Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Politik Diplomasi Masa Revolusi Menuju Pengakuan Kemerdekaan Indonesia (1946-1949) edy suparjan; Ibnu Khaldun
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 7 No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : LP2M Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/sosio.v7i1.9431

Abstract

This paper aims to find out how the politics of diplomacy in the early days of independence, especially during the Syarir Cabinet to Hatta Cabinet, and to explain how the efforts of the Indonesian political elite to address diplomatic politics in the face of aggression and to analyze the role of third parties in Indonesian diplomacy. The method used in this research is a qualitative method, namely fact finding with the correct interpretation. Descriptive research is to study problems in society and the procedures that apply in society. The method used is literature study with data collection techniques by conducting a review study of books, literature, notes, and reports that have to do with the problem being solved. The conclusion of this research is that the political attitudes of the various Indonesian elites, the first group is that the government prioritizes the political path of diplomacy rather than armed resistance or 100 percent independence. The attitude of this first group is more influenced by the education they have received since studying in the Netherlands, among the first group are; Hatta, Syahrir, Setiadjid, Abdul Majid and Amir Syarifuddin and Agus Salim. This group believes that de jure the Netherlands is still strong and has the support of its allies such as Britain and America. Meanwhile, the second group who chose the armed or guerrilla resistance method in achieving 100 percent independence among this group was more than the opposition and military figures such as Tan Malaka, Panglima Sudirman and the leaders of the Masyumi and PNI parties. This conflict caused Sudirman to choose Guerrilla as the right way to achieve 100 percent independence. The conflict between Indonesia and the Netherlands ultimately requires American involvement in resolving the dispute between the two countries. This was proven by the US for the second time issuing a UN resolution to pressure the Netherlands to want to surrender sovereignty to the Indonesian republic even though under certain conditions, such as the Netherlands has not recognized the states belonging to the Republic of Indonesia and Papua. Then the independence of the Republic of Indonesia still has the remaining debt to the Dutch. Keywords : Politics, Diplomacy, Revolution, Independence
Hubungan Budaya Organisasi dan Kinerja Dosen dalam Motivasi Mahasiswa di STKIP Taman Siswa Bima Adi Apriadi Adiansha; Ibnu Khaldun Sudirman; Asriyadin Asriyadin
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 9 No 2 (2019): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v9i2.210

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hubungan antara budaya organisasi dan kinerja dosen dengan motivasi mahasiswa di STKIP Taman Siswa Bima. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei, Sampel dikumpulkan dari 40 dosen yang diperoleh dengan teknik acak, melalui instrumen angket yang telah divalidasi menggunakan skala likert 1-5. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi. Temuan penelitian adalah: (1) ada hubungan budaya organisasi dengan motivasi mahasiswa; (2) ada hubungan kinerja dosen dengan motivasi mahasiswa; (3) ada hubungan budaya organisasi dan kinerja dosen dengan motivasi mahasiswa. Hasil penelitian menyiratkan bahwa dalam budaya organisasi, kinerja dosen, motivasi mahasiswa
Kajian Geo Homestay Kawasan Geopark Tambora Zulharman Zulharman; Ibnu Khaldun Sudirman; Asriyadin Asriyadin
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 8 No 1 (2018): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpi.v8i1.115

Abstract

Homestay adalah sebuah rumah tinggal yang berada di dekat kawasan wisata yang berfungsi untuk penginapan sementara bagi wisatawan untuk melihat dari dekat kehidupan sehari-hari masyarakat, melihat pemandangan, dan bahkan menjalani kehidupan seperti penduduk lokal. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui model pengelolaan homestay yang ada di kawasan geopark Tambora Kabupaten Bima dan Dompu, Provinsi NTB. Penelitian dilaksanakan di kawasan Geopark Tambora yang terdiri dari wilayah Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu dan Kecamatan Tambora Kabupaten Bima. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 sampai Juni 2018. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan rasionalistik dengan analisa deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara snowball, observasi lapangan dan studi kepustakaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan studi kepustakaan yang meliputi jurnal, buku dan media internet. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kawasan Geopark Tambora terdiri dari 10 geosite utama yang memiliki daya tarik wisata. Potensi wisata pada setiap geosite berbeda-beda sehingga memerlukan konsep geohomestay yang mencerminkan potensi pada setiap geosite. Terdapat 7 kawasan utama sebaran geo homestay yang akan dikelola berdasarkan criteria antara lan akes, jarak anatar geosite, pemukiman dan fasilitas penunjang geo homestay. Perancangan kawasan geo homestay harus memperhatikan unsur-unsur kandungan lokal seperti rumah-rumah penduduk serta budaya dan tradisi yang ada untuk diterapkan dalam tema geo homestay.
Kearifan Lokal dalam Model Pelaksanaan Kerukunan Masyarakat dalam upaya Meminimalisir potensi terjadinya Konflikdan Pertikaian Masyarakat di Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima Suherman Suherman; Samsudin Samsudin; Ibnu Khaldun Sudirman
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 10 No 1 (2020): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kondisi kerukunan di Masyarakat di Kecamatan palibelo; (2) Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimanakah bentuk kerukunan masyarakat dapat mencegah terjadinya konflik Internal di Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan Partisipatory Action Researche (PAR) Pembentukan Wadah Kerukunan dan Ketahanan Masyarakat Lokal. Sasaran penelitian ini adalah masyarakat/umat beragama di wilayah Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima, Provinsi NTB. Pemilihan wilayah ini sebagai sasaran penelitian dikarenakan beberapa faktor. Pertama, wilayah Kecamatan Palibelo terletak di antara Pusat Kota Bima dan Gerbangnya Kabupaten Bima; Kedua, menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip oleh Rahman, etnis Palibelo termasuk tipe masyarakat pedesaan dan tidak mengalami gelombang pengaruh kebudayaan luar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kerukunan di wilayah Kecamatan Palibelo cukup baik. Meski di wilayah ini terdapat tiga kelompok penganut agama tetapi mereka dapat hidup berdampingan secara damai. Konflik yang pernah terjadi berupa: konflik vertical, horizontal dan dan potensi konflik pun dapat terminimalisir beerkat upaya dan kiat serta peran serta seluruh element yang ada di Kecamatan Palibelo.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA SAMBORI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN POTENSI EKOWISATA Zulharman Zulharman; Junaidin Junaidin; Ibnu Khaldun; Hadi Santoso
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.568 KB) | DOI: 10.36312/jime.v3i2.201

Abstract

Tujuan penelitian berdasarkan inventarisasi permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan.  Tujuan penelitian ini adalah : Mengaji kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya alam di Desa Sambori dan Mengaji potensi eko etno wisata yang dapat dikembangkan di Desa Sambori. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sambori Kabupaten Bima Propinsi NTB. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November  2016 sampai dengan Maret 2017. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan observasi. Penelitian ini menginventasir kearifan lokal yang dimiliki masyarakat desa Sambori, mengkaji kondisi, potensi wisata dan pasar wisata di Desa Sambori sebagai dasar untuk menentukan strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Analisis data dengan Menggunakan prosedur antara lain menelaah data dan informasi, Reduksi data dan informasi, Menyusun data dan informasi yang diperoleh, Mengkategorikan data da informasi, dan Mendeskripsikan dan membahasnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Kearifan lokal masyarakat sambori dalam mengelola smberdaya alam khuusnya dalam kegiatan pertanian adalah sebelum membuka lading. Tradisi masyarakat sambori yang sebagian besar mengembangkan tanaman apotik hidup merupakan suatu bentuk tradisi sebagai bentuk hubungan adaptif ntara masyarakat dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya yang memang cocok untuk mengembangkan tanaman obat. Masyarakat dsa sambori memiliki 30 jenis atraksi budaya yang unik. Atraksi budaya dan tradisi masyarakat sambori merupakan suatu hasil interaksi antara alam dan budaya sehingga budaya dan alam menjadi sesuatu yang tak terpisahkan. Potensi ekotourism dan etnotoursm desa sambori sangat besar untuk dikembangkan karena didukung daerah Bima sebagai daerah segitiga emas kunjungan wisatawan
Pengembangan Potensi Ekowisata Suku Sambori Bima Nusa Tenggara Barat Indonesia Zulharman Zulharman; Mochamad Noeryoko; Ibnu Khaldun
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jime.v7i1.1707

Abstract

The objectives of this study were: a. Identifythe potential for ecotourism based on family medicinal plants (toga) that can be developed in Sambori Tribe b. Identify the right strategy for developingecotourism based on family medicinal plants (toga) in Sambori Tribe based on community and stakeholder perceptions. Research Methods:The research method used descriptive methods with survey and observation techniques. Data collection used purposive sampling, the data consisted of aspects of tourism products and markets, economic and business benefits from ecotourism activities and the socio-economic conditions of the community. Product aspects include the main potential of flora, namely toga plants, fauna, natural attractions and landscapes, amenities, accessibility and the socio-cultural life of the community. The market aspect consists of potential tourists in Sambori Tribe. Key informants (Stakeholders). In this study, thestrategy is not only subjective to the researcher, the researcher also involves the opinions of related experts to become respondents. Results and Discussion:  The results of the research that Sambori Tribe had a variety of toga plants with  the potential as a tourist attraction.Sambori Tribe has a diversity of flora and fauna potentials as well as a very suitable landscape potential as a tourist attraction. Conclusion: Sambor Tribe has the potential of flora and faund and the landscape.  The future strategy for developing ecotourism of Toga in Sambori Tribe includes optimizing the potential of toga plants in terms of cultivation, land management and processing potential of toga plants, developing high potential of biological natural resources, both flora and fauna, and natural panoramas
DEMONTRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA (STUDI KASUS DESA DENGAN TIPOLOGI TRANSISIONAL, TRADISIONAL DAN MODERN DI KABUPATEN BIMA Ibnu Khaldun
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.777 KB) | DOI: 10.36312/jime.v3i1.116

Abstract

This research was motivated by variety of understandings of political activities in villages. The article argues that village is considered as the basic for the formation of political society and government in Indonesia, which is also the basis for this democratic nation. This consideration can be seen from the activities of village’s headman elections. Headman election is a political activity that shows how democratic process can take place in village level. Therefore, headman elections cannot be separated from the dynamic development of the political situation in the village. It is not merely a power struggle within the leadership’s succession in the village or the campaign strategy applied to gain support from the wider community, but more than that it is all about prestige, dignity and honor. So for the villagers, the headman election is more emotional and rational in comparison with other elections such as local elections, even presidential elections. This research examines the Headman Election with direct analysis of three villages with different typologies. They villages are Nunggi Village in Wera, Bima (Traditional Village); Riamau Village in Wawo, Bima (Transitional Village); Rada Village in Bolo, Bima (Modern Village). Those three villages are located in the province of West Java. The result shows that practice of democracy in those three villages has worked partly according to some ideal criteria of democracy, nevertheless has not worked yet in some others criteria
Development of ecotourism potential in Sambori Tribe, Bima, West Nusa Tenggara, Indonesia Zulharman Zulharman; Mochamad Noeryoko; Ibnu Khaldun
Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality Vol 4 No 1 (2021): JASTH: Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality
Publisher : Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/jasth.v4i1.2291

Abstract

The purpose of this research is to explore the potential of ecotourism that can be developed in Sambori Tribe, Bima. Besides, to identify the right strategy for developing ecotourism on family medicinal plants in Sambori Tribe based on community and stakeholder perceptions. The research method used was descriptive methods with survey and observation techniques. The study using purposive sampling to get the correct data. The data is in the form of local herbal products developed into tourism destinations and economic benefits that are to improve the economic welfare of marginalized communities. Aspects of the development include flora in the form of herbs, fauna, natural attractions with a view of the mountains with cool air. in addition, this herbal plant can improve the accessibility and socio-cultural life of the community. Furthermore, the improvement of quality of life in Sambori, Bima is carried out through herbal obar plants to improve the quality of healthy life as well as an area with the potential of herbal plant ecotourism. It has a diversity of flora and fauna potentials as well as a very suitable landscape potential as a tourist attraction. The result of the study found that Sambori Tribe has the potential of flora and fauna and the landscapes.Public health development strategies in the future, not only can be done in hospitals, it can also be done at home through live pharmacies based on medicinal family plants that can be used as an improvement of public health, economy and ecotourism in the Sambori Tribe. in addition, with the potential of live pharmacies, will have an impact on the appeal of high biological nature with a beautiful natural panorama.
Workshop Pengolahan Sampah dan Pendirian Bank Sampah bagi Ibu Rumah Tangga Desa Bolo Kecamatan Madapangga Ratnah Ratnah; Ibnu Khaldun Sudirman; Suratman Suratman; Rizalul Fiqry
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2021
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v1i2.66

Abstract

Desa Bolo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Masyarakat desa Bolo pada umumnya berlatar belakang petani. Selama ini, masyarakat banyak mendapatkan masalah yang antara lain yaitu masalah limbah lingkungan, banyak sampah yang berserakan yang membuat desa kelihatan tidak indah, minimnya pengetahuan masyarakat dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga yang menjadi mitra kegiatan dalam mengolah sampah menjadi bahan produktif yang bernilai ekonomis, rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pengangguran, tidak adanya program pelatihan, pendampingan dri pemerintah, LSM, dan Organisasi-Organisasi Kemasyarakatan dalam membantu masyarakat mitra dalam memberi pengetahuan bagaimana mengolah sampah menjadi bahan produktif, bagaimana cara mendirikan Bank Sampah, bagaimana cara berhubungan dengan pihak Bank Sampah. Melihat permasalahan yang dihadapi para ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok tani mitra di atas, maka sangat diperlukan pelatihan pengolahan sampah menjadi bahan produktif dan pelatihan pendirian Bank Sampah yang bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra. Pelaksanaan kegiatan PKM ini direncakan selama 3 bulan dengan sasaran dan target yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra yang ada di desa Bolo dalam mengolah sampah menjadi bahan produktif yang bernilai ekonomis sehingga terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi kelompok mitra. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan Pengabdian ini adalah sebagai berikut: 1.) Tahap Observasi Lapngan, 2.) Tahap Sosialisasi Kegiatan, 3.) Tahap Peningkatan Kesadaran (Awarness Level), 4.) Tahap Pemantapan (Maturity Level), 5.) Tahap Pendampingan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan kemitraan kepada masyarakat ini adalah terlaksananya luaran yang ingin dicapai yaitu: 1. Adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran mitra dalam mengolah sampah rumah tangga menjadi bahan produktif yang bernilai Ekonomis, 2. Adanya peningkatan pengetahuan anggota mitra dalam mengolah sampah organik dan an organik, 3. Terciptanya kelompok usaha baru bagi anggota Mitra di bidang pengolahan sampah, 4. Adanya pengetahuan mitra dalam membangun hubungan dengan pihak Bank Sampah. 5. Dokumentasi Kegiatan berupa Photo dan Video Kegiatan. Adapun kesimpulan kegiatan ini adalah workshop pengolahan dan pendirian bank sampah ini mendapat respon dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu rumah tangga akan manfaat sampah bagi kehidupan masyarakat.
Mapping the Potential of Conflict Between Villages in the Bima District Syarif Ahmad; Ibnu Khaldun; Seta Basri; Ahmad Chumaedi
Journal of Government and Civil Society Vol 7, No 1 (2023): Journal of Government and Civil Society (April)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jgcs.v7i1.6799

Abstract

This study aims to determine the map of potential inter-village conflicts, identify various factors triggering inter-village conflicts and formulate strategies for handling inter-village conflicts that occur in Bima Regency, West Nusa Tenggara Province. To answer research problems, qualitative  methods with descriptive analysis  are used, while case studies are used to limit this study to the specificity of  certain  characteristics and limitations of certain areas. Bima Regency consists of 18 sub-districts where conflicts between villages have the potential to occur in 5 sub-districts, namely; Woha sub-district, Monta sub-district, Belo sub-district, Bolo sub-district and Sape sub-district. The trigger factors for conflict include  the abuse of narcotics and drugs (drugs), liquor (Miras), and differences of understanding between individual citizens. The  actors involved   in inter-village conflicts are educated college graduates who are unemployed and village elites who lose in contesting the Village Head election. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta potensi konflik antarkampung, mengidentifikasi berbagai faktor pemicu terjadinya konflik antarkampung dan perumusan strategi penanganan konflik antarkampung yang terjadi di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, sementara studi kasus digunakan untuk membatasi studi ini pada kekhususan karakteristik dan keterbatasan wilayah tertentu. Kabupaten Bima terdiri dari 18 Kecamatan di mana konflik antar kampung berpotensi terjadi terjadi pada 5 Kecamatan, yaitu; Kecamatan Woha, Kecamatan Monta, Kecamatan Belo, Kecamatan Bolo dan Kecamatan Sape. Faktor-faktor pemicu terjadinya konflik antara lain yakni dipicu oleh penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (Narkoba), minuman keras (Miras), dan selisih paham antar individu warga. Adapun para aktor yang ikut terlibat dalam konflik antarkampung yaitu kaum terdidik lulusan Perguruan Tinggi yang menganggur dan elit-elit desa yang kalah dalam kontestasi pemilihan Kepala Desa.