarkan pengembangan penanganan permasalahan tersebut, hasil yang diperoleh dari program ini bahwa seluruh anggota mitra hadir dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan. Melalui program ini pula para anggota mitra mendapatkan pembekalan materi edukasi dalam melakukan kegiatan berbudidaya ikan koi agar di masa depan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dalam budidaya ikan koi sehingga kerugian yang terjadi akibat permasalahan dalam budidaya ikan koi berkurang dan perekonomian anggota mitra meningkat.
Introduksi Produksi Pellet Mandiri Pada Kelompok Pembudidaya Udang Semi Intensif Sebagai Upaya Efisiensi Cost Pakan Sulastri Arsad; Muhammad Musa; Aminuddin Afandi; Nanik Retno Buwono; Mohammad Mahmudi; Evellin Dewi Lusiana; Wahyudi Arif
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/2020.006.01.5

Abstract

Pakan yang mahal dan teknologi yang masih tradisional menjadi masalah yang serius bagi pembudidaya udang vanamei di Desa Temaji. Salah satu alternatif yang ditawarkan yaitu melakukan pembuatan pellet secara mandiri dalam sistem budidaya semi intensif. Tujuan utama  pelaksanaan Doktor Mengabdi (DM) yaitu mengembangkan keterampilan pembudidaya dalam memproduksi pakan mandiri skala kecil dengan menggunakan mesin pellet sederhana guna mengurangi biaya operasional dari cost pakan. Selain itu, tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam pengukuran kualitas air sehingga produksi hasil budidaya dapat meningkat dan secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pembudidaya. Hasil kegiatan ini yaitu diperolehnya produk pellet MINIPRO yang dikemas sendiri dan berdasarkan kalkulasi ternyata hasil pellet yang diproduksi jauh lebih murah dibandingkan dengan pellet yang dibeli. Kegiatan ini juga diakhiri dengan pemberian kuesioner sebagai feedback dari kegiatan ini.
KOMUNITAS MIKROALGA PERIFITON PADA SUBSTRAT BERBEDA DAN PERANNYA SEBAGAI BIONDIKATOR PERAIRAN (Microalga Peryphyton Community on Different Substrates and Its Role as Aquatic Environmental Bioindicator) Sulastri Arsad; Nur ALiya Zsalzsabil; Fiddy Semba Prasetiya; Ikha Safitri; Dhira Kurniawan Saputra; Muhammad Musa
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 15, No 1 (2019): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.08 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.15.1.73-79

Abstract

Mikroalga merupakan salah satu komponen penyusun perifiton yang hidupnya melekat pada substrat, baik substrat alami maupun substrat buatan. Perifiton memiliki peran salah satunya sebagai bioindikator. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunitas mikroalga perifiton pada substrat berbeda yaitu substrat alami (batu) dan substrat buatan (kaca objek glass) serta untuk menganalisis status mutu perairan berdasarkan pendekatan perifiton. Lokasi penelitian yaitu perairan Ranu Pakis Lumajang dengan 3 stasiun pengambilan sampel secara purposive sampling. Metode penelitian adalah survei dan dilakukan pada musim barat tahun 2019 dengan waktu pengambilan sampel setiap dua minggu sekali selama enam minggu. Parameter yang dianalisis meliputi identifikasi mikroalga perifiton, penghitungan kelimpahan, indeks biologi, dan pengukuran kualitas air. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dan regresi linear berganda menggunakan Ms. Excel dan SPSS 23.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga perifiton yang ditemukan berasal dari empat divisi yaitu Chrysophyta (47%), Chlorophyta (27%), Cyanophyta (26%), dan Pyrrophyta (0,2%). Secara keseluruhan kelimpahan yang diperoleh berkisar antara 5.567-34.841 sel/cm2 (substrat alami) dan 14.367-42.563 sel/cm2 (substrat buatan). Indeks keanekaragaman di perairan Ranu Pakis tergolong tinggi sehingga perairan tergolong bersih (stabil), kecuali pada stasiun 3 tergolong tercemar ringan (kurang stabil). Akan tetapi, tidak ada dominansi pada seluruh stasiun tersebut. Hasil pengukuran parameter kualitas air menunjukkan bahwa secara umum nilai kualitas air masih berada di bawah ambang baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah PP No.82 Tahun 2001 untuk kegiatan perikanan kelas III. Komponen kualitas air seperti karbondioksida, kecerahan, nitrat, orthofosfat, dan suhu secara simultan berpengaruh terhadap kelimpahan mikroalga sebesar 39,7%.Periphyton microalgae  live by attaching to the substrate, both natural and artificial substrate. Perifiton plays role as an aquatic environment bioindicator. This study aimed to analyze periphyton microalgae community in different substrate, natural substrate (stone) and artificial substrate (objeck glass). Furthermore, the microalgae periphyton are used to analyze the environmental status quality. Survey method was used and sampling location is in three site of the Ranu Pakis environment by purposive sampling. Research was carried out in 2019 every two week during six weeks on west season. Identification of periphyton microalgae, density counting, biological indexes, and water quality measurements was taken during the research. All data was analyzed statistically by using one way ANOVA and multiple linear regression by using Ms. Excel and SPSS 23.0. The results depict periphyton microalgae consists of Chrysophyta (47%), Chlorophyta (27%), Cyanophyta (26%), and Pyrrophyta (0,2%). The density of microalgae periphyton was ranging from 5.567 to 34.841 sel.cm-2 (natural substrate) and 14.367 to 42.563 sel.cm-2 (artificial substrate). Biological index indicates that Ranu Pakis environment was belonging to stable (unpolluted) in site 1 and 2, while 3 was belonging to less stable (less polluted). However, there was no domination in all sites. Water quality values provide information that in general it still under of quality standards determined by PP No. 82 year 2001 for fisheries activites class III. Water quality components  including carbondioxide, transparency, nitrate, orthophosphate, and temperature simultantly influence the microalgae density of 39,7%. 
Pengenalan Bidang Kemaritiman Sejak Usia Dini melalui Pembelajaran Tematik Kelautan pada Siswa Taman Kanak Kanak M. Arif Zainul Fuad; Muhammad Musa
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 22, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.897 KB) | DOI: 10.17977/jpg.v22i2.1000

Abstract

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan keunggulan kompetitif di seluruh penjuru nusantara namun potensi tersebut  tidak tergarap dengan baik. Salah satu alasan mengapa potensi tersebut belum berkembang dan belum dimanfaatkan secara optimal adalah karena rendahnya pengetahuan dan minat masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi laut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat dan pemahaman bidang kemaritiman adalah dengan memasukkan pendidikan kebaharian dalam kurikulum pendidikan nasional pada semua level satuan pendidikan. Upaya ini merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi rendahnya semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia. Anak anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan agen penting dalam pembangunan kemaritiman. Oleh karena itu sangat penting untuk menumbuhkan minat dan semangat kebaharian pada mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan bidang kemaritiman bagi anak anak siswa taman kanak kanak melalui pembelajaran tematik kelautan yang telah disusun. Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan yaitu dengan dengan bermain, bercakap-cakap, bercerita, demostrasi, proyek dan pemberian tugas mampu meningkatkan pemahaman dan minat anak anak tentang kemaritiman.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v22i22017p093
Sosialisasi Model Budidaya Udang Vaname Dengan Teknologi “Ecogreen Aquaculture” Bagi Petambak Udang Di Wilayah Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Muhammad Musa; Febriyani Eka Supriatin; Sri Andayani; Yenny Risjani; Maftuch Maftuch; Asus Maizar Suryanto Hertika Maizar Suryanto Hertika Hertika
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2022.008.01.2

Abstract

The coastal area of Mayangan District is the center of the economic development of the city of Probolinggo. Mangrove forest management that lacks environmental standards such as fish and shrimp ponds and mangroves that are within the scope of the area, causes damage and decreases the quality and sustainability of coastal and marine resources. This Community Service intends to introduce intensive shrimp farming techniques in ponds that are environmentally friendly and sustainable as well as introduce the importance of mangrove ecosystems in coastal areas and in supporting the development of fish/shrimp cultivation business activities by socializing the vannamei shrimp cultivation model with "Ecogreen Aquaculture" technology. The forms of service activities that will be carried out include socializing the vannamei shrimp cultivation model , socializing the importance of mangrove ecosystems in improving the environment in supporting the development of aquaculture activities and trial activities of "Ecogreen Aquaculture" technology.
Factors Affecting Dissolved Oxygen at Bengawan Solo River: A Spatial Filtering with Eigenvector Technique Evellin Dewi Lusiana; Arief Darmawan; Sarah Hutahaean; Muhammad Musa; Mohammad Mahmudi; Sulastri Arsad
Jurnal Varian Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/varian.v5i1.1407

Abstract

The quality of the river changes according to the development of the surrounding environment which is influenced by various human activities. Analysis of factors affecting Dissolved Oxygen (DO) at Bengawan Solo River is crucial for river management purpose and pollution control. Previous research suggested the use classic multiple linear regression. However, DO measurement were usually took place of sampling sites along the river channel. Therefore, there is a high chance that the measurements results may spatially correlated. As the consequence, the utilization of multiple linear regression technique for the dataset can be inappropriate. In this paper, we applied a modification of multiple linear regression model to incorporate with spatial autocorrelation that exist in the data by adding control variable such vector eigen to the model which known as Spatial Filtering with Eigenvector (SFE). The results showed that nitrate and nitrite were the predictor variables that have a negative and significant effect. However, the model contains spatial autocorrelation. The application of SFE technique by adding three eigenvectors as control variables in the model succeeded in making the residual model free from spatial autocorrelation. However, a new problem arose where there was a violation of the non-heteroscedasticity assumption.
Optimalisasi Produksi Budidaya Benih Ikan Lele Melalui Sosialisasi Budidaya Semi-Intensif Pada Pokdakan Banturono Muhammad Musa; Evellin Dewi Lusiana; Sulastri Arsad; Aminudin Afandhi; Dwi Ayu Lusia; Mohammad Mahmudi
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 5, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v5i2.1294

Abstract

Abstrak: Malang Regency is an area that has a lot of natural resource potential, especially in the field of fisheries, both capture fisheries, and aquaculture. One of the aquaculture activities carried out by the community in Malang Regency, especially in Bantur Village is catfish aquaculture. This aquaculture activity is experiencing obstacles, namely the large proportion of operational costs for feed (> 60%) and the incompatibility of semi-intensive aquaculture practices that are applied, in which the absence of water quality monitoring has an impact on fish growth is not optimal. The purpose of this community service activity is to provide knowledge to catfish cultivators in Bantur Village about semi-intensive aquaculture systems and the manufacture of fish feed independently through training on pellet making machine technology applications. The socialization and training activities carried out have proven to be able to increase the knowledge of cultivators so that they can become their provisions to improve the quality and quantity of aquaculture products.Keywords: catfish; self-feed production; semi-intensive aquaculture; water quality;Abstract: Kabupaten Malang merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi sumberdaya alam terutama dalam bidang perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.      Salah satu kegiatan perikanan budidaya yang dilakukan oleh masyarakat di kabupaten Malang,  khususnya desa Bantur adalah budidaya Ikan Lele. Kegiatan budidaya ini mengalami kendala yaitu proporsi biaya operasional untuk pakan yang besar (> 60%) dan ketidaksesuaian praktik budidaya semi-intensif yang diterapkan, di mana ketiadaan pemantauan kualitas air yang ber-dampak pada pertumbuhan ikan menjadi tidak optimal. Metode dalam penelitian ini berupa konsultasi dengan Sosialisasi dan penyuluhan tentang teknologi budidaya benih Ikan Lele  menggunakan sistem semi intensif, dan Pendampingan aplikasi teknologi mesin pembuat pellet untuk men-dukung budidaya benih Ikan Lele semi intensif di Pokdakan Banturo-no Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pembudidaya Ikan Lele di desa Bantur mengenai sistem budidaya semi-intensif dan pembuatan pakan ikan secara mandiri melalui pelatihan aplikasi teknologi mesin pembuat pellet. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan terbukti dapat menambah pengetahuan pembudidaya, sehingga dapat menjadi bekal mereka untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil budidaya.           Kata kunci: budidaya semi-intensif; ikan lele; kualitas air; pakan mandiri.