Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pancasila sebagai Landasan Filosofi Pendidikan Karakter Kurikulum 2013 Bayu Ananto Wibowo
Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Vol. 6 No. 1 (2020): Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35569/biormatika.v6i1.678

Abstract

Penerapan Pendidikan Karakter pada kurikulum 2013 adalah salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi permasalahan moral di Indonesia. Terdapat 18 nilai-nilai karakter yang menjadi fokus dalam pendidikan karakter di kurikulum 2013, yang bisa di komparasikan dengan landasan dasar negara Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berlandasakan Pancasila. Kelima nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila merupakan inti hidup dalam kebudayaan bangsa, sekaligus menjadi tuntutan dan tujuan hidupnya, serta menjadi ukuran dasar seluruh perikehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain, pada hakikatnya adalah moral, moral bangsa Indonesia yang mengikat seluruh warga masyarakat, baik sebagai perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa. Oleh karena itu sudah seharusnya Pendidikan Karakter pada kurikulum 2013 sesuai dengan falsafah Pancasila.
Comparative Study of Attitude Assessment Between Senior High School and Vocational High School Bayu Ananto Wibowo
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2133

Abstract

Character education which is the main focus of the 2013 curriculum makes teachers not only fixated on cognitive assessment, but also required to give an affective assessment. In practice, the assessment of attitudes at the Senior High School and Vocational High School levels has differences in terms of the assessment instrument and the assessment process. This study aims to determine, (1) Attitude assessment conducted at the Senior High School level, (2) Attitude assessment conducted by Vocational High School, (3) To determine the comparison of attitude assessments between Senior High School and Vocational High School. Data retrieval in this study was carried Senior high schools at Yogyakarta and Vocational High School at Yogyakarta.
Nilai Filosofis Sestradi Puro Pakualaman Yogyakarta Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Windi Wulandari Iman Utama; Yanuar Bagas Arwansyah; Bayu Ananto Wibowo
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 5 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i5.2641

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan temuan tentang pengembangan nilai karakter anak usia dini melalui nilai filosofis serat sestradi di Pakualaman Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah anak usia dini di Tepas Pawiyatan Pakualaman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi etnografi. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Serat sestradi sebagai pedoman dalam pengembangan nilai pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak melalui tembang, dolanan, dongeng, dan bahasa. (2) Tepas Pawiyatan Pakualaman dalam pembelajarannya berpedoman pada ajaran sestradi yang mengandung 21 ajaran perilaku baik yaitu ngadeg (takwa), sabar (sabar), sokur (syukur), narima (tulus ikhlas), sura (berani), mantep (mantap hati), temen (bersungguh-sungguh), suci (suci), enget (inget), sarana (sarana), istiyar (ikhtiar), prawira (perwira), dibya (bijaksana), swarjana (cerdas), bener (lurus hati), guna (pandai), kuat (kuat), nalar (nalar), gemi (hemat), prayitna (waspada) lan (dan) taberi (rajin).  (3) Karakter anak terbentuk setelah dilakukan pengembangan nilai pendidikan karakter melalui serat sestradi
PENDAMPINGAN NILAI-NILAI KARAKTER MULTIKULTURAL PADA WARGA DUSUN SAWAHAN KALURAHAN PANDOWOHARJO KAPANEWON SLEMAN Muhammad Iqbal Birsyada; Triwahana Triwahana; Darsono Darsono; Siswanta Siswanta; Fahruddin Fahruddin; Bayu Ananto Wibowo
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.8248

Abstract

Secara kultural pada tiap masyarakat memiliki tata nilai dan kebudayaan masing-masing yang telah disepakati bersama dan diwariskan dari generasi ke-generasi. Kebudayaan yang telah lestari ini jika tidak dirawat dengan baik akan menimbungkan berbagai persoalan seperti perbedaan pemahaman masyarakat yang nantinya jika dibiarkan akan menimbulkan konflik sosial dan disharmoni sosial.  Kegiatan pengabdian ini dilakukan selama tiga pertemuan yang didahului dengan oberservasi awal di lapangan, perkenalan serta persiapan  pendampingan sosialisasi pemantapan nilai-nilai multikultural pada warga Sawahan Pandowoharjo Kapanewon Sleman. Kegiatan ini dilakukan di dalam ruangan pertemuan tempat Dukuh Sawahan Pandowoharjo. Peserta pemantapan nilai-nilai multikultural berjumlah 47 orang. Selain melalui penyuluhan dan sosialisasi juga dilakukan pendampingan selama proses pengabdian berlangsung. Pada penyampaian materi dilakukan presentasi dan tanya jawab dengan peserta yang kemudian diikuti dengan memerikan wawasan dan konsep pengembangan model pemantapan nilai-nilai multikultural kepada warga yang hadir. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah warga masyarakakat Dukuh Sawahan Pandowoharjo mendapatkan pengetahuan baru berkenaan dengan pemahaman multikultural masyarakat. Selain itu juga masyarakat dapat mengembangkan bagaimana mengembangkan nilai dan tradisi budaya lokal yang selama ini sudah menjadi icon masyarakat agar tetap lestari dan diwariskan dari generasi ke generasi. Saran dari pengabdian ini adalah pentingnya komunikasi yang lebih intensif antara warga masyarakarakat. Selain itu perlu dukungan dari pemerintah setempat untuk dapat lebih mendorong nilai dan tradisi budaya yang ada di Sawahan Pandowoharjo agar lebih berkembang maju.Kata kunci: Pemantapan, Nilai-Nilai karakter, Multikultural, Dusun Sawahan
EKSISTENSI TRADISI LISAN SEBAGAI SUMBER SEJARAH LOKAL Bayu Ananto Wibowo
Estoria: Journal of Social Science and Humanities Vol 3, No 1 (2022): Estoria: Journal of Social Sciences & Humanities
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/je.v3i1.1178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi tradisi lisan sebagai sumber sejarah lokal. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah memberikan gambaran, atau deskriptif mengenai fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi. Bahwasannya tradisi lisan sebagai salah satu sumber sejarah lokal pada praktiknya seringkali terpinggirkan. Hal ini wajar, karena tradisi lisan berdasar pada memori/ingatan manusia yang diwariskan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi. Sehingga tingkat subjektivitasnya tinggi. Salah satu upaya agar tradisi lisan dapat digunakan sebagai sumber sejarah lokal adalah dengan mewujudkannya dalam bentuk rekaman suara atau tulisan dengan teknik wawancara. Catatan wawancara dan rekaman suara akan berguna sebagai bagian dari dokumen yang siap diolah dan dianalisis sedemikian rupa dengan dokumen pendukung lainnya, sehingga dapat disajikan kedalam bentuk informasi yang lebih baik. Selain sebagai dokumen penelitian sejarah lokal, eksistensi tradisi lisan sejarah lokal dewasa ini memiliki fungsi yang mampu menciptakan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Kajian Kebijakan Kurikulum Indonesia 1947-2013 Bayu Ananto Wibowo
Journal on Education Vol 3 No 4 (2021): Journal on Education: Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v3i4.2149

Abstract

This study aims to determine the direction of policies and goals of Indonesian education from 1947 to 2013 through quality control of education, namely the curriculum. This study uses the method of literature review. The steps of this research are to collect literature sources that support the research, read and analyze the literature, then process the research material into a literature review. The results of this research are reports or information that can be sources or references used for various purposes in the world of education.
Feminisme Indonesia Bayu Ananto Wibowo
KARMAWIBANGGA: Historical Studies Journal Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study uses the method of a literature review. The purpose of this research is to produce studies that are useful for understanding certain phenomena or deepening our understanding of Indonesian feminism. The result of this research is an understanding of the study of Indonesian feminism, which includes many themes and issues related to women's rights, gender equality, and violence against women. As a social and political movement, feminism in Indonesia has experienced developments and changes since its inception in the 1900s. However, feminism in Indonesia is also faced with many challenges, such as cultural and social resistance to the concept of gender equality, the use of religion and traditions as tools to justify discrimination against women, and a lack of awareness and understanding of feminist issues among the public. Overall, the study of Indonesian feminism is an important movement in advocating for women's rights and gender equality.
Pembelajaran sejarah melalui folklore Ki Ageng Mangir untuk penanaman nilai kearifan lokal Bayu Ananto Wibowo; M Miranti
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 13, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v13i2.14368

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses penanaman nilai kearifan lokal melalui pembelajaran sejarah lokal berbasis folklore. Mengingat ada masalah bagaimana penanaman nilai kearifan melalui rekonstruksi folklore Ki Ageng Mangir pada siswa X IPS SMA Muhammadiyah Bantul. Penelitian menggunakan metode kualitatif yang berusaha menjabarkan pelaksanaan nilai-nilai tatkala berlangsungnya pembelajaran sejarah di kelas, terutama saat menghadirkan cerita sejarah Ki Ageng Mangir. Pengumpulan data dengan melaksanakan observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran, wawancara siswa dan dokumentasi kegiatan. Hasil temuannya diproses dengan analisis interaktif serta triangulasi metode. Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa siswa kelas X IPS SMA Muhammadiyah Bantul dapat membantu mendorong peningkatan nilai kearifan lokal yang ada di folklore kisah Ki Ageng Mangir terutama segi budaya, religius, seni, moral. Selain itu peningkatan kompetensi berpikir kritis siswa muncul karena dalam pembelajarannya mengkaitkan materi folklore dengan praktik pada saat melaksanakan hidup sehari-hari. Sehingga siswa merasakan ikatan lebih kuat dengan identitasnya dan menjadi agen perubahan yang peduli pada pelestarian serta pengembangan budaya.
PENDAMPINGAN WISATA BERBASIS PENDIDIKAN DAN KESEJARAHAN PADA MASYARAKAT DI SEKITAR RAWA KALIBAYEM NGESTIHARJO Muhammad Iqbal Birsyada; Darsono Darsono; Bayu Ananto Wibowo; Fahruddin Fahruddin; Triwahana Triwahana; Aldrin Febriansyah; Siswanta Siswanta
Abdimas Galuh Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i2.11184

Abstract

Lokasi Rawa Kalibayem terletak di Kalurahan  Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Tempat ini memiliki potensi wisata dan nilai sejarah yang besar di mana Rawa Kalibayem pernah menjadi tempat uji coba kapal selam pertama milik Indonesia pada tahun 1947-1948. Apabila ditata serta dikelola  dengan baik, Rawa Kalibayem dapat menjadi ruang publik yang nyaman bagi masyarakat sekaligus sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Bantul. Potensi Rawa Kalibayem sangat besar apabila masyarakat dapat bekerjasama dan mampu memberdayakan kemampuannya dengan pengelolaan Rawa Kalibayem yang sehat dan baik. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisai dan pendampingan partispasi aktif dengan masyarakat. Hasil pengabdian ini ditemukan fakta di lapangan bahwa kondisi sosial masyarakat masih kurang sadar akan pelestarian dan pengembangan kawasan wisata Rawa Kalibayem.  Kondisi lokasi yang kurang terawat seperti banyaknya sampah dan enceng gondok menandakan area Rawa Kalibayem masih belum dioptimalkan untuk wisata masyarakat. Selain itu kurangnya koordinasi antara warga sekitar dengan pemerintah desa menyebabkan tidak berkembangnya pengelolaan area wisata ini. Oleh sebab itu, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat  mengenai menejemen pengelolaan desa wisata berbasis edukasi, sejarah dan budaya kepada masyarakat di Kalurahan Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dengan melibatkan berbagai elemen seperti pihak Kalurahan, Pokdarwis dan masyarakat setempat. Keterbatasan waktu dalam pengabdian ini memberikan masukan untuk dilakukan tindaklanjut dengan fokus pada pendampingan pengembangan wisata Pendidikan dan Kesejarahan serta melakukan rekonstruksi Kembali narasi sejarah Rawa Kalibayem. Kata kunci: Pendampingan, Wisata, Pendidikan, Kesejarahan, Rawa Kalibayem