Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

A Cytotoxic Flavanone from The Pod Peels of Theprosia vogelii Hook.f. Valentina Adimurti Kusumaningtyas; Nia Sri Hardianti; Melina Melina; Lia Dewi Juliawaty; Yana Maolana Syah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 6, No. 2, November 2020
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v6i2.17551

Abstract

Tephrosia vogelii Hook.f. is a species of the family Fabaceae (Leguminoceae). These plants are termed ″Polong-polongan″ in Indonesia, and are known to contain active flavonoid groups. Previous studies have shown the isolation of one known flavanone: isolonchocarpin from methanol extract, and the structure obtained was established based on chemical evidence as well as spectroscopic methods, including NMR, and also by a comparison with published data. This research is aimed at evaluating the cytotoxic property of methanol extract against larvae of Arthemia salina Leach, using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The results show potent cytotoxicity at LC50 of 41.40 ppm.
POTENSI LEMAK BIJI TENGKAWANG TERHADAP KANDUNGAN MIKROBA PANGAN PADA PEMBUATAN MIE BASAH Kusumaningtyas, V A -; Sulaeman, A. -; Yusnelti -
Bionatura Vol 14, No 2 (2012): Bionatura Juli 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.462 KB)

Abstract

Penggunaan bahan pengawet pangan sintetis yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat menjadi carcinogen agent, sehingga perlu dicari bahan pengawet pangan lain yang lebih aman dan berasal dari bahan alam. Salah satunya adalah lemak biji tengkawang. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Dipterocarpaceae. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi antimikroba dari lemak biji tengkawang (Shorea sumatrana Sym.) dalam pembuatan mie basah, karena dari penelitian sebelumya telah ditemukan senyawa aktif antimikroba yang sama. Metode yang digunakan adalah difusi agar (Niwa, 1997). Diperoleh hasil KHM mikrobapangan (E. coli, S. aureus, dan A. niger) dengan konsentrasi 4%, 4% dan 21% menunjukkan diameter hambatnya sebesar 16 mm; 14 mm dan 14 mm yang menunjukkan lemak biji tengkawang aktif terhadap ketiga mikroba tersebut dan hasil pengawetan optimum untuk mie basah adalah pada konsentrasi 18 %memberikan ketahanan selama 3 (tiga) hari pada suhu kamar (25oC).Kata Kunci: Lemak biji tengkawang, Shorea sumatrana Sym., pengawet pangan alam.
Analysis of Secondary Metabolites of Shoot, Callus Culture and Field Plant of Chrysanthemum morifolium Ramat Tia Setiawati; Alma Ayalla; Mohamad Nurzaman; Valentina A. Kusumaningtyas; Ichsan Bari
Jurnal ILMU DASAR Vol 21 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.129 KB) | DOI: 10.19184/jid.v21i1.8665

Abstract

The chrysanthemum plant (Chrysanthemum morifolium Ramat.) contains many secondary metabolites such as flavonoids and various volatile compounds that can be utilized as drugs. Tissue culture can be an alternative to enhance the production of certain secondary metabolite. The study aimed to determine the types of secondary metabolites that contained in shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. The research method was exploration in the laboratory to analyze and compare the content of secondary metabolite from shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. Callus was induced by explants of C. morifolium plantlet stems and leaves respectively on MS medium with an addition of 3 ppm 2,4-D + 2 ppm kinetin and 4 ppm 2,4-D. For shoot culture, single nodule explants with one leaf were planted on MS media with the addition of 1 ppm BAP. The secondary metabolite compouds were analized and identified by GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). The results showed that various types of secondary metabolites contained in shoot culture, callus and field plants of C. morifolium. In callus culture from leaf explants, four compounds from groups of alcohol, acetic acid and organosilicon were identified, whereas in callus culture from stem explants were identified eight compounds from aldehydes, esters, alkanes, and carboxylic acids group. In the shoot culture, nine compounds of alcohol, ketone, aldehyde, cycloalkane and organosilicon group were identified, while in the field plants five compounds were identified from the cycloalkanes, ketones, organoborones and organosilicon group. Some detected compounds have a potential as precursors of alkaloid, phenolic, and flavonoid.Keywords: chrysanthemum, culture, shoots, callus, secondary metabolites.
Prototipe Penentu Sudut Elevasi Lengan Meriam Secara Nirkabel Menggunakan Motor Langkah Berbasis Mikrokontroler Endang Rosdiana; Rahmat Awaludin Salam; Reza Fauzi Iskandar; Dudi Darmawan; Ahmad Marjan; Octo Emerald Siregar; Melina Melina; Vivien Restianim; Dewi Novianti; Valentina Adimurti Kusumaningtyas
INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science Vol 4 No 1 (2021): INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/intecoms.v4i1.2116

Abstract

Permasalahan yang biasa timbul pada pengendalian lengan meriam adalah kurangnya akurasi sudut yang terbentuk dan faktor keamanan dari operator meriam itu sendiri. Dengan mendisain suatu sistem kendali berbasis komputer yang dapat menghitung dengan teliti dan cepat, serta memanfaatkan teknologi nirkabel permasalahan itu dapat diatasi. Prototipe yang dibuat ini cukup sederhana, terdiri dari komputer dengan Bluetooth terpasang, modul bluetooth, mikrokontroler, motor langkah dan rangkaian elektrik penggerak motor langkah. Motor langkah digunakan untuk menggerakkan sistem mekanis baik secara vertikal maupun horizontal. Dari data pengukuran diperoleh karakteristik alat ini yaitu akurasi sudut vertikal lebih baik saat sudut elevasi melebihi 14.5⁰, sedangkan akurasi sudut horizontal lebih kecil saat sudutelevasi melebihi 180⁰, untuk tingkat kepresisian alat, sudut vertikal memiliki nilai ketidakpastian 0 sehingga untuk pengulangan dengan kondisi yang sama diperoleh nilai yang sama, sedangkan untuk sudut horizontal nilai ketidakpastian akan semakin besar saat sudut elevasi lebih dari 180⁰. Prototipe ini bekerja cukup baik dengan jarak maksimum antara komputer dan motor langkahnya 7 meter tanpa ada media penghalang, dengan tidak mempengaruhi sudut elevasi yang terbentuk
Effect of Light and Temperature Based on the Photosynthetic Characteristics of Ceratophyllum demersum as a Phytoremediation Agent Diana Lupitasari; Melina Melina; Valentina Adimurti Kusumaningtyas
Jurnal Kartika Kimia Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, Jenderal Achmad Yani University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.285 KB) | DOI: 10.26874/jkk.v3i1.53

Abstract

Oksigen yang kita hirup adalah hasil dari fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Hampir semua makhluk hidup bergantung pada energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemampuan tanaman coontail (Ceratophyllum demersum) dalam menghasilkan gas oksigen yang digunakan untuk kelangsungan hidup biota air serta mengetahui pengaruh suhu dan intensitas cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ingenhousz dengan tiga perlakuan berbeda yaitu ditempatkan pada ruangan terbuka, ruangan tertutup dan menggunakan air yang dipanaskan pada suhu 40 °C. Jumlah gelembung oksigen dengan hasil terbanyak adalah pada perlakuan suhu 40 °C yaitu 30 buah gelembung dalam 40 menit. Tanaman coontail baik digunakan sebagai agen fitoremediasi karena tanaman ini memiliki kemampuan berfotosintesis yang cukup baik untuk menjaga kelangsungan hidup biota air. Keyword: fotosintesis, Ceratophyllum demersum, suhu, cahaya, Ingenhousz
The Effect of LED Light Radiation on Photosynthesis Process Using Ingenhousz Experiment Asep Rizaludin; Melina Melina; Valentina Adimurti Kusumaningtyas
Jurnal Kartika Kimia Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, Jenderal Achmad Yani University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v3i2.61

Abstract

Proses fotosintesis reaksi terang umumnya terjadi di siang hari dengan bantuan sinar matahari. Namun proses fotosintesis juga bisa terjadi dengan bantuan selain sinar matahari. Lampu LED dapat memancarkan warna cahaya yang dapat mempercepat proses fotosintesis. Warna biru untuk fase vegetatif dan warna merah untuk fase generatif. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan bahwa fotosintesis tetap bisa berlangsung dengan bantuan cahaya LED. Penelitian ini dilakukan menggunakan percobaan Ingenhousz pada tanaman Amazon sword (Echinodorus bleheri). Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat gelembung udara terutama pada menit keenam setelah penyinaran dengan lampu LED yang mengindikasikan adanya oksigen hasil proses fotosintesis pada tanaman amazon sword. Kata kunci: Fotosintesis, LED, Percobaan Ingenhousz
Pengembangan Pembelajaran Jarak Jauh Bidang Kimia : Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Kimia Yenny Febriani Yun; Sari Purbaya; Abdi Wadud Safi'i; Dewi Meliati Agustini; Rahmaniar Mulyani; Anggi Suprabawati; Hernandi Sujono; Lilis Siti Aisyah; Valentina Adimurti Kusumaningtyas; Arie Hardian; Jasmansyah Jasmansyah; Senadi Budiman; Trisna Yuliana; Anceu Murniati; Muljadji Agma
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.124 KB) | DOI: 10.26874/jakw.v2i1.97

Abstract

Abstrak: Perkembangan metode pembelajaran saat ini terus berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk dalam situasi pandemi seperti ini, diperlukan media pembelajaran yang memadai agar tujuan belajar mengajar tercapai. Namun sampai saat ini media pembelajaran interaktif belum berkembang dengan optimal di Indonesia, meliputi tingkat pemahaman dan tingkat keterampilan guru dan dosen yang masih rendah. Maka upaya yang dilakukan untuk mengatasi situasi permasalahan tersebut di atas yaitu dengan memberikan beberapa materi yang terkait dengan upaya mengembangkan media pembelajaran interaktif agar pembelajaran yang diberikan meningkatkan minat dan kualitas belajar siswa. Bentuk kegiatan yang cocok yaitu webinar series dan workshop pelatihan pembuatan media pembelajaran secara interaktif. Pendekatan yang dilakukan melalui kegiatan webinar tentang literasi sains kimia dan workshop on line tentang kimia komputasi. Hasil kegiatannya yaitu untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan teknologi dan pengembangan media pembelajaran interaktif maka diperlukan suatu kegiatan berbentuk webinar yang bermanfaat bagi mereka dan menjelaskan bagaimana mengembangkan dan membuat media pembelajaran yang mudah dan dapat diterima oleh siswa dan mahasiswa, sedangkan untuk meningkatkan keterampilan diperlukan kegiatan workshop/pelatihan dalam rangka meningkatkan pembuatan media belajar yang atraktif. Kata kunci: metode pembelajaran, situasi pandemi, webinar series, workshop pelatihan, dosen, guru
Moluskisida Kombinasi Mikroenkapsulasi Daun Kacang Babi, Daun Serai Wangi, dan Kitosan sebagai Pembasmi Keong Mas pada Tanaman Padi Valentina Adimurti Kusumaningtyas; Devitri Amisa; Hernandi Sujono; Senadi Budiman; Sukrido Sukrido; Trisna Yuliana; Melina Melina; Yana Maolana Syah; Lia Dewi Juliawaty; Tia Setiawati; Endang Rosdiana
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2020): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.171 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v2i4.146

Abstract

Abstract In this research, acombination biopesticide, a combination biopesticide from Tephrosia vogelii leaves and Cymbopogon nardus leaves has been made as an exterminator of golden snail in rice plants. The golden snail is one of the plant pest organism in rice plants which are capable of damaging plant in a short time. This study aim to determine the efficacy of a combination biopesticide of a mixture of T. vogelii leaves extract, C nardus leaves and kitosan as golden snail pest exterminators in rice plants. Three types of variance were used, namely formula I (1:1:1), II (1:2:1) and III (2:1:1) from the mixture of T. vogelii leaves extract, C nardus leaves powder and chitosan. From the test results obtained the fastest inial death time were formulation I (24.49 hours), LC50 of 10,60 g/kg which mildly toxic, 100 % daily mortaly in formulation III (day 5) and the fastest efficacy in formulation III were 38.89 % (day 2). Keywords : Golden snail, combinations biopesticide, Tephrosia vogelii, cymbopogon nardus and chitosan Abstrak Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan biopestisida kombinasi dari daun kacang babi, daun serai wangi dan kitosan sebagai pembasmi keong mas pada tanaman padi. Keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tumbuhan pada tanaman padi yang mampu merusak tanaman dalam waktu cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi biopestisida kombinasi dari campuran ekstrak daun kacang babi, daun serai wangi dan kitosan sebagai pembasmi hama keong mas pada tanaman padi. Digunakan tiga jenis variansi yaitu formula I (1:1:1), II (1:2:1) dan III (2:1:1) dari campuran ekstrak daun kacang babi , serbuk daun serai wangi dan kitosan. Dari hasil pengujian diperoleh waktu awal kematian tercepat yaitu formula I (24,49 jam), LC50 sebesar 10,60 g/kg yang bersifat tosik ringan, mortalitas harian 100 % pada formula III (hari ke-5) dan rfikasi tercepat pada formula III yaitu 38,89 %(hari ke-2). Kata kunci : Keong mas, biopestisida kombinasi, kacang babi, serai wangi dan kitosan
Rancang Bangun Pendeteksi Kadar Formalin pada Mie Basah Menggunakan Sensor Warna TCS3200 : Design and Development of Formalin Contents Detection in Wet Noodles using Color Sensor TCS3200 Rani Laras Wati; Endang Rosdiana; Valentina Adimurti Kusumaningtyas
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.952 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i5.831

Abstract

Wet noodles have a short shelf life because they are spoiled more quickly by microorganisms. Therefore, some irresponsible wet noodle producers add formalin so that the noodles can last longer. However, formalin is a substance that is prohibited from being used because it is dangerous to health. In this research, an instrument has been made that can detect formalin levels in wet noodles which have formalin concentrations of 0 ppm, 40 ppm, 95 ppm and 150 ppm. The instrument consists of a TCS3200 color sensor and an ATmega328P microcontroller. The color detected by the TCS3200 sensor is the color from mixing the formalin wet noodle sample withreagent schiff's. Furthermore, the sample will be selected by the instrument based on the RGB color value detected by the TCS3200 color sensor. The test results obtained the reliability of the instrument in selecting the sample of formalin wet noodles with a concentration of 0 ppm worth 92.5%, 40 ppm worth 95%, 95 ppm worth 97.5% and 150 ppm worth 100%.
Pengontrolan Pemanfaatan Daun Kacang Babi dan Telur Keong Emas sebagai Nutrisi Alami pada Tanaman Cabai Hidroponik dengan Sistem NFT: Controlling the Utilization of Tephrosia vogelii leaves and Pomacea canaliculata eggs as Natural Nutrients in Hydroponic Chili Plants with the NFT System Endang Rosdiana; Rica Isma Ariij; Valentina Adimurti Kusumaningtyas
Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Sains dan Kesehatan (J. Sains Kes.)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v4i6.1325

Abstract

Salah satu efek  penggunaan nutrisi kimia AB-Mix dalam jangka panjang pada penanaman sistem hidroponik  adalah  tidak terserapnya seluruh unsur nutrisi tersebut oleh tanaman. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mengganti nutrisi kimia tersebut dengan jenis nutrisi alami. Pada penelitian ini telah dibuat rancang bangun sistem kontrol nutrisi alami untuk tanaman cabai sistem hidroponik, yang mana nutrisi alaminya terbuat dari daun kacang babi dan telur keong emas. Pengontrolan dilakukan terhadap kadar pH dan TDS dimana setpointnya telah disesuaikan dengan pH dan kadar TDS tanaman cabai hidroponik. Dari hasil kalibrasi diperoleh akurasi sensor pH sebesar 99,8% dan sensor TDS sebesar 89,04%. Adapun hasil pengamatan tumbuh kembang tanaman cabai hidroponik hingga hari ke-57, untuk yang menggunakan protein alami diperoleh tinggi tanaman setinggi 29 cm, lebar daun 6,5 cm, dan panjang daun 12,23 cm, yang mengunakan AB-Mix diperoleh tinggi tanaman 15,5 cm, lebar daun 4,95 cm, dan panjang daun 9 cm, dan tanaman yang tumbuh dengan menggunakan media tanah dimana tinggi tanaman 4,25 cm, lebar daun 1,625 cm, dan panjang daun 2,6 cm.